Buletin al-Islam Edisi 347
Keterlibatan Sejumlah Negara Tetangga Irak, Khususnya Suriah dan Iran, Telah Melukai Perasaan Kaum Muslim
Amerika, meminjam mulut bonekanya di Irak, Nuri al-Maliki, menyerukan konferensi esok (Sabtu, 10/3/2007) di Baghdad-yang dihadiri oleh sejumlah negara anggota Dewan Keamanan PBB dan sejumlah negara tetangga Irak-untuk memberi stempel kepada konferensi tersebut agar berskala internasional dan regional sekaligus. Tetapi, pada faktanya, dilihat dari bukti ucapan al-Maliki, konferensi itu tidak lebih dari negosiasi langsung antara Amerika yang menyerukan konferensi tersebut, serta
Dengan demikian, negara-negara tersebut tidak lebih dari pihak yang meminta dan yang diminta. Adapun tujuan konferensi itu sendiri, dilihat dari apa yang diungkapkan dengan penuh kepalsuan, adalah “menjamin keamanan bagi rakyat Irak”. Namun, tujuan sejatinya baik “di balik tirai” maupun “di atas tirai” adalah menyelamatkan Amerika dari situasi kritis yang dihadapinya sekaligus menjamin kelancaran rancangan lamanya yang diperbarui mengenai Timur Tengah-yang disebut dengan Rancangan Timur Tengah Besar dan Baru-berikut segala hal yang terkait.
Agar umat Islam menyadari fakta masalah ini dengan sebenarnya, kami terpaksa kembali ke belakang:Sesungguhnya Amerika telah menjajah Irak. Amerika mengira, bahwa oposisi Irak di luar negeri-yang kemudian digiring masuk kembali ke Irak dengan dikawal sejumlah tank di depan dan di belakang mereka-akan memberikan jaminan kepada Amerika berupa stabilitas nasional di Irak sekaligus menyiapkan politik Amerika pada titik awal yang aman, mulai dari Irak hingga ke seluruh wilayah Timur Tengah secara keseluruhan. Dengan begitu, Amerika bisa menguasai seluruh wilayah Timur Tengah termasuk seluruh kekayaan tambangnya, khususnya sumberdaya minyak dan posisinya yang strategis; selanjutnya Amerika berharap bisa membentuk benteng penghalang yang kokoh untuk mencegah bersatunya umat Islam dan tegaknya negara mereka, yakni Khilafah Rasyidah.
Tetapi, aksi perlawanan besar di Irak telah meruntuhkan perhitungan Amerika. Jumlah korban tewas dari pihak Amerika yang terus meningkat juga telah meruntuhkan pola pikir dan tindakan Amerika. Amerika kemudian melakukan sejumlah tindakan kriminal yang kejam dengan menyerang penduduk sipil dan para tahanan, serta menyerang batu dan pepohonan sampai suatu tahapan, dimana semuanya itu akan membuat sebagian orang yang ditimpa kebutaan (mata hatinya), yang selama ini berjalan di belakang Amerika, bisa melihat dan melepaskan diri dari Amerika. Amerika kemudian beralih menyulut konflik Sunni-Syiah, dengan membagi satu pos untuk Sunni dan yang lain untuk Syiah; satu pasar di sini dan satu pasar di sana. Namun, semua itu tidak mampu mengeluarkan Amerika dari kondisi kritis yang dialaminya; bakan krisis yang dialami Amerika bertambah parah dan makin meluas. Amerika bahkan tidak menemukan jalan keluar termasuk untuk menyelamatkan diri, kecuali dengan menggerakkan para agennya, yaitu para penguasa Irak dan Timur Tengah, agar mereka kokoh berdiri di hadapan Amerika. Para penguasa antek Amerika ini kemudian berusaha mencari solusi agar bisa keluar dari kondisi kritis yang dialaminya, serta memberikan jaminan keberlangsungan pendudukannya di Irak, dan memberikan kemudahan untuk memulai Rancangan Timur Tengah-nya yang busuk dalam rangka membentuk sejumlah kawasan yang bergolak di wilayah ini -di Palestina, Libanon, Suriah, Irak dan Iran- sebagaimana yang dikehendaki oleh Amerika. Caranya dengan mengumpulkan para penguasa di sebuah meja bundar dalam sebuah konferensi yang merupakan rangkaian dari Konferensi Madrid; yang tidak layak disebut.Sesungguhnya upaya mengumpulkan para penguasa tersebut membutuhkan faktor pemicu. Pemicu pertama adalah Serangan Bulan Juli (oleh Yahudi) atas Libanon. Namun, ternyata kemenangan kelompok perlawanan Islam telah membuyarkan rencana Amerika, sehingga Amerika tidak bisa mengumpulkan para penguasa itu, baik di ‘meja bundar’, maupun ‘meja panjang’!Di sela-sela itu, kondisi kritis yang dialami Amerika di Irak semakin bertambah parah. Korban tewas di pihak Amerika juga terus meningkat. Panasnya bumi di bawah telapak kaki Amerika juga semakin meningkat dan menyala-nyala. Pada saat yang sama, Amerika mempublikasikan sebuah dokumen dari Lembaga Kajian Baker Hamilton. Sebagaimana yang pernah kami sampaikan sebelumnya, bukan sebuah kebetulan jika Amerika mempublikasikan lembaga yang bermasalah itu (Pusat Kajian Baker Hamilton) sejak beberapa bulan sebelumnya, yakni mempublikasikan dokumen itu di tengah-tengah kondisi semacam ini, sebagai bukti nyata kegagalan Amerika akibat sejumlah serangan militer, baik karena serangan terhadap Irak ataupun Serangan Bulan Juli oleh Yahudi atas Libanon. Karenanya, dokumen itu hadir untuk melancarkan kembali sejumlah rencana Amerika untuk membentuk wilayah Timur Tengah. Tetapi, kali ini dengan mengatasnamakan “Serangan Diplomasi”, sebagaimana yang tercantum dalam dokumen itu, untuk mengganti istilah “Serangan Militer”.Keputusan Lembaga Kajian Baker itu semakin mengerucut pada negara-negara tetangga Irak dalam wujud yang sangat jelas, khususnya Suriah dan Iran. Dalam keputusan tersebut tercantum: Amerika Serikat wajib bergabung secara langsung dengan Iran dan Suriah dalam upaya memperoleh komitmen dari kedua negara itu dengan sejumlah kebijakan pembangunan bagi Irak serta persoalan-persoalan regional lainnya. Washington harus berpikir tentang berbagai motif, juga berbagai akibatnya, agar Amerika memperoleh hasil yang positif. Harus ada pembahasan tentang suatu kemungkinan untuk mengulangi kerjasama Iran-Amerika di Afganistan untuk diterapkan dalam siatuasi di Irak.Dari tempat yang tinggi, memang sangat jelas; bagi tim Lembaga Kajian Baker-Hamilton, baik dari kelompok Republik maupun Demokrat, bahwa Bush tidak mampu meletakkan dokumen itu di balik punggungnya. Tetapi, Amerika harus memiliki faktor pemicu, khususnya karena di Suriah dan Iran, masyarakatnya sangat sulit menerima keterlibatan Iran dan Suriah dalam konferensi guna menyelamatkan Amerika dari kiris yang dialaminya di Irak, sementara sebelumnya telah diumumkan permusuhan yang berlangsung antara Amerika, Suriah dan Iran. Sementara apa yang kita saksikan dan kita dengar justru Amerika mau duduk bersama dengan kedua negara itu. Tujuannya untuk memberikan kesan, bahwa Iran dan Suriahlah yang memaksa Amerika untuk duduk bersama secara langsung, bukan sebaliknya, dan bahwa kedua negara itu setuju untuk hadir dalam konferensi itu untuk memenuhi undangan Nuri al-Maliki, bukan memenuhi undangan Amerika. Dengan begitu, seolah-olah al-Malikilah yang secara lisan menyerukan konferensi, bukan karena mulutnya dipakai oleh Amerika untuk ke kanan atau ke kiri!Konferensi ini merupakan langkah awal yang tercantum dalam Dokumen Baker Hamilton. Padahal dokumen tersebut di dalamnya mengandung racun yang mematikan bagi wilayah ini, bahkan jika ia dibungkus dengan sebuah penutup palsu yang digunakan oleh para penguasa antek Amerika di Timur Tengah itu guna menyambut dengan gembira rencana Baker-Hamilton.
Wahai kaum Muslim:
Sesungguhnya Konferensi Baghdad adalah konferensi untuk menyelamatkan Amerika dari kondisi kritis yang dialaminya di Irak, untuk menjamin keberlangsungan pendudukkannya di sana, dan menciptakan suasana yang stabil dan aman bagi Amerika di wilayah ini. Tujuannya adalah untuk merealisasikan mimpinya yang terus diulang-ulang dalam Rancangan Timur Tengah yang telah digariskannya. Hal itu ditempuh melalui upaya politik setelah mereka tidak berdaya untuk mewujudkannya dengan cara militer.
Sesungguhnya Amerika sedang dalam keadaan kritis. Karena itu, umat ini wajib meningkatkan kondisi kritis Amerika ini agar bisa menghabisinya sekalian, bukan sebaliknya, malah para rezim itu berlomba-lomba mengulurkan bantuannya-bahkan mengulurkan tangan, kaki dan seluruh anggota badannya-kepada Amerika! Sesungguhnya setiap bantuan yang diberikan kepada Amerika, dalam pandangan Islam dan kaum Muslim, merupakan tindakan kriminal. Tindakan ini sekaligus menusuk perasaan kaum Muslim. Padahal sebelumnya Amerika telah bergulat dengan berbagai kejahatan yang luar biasa dengan cara membunuh banyak jiwa, memperkosa para wanita, serta menghancurkan sejumlah masjid dan tempat-tempat suci lainnya…
Wahai kaum Muslim:
Sesungguhnya ketiadaan Khilafah bagi kaum Muslim yang menghimpun mereka dalam kebenaran merupakan penyebab mundurnya umat Islam dan rakusnya bangsa dan umat lain terhadap umat Islam ini yang mendorong mereka untuk mengerubuti hidangannya. Jika saja Khilafah ada, tentu Khalifah akan berkumpul, dengan memimpin pasukan dan seluruh armada perangnya untuk memaklumkan perang terbuka guna menolong setiap negeri Islam yang terjajah dengan cara memerangi para penjajahnya; bukan dengan mengumpulkan para penguasa di negeri-negeri Muslim-sebagaimana yang dilakukan saat ini-dalam sebuah konferensi untuk menjamin penjajahan Amerika atas Irak agar tetap aman dan tenteram!
Sesungguhnya Hizbut Tahrir memperingatkan kepada para penguasa di negeri-negeri Muslim, khususnya Suriah dan Iran, dari berbagai upaya untuk menyukseskan konferensi tersebut demi menyelamatkan Amerika dari kondisi kritis yang dialaminya di Irak dan menjamin keberlangsungan penjajahannya di sana, dan agar konfernsi tersebut menjadi titik tolak bagi Amerika untuk melaksanakan Rancangan Timur Tengah-nya demi memecah-belah wilayah ini.
Sangat jelas terlihat bagi mereka, jika memang mereka bisa melihat, yaitu bagi orang-orang yang bekerjasama dengan musuh-musuh Allah dan mengira bahwa musuh-musuh Allah itu akan menjaga dan memelihara kehormatan mereka serta menguatkan kekuasaan mereka, bahwa sesungguhnya para penguasa yang bekerjasama dengan musuh-musuh Allah itu, setelah melaksanakan semua peran mereka dalam melayani berbagai kepentingan Kafir penjajah itu, mereka akan dilemparkan oleh Allah ke dalam malapetaka, sebagaimana orang-orang yang sama dengan mereka sebelumnya. Mereka tidak akan meraih kebaikan apapun, bahkan mereka akan mendapatkan kehinaan di dunia:
Sementara azab di akhirat jauh lebih besar lagi seandainya saja mereka mengetahuinya. (Q.s. az-Zumar [39]: 26)
19 Safar 1428 H
09/03/2007
HIZBUT TAHRIR
Komentar al-Islam:
Liga Arab Kritik Standar
Memutus segala bentuk hubungan dan kerjasama dengan AS sang penjajah adalah lebih bermanfaat daripada sekadar mengkritik!
sudah saatnya umat Islam di seluruh dunia bergerak.
Tapi langkah pertama yang tepat dimulai diri sendiri dengan membentengi dan mengokohkan Iman.
meyakini bahwa ALLah itu Tuhan
menegakan shalat lima waktu pada waktunya.
mempelajari hukum-hukum Allah.
apabila hati mantap dan iman telah kuat maka saatnya mempersiapkan diri dan bertindak untuk menegakan hukum Allah di muka bumi ini.
Sudah saatnya umat Islam di seluruh dunia bergerak. Saya setuju. Pergerakannya harus sesuai dgn fkrah dan thariqah Rasul saw. agar setiap pemikiran, perasaan, dan peraturan Islam secara kaffah diterapkan di tengah masyarakat. Untuk itu tidak cukup dengan pembinaan individu saja, namun lebih dari itu, diperlukan satu INSTITUSI, yakni DAULAH KHILAFAH.
Wallahu a’lam
Allahu akbar 100x mari kita serukan teriakan kebangkitan kita.Kita lawan bersama sama kaum kufur yg pada saat ini menguasai negara kita.
Ass. Sungguh benih kebangkitan muslim global sudah tercium oleh USA. Lalu USA membabi-buta hendak lumpuhkan kebangkitan ini. Tapi Allah SWT sebaik-baik makar, maka musuh-2Nya akan kecele ketika Allah (IA sebentar lagi) memenuhi janjinya merahmati kemenangan bagi orang-2 yang beramal salih. Musuh-2 Allah (yang mangaku muslim dan non-muslim yang sekongkol memusuhi-Nya) tidak pernah menduga BAGAIMANA Allah SWT kelak akan memenangkan cahaya-Nya, menegakkan Islam dan memadamkan permusuhan mereka. Segala upaya mereka akan menjadi penyesalan bagi mereka. Mereka pun menyaksikan bagaimana dunia aman tenteram sejahtera sentosa di bawah payung agung syariat Islam. Kerumitan dan silang sengketa di Timur Tengah itu menjadi saksi dan saringan belaka agar jelas siapa yang durhaka/makar kepada agama Allah dan siapa yang sabar berjuang + menunggu + berharap pertolongan sang penguasa jagad raya, Allah SWT. Jadi tugas kita sekarang tetap berjuang dengan sabar. Tiada hari tanpa perjuangan. Inilah puncak ketaatan. Allah SWT tiada pernah ingkar janji. Inna nasrulloha qoribuun.