Ribuan Siswa SD di Solo Alami Gangguan Gizi

Angka penderita gangguan gizi di kalangan murid Sekolah Dasar (SD) di Solo masih cukup besar. Dinas Kesehatan Kota (DKK) setempat mencatat, hingga Juli 2007, terdapat sekitar 4.000 siswa SD yang mengalami masalah ini.

“Mereka tersebar di 29 sekolah. Sebagian besar berlokasi di wilayah pinggiran,” jelas Kepala Subdinas Kesehatan Keluarga, DKK Solo, Koestanto, Rabu (18/7).

Persoalan ini, diakui Koestanto merupakan pekerjaan rumah tersendiri yang harus diselesaikan pemerintah kota (Pemkot) Solo. Pasalnya, jika dibiarkan berlarut akan memengaruhi perkembangan siswa bersangkutan.

“Para siswa itu jadi sering sakit atau mengantuk di kelas. Ini tentu tidak bisa dibiarkan,” katanya.

Untuk mengatasi persoalan ini, Pemkot menurut Koestanto telah mengalokasikan nggaran secara khusus dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Untuk tahun 2007 dana yang dialokasikan sebesar Rp907 juta.

Dana ini disalurkan langsung kepada masing-masing sekolah yang memerlukan. Untuk kemudian diwujudkan dalam bentuk pemberian makanan tambahan yang diberikan tiga kali dalam sepekan.

“Asumsinya setiap siswa memperoleh bantuan Rp2.250 sekali makan. Pengelolaannya dipercayakan sepenuhnya kepada pihak sekolah. Yang penting wujudnya berupa makanan bergizi,” tambah Koestanto.

Selain persoalan gangguan gizi untuk anak SD, persoalan lain yang juga masih menjadi pekerjaan rumah Pemkot Solo adalah masalah gizi buruk dan gizi kurang. Apalagi angka penderitanya masih cukup besar. Hingga Juli 2007 jumlah penderita gizi buruk tercatat 42 orang dan gizi kurang sebanyak 307 orang. (MIO: 18 Juli 2007)


Komentar Redaksi :

Menyedihkan melihat kemiskinan di Indonesia , padahal negeri ini sangat kaya. Persoalan utamanya Indonesia menganut sistem Kapitalisme yang hanya menghitung orang miskin dengan angka stastik, tanpa melihat realita di lapangan. Solusinya adalah kembali pada syariah Islam yang akan menjamin kebutuhan pokok tiap individu rakyat (sandang, pangan, papan) , dan menjamin secara gratis kebutuhan vital kolektif (kesehatan, pendidikan, keamanan dll)

One comment

  1. Cermin kemiskinan di Indonesia, padahal negeri ini secara realitas memiliki kekayaan alam yang sangat kaya…. lalu kemana kekayaan negeri ini??? Kemana???

    Belum lagi mereka yg nggak bisa sekolah, seperti pada tayangan ini: http://www.youtube.com/watch?v=860pPbNrnsA , karena alasan biaya., untuk masuk ke tingkat SMA saja harus mengeluarkan 1,5 juta…. dari mana uangnya…???

    Hanya satu solusi: kembali pada sistem ISLAM!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*