Pada 27/3/2007 Indonesia secara terbuka memberikan dukungan terhadap Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) nomor 1747. Intinya, menjatuhkan sanksi kepada Iran dengan alasan memiliki senjata nuklir. Sikap Indonesia ini lebih mencerminkan ketundukannya kepada Amerika Serikat (AS). Diantara perkara yang menunjukkan hal ini adalah:
- Yang paling diuntungkan dengan adanya resolusi ini adalah AS. Saat menyerang Irak, AS sesumbar bahwa dia akan menyerang Irak dengan atau tanpa dukungan internasional. Akhirnya, tanpa dukungan internasional AS memporakporandakan kaum Muslim dan negeri seribu satu malam tersebut. Hasilnya, AS kewalahan. Karenanya, AS mengubah skenario untuk menyerang Iran. Caranya mendapatkan legitimasi internasional dengan dikeluarkannya resolusi 1747. Sehari setelah dikeluarkan resolusi tersebut, AS langsung mengerahkan tiga kapal induk untuk persiapan menyerang Iran. Langkah secepat kilat ini menggambarkan betapa pengiriman kapal induk tersebut sudah direncanakan, dan resolusi hanyalah sebagai legitimasi. Berdasarkan hal ini, dukungan terhadap resolusi itu berarti dukungan terhadap AS.
- Dalam wawancaranya dengan salah satu radio terkenal di Jakarta (30/3/2007), Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng mengakui bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ditilpun oleh Presiden AS George W. Bush tiga hari sebelum voting resolusi. Bagaimanapun, pembicaraan langsung dua kepala negara tersebut tidak akan lepas dari persoalan penjatuhan sanksi kepada Iran. Itulah pula sebabnya, mengapa pemerintah Indonesia tidak berani menolak atau sekedar abstain dalam resolusi tersebut.
- Alasan persetujuan pemerintah Indonesia terhadap resolusi 1747 karena persoalan nuklir adalah bohong. Buktinya, sejak lama pemerintah Iran dalam penjelasan resminya menjelaskan nuklir Iran adalah nuklir untuk damai, misalnya untuk energi. Pada saat yang sama, pemerintah di Jakarta menyatakan bahwa akan mengembangkan nuklir untuk energi (2/4/2007). Mengapa pemerintah rela mendukung penjatuhan sanksi terhadap Iran dengan alasan nuklir sekalipun untuk damai, dan pada waktu itu juga akan melakukan apa yang menjadi alasan penjatuhan sanksi tersebut? Sikap demikian hanya menunjukkan satu hal, yakni nuklir bukan alasan sebenarnya. Alasan yang sebenarnya adalah tunduk pada kemauan AS baik dengan tekanan maupun sukarela.
Wahai kaum Muslim,
Hal di atas menambah deretan fakta ketundukan pemerintah kepada AS. Mereka lebih rela tunduk pada penjajah AS daripada membela saudaranya di Iran. “Kalau kami dilempar, tentu kami sakit. Tapi, kalau yang melemparnya itu saudara kami, pasti kami lebih sakit lagi,” begitu ucapan pemerintah Iran menanggapi sikap Indonesia. Padahal, Rasulullah mengatakan bahwa kaum Muslim adalah satu tubuh, bersaudara, dan laksana satu bangunan yang kokoh. Mereka lebih berpihak kepada penjajah daripada kepada sesama saudara.[]
2/4/2007
Lajnah Siyasiyah-HTI
Satu-satunya solusi adalah dengan mendirikan DAULAH KHILAFAH
tiada islam tanpa syari’ah
tiada syari’ah tanpa khilafah
Umat Islam itu bersaudara. Kalau sebagian saudaranya menderita sakit harusnya sebagian yang lainpun ikut merasakannya dan terdorong untuk memberikan bantuannya dengan semaksimal mungkin pertolongan yang bisa diberikannya. jangan sampai malah berdiri di pihak musuh ikut menjerumuskan saudaranya.
Ayo kaum muslimin kita jalin ukhuwah Islamiyyah dengan menegakkan Khilafah Islam.
How poor you are,government of Indonesia.They can take a risk.
yup..Anda benar
Tiada kemuliaan tanpa Islam
tiada Islam tanpa syariah
tiada syariah tanpa Daulah
Daulah Khilafah Rasyidah..
semoga perjuangan kita gak cuman sampe sini
semoga kita belum merasa puas dengan apa yang sudah kita berikan kepada ummat
ingat, janji Allah itu pasti
Allahu Akbar!!!
Akhir-akhir ini, Amerika Serikat (AS) semakin gencar mencari dukungan dunia untuk memberi sanksi Iran karena memproduksi nuklir. Sikap penguasa AS tak hanya sampai di sini. Perkembangan politik terbaru justru menunjukkan bahwa AS mulai sibuk mempersiapkan diri untuk menggempur Iran sebagaimana yang telah dilakukannya pada Irak dan Afghanistan.
Opini untuk melegitimasi rencana serangan AS pun mulai marak. Pihak Yahudi Israel juga telah meningkatkan lobi ke India, AS dan berbagai negara Eropa untuk segera menyerang negeri Iran yang kaya minyak itu.
Amerika dan Yahudi adalah poros utama penentang Iran. Kemajuan Iran dalam bidang pengembangan teknologi nuklir tampaknya membuat Amerika khawatir dan gemetar. Iran yang selama ini berusaha mengembangkan teknologi nuklir untuk tujuan damai, berupa pembangkit tenaga listrik, terus ditekan dengan tuduhan Iran akan mengembankan senjata nuklir yang akan mengancam perdamaian dunia. Akan tetapi, benarkah hanya dengan alasan nuklir ini AS berambisi untuk menyerang Iran?
Dunia mengetahui bahwa Israel secara rahasia telah mengembangkan senjata nuklir. Kepemilikan nuklir Israel secara rahasia ini diungkap pertama kali ketika Sunday Times yang berpusat di London pada 5 Oktober 1986, mencetak maklumat yang diungkapkan oleh Mordechai Vanunu, bekas pekerja di Pusat Penyelidikan Nuklir Negev, terletak di gurun Negev selatan Dimona. Sejak Vanunu mengungkap keberadaan pabrik nuklir itulah, dia kemudian diculik oleh Mossad dan dihukum penjara selama 18 tahun, 12 tahun dalam penahanan tersendiri (solitary). Namun, sampai hari ini, mengapa Israel tidak pernah digugat?
Pemanfaatan teknologi nuklir untuk kesejahteraan kehidupan manusia sebenarnya tidak masalah dengan pengaturan tertentu. Akan tetapi, mengapa hak ini dipasung sehingga banyak negara yang tidak bisa menikmatinya? Di satu sisi negara-negara seperti AS, Rusia, Perancis, Inggris, Cina, India, Pakistan dan Israel, bukan hanya menggunakan teknologi nuklir ini untuk tenaga listrik melainkan juga sudah sampai pada tahap pengembangan senjata nuklir. Jelas, ini merupakan ketidakadilan yang nyata.
Oleh karena itu, isu nuklir bukanlah alasan utama AS untuk menghancurkan Iran melalui serangan militer. Ada banyak alasan mengapa AS terus-menerus menekan Iran. Salah satu alasan utamanya adalah AS tidak menginginkan Islam tampil sebagai sebuah negara super power yang bernaung di dalam sistem pemerintahan Islam.
Walaupun saat ini Iran belum mencerminkan sebuah Daulah (negara) Islam yang seharusnya, simbol keislaman yang diusung Iran tampak mencuatkan kekhawatiran AS dalam rangka perkembangan demokratisasi di dunia Islam. Inilah misi utamanya: menghancurkan peradaban Islam.
Melihat kondisi perpolitikan internasional saat ini, tampak jelas bahwa kaum Muslim sedang berada dalam keadaan lemah tak berdaya. Umat Islam tak lagi memiliki kepemimpinan yang dapat menjamin berlangsungnya kehidupan dengan aturan syari’at yang sempurna. Keterpurukan ini jualah yang membuat Islam dan umatnya tak lagi tampil sebagai soko guru dalam eksistensi peradaban. Sedangkan ideologi Kapitalis -dengan semangat imperialisme dan sekulerismenya- kian gencar menutupi manusia dari cahaya dan jalan keselamatan Islam.
Wahai kaum Muslimin ketahuilah, sesungguhnya makar yang dilontarkankan oleh musuh-musuh Allah selama ini adalah untuk menghancurkan Islam dan umatnya. Sadarlah, kita harus bangkit dari keterpurukan ini dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah Saw. Kaum kafir yang terlaknat itu tidak akan pernah diam untuk memporak-porandakan benih bangunan kebangkitan Islam. Kita harus bersatu dan berjuang bersama untuk melanjutkan kehidupan Islam sehingga segala bentuk kebatilan akan terhancurkan. Bangkitlah wahai para pemuda, mari kita tegakkan Daulah Khilafah Islamiyah yang menjadi satu-satunya harapan kebangkitan umat Islam.
Semoga ini bisa menjadi pemicu bagi kaum Muslim –dimana pun berada- tuk segera bangkit dalam menyongsong tegaknya Daulah Khilafah Islamiyah yang perkasa.InsyaAllah!
telah nampak ketakutan AS akan Kebangkitan Islam. hayo SBY contoh tuh Ahmad Dinejad dia pemimpin yang berani dan Konsisten dengan apa yang dilakukan berani lantang menantang AS. berarti genderang perang telah berkibar. dan tidak lama lagi AS akan hancur dengan sendiri atas Ulahnya. keep revolt for khilafah.
jelas…daulah khilafah adalah jawaban dari semua tanya dan harapan umat manusia saat ini
setuju pisan
Indonesia kan baru merdeka sebatas kata-kata dan pidato BERAPI-API DARI BUNG KARNO..
tetap saja..
BANGSA YANG TERJAJAH AKAN MENGIKUTI APA KATA PENJAJAHNYA..
dalam konteks ini, Indonesia dijajah Amerika. Benarkah?
saatnya bergerak lebih keras menuju kemerdekaan hakiki dengan syariat Islam..
Sebuah fakta yang jelas… bagi yang mau berpikir.
Mana yang pro-ummat… mana yang pro-penjajah.
Wahai kaum muslim… SADARLAH!!!
sebelumnya, selamat kpn HT atas versi terbaru website nya, sebelumnya, kta memang BANGSA MENYEDIHKAN & BUDAK, bukan disebabkan oleh rakyatnya, tetapi KETIDAKJELASAN sikap pemerintah terhadap politik bebas aktif yang mudah didikte!, sudah jelas semua sistem pemerintahan di dunia terkesan bobrok dan hanya menguntungkan penguasa dan pemilik modal semata, kembali ke syariah….!
Tidakkah prilaku AS dan sekutunya selama ini membuka mata dan hati para pemimpin di negeri muslim. Allah sudah sangat jelas memaparkan bagaimana kemunafikan mereka. Kita tidak akan pernah mulia bersama mereka. Sudah saatnya kita bersatu dalam naungan daulah. Mempersiapkan segala kekuatan untuk membalas perlakuan mereka. Nuklir, seharusnya kita juga mampu. Dibawah seorang khalifah, kita akan tahu etika penggunaannya. ALLAH AKBAR !!!
don’t just say;
“khilafah is the only solution!!!”
we all already know it,and we need it STAND RIGHT NOW
ITULAH gambaran pemerintah Indonesia, takut pada tekanan pemerintah Amerika (lewat kendaraan politiknya: PBB). Sikap tersebut jelas mencerminkan kepada kita betapa lemahnya bargaining position Indonesia terhadap “Negara Teroris Dunia” itu.
Menurut saya, kalau pemerintah Indonesia takut menolak resolusi PBB (baca: Amerika) tersebut hanya karena takut dicap oleh Amerika berpihak pada “Islam”, kenapa tidak menolak dengan politik luar negeri “bebas-aktif”? Karena ternyata dalam kasus ini pun politik bebas aktif itu tetap tak dapat digunakan, bukan? Sebab sikap tunduk pada tekanan PBB itu justru menunjukkan bahwa Indonesia tidak lagi bebas dalam menentukan sikapnya melainkan aktif mengamini keinginan Amerika yang terus ingin membuat kerusakan di muka bumi.
Apakah sesuai rasa kemanusiaan bila kita ikut menekan Iran yang berkali-kali menyatakan mengembangkan nuklirnya untuk kepentingan kemanusiaan, sementara Amerika dan negera Barat lainnya yang sudah lama menyimpan senjata nuklir, kita diamkan saja? Adilkah itu?
Ucapan pemerintah Iran “Kalau kami dilempar, tentu kami sakit. Tapi, kalau yang melemparnya itu saudara kami, pasti kami lebih sakit lagi” harusnya menyadarkan Indonesia bahwa sekularisme dan nasionalisme itu benar-benar busuk. Karena keduanyalah kita menjadi benar-benar bodoh hingga mau melempar (bahkan ikut mengikat tangan dan kakinya) agar negara Barat leluasa membunuhi saudara kita yang sama-sama mengimani Allah SWT. Astaghfirullahal ‘azhim. Ini benar-benar musibah. Tobatlah wahai pemerintah…!
Ass.Allahuakbar.semoga Allah cepat menghancurkan pemerintahan yang demokrasi yang dipimpin oleh Amirika laknatullah dan antek-anteknya termasuk indonesia jika tidak perduli sama sekali dengan hati nurini kebenaran. yaitu kembali kepada hukum Allah.tidak ada untungnya membela amirika, amirika bukannlah apa-apa. kenapa takut wahai pemimpinku kenapa?takut………..?apanya yang ditakutkan?amirika akan menyerang indonesia?amirika tidak akan berani menyerang indonesia dengan kekuatan militer. saya yakin seratus persen,beraninya dia itu menyerang dengan propaganda, hasutan, fitnah dll apa tidak sadar wahai pemimpinku.rakyat indonesia siap akan membela sampai titik darah penghabisan. udahlah jangan takut.
apa tidak sadar bahwa bencana yang terjadi dinegri tercinta bertubi akibat ulah kita tunduk kepada orang-orang yang membenci kebenaran.dimana matahatimu wahai pemimpinku?dimana? haruskah kami masih taat kepadamu?haruskah?bukalah hatimu?cintailah rakyatmu yang ingin ketenangan dan keadilan.aku begitu sayang kepadamu wahai pemimpinku.bukankah engkau muslim?apa tidak ingat apa yang dikatakan oleh Rosulullah, bahwa umat islam bagaikan satu tubuh, apabila bagian tubuh ada yang sakit, maka bagian yang lain akan ikut merasakan sakit.
“Kalau kami dilempar, tentu kami sakit. Tapi, kalau yang melemparnya itu saudara kami, pasti kami lebih sakit lagi,” benar2 ungkapan yg menyayat hati!
Di satu sisi kita harus menolong Iran sebagai bagian dr tubuh muslim. Namun SBY juga memliki 250jt rakyat yg harus dijaga. 45,7jt rakyat miskin (www.liputan6.com) yg masih harus diurusi. Semntara cengkeraman AS di bidang ekonomi jg masih cukup kuat.
Posisi dilematis tentunya. tp mengapa akhirnya sikap politik seperti ini yg diambil SBY. apakah ini sekedar taktik SBY menghadapi sepak terjang AS.Ato SBY mengulur waktu untuk menyelamatkan kepentingannya yg masih in progress saat ini. Sah dunk beliau kan politikus, apa lagi PEMILU ud dekat.
apaun alasanya, saya kecewa dengan sikap politik Indonesia.
secara itung2an kekuatan militer AS mungkin di atas angin,perang ekonomi dan informasi pun AS pasti menang,tapi apakah kita lupa bahwa ada invisible hand dalam kehidupan ini?kekuatan yg tiba2 akan merubah semua keadaan. Bagaimana jika dunia akhirnya berbondong2 mendukung Iran??Ini mungkin sj terjadi,Kita tidak tahu bagaimana China?Rusia memainkan perannya. dan negara2 lain yg ud antipati dg AS?Poltik domestik AS pun sudah berubah.
saya pribadi berpendapat kita tolak saja resolusi 1747, toh bangsa ini masih strong enough!!dampaknya juga akan berbeda. Kalo pemimpin kita berani, rakyat pasti ngikut.Kita akan bangga, otomatis Dukungan pd SBY pun bertambah.
Beginilah kalo tidak ada Khilafah. Tidak ada solusi. Takut,takut yg ga jelas apa yg kita takutkan..
Sekali lagi, Polugri nya faina tadzhabun?
Saya rasa kita harus memberikan empati yang besar kepada para pemimpin di pemerintahan SBY. Sikap mereka2 yang di Istana Presiden, Deplu dan DK PBB sudah benar, jika diparalelkan dengan dasar dan tujuan awal lobi2 Indonesia (itupun jika klaim dasar dan tujuan itu benar).
O.K.I, yang perlu dirubah adalah dasar dan tujuan awal dari lobi2 Indonesia. Jika hanya kepentingan2 jangka pendek yang mendasari semuanya, tentu tidak ada kawan/pun lawan abadi. Sudah saatnya kepentingan2 non moral, sebagai dasar dan tujuan kebijakan, dirubah dengan kepentingan2 moral. Dalam konteks sosiologi historis Indonesia, moral Islam adalah jawabannya. Jangan jadikan Islam dan Ummatnya sebagai marjin akhir lingkar kebijakan pemerintah Indonesia (yang meskipun saat ini masih sekuler).
Maka, wahai para penguasa yang semoga HidayahNya tetap tercurah pada Anda, hentikanlah korupsi kepentingan Khalifah fil Ardh yang diamanahkan oleh Allah kepada Anda2 semuanya. Bagaimana caranya? Mudah! Kata Imam Ghazali, Sesungguhnya kematian itu sangatlah dekat dengan kita. Dan sesungguhnya kematian adalah hal yang pasti. Ingatlah, bukan kematian yang patut untuk ditakuti, tetapi menjadi apakah Anda2 para pemimpin ummat ini setelah mati?!
Saya harap para pembela Islam seperti HT, baik yang di Indonesia maupun negeri2 lainnya, dapat menjadi leading think tank untuk memberikan ‘arahan yang benar’ kepada para pemimpin di pemerintahan masing2 (tak lupa mereka2 yang di legislatif dan yudikatif). Insya Allah Ummat Islam ada di pihak para pembela Islam.
“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang Beriman dan Sabar”
#pemerhati islam#
ada satu lagi alasan pragmatisme negara untuk mensetujui resolusi DK PBB, yaitu AS tidak akan menggunakan kekuatan militernya dalam penyelesaian kasus ini, silakan dibaca lengkap point2 DK PBB. Namun nampaknya pemerintah lupa bahwa AS dan Barat adalah bangsa yang dapat mudah berjanji dan melupakannya, easy going…
Wahai kaum sunni….wahai kaum syiah…wahai umat islam…sadarlah…kalian telah diadu domba oleh AS laknatullah…bersatulah…usir AS dari bumi para khalifah…wahai pemerintah ingat anda akan dimintai pertanggungjawaban dengan mendukung AS yang telah terbukti membantai ribuan saudara/i kami dibelahan bumi ini…ingat itu..
Bersatulah wahai kaum Muslim!!!
Tidak ada kata yang cocok untuk pemerintah RI selain===
“BUDAK……AS………….”
Yang ditakutkan Amerika cs bukan senjata pemusnah masal yang dimiliki negara Islam, sebab negara Islam tidak akan membuat atau membeli senjata nuklir, apalagi menggunakan.
Yang ditakutkan mereka adalah nuklir untuk energi. Beberapa tahun lagi minyak habis, kecuali manusia benar-benar beriman, berdakwah dan memohon rizki sumber energi kepada Alloh s.w.t. Sumber energi pengganti yang seimbang hanya nuklir (PLTN).
Jika minyak bumi habis dan negera Islam mampu memenuhi energi listriknya dengan PLTN, maka Amerika cs tidak bisa makan, sebab export paksa macam apalagi yang bisa mereka jual.
Ya, Alloh berilah kekuatan kepada hamba untuk menyembah dan mohon pertolongan kepadaMu, bukan menjadi budak perut hamba. Amin
mau jadi budak terus???
kalo ana gak mau…
makanya ngaji ISLAM yg benar !
USA = ASU (jawa)
Antara USA dan ASU sama-sama najisnya makanya harus dihindari…
ass..bingung euy..katanya islam bersaudara, ko pada diem aja, knp kalo memang benar banyak negara disebut negara islam knp g saling bantu, berarti kayaknya g bisa disebut negara islam, islam kan wilayahnya alam semesta g terkotak kotak, coba ayooooo apa yg salah???
katanya disebut negara islam tp ko g menegakkan hukum2 islam??? buktinya g saling bantu, buktinya pemimpinnya saling menjatuhkan.. itu berarti g bisa disebut negara islam..oke broo..oh ya sharing yu’ ini ym saya : ediasriagustian (sapa tau bisa nambah pemahaman)