Fatwa Khilafah oleh Shaykhul Hindia* (Sang Ulama Hindia) 1920

fatwakhilafah.jpg

*Hindia dipakai untuk membedakan dengan India modern. Hindia meliputi India, Pakistan, dan Bangladesh

Berikut adalah fatwa Shaykh Maulana Mahmood Hasan, Sang Ulama Hindia (Shaykhul Hindia), yang dipenjara oleh Kerajaan Inggris di Malta selama 3 tahun akibat berpegang teguh dengan keyakinannya untuk tidak melepaskan kesetiaannya terhadap Khilafah Uthmani (Ottoman).

Sang Ulama bersama muridnya Maulana Hussain Ahmad Madni (yang berikutnya terkenal sebagai Sang Ulama Islam (Shaykhul Islam) ditangkap oleh Sharif Hussein di Mekkah tanggal 23 Safar 1335 (19 Desember 1917). Mereka berdua lalu diasingkan ke Malta lewat Kairo melalui kapal tanggal 29 Rabbiut-Thani 1335 (22 Februari 1917) dan dipenjara oleh Inggris selama 3 tahun dan 4 bulan. Mereka akhirnya dibebaskan dan mendarat di Bombay tanggal 21 Ramadhan 1338 (8 juni 1920). Saat itu kepulangan mereka dari Malta bersamaan dengan tercetusnya Pergerakan Khilafah di India.

Shaykhul Hinda adalah ketua Dar al-Ulum Deoband saat itu, dia memberikan dukungan terhadap Khilafah dan berjuang untuk mempertahankan keberadaan khilafah. Dia telah bertemu dengan Wali (gubernur) Khilafah di Mekkah dan para pembantu-pembantu Kholifah di sana. Wali Khilafah di Mekkah memberikan dokumen-dokumen kepada Shaykhul Hindia untuk mendukung perjuangan umat islam di Hindia melawan tirani Inggris. Dokumen terpenting adalah seruan Wali di Mekkah terhadap kaum muslimin Hindia, dimana ia memuji usaha Shaykhul Hindia dalam memulai pergerakan melawan kolonialisme Inggris dan meminta seluruh kaum muslimin Hindia untuk mendukung usaha Shaykhul Islam ini. Selanjutnya ia juga menegaskan dukungan Khilafah untuk memberikan bantuan kepada umat muslim Hindia dalam melawan Inggris.

Dokumen dukungan dari Wali di Mekkah ini dikenal dengan nama Ghalib Namah. Seusai melakukan Haji di tahun 1334 H (1915 M), Shaykhul Islam juga bertemu dengan pejabat-pejabat Khilafah seperti Anwar Pasha dan Jamal Pasha. Anwar Pasha juga menulis surat kepada umat Islam India yang melawan penjajahan Inggris. Kata-kata Anwar Pasha ini mirip dengan yang tertulis di Ghalib Namah. Surat ini juga menyerukan kepada seluruh penduduk dan pejabat Khilafah Uthmani untuk memberikan dukungan kepada Shaykhul Hindia dengan menyalurkan bantuan materi dan tenaga demi pergerakan muslim di Hindia. Kopi dari dokumen ini berhasil diselundupkan ke India dan disebarluaskan ke seluruh Yaghestan, meski harus menghadapi ganjalan dari dinas intelijen Inggris.

Mayoritas Ulama Hindia mendukung Khilafah di awal abad ke 20, dan sayangnya, fakta bersejarah ini sudah banyak dilupakan saat ini. Kata-kata yang termaktub dalam Fatwa dibawah ini menggambarkan bagaimana Shaykhul Hindia melihat fungsi keberadaan Khilafah dan pandangannya terhadap bentuk kerjasama dengan kaum kolonialis.

Teks Fatwa:

Pertanyaan: Apa sikap kaum Ulama dan Mufti terhadap persoalan dibawah ini?

  1. Akibat pertambahan jumlah pengeluaran biaya, pihak administrasi Madaris mengambil hibah dari pemerintah Inggris. Dalam konteks penolakan untuk bekerja sama dengan pemerintahan Inggris, apakah boleh untuk mengambil hibah seperti itu dari Inggris?
  2. Apakah penerimaan tunjangan dan gaji oleh para pelajar yang mereka terima dari pemegang kekuasaan pemerintah Inggris dibolehkan?
  3. Apakah boleh untuk para pelajar untuk meninggalkan Madaris tanpa memberitahu orang tua mereka demi menunjukan sikap penolakan mereka?
  4. Kita wajib untuk memberikan nafkah kepada para istri, anak-anak, dan orang tua yang sudah berumur. Apakah dibolehkan untuk meninggalkan kewajiban ini demi perjuangan menegakkan khilafah?
  5. Ada beberapa Madaris yang menerima hibah dari pemerintah atau dari kepala pemerintah daerah yang menentang perjuangan menegakkan Khilafah dan pergerakan yang menolak kerja sama dengan Inggris. Apakah boleh untuk mengajar, belajar, berceramah atau menerima posisi administratif, di madaris-madaris tersebut?
  6. Apakah boleh bagi seseorang untuk mengambil dana perjuangan penegakan Khilafah untuk memenuhi kebutuhan primer dirinya atau orang lain yang berada dibawah tanggungjawabnya?
  7. Bagaimana bentuk hubungan dengan kalangan pegawai pemerintahan atau dengan pegawai Madrasa yang menerima hibah dari pemerintah?
  8. Dalam konteks penegakan Khilafah atau penolakan kerjasama dengan pemerintahan Inggris, apakah boleh menerima dukungan dan kerjasama dengan kalangan Hindu, baik secara moril dan materiil?
  9. Uang dari dana pembentukan Sekolah Aligarh berjumlah sekitar empat puluh ribu rupee dan pembiayaan perpustakaan dan buku-bukunya sekitar ribuan rupee. Apakah penggunaannya adalah tanggungjawab anggota madrasa untuk menggunakannya dan melindunginya?
  10. Apakah perlu bagi para pelajar untuk menuntut ilmu yang diajarkan melalui sistem pendidikan Inggris sambil menuntut ilmu keagamaan sehingga ketika mereka selesai, mereka bisa mengajar kepada yang lain? Ataukah penting bagi para pelajar untuk berjuang demi suksesnya penegakan Khilafah dan pergerakan penolakan kerjasama? Pendeknya, apakah menuntut ilmu keagamaan lebih penting ketimbang partisipasi dalam pergerakan Khilafah dan penolakan kerjasama?

Jawab:

Dengan nama ALLAH, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala Puji milik ALLAH dan sholawat dan salam tercurah kepada yang Ia hendaki. Hati pada hakekatnya adalah hati, bukan batu yang tidak bakal luluh dilanda kepedihan. Kita akan menangis ribuan kali, kenapa harus merasa terganggu?

Sebelum menjawab daftar pertanyaan di atas, setiap muslim sejati harus keluar dari gejala umum kesempitan berpikir menuju keluasan berpikir yang menyadari rahmat ALLAH yang luarbiasa terlimpah kepada kita umat Islam. Kalau saja kita berpikir secara mendalam, maka tampaklah bahwa kekayaan sejati yang tiap muslim bisa miliki adalah kekayaan Iman. Maka, melindunginya dengan segala kemampuan adalah kewajiban setiap umat islam. Adalah suatu intrik licik yang nista yang telah mencuri kekayaan sejati ini dari diri kita!

Musuh umat islam tidak melepaskan satu kesempatan pun untuk menjatuhkan keutamaan dan pamor Islam. Iraq, palestina, dan Syria yang telah dibebaskan dan dimenangkan oleh para sahabat nabi Muhammad saaw setelah melalui berbagai macam pengorbanan, menjadi target keserakahan musuh-musuh Islam. Panji-panji Negara Khilafah telah terkoyak-koyak. Sang Kholifah (pemimpin umum umat Islam sedunia) yang dulu menyatukan wilayah dunia islam, yang dulu melindungi hak dan kepentingan umat islam, dan yang dulu meninggikan derajat dan menerapkan kalimatullah, kini telah dikepung oleh musuh-musuhnya dari segala penjuru yang mengakibatkan hilangnya makna dan wibawa.

“Menggunungnya permasalahan yang telah menumpuk di pundak, mampu merubah siang menjadi malam !“

Bendera Islam sudah tidak lagi berkibar. Jiwa Abu Ubaidah (RA), Sa’d Bin Abi Waqas (RA), Khalid Bin Walid (RA) dan Abu Ayub Ansari (RA) kini tengah bergolak. Kenapa? Karena, kaum muslimin telah kehilangan kehormatan dan harga dirinya. Keberanian dan semangat beragama sebagai kunci kekuatan dan jatidirimereka telah lenyap akibat ketidaktahuan dan kelelapan dengan kenikmatan. Dalam waktu-waktu sulit seperti ini tidak hanya keengganan umat islam untuk saling membantu, tetapi juga kuatnya keinginan untuk mengharap persahabatan dengan kaum kafir, hingga perlu membunuh saudaranya sesama muslim. Muslim telah meminum darah sesama muslim dan tangan mereka telah bersimbah darah sesama muslim.

Wahai putera-putera Islam! Wahai pecinta Umat Islam! Kalian sebenarnya lebih tahu daripadaku bahwa petir yang menyambar dan api yang membakar tenda-tenda Dunia Islam dan benteng-benteng Khilafah berasal dari darah-darah Arab dan Hindia. Sedangkan kekuatan kekayaan umat Kristen yang berhasil menundukkan umat muslim, tidak lain sebagian besar berasal dari hasil kerja keras kalian.

Maka, bukankah bebal dan bodoh kalau masih ada kaum muslim yang berkepala batu yang tidak mengerti akibat kerjasama dengan umat Kristen? Dalam situasi ini, ketika seseorang hendak tenggelam, ia hendak menggapai seutai jerami dalam bentuk usaha mencari kerjasama yang ia kira mampu menyelamatkannya dari ketenggalamannya?Wahai saudaraku! Saat ini bukanlah waktu untuk berwacana atau berdiskusi tentang hal-hal ‘kalau saja’ atau ‘lebih baik’, tapi ini saat untuk bertindak dengan semangat Islam demi kehormatan dan pamor agama kita. Saya khawatir bahwa perbedaan, kecil atau besar, dari sesama ulama akan menekan semangat dan keberanian kita. Saya tidak mengatakan untuk menghunus pedang dan pergi ke Iraq atau Suriah untuk berjihad melawan musuh Islam dan bersama-sama saudara-saudara kita disana. Saya hanya meminta, jangan perkuat musuh-musuh islam (dengan bekerjasama dengan mereka) dan ikuti perintah-perintah ALLAH dengan penuh semangat dan hikmat:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS Al Maidah : 51)

“Janganlah orang-orang mu’min mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).” (QS Ali Imron : 28)

“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.” (QS Nisaa: 138-139)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?” (QS Nisaa: 144)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.” (QS Al Maidah : 57)

“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) -Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung.” (QS al Mujaadilah:22)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.” (QS Al Mumtahana: 1)

Banyak sekali ayat Quran mengenai hal ini yang tidak bisa ditulis satu persatu. Namun sungguh jelas mestinya bahwa saya telah menerjemahkan ‘Auliya’ sebagai ‘pendukung’ sekaligus ‘sahabat’. Arti dan makna kata tersebut adalah terjemahan pakar-pakar Tafseer seperti Imam Ibn Jareer Tabri, Hafiz A’maduddin Bin Kathir dan Imam Fakhruddin Ra’zi.

Maksud saya adalah untuk menjelaskan bentuk ‘tidak bekerjasama’ berarti tidak mendukung atau membantu mereka dan juga tidak mengambil dukungan atau bantuan dari mereka. Maka jawaban dari pertanyaan pertama dan kedua adalah meninggalkan atau menolak bantuan dana dan beasiswa dari pemerintahan Inggris yang diberikan kepada para Madaris. Dan pengambilan keputusan untuk sikap penolakan ini tidak diperlukan ijin dari orang tua murid . Malahan adalah suatu ajakan mulia dari pihak murid untuk meyakinkan orangtua mereka untuk setuju terhadap tindak penolakan kerjasama dengan pemerintahan Inggris. Dilema yang dihadapi para pelajar sekarang bukan hal baru dan juga dialami umat islam jaman Nabi dulu. Mereka juga bertanya kepada Nabi bagaimana mereka bisa memutuskan hubungan dengan kaum kafir. Kalau itu mereka lakukan, tentu mereka akan terpisah dari orangtuanya, saudara laki-lakinya, saudara perempuannya, dan saudara-saudara lainnya. Bisnis dan harta mereka pun akan lenyap. Desa mereka pun bisa hancur. Pertanyaan mereka ini dijawab oleh ayat ALLAH:

Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (QS At Taubah : 24)

Memang ada semacam kekhawatiran di hati jika suatu pergerakan yang meluas disegala penjuru dunia akhirnya gagal dan pemerintahnya masih tetap kokoh berkuasa, tentu ini akan menyebabkan suatu kekalahan yang menimbulkan kesulitan yang luarbiasa. Pandangan seperti ini sebenarnya juga terjadi di jaman Nabi juga. Ayat-ayat Quran merekam kata-kata kaum munafik yang berharap bahwa persahabatan mereka dengan kaum Yahudi adalah untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan kalau Muhammad saaw gagal dalam misinya dan kaum Yahudi menjadi pemenang:”Kami takut bakal tertimpa kemalangan kalau ada perubahan nasib.”

“Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana”. Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.” (QS Al Maidah :52)

Wahai teman-temanku! Pegang erat-erat perintah ALLAH dan yakinlah kepada ALLAH saja, bersikap teguhlah terhadap tujuanmu dan tetap tolak untuk bekerjasama dengan pemerintahan Inggris. Janganlah engkau tunda dukungan dan bantuan apapun yang engkau mampu lakukan dan berikan untuk Islam dan kaum muslimin. Engkau tidak bisa lagi membiarkan saat-saat genting seperti sekarang untuk berlalu begitu saja.

Adalah suatu keberuntungan ketika mayoritas kaum Hindu akan bersemangat untuk mendukungmu dan bekerjasama denganmu. Peristiwa Jalianwala Bagh di Punjab dan keinginan untuk membentuk pemerintahan sendiri adalah kesempatan emas untuk menolak kerjasama dengan pemerintahan Kristen Inggris. Kabarnya pula, Liga Sikh juga telah memutuskan untuk mendukung gerakan tidak bekerjasama dengan Inggris.

Sebenarnya, teman dan pendukungmu hanya ALLAH.

Kalau kelompok pendukungmu memberikan bantuan, walau berasal dari komunitas agama lain, maka bekerjasamalah dengan mereka. Malahan, engkau harus bersikap sopan murah hati kepada mereka. Qur’an telah menyatakan:

“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS al Mumtahana :8-9)”

Sangat bijaksana untuk diingat bahwa kerjasama dan relasi dengan umat Hindu, tidak berarti bahwa kaum Muslimin harus menyesuaikan perintah ALLAH dengan jalan kekufuran. Kalau itu terjadi, maka seperti hilangnya pahala sekaligus penambahan dosa di saat yang bersamaan.

Tujuan saya adalah untuk menindaklanjuti seruan untuk tidak bekerjasama dengan pemerintahan Inggris secara serius dan yakinlah kepada ALLAH. Bagi para pelajar yang tidak memiliki kewajiban lain, mereka wajib untuk menyebarluaskan pergerakan ini. Mereka yang memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan keluarga, istri, dan orangtuanya juga masih perlu berpartisipasi dalam pergerakan ini selama kewajiban terhadap keluarga tersebut tidak terlalaikan. Apabila ada orang yang berjuang untuk membantu dan melindungi Khilafah, sedangkan komite Khilafah memiliki dana dari sumbangan, maka dana tersebut bisa juga dipakai orang tersebut.

Pendeknya, kerjasama dengan kaum kafir tidak dibolehkan. Adalah lebih baik untuk menghindar dari bekerjasama dengan Inggris. Muslim harus menghilangkan pemikiran lain dan meletakkan kepercayaannya kepada ALLAH semata, dimana hanya ALLAH lah yang menentukan nasib pengemis maupun penguasa.

Kehatian-hatian, menurut saya, adalah rekan-rekan yang bertujuan sama harus memilih kecintaan yang lebih agung. Dengan keyakinan seperti ini, berjuang untuk yang dicintai harus dilaksanakan tanpa ragu-ragu dengan segala konsekuensinya.

Saya akhiri argumentasi ini dengan petisi dan permintaan bahwa saya bukanlah seorang Mufti. Namun saya berharap bahwa argumen2 saya bisa menjawab pertanyaan2 saudara. Mengenai pembangunan dan perawatan gedung Aligarh College dan perpustakaannya, tanyakan hati kecilmu dan jangan lupakan dan pertimbangkan juga nilai Konstatinopel/Istambul, Syria, Palestina, dan Iraq.

Akhirnya, saya pikir perlu untuk menegaskan bahwa jatuh bangunnya, berhasil gagalnya pergerakan ini sangat tergantung dari tindakan dan pilihan yang kita ambil. Kita tidak boleh melakukan apapun yang akan menggoyang ketenangan dan menimbulkan pertumpahan darah. Dan saran ini adalah saran bagi seluruh cendekiawan. Kita harus cermati nasihat ini, sebab jangan sampai kita terjerumus dalam kegagalan dan kehilangan keberhasilan.

Mari berdoa kepada ALLAH, sumber dari segala kehormatan, dari lubuk hati yang terdalam, jangan sampai ALLAH menghilangkan kehormatan umat Islam dan tidak membiarkan umat ini menjadi bulan-bulanan kaum kafir. Dan semoga ALLAH beserta kita dalam setiap jejak langkah dan amalan2 kita.

Wassalam,

Mahmood

Saudaramu yang mengharap terbaik bagimu dan pencari ampunan dari ALLAH

16 Safar 1339 (30 Oktober 1920)

7 comments

  1. Sudah saatnya setiap ulama menyerukan pengakan syariah & khilafah sebagai kewajiban terbesar… jika mereka memang benar2 ulama pewaris para nabi

  2. Hindia Barat (sekarang India, Pakistan dan Bangladesh) dahulu adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Karena nasionalisme kini menjadi tiga negara dan muslim menjadi minoritas di India dengan segenap penderitaannya. Peran Inggris (sebagai penjajah dari Eropa) memunculkan negara bangsa di sana sangat besar, hingga gerakan Khilafah di Hindia Barat berujung dengan berdirinya tiga nation state di atas.

    Hindia Timur (sering juga disebut Hindia Belanda karena dijajah oleh Belanda yang juga dari Eropa) juga mengalami nasib yang mirip Hindia Barat sehingga kini menjadi Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei dan sebagainya. Hanya bedanya di Hindia Timur, peran Belanda di masa lalu lebih dominant. Akankah nasib kaum muslim di India dialami oleh kaum muslim di Indonesia?

    Belajar dari sejarah Hindia Barat tersebut maka jangan sampai gerakan Khilafah di Indonesia saat ini berbelok atau dibelokkan oleh negara-negara imperialis dengan jargon nasionalisme yang telah biasa memecahbelah negeri-negeri Islam. Bahkan kemudian mereka menuduh bahwa gerakan Khilafah menjadikan Indonesia terpecah belah, padahal merekalah yang secara nyata memecah-belah Indonesia.

    Kita harus cermat terhadap negara-negara penggagas nation state yang mungkin akan melakukan pemecah-belahan Indonesia yang tanda-tandanya sudah tampak cukup banyak. Timor Timur sudah menjadi contoh nyata. Papua, Maluku, Aceh dsb tentu harus terus diperhatikan dari makar-makar negara-negara pengusung nation state yang biasanya juga menggembar-gemborkan HAM, Self Determination dsb tetapi secara sepihak hanya dipaksakan untuk negeri-negeri muslim saja.

    Sering terjadi friksi antara Indonesia dengan Singapura lalu belakangan ini dengan Malaysia harus kita sikapi dengan cerdas yang mengarah kepada penyatuan semuanya agar lebih solid bukan dalam bentuk ASEAN yang kini juga mengikuti langkah Uni Eropa yang tentunya malah akan dikendalikan oleh mereka (Eropa) maupun Amerika karena organisasi-organisasi seperti ASEAN adalah alat mereka.

    Mari semangat Syaikhul Hindi ini kita gelorakan untuk menyatukan kembali bukan hanya Hindia Barat yang kini menjadi India, Pakistan dan Bangladesh tetapi juga kelak untuk menyatukan Hindia Barat hingga Hindia Timur yang kini menjadi Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei dan bahkan seluruh negeri-negeri Islam.

    Dengan demikian New World Order akan berada dalam genggaman Islam dalam bentuk Khilafah sehingga Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin akan benar-benar terwujud.

    Allahu Akbar

  3. iman ti bandung

    Aku Kangen Berat dengan Ulama berkarakter ini…
    Moga tongkat estafeta perjuangannya mau dan mampu kita lanjutkan!

  4. seperti itulah seharusnya Sikap Ulama’ Islam,bUKan mALah mENjadi AnTEKnya.mAlU2in iSLam.dAn saya IkUt MaLu kpd AllAh.Astagfirullahal’adhim.

  5. makin banyak yang menutupi kebenaran, Allah SWT justu membuka tabir-tabir yang sedang banyak ditutupi kaum kapitalis dan antek-anteknya. wahai kaun muslimin selamatkan dunia dengan kembali kepada sistem ysng diridhoi Allah ini, Daulah Khilafah Islamiyyah.

    Yaa. Mutakabbir Ya.. Allah teguhkanlah hati kaum muslimin dalam segala kondisi, dimanapun, kapanpun dan siapapun. Jadikan mereka pengikut Muhammad Saw dan berikanlah mereka keutamaan-keutamaan yang telah Engkau janjikan

  6. Saatnya pejuang Khilafah Islam memompakan dan membuahkan semangat kepada sesamanya dengan inspirasi tulisan dimaksud.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*