Presiden baru Perancis lebih ‘pro-Amerika’ dan ‘pro-Israel’

Angelique Chrisafis di Paris

Nicolas Sarkozy diberikan mandat untuk merubah Perancis setelah semalam memenangkan pemilihan presiden dalam kampanye pemilihan presiden yang paling memecah belah dalam sejarah negeri itu. Ketika kerusuhan pecah di Bastille, di sisi ibu kota Perancis, mantan menteri dalam dari sayap kanan itu berjanji membuat Perancis kembali mencintai dirinya sendiri. Sarkozy yang dikritik karena mengeksploitasi perpecahan ras dan social dalam kampanyenya dan dituduh melakukan tindakan brutal oleh lawan-lawannya, Socialist Ségolène Royal, menyatakan: “Malam ini bukanlah kemenangan atas satu Perancis atas lainnya.” Dia lalu bersumpah akan mewakili “semua orang Perancis dan tidak akan meninggalkan seorangpun di pinggir jalan.”

Tapi selama dia berpidato, ada laporan mengenai pembakaran mobil dan terlihat jilatan api di Lyon, dimana polisi menembakkan flashball setelah terjadi baku hantam antara aktivis sayap kiri dan pendukung Sarkozy.

Dengan kepiawaian pertunjukkan politiknya , Sarkozy memberikan panggung raksasa hiburan berupa pagelaran konser rock dimana dia meluncurkan apa yang dia namakan “revolusi ekonomi” di Place de La Concorde, Paris, dimana dulu dilakukan pemenggalan kepala dengan guillotine dalam Revolusi Perancis Pertama. Dan malam lalu, dia hanya berjanji tidak lebih dari kebangkitan nasional yang dibangun di atas kerja keras.

“Saya ingin tiap orang Perancis menjadi orang yang punya kesempatan – tapi kesempatan akan datang bagi siapa yang mau mencarinya,” katanya, dengan menggaungkan slogan bahwa dia akan mewakili kaum yang tidak memiliki suara di Perancis “yang bangun pagi”. Akan ada rekonsiliasi nasional yang dilandaskan perorangan (based on everyone) , tanpa memandang latar belakang, dan diberikan “martabat dan kehormatan” yang sama.

Ribuan orang berdemo karena terinspirasi seruannya untuk “menghapus kenangan di Bulan Mei 1968” yang mengakhiri negara yang selalu melayanani kepentingan masyarakat, dimana “kebenaran politik telah menggila” dan meruntuhkan kekuatan uni eropa dan 35 jam kerja per minggu. Setelah kampanye yang dibakar dengan retorika garis keras yang dilakukan sayap kanan tentang masalah imigrasi dan identitas nasional, kemarin malam, Sarkozy menyerang dengan nada inklusif, tapi menekankan pada rakyat Perancis untuk “bangga akan sejarahnya” dan tidak malu dengan masa lalu.

Terpukau oleh idolanya, Johnny Hallyday, Elvis-nya Perancis, dan istrinya Cecilia, yang ketidakhadirannya selama masa kampanye menimbulkan gossip retaknya hubungan mereka, Sarkozy menikmati saat-saat bahagia dalam hidupnya. sebagai seorang anak golongan bangsawan Hungaria, ambisinya yang kuat itu dipicu oleh perasaanya yang menjadi korban semasa kanak-kanak dimana dia dianggap sebagai orang asing dikarenakan namanya yang asing, badannya yang tinggi, dan orang tuanya yang bercerai.

Kemenangannya dengan suara 53% berbanding 47% adalah kekalahan yang ketiga kali berturut-turut bagi partai Sosialis. Partai ini di awal babak pemilihan pertama telah mulai menunjukkan kekalahannya, walaupun masih sebulan lagi partai itu menghadapi pemilu anggota parlemen. Dominique Strauss-Kahn, seorang kandidat dari sosial democrat yang berhaluan modern yang dikalahkan oleh Royal, mengatakan bahwa partainya gagal mengambil pelajaran dari kekalahannya dari partai Jean Marie Le Pen yang berhaluan kanan tahun 2002. Namun, Royal tidak menunjukkan tanda-tanda mundur dan berjanji untuk terus ikut serta dalam rapat-rapat umum dari partai yang kalah itu.

Kebijakan luar negeri Sarkozy tampaknya merubah diplomasi Perancis yang telah mapan dan lebih mendukung Amerika dan lebih pro-Israel dari pemimpin Perancis manapun sebelumnya. Dalam pernyataan yang pertama kali dikeluarkan tadi malam, dia mengatakan bahwa Amerika “dapat mengandalkan persahabatan kami” tapi dia menambahkan, “persahabatan berarti teman-teman dapat saja memiliki opini yang berbeda.” Dia mendesak Amerika untuk memimpin isu perubahan cuaca dan mengatakan bahwa isu itu merupakan suatu prioritas bagi Perancis.

Dalam hitungan menit setelah penghitungan suara ditutup. Blair dan George Bush meneleponnya untuk mengucapkan selamat.

Sarkozy mewariskan dari Jacques Chirac suatu Negara yang sedang sakit, pertumbuhan ekonomi yang mandeg, hutang meningkat, pengangguran yang arah di kalangan kaum muda hingga menimbulkan kerusuhan di wilayah pinggiran kota. Walaupun dia menyatakan dirinya sebagai “tidak bersalah dan bersih” dengan masa lalu, dia sebenarnya mengabdi untuk pemerintah selama satu dekade. Dengan memimpin kementrian keuangan dan dalam negeri selama kerusuhan tahun 2005 itu, suatu kerusuhan yang terburuk dalam 40 tahun. Negara itu melihat demonstrasi jalananan terbesar dalam satu dekade atas rencana baru pemerintah bagi buruh kontrak.

Tapi konfrontasi itu mungkin hanyalah suatu tes bagi perseteruan di masa datang. Bahkan partainya sendiri mengakui akan menghadapi hal semacam itu di musim gugur atau musim dingin karena ketidak puasan terhadap rencana program reformasi yang ambisius. Sarkozy berharap pemilu parlemen bulan depan dapat memperkuat mayoritas partainya di majlis nasional. Dia sudah merencanakan sidang parlemen luar biasa di musim panas untuk menekan reformasi yang termasuk di dalamnya 35 jam kerja seminggu. Memperkuat undang-undang imigrasi dan membatasi mogok kerja.

(riza aulia/ sumber The Guardian 7 Mei, 2007 )

7 comments

  1. abu faqih al mustanir cengkareng

    tanda2 kehancuran AS dan eropa memang sudah semakin nyata, mari terus berjuang Allahu Akbar.

  2. siapa aja tuch yang terpilih tetap aja hanya akan musuhin Islam, makanya umat Islam wajib mencermati sepak terjang Nicolas Sarkozy dalam statemennya yang diarahkan kepada Islam,diingat kembali kalo jilbab dilarang di Prancis.Tunggulah kebangkitan umat yang akan meluluhlantakkan kesewenang-wenangan pemerintah Prancis yang uzur,lama,baru atau bahkan yang masih cikal.Allah pasti Maha Perkasa.untuk saudariku di Prancis, istiqamah meskipun semua kesenangan akan tercampakkan dari kehidupanmu.Allah akan membimbingmu ke surga.Amin

  3. hehehe….DASAR!!! Presiden Perancis dari kemarin sampai sekarang emang ngga smart ya! :)Amrik n Israel udah mau bangkrut gitu masih saja diharap!!! Masya Allah!!!

    Apakah mereka tidak melihat sejarah Perancis tempoe doeloe????? saat Raja Perancis tertawan dan nangis nangis minta tolong Khalifah Sulaiman Al-Qonuniy untuk dibebaskan dan karena Sulaiman Al-Qonuniy merasa iba dan karena menyadari ini jg perintah Syara’ maka dibebaskanlah Raja Perancis tersebut! harusnya sekarang Presiden Prancis malah terimakasih sama umat Islam! karena kalo Raja mereka dulu ga dibebaskan …ga bakalan ada Perancis! apa lagi ada presiden!!!
    mau kuingetin lagi? Raja Prancis yang bernama Richard dgn julukan “lionheart” kehilangan ke”singa”annya saat berhadapan dengan kakekQ Sholahuddin Al-Ayyubi malah pas sakit ditolong Sholahuddin Al-Ayyubi..saat perang salib.
    coba kurang apa kita umat Islam ini…..????
    so….sekarang ngaku aja deh kalo presiden Prancis tuh ga pernah CERDAS dalam segala hal!!! :)
    n’ hentikan semua pelecehan dan stigmatisasi terhadap saudara saudaraQ umat Islam di Perancis!!! tereutama hentikan pelecehan terhadah akhwat dan muslimah berJILBAB!!! AWAS!!! kalo masih diterusin….tunggu saja Aq akan jadi Mu’tashim billah dan kalian semuanya akan merasakan akibatnya wahai penguasa tiran di Perancis!!!
    ALLOHU AKBAR!!!!!

    quthuz_ainjalood@yahoo.com

  4. Perancis butuh revolusi jilid 2…..taklukan dengan Janisari!

  5. saatnya KHILAFAH memimpin DUNIA dengan SYARIAH…………….
    don’t miss it: INTERNATIONAL KHILAFAH CONFERENCE 12 Agustus 2007

  6. Dasar Prancis, tetap aja bangsa yang gak tau terima kasih! Ya jelas aja kaya’ gitu! Mereka itu kan nenek moyang berasal dari bangsa Burgundy dan Barbar, ya selalu aja kalau ditolong akan “mengigit” balik!

  7. Kalau mau memberikan kritik ya sebaiknya memakai sedikit nalar dan pengetahuan lah. Saya rasa kaum muslimin juga malu kalau ada orang yang mengatasnamakan orang Islam tetapi melontarkan ucapan yang asal bunyi saja.

    Untuk Intan Unhas Makassar, sejak kapan jilbab dilarang di Perancis. Kalau anda jeli memantau berita yang ada, tentu anda akan menyadari bahwa bunyi peraturan itu adalah larangan memakai simbol-simbol keagamaan di sekolah-sekolah negeri. Ini berarti, bukan hanya jilbab saja yang menjadi sasaran, tapi juga simbol-simbol keagamaan dari penganut agama lain, contohnya sorban yang selalu dipakai orang Sikh. Sorban itu hukumnya wajib bagi laki-laki penganut Sikh yang sudah dewasa. Dan yang lebih penting lagi, hal-hal tersebut dilarang dipakai di sekolah-sekolah negeri. Hal ini sesuai dengan prinsip sekularitas mereka. Nah, kalo sekolah swasta, ya terserah, karena swasta bukan milik negara sehingga negara tidak wajib memaksakan hal itu. Saya tidak tahu apakah anda sengaja memelintir bunyi aturan itu menjadi “pelarangan jilbab di Perancis” atau salah membaca literatur. karena itu menjadi out of context. Sebagai akademisi mestinya anda dapat menempatkan diri. Saya sendiri juga kurang sependapat dengan dilarangnya atribut keagamaan di Sekolah negeri karena hal itu jelas merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia dimana hak beribadah telah dilanggar. Namun saya harus fair, dalam arti tidak boleh melontarkan fitnah hanya karena saya tidak senang.

    Untuk saudara http://www.pinideologis.blogspot.com, rasanya kok saudara kurang memakai nalar. Apa hubungannya eksistensi Perancis/pemimpin perancis masa kini dengan penawanan Raja Perancis di masa lalu ? Andaipun waktu itu raja Perancis tersebut terus ditawan dan tewas, tentu Perancis akan mengangkat raja yang baru sehingga negara Perancis tetap saja ada. Hal ini juga sudah beberapa kali terjadi khan, maksud saya kehilangan pemimpin dalam perang, dsb.

    Maaf, sekali lagi, saya kurang paham dengan logika anda.
    Yang buat saya lebih lucu lagi tentu saja adalah pernyataan anda bahwa Richard The Lionheart adalah raja Perancis. Waduh, saya bukan pakar sejarah, tapi rasanya tidak ada seorangpun di dunia ini yang setuju dengan pernyataan anda tersebut. Richard The Lionheart adalah raja Inggris, sehingga semua tindakannya mewakili negara Inggris, bukan Perancis. Walau tentu saja harus diakui bahwa Richard berdarah Normandia dari ibunya (Orang-orang Normandia adalah keturunan bangsa Viking yang bermukim di Perancis Utara).

    Ya sudah itu saja yang mau saya katakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*