IMPERIUM Uni Soviet yang berdiri sejak 1917, menguasai setengah Eropa dan seperdelapan
Setelah Uni Soviet bubar tahun 1989, tinggal menyisakan Republik Federasi Rusia. Negara-negara lainnya, yang dulu berbentuk otonom terbatas, ramai-ramai memerdekakan diri. Negara-negara Asia Tengah, yang terdiri dari Uzbekistan, Tajikistan, Kazakstan, Kirgiztan, dan Turkimenistan, kembali ke status masing-masing sebelum dicaplok Uni Soviet. Yaitu sebagai negara merdeka dan berdaulat penuh, bebas dari keterikatan kepada Moskow.
Akan tetapi, masih ada beberapa negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, tetap setia bergabung kepada Federasi Rusia. Menurut pakar Islam asal Rusia, Sychev Victor (65), terdapat sembilan republik “Islam” di lingkungan Federasi Rusia. Masing-masing Adegia, Baskortastan, Dagestan, Isngushetia, Kabardino-Balkariya, Karachaevo-Cherkesia, Osetia Utara, Tatarstan, dan
Perkembangan Islam
Victor, yang meraih gelar doktor dari Academic Scienes of Rusia Institute Oriental Studies, menyebutkan bahwa Islam di Rusia sudah berkembang sejak lama. Mengacu kepada catatan perjalanan pengembara Islam abad ke-11 M (Masehi), Ibnu Ruslan, dalam bukunya Rihlah, sejak abad ke-10 M di sepanjang Sungai Volga ditemukan komunitas Islam secara terbatas. Mereka berasal dari pedagang-pedagang Arab yang berniaga ke belahan bumi utara.
Dalam sejarah Rusia modern, agama Islam menduduki posisi penting di berbagai bidang kehidupan. Namun, publikasi tentang kondisi itu masih sangat jarang. Mungkin karena di kalangan Islam Rusia kekurangan ahli komunikasi dan publikasi, sementara para orientalis non-Muslim yang mempelajari Islam lebih cenderung menggali data-data, fakta-fakta, dan informasi dari khasanah Islam masa lampau.
Karena memiliki hubungan geografis, politis, administrasi dan sejarah dengan negara-negara Islam, cukup wajar jika Rusia, sebagai pewaris utama Uni Soviet, memiliki khasanah naskah-naskah Islam berusia tua, baik yang telah dipublikasikan maupun masih berbentuk manuskrip asli. Universitas-universitas di Petersburg (pernah bernama
Yury Ganskovsky, pakar Islam zaman Uni Soviet (1979) menyusun katalog lengkap tentang naskah-naskah kuno Islam yang tersebar di seluruh Uni Soviet, yang kemudian diambil alih pengelolaan dan pemeliharaannnya oleh pemerintah Federasi Rusia. Sebagian lagi diserahkan kepada tiap negara yang dulu bergabung dengan Uni Soviet.
Catatan Ganskovsky menunjukkan, di perpustakaan negara Petersburg, terdapat koleksi naskah-naskah kuno Alquran yang ditulis tangan menggunakan huruf Arab gaya “kufi”, sebanyak seratus dari versi “khat” (seni tulis) berbeda-beda. Di situ juga tersimpan naskah kuno tulisan tangan puisi lirik Shahnama karya penyair besar
Selain naskah-naskah di atas, Perpustakaan Negara Petersburg sangat membanggakan naskah-naskah risalah para filsuf Islam abad pertengahan yang berasal dari kawasan Uni Soviet. Di antaranya, ensiklopedia filsafat yang disusun Ibnu Sina (Avicenna), pakar filsafat dan kedokteran kelahiran Uzbekistan (980 M), serta karya Al Farabi, filsuf Muslim lainnya yang berasal dari Azerbaijan (910 M). Yang paling indah tampilan, bahan, serta bentuknya adalah mushaf Alquran mini sebesar korek api, hasil karya seorang seniman asal
Naskah Berbahasa Arab
Di perpustakaan Lembaga Orientologi Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional, Moskow, tersimpan banyak naskah keagamaan, hukum, tata negara, dan ilmu pengetahuan yang berasal dari negara-negara Islam tempo dulu. Selain Lima ribuan naskah berbahasa dan berhuruf Arab, juga empat ribuan naskah dalam berbagai cabang dan dialek bahasa Turki, termasuk naskah Kitab Undang-Undang Sultan Salim, salah seorang penguasa Dinasti Turki Utsmani abad ke-15.
Naskah Arab tertua di perpustakaan terbesar Rusia itu, bertarikh abad-abad pertama Hijriah, berupa surat-surat Raja Kerajaan Sogdiana, bernama Diwashtis, kepada panglima perang Islam terkenal, Kutaib Ibnu Muslim. Surat-surat itu ditemukan dalam penggalian arkeologi di
Perubahan Politik
Seiring dengan perubahan iklim politik dunia internasional, yang mengandung gejala pertentangan antara Barat lawan Islam sebagaimana dikemukakan Samuel Huttington (1996), apresiasi Rusia dan negara-negara bekas Uni Soviet terhadap Islam mulai meningkat. Setelah 70 tahun masa pemerintahan komunis Uni Soviet menjadikan Islam sebagai sasaran penindasan, kini Islam kembali menjadi subjek yang ikut menentukan perkembangan keadaan. Konflik diplomatik Rusia-Inggris, yang akan memicu bibit-bibit “Perang Dingin” babak kedua, akan membuat Rusia berpaling kepada negara-negara Islam. Negara-negara Islam yang merasa sakit hati oleh Inggris (juga Amerika dan
Itu merupakan bukti bahwa perkataan Allah SWT itu benar, kita lihat sekarang bahwa umat islam terpuruk akan nafsu duniawinya, sibuk mengumpulkan harta, pangkat dan jabatan yang identik dengan penyakit WAHN yang ditimpakan ALLAH SWT karena kita lalai akan Al-Quran dan Sunnah Rasul. Jika sudah mulai terkuak maka kembalilah ke jalan Allah SWT, mari sama-sama kita tegakkan khilafah untuk menghantar kita semua menuju jannah-Nya.