Kamis, 28 Juni 2007 11:07
Protes terhadap kesepakatan pertahanan RI-Singapura terus bermunculan. Massa HTI mendatangi DPRD Riau, menolak latihan perang Indonesia dengan negeri tetangga tersebut.
Riauterkini-PEKANBARU- Sekitar 300 massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) wilayah Riau mendatangani DPRD Riau, Kamis (28/6) pagi. Mereka berunjuk rasa untuk menentang kesepakatan Pemerintah Indonesia dengan Singapura yang terangkum dalam Defence Cooperation Agreement (DCA) atau kesepakatan pertahanan kedua negara yang kelak diimplementasikan dalam bentuk latihan bersama di wilayah Indonesia, sedangkan Singapura meminjamkan peralatan tempurnya yang canggih.
Kesepakatan tersebut, dinilai HTI sebagai bentuk perongrongan kedaulatan RI. Terlebih kesepakatan itu dibuat dalam posisi Indonesia yang lemah, yakni hanya memiliki lahan untuk latihan perang, sementara peralatannya milik Singapura. “Ini membuktikan, kesepakatan tersebut dibuat dan ditanda tangan dalam kondisi bangsa ini lemah. Tak memiliki peralatan perang canggih dan kondisi inilah yang dimanfaatkan Singapura,” ujar koordinator aksi Yadi Isman dalam orasinya.
Dalam pernyataan sikap tertulis yang juga dibacakan, HTI mendukung sikap Komisi I DPR RI yang menolak kesepakatan tersebut. Menurut HTI, iming-iming ekstradisi dari Singapura sesungguhnya adalah jebakan yang bisa menjerumuskan Indonesia. Terakhir, HTI menawarkan solusi, agar penyelesaian semua persoalan bangsa dan dunia dengan penerapan sistem pemerintahan khilafah.
Di Riau sendiri kesepakatan tersebut juga mendapat penentangan dari sejumlah kalangan, mengingat Riau merupakan salah satu tempat yang ditetapkan sebagai ajang latihan perang kedua negara, yakni di Desa Siabu, Kecamatan Salo, Kabupaten Bangkinang.
Lebih membahayakan lagi, lanjut Yadi, dalam kesepakatan tersebut, Singapura diberi kewenangan membawa pihak ketiga untuk ikut berlatih perang di wilayah Indonesia. Kemungkinan besar Singapura akan membawa Amerika berlatih perang di Indonesia. Jika itu terjadi, maka Indonesia sesungguhnya tidak lagi merdeka, tapi terjajah Singapura dan Amerika.
Sejumlah wakil rakyat lantas menerima ratusan massa tersebut. Mereka dipimpin Wakil Ketua DPRD Riau Syofyan Hamzah. Setelah mendengarkan beberapa orasi dan pernyataan sikap, Syofyan Hamzah lantas memberi tanggapan. “Apa yang disuarakan saudara-saudara hari ini, sama dengan keinginan kami. Kami menolak keras kesepakatan latihan perang Indonesia-Singapura, terlebih salah satu tempat latihan perang ada di Riau,” ujarnya.
Syofyan lantas menjanjikan akan segera meneruskan penolakan tersebut kepada pemerintah pusat. Setelah mendapatkan janji tersebut, massa merasa puas dan membubarkan diri dengan tertib.
Selama berlangsungnya aksi, situasi aman terkendali, meskipun banyak dari peserta aksi terdiri dari kaum wanita dan anak-anak.***(mad)