Mewaspadai Kedatangan 17 Jenderal AS ke Aceh

Ketua Delegasi Jenderal Militer Amerika Serikat, William L Nyland, didampingi Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, menyampaikan penjelasan di Kantor Gubernur NAD, Banda Aceh, Rabu (16/5). Delegasi yang berjumlah 17 jenderal itu berkunjung selama dua hari di Aceh untuk mencari masukan perkembangan situasi keamanan pasca perjanjian damai (MoU) dan kemajuan rekonstruksi pasca bencana tsunami. (Republika, 18 Mei 2007).

Ada beberapa hal yang perlu dicermati berkaitan dengan kunjungan tersebut:
Pertama, tentu kunjungan tersebut sangat serius dan sangat penting bagi AS, karena mereka sampai mengirimkan 17 jenderal militernya. Bahkan para jenderal tersebut secara khusus bertemu dengan para pucuk pimpinan di Aceh. Kalau tujuannya hanya mencari masukan perkembangan situasi keamanan pasca perjanjian damai (MoU) dan kemajuan rekonstruksi pasca bencana tsunami sebagaimana yang mereka sampaikan, maka sungguh sangat tidak logis. Mungkinkah hanya untuk mencari informasi seperti itu AS harus mengirimkan 17 jenderal militernya.

Kedua, berdasarkan fakta-fakta empiris, setiap kunjungan petinggi AS ke negeri manapun, mereka selalu membawa agenda tersembunyi. Sebelumnya, kunjungan dua petinggi AS ke Indonesia, yaitu Menlu AS Condoleeza Rice (14-15 Maret 2006) dan Menhan AS Donald Rumsfeld (6 Juni 2006), sama-sama berupaya untuk menekan pemerintah Indonesia untuk bergabung dalam Proliferation Security Initiative (PSI). Melalui PSI, AS akan menjelma menjadi polisi yang paling berwenang untuk mengawasi lautan yang berada dalam teritorial Indonesia, padahal Indonesia adalah negara kelautan. Kunjungan Rice tersebut juga disinyalir terkait dengan proses joint operating agreement (JOA) saat itu tentang pengelolaan Blok Cepu. Maka bukan sebuah kebetulan kalau ternyata akhirnya pemerintah menyerahkan pengelolaan Blok Cepu yang kaya minyak dan gas itu kepada ExxonMobil.

Ketiga, jika ditilik dari aspek kepentingan ekonomi, AS memiliki kepentingan sangat besar di Aceh. Sebagaimana kita ketahui, ExxonMobil datang ke Aceh Utara sejak ladang gas dan minyak ditemukan di Lhokseumawe, ibu kota Aceh Utara sekitar 1971 dengan masa kontrak hingga 2018. Dari hasil produksi gas alam cair (LNG) di Aceh, ExxonMobil termasuk tiga besar produsen gas di Indonesia bersama-sama dengan Total Fina Elf Indonesia dan Chevron Indonesia Company. Gas alam cair dari Blok B (Lapangan Arun), Blok Pase, dan Blok North Sumatera Offshore (NSO), diekspor ke Korea dan Jepang. Saat ini total produksi gas dari ketiga blok tersebut mencapai 1 miliar kaki kubik per hari. Pada tahun 2005, ExxonMobil mengirimkan 75 kargo gas alam cair ke dua negara itu. Jika diperhitungkan dengan harga gas di pasar internasional, satu kargo LNG bernilai 30 juta dollar AS, sehingga totalnya mencapai 2.25 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 20.25 triliun.

Keempat, dari aspek geopolitik, Aceh dan Sumatra Utara merupakan area teritorial utama Selat Malaka. Sementara AS bahkan melalui satelitnya Singapura senantiasa berusaha menguasai selat yang mempunyai posisi strategis bagi jalur ekonomi maupun bidang pertahanan tersebut. Target AS untuk Selat Malaka adalah membangun pangkalan militernya disana. Apabila target tersebut tercapai maka AS akan menguasai kontrol utama geopolitik di Asia Tenggara.

Kelima, bagi kaum Muslim harus senantiasa mewaspadai segala hal yang terkait dengan AS dan sekutunya. Karena mereka telah terbukti secara fakta bahwa landasan utama politik luar negeri mereka adalah imperialisme atau penjajahan bisa berupa militer seperti yang terjadi di Irak dan Afghanistan, maupun berupa ekonomi dan politik seperti yang dialami negeri-negeri Muslim dunia ketiga termasuk Indonesia. Sebagai contoh bisa dicermati keberadaan Exxon di Aceh. Perusahaan AS tersebut membetuk Zona Industri Lhokseumawe (ZILS) yang penuh dengan fasilitas mewah dan sistem keamanan militer canggih. Tapi di sekeliling ZILS itu, ada sepuluh kecamatan dengan penduduk mencapai 375 ribu jiwa yang tidak lain adalah kantong-kantong kemiskinan. Yaitu kecamatan Muara Dua, Dewantara, Sawang, Nisam, Muara Batu, Syamtalira Arun, Tanah Luas, Syamtalira Bayu, Matangkuli, dan Tanah Pasir. Jadi mereka mengeruk kekayaan alam di Aceh hanya untuk kepentingan mereka sendiri.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali (pelindung atau penolong) dengan meninggalkan orang-orang Mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)? (QS. An Nisa’: 144)

Lajnah Siyasiyah HTI
21 Mei 2007

15 comments

  1. CUKUP !!! sudah pengkhianatan negeri ini -justru- dilakukan oleh penguasa. Lagi2 rakyat akan dikorbankan, akankah kita berharap. Lawan Kekufuran SISTEM. Mana Suaramu wahai pejuang aqidah !!!

  2. amerika lagi?
    memang bangsa yang satu ini musuh yang nyata bagi mereka yang memahami rencana (busuk) di balik fakta. Rakyat Aceh sudah saatnya meraih kemuliaan dengan memeluk erat keIslaman mereka. Selamatkan kekayaan rakyat Aceh !!!Orang-2 kafir tidak akan pernah ridho dengan keIslaman rakyat Aceh, sampai rakyat Aceh benar-benar menanggalkan iman mereka dan mengikuti kesesatan Barat. Rakyat muslim Aceh harus dibela !!!

  3. banyak jendral AS datang ke Aceh memang pantas jika kita menaruh curiga, kalau disuruh pulang ntar indonesia di embargo lagi. Lemahnya sistem demokrasi ya seperti ini, negara milik para kapitalis. InsyaAllah bentar lagi khilafah ada.. amin…

  4. Ingat Ini bukan Xenophobia….tapi keWaspadaan!

  5. Apapun yang di lakukan Amerika termasuk jendralnya di Aceh harus di waspadai karena banyak bukti baik di Irak, Palestina, atau dibelahan dunia yang lain pasti akan menimbulkan kerusakan atau memprovokasi termasuk adu domba.
    Untuk masyarakat aceh jangan ambil orang kafir laknatullah Amerika sebagai kawan.
    Waspadai Amerika adalah sumber kerusakan

  6. rofiq Aljauhari

    Dasar BANDIT !!! Otaknya yang ada hanya ngrampok, pura-pura bertamu ujung-ujungnya tetep NGRAMPOK.
    Tuu MUSti HATI-HATI nih
    WASPADALAH.. WASPADALAH

  7. melawan mereka (AS) harus dengan JIHAD bukan dengan omongan kaliii..

  8. BETUL itu!!! Kaum muslim dont sleeping ajeh! Lets fight versus amerika and anteknya ( siapa seh ? )

  9. Inlander, Indonesia lemah masih dijajah…kok masih betah sih

  10. shalahuddin al acehi

    hancurkan amerika, aceh dalam persimpangan apakh ke islam ataukah menjadi negeri kapitalis. seperti spanyol. hayya syabbab. hayya bi jihad. li qamatil khilafah. allah akbar

  11. Yang ditulis ini benar. Saya barusan ke Aceh, dan dimana-mana melihat banyak sekali orang asing berkeliaran. Mereka pasti mengeluarkan dana yang amat besar untuk biaya ini itu, dan mustahil bila tak mengharapkan timbal balik. Prinsip mereka “tak ada makan siang gratis”.

    Jadi, waspadalah terhadap kehadiran orang asing, apalagi ini melibatkan 17 jenderal, ke tanah Aceh…

  12. Thalhah bin Raharjo

    ” lagi2 Telah nampak..penghianatan penguasa terhadap rakyatnya. mau jadi apa negeri ini?? klo hanya bisa jadi jonggos^. saat nya lah kita.. berontak melawan tirani busuk ini. cukup sudah; penderitaan, kesengsaraan umat ini.Mari kita sambut pertolongan ALLOH SWT. dengan menegkkn Syariat Nya >>> Saatnya Khilafah Memimpin Dunia

  13. Makanya kita jangan mudah memberikan suara dalam pemilihan pemimpin atau dlm pemilu. Pengkhiyanatan para pemimpin itu tak lain krn kita yg salah pilih dan kita yg tdk peduli pd mekanisme pemilihan. Kita terlalu duduk manis, tdk tahu politik, dininabobokkan oleh para pemain politik kufur, dan kita akhirnya “dimakan” oleh politik, sementara kita ditelan oleh politikus besar pd saat kita sedang “ngitung biji tasbih”.

    “Siapa yg bangun pagi tdk pikirkan umat Islam, maka ia bukan muslim” (Sabda Rasul saw)

  14. Hendry Oktama a.k.a. Gam

    Kalo boleh jujur, tampakne pihak asing udah ngerencanain target berikutnya yaitu kita. Sebelumnye mereka harus melenyapkan apa aja yg dah menjd ancaman mereka yaitu Aceh, yg kebetulan tmpt tinggal skaligus tempat lahir gue. Dikarnakan aceh merupakan basis islam yg terkuat diindonesia, sehingga pengaruh tersebut mnrt mereka (AS and their Allies) hrs dilenyapkan tanpa kecuali, dengan berbagai taktik biasa maupun licik. Agaknya, telah mereka tahu kelemahan kita, slh-1nya sifat keramahtamahan kita. Entah percaya ato ndak salah satu foreign citizen ato elite telah memberitaukan their camerad mereka secara underground. Kalo yg ada di Jawa, mereka bukanlah apa2 dibanding lalat pengganggu(krn di Jawa kasus kriminallah yg plg banyak)

  15. Bang Fahmi Atjeh

    Hati-hati wahee ureung aceh!orang-orang kafir selalu berusaha untuk merongrong kehidupan kaum muslim, dimanapun mereka berada…WaSpadalah..WasPADAlah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*