Pemerintah Indonesia Jangan Ikut Dukung Perjanjian Palestina-Israel dengan Meninggalkan Hamas

Senin (22/10/07), Presiden Palestina, Mahmoud Abbas datang ke Indonesia. Abbas langsung di sambut oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Jakarta. Tujuan kedatangan Presiden Palestina ini adalah untuk meminta dukungan pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam perjuangan Palestina untuk memerdekakan diri dari penjajahan Isarael terutama dalam konferensi damai yang akan digelar di Washington, yang di sponsori Amerika Serikat, November 2007 mendatang. Selain bertemu dengan Presiden, Mahmoud Abbas juga bertemu dengan Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid dan ikut dalam pertemuan lintas agama yang dihadiri oleh tokoh-tokoh agama.

Sejarah mencatat setiap rencana ‘konferensi damai’ yang disponsori AS maupun Israel maka sebelumnya dipastikan ada ‘tekanan’ dan berbagai macam syarat yang semakin ‘memperlemah’ posisi rakyat Palestina dan pemerintahannya. Sebagai misal, rencana konferensi internasional damai yang disponsori AS bulan November depan. Jauh-jauh sebelumnya, pada bulan Februari 2007, Israel telah member ‘warning’. Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert mengatakan bahwa dia dan Presiden Amerika George Bush telah setuju untuk memboikot pemerintah persatuan Palestina yang akan dibentuk jika tidak memenuhi tuntutan internasional. Kata Olmert, tidak akan ada kerjasama dengan pemerintah Palestina manapun jika mereka tidak meninggalkan terorisme, mengakui hak Israel untuk hidup, dan menghormati perjanjian sebelumnya. (VOA News, 18/02/2007). Mengakui Israel, dan menangkap serta memenjarakan para mujahidin yang dengan tulus ikhlas berjuang melepaskan ‘tanah haram’ yang dikuasai Israel adalah dua syarat yang ‘tidak bisa’ diterima oleh akal sehat. Sebab, para mujahidin berperang karena melawan penjajahan Israel yang melakukan ‘genocide’ kepada rakyat Palestina.

Menjadi aneh jika kemudian AS dan Israel ‘tiba-tiba’ mengajukan proposal damai dengan Palestina lewat konferensi damai bulan November depan. Apalagi, dalam konferensi damai internasional nanti tidak mengikutkan Hamas yang nota bene dia adalah kelompok yang menang dalam pemilu sehingga menjadi ‘representasi resmi’ pemerintah Palestina, semakin menambah daftar panjang, bahwa sebenarnya apa yang direncanakan oleh AS dan Israel tidaklah secara sungguh-sungguh menyelesaikan permasalahan Palestina. Jelas, ini merupakan upaya untuk semakin memperlemah potensi rakyat Palestina yang ingin membebaskan tanah Palestina.

Belum lagi, tatkala Mahmoud Abbas berkeliling untuk minta dukungan atas upaya damai di Palestina, hal sebaliknya justru dilakukan oleh Ehud Olmert. Olmert menyatakan bahwa hasil kesepakatan nantinya tidaklah terlalu ‘mengikat’. Belum lagi ‘draft isi’ perjanjian yang akan disepakati. Tatkala pemerintah Palestina mengajukan penyelesaian bagi masalah-masalah utama seperti masalah perbatasan, pengungsi dan status Jerusalem dengan perjanjian secara rinci dan kurun waktu bagi pelaksanaan, Israel justru minta agar dokumen bersifat longgar.. Bahkan, Ehud Olmert, baru-baru ini memperkokoh sikapnya terhadap Palestina dengan menyatakan bahwa Israel tidak akan melaksanakan suatu perjanjian sebelum Abbas menindak keras kelompok-kelompok militant (baca: para mujahidin). (Antara, 25 Oktober 2007).

Menanggapi kunjungan Presiden Palestina ini, pemerintah Indonesia menandatangani 6 Memorandum of Understanding (MoU) dan perjanjian kerjasama, yaitu:

  1. Deklarasi bersama antara Indonesia dan Palestina yang ditandatangani oleh Presiden SBY dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas
  2. MoU konsultasi antara Indonesia dan Palestina yang ditandatangani oleh Menlu Hassan Wirajuda dan Menlu Palestina Riad Al Malki
  3. MoU antara Indonesia dan Palestina mengenai kerjasama teknis untuk pengembangan sumber daya manusia yang ditandatangani oleh Menlu Hassan Wirajuda serta Menlu Palestina Riad Al Malki
  4. MoU antara Kementerian Luar Negeri Indonesia serta Kementerian Luar Negeri Palestina mengenai pendidikan, pelatihan serta kerjasama di bidang hubungan diplomatik yang ditandatangani oleh Menlu Hassan Wirajuda serta Menlu Palestina Riad Al Malki
  5. MoU antara kantor berita ANTARA (Indonesia) dan WAFA (Palestina) mengenai kerjasama di dalam bidang pertukaran media dan berita, yang ditandatangani oleh Managing Director ANTARA dan Plenipotentiary Palestina untuk Indonesia
  6. MoU antara kerja sama pemerintah DKI Jakarta dan pemerintah Al-Quds As-Shareef, yang ditandatangani oleh Wagub DKI Jakarta Prijanto dan Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi.

Ketua MPR RI, Hidayat Nurwahid mengatakan Indonesia siap menjadi penengah untuk mempertemukan pemimpin kelompok Hamas dan Fatah di Indonesia, sesudah otoritas Palestina harus melakukan rekonsiliasi dua kelompok yang bertikai itu untuk meningkatkan posisi tawar dengan AS dan Israel. Sedangkan Agung Laksono menyatakan akan mendesak pemerintah untuk memberikan bantuan kepada Palestina. Tidak jelas bantuan apa yang dimaksud.

Selain itu, pemerintah Indonesia berencana memanfaatkan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang telah dirancang sejak tahun lalu diharapkan juga dapat terus konsisten mendukung perjuangan bangsa Palestina. ‘Saya kira bangsa Asia-Afrika dapat memberikan banyak bantuan kepada bangsa Palestina dan awal tahun depan bangsa Asia-Afrika akan memberi dukungan pada pembangunan kapasitas,” tegas Menlu Hasan Wirayudha.

Menentukan Sikap

Realitas yang ada menunjukkan bahwa otoritas Palestina saat ini sedang ’menyingkirkan’ Hamas. Kunjungan Abbas merupakan kunjungan otoritas Palestina minus Hamas. Karenanya, MoU tersebut sadar atau tidak sadar merupakan pengokohan terhadap pihak otoritas yang bersiap-siap berunding dengan Israel tanpa mengikutsertakan Hamas. Padahal, Hamas merupakan kekuatan Muslim yang menang dalam Pemilu disana.

Seharusnya pemerintah Indonesia tidak mendukung setiap upaya damai yang di usung oleh AS dan Israel. Sebab sejatinya setiap upaya mereka pasti untuk semakin menekan Palestina. Pemerintah Indonesia seharusnya senantiasa konsisten menyuarakan terlepasnya Palestina dari penjajahan Israel, dimanapun dan dalam setiap event Internasional apapun. Selain itu juga, pemerintah Indonesia juga terus aktif melakukan upaya dan usaha ‘riil’ bagi terlepasnya Palestina dari penjajah Israel. Pemerintah Indonesia harus menyuarakan dengan lantang bahwa Israel harus ‘keluar’ dari Palestina sebagai solusi mendasar terselesaikannya permasalahan di Palestina. Karena tanpa keluarnya Israel dari Palestina maka segala upaya dan konferensi akan sia-sia semata karena memang akar permasalahan konflik di Palestina adalah bercokolnya Israel yang didukung oleh AS.

Pemerintah Indonesia harus mendorong setiap penyelesaian Palestina bukan dalam kerangka ‘kepentingan AS dan Israel’, tapi dalam kerangka kepentingan umat Islam. Pemerintah terjun melakukan mediasi bagi penyatuan sikap Hamas dan Fatah untuk menyelesaikan permasalahan Palestina. Satukan Hamas dan Fatah untuk melawan Israel yang didukung AS. Mereka harus bersatu padu mengusir Israel. Pemerintah Indonesia harus menjadi ‘pelopor’ dengan senantiasa aktif melakukan upaya-upaya penyelesaian dengan melibatkan potensi umat Islam di seluruh dunia. Galang setiap negeri-negeri Islam untuk ‘semakin peduli’ dengan permasalahan Palestina. Ajak mereka untuk bersatu menerapkan syariah dan menyatukan umat dalam Khilafah sekaligus melawan penjajah Israel. Pemerintah Indonesia jangan sekali-kali mengamini apalagi mendukung upaya damai yang sedang dilakukan Abbas-Israel dengan meninggalkan Hamas. Itulah hal utama yang dilakukan pemerintah Indonesia. Mendukung perjanjian otoritas Palestina-Israel apalagi dengan melupakan Hamas merupakan pengkhianatan kepada Allah SWT, Rasul dan Kaum Muslim. Wallahu’alam bi ash-Showab.

Lajnah Siyasiyah
Hizbut Tahrir Indonesia
26 Oktober 2007

9 comments

  1. Wahai Israel dan Amerika Laknatullah….

    TUNGGU KAMI…PASUKAN ISLAM DIBAWAH PANJI LIWA-ROYA….

    Wahai Penguasa Muslim yg berkhianat kepada Saudaramu sesama muslim…..

    Tunggulah masanya tatkala 4JJI SWT mengutus pasukan Islam untuk menangkapmu yang berlindung di ketiak Para musuh2 Islam…

    Tunggu…..

  2. iman ti bandung

    Mengakui Israel, dan menangkap serta memenjarakan para mujahidin yang dengan tulus ikhlas berjuang melepaskan ‘tanah haram’ yang dikuasai Israel adalah dua syarat yang ‘tidak bisa’ diterima oleh akal sehat. Sebab, para mujahidin berperang karena melawan penjajahan Israel yang melakukan ‘genocide’ kepada rakyat Palestina.

    Israel harus ‘keluar’ dari Palestina sebagai solusi mendasar terselesaikannya permasalahan di Palestina Karena tanpa keluarnya Israel dari Palestina maka segala upaya dan konferensi akan sia-sia semata karena memang akar permasalahan konflik di Palestina adalah bercokolnya Israel yang didukung oleh AS.

    Mendukung perjanjian otoritas Palestina-Israel apalagi dengan melupakan Hamas merupakan pengkhianatan kepada Allah SWT, Rasul dan Kaum Muslim.

  3. UnoStateUnoRule

    kalo pemerintah Indonesia ngedukung perjanjian damai Israel-Palestina, ini menjadi bukti bahwa mereka (pemerintah) gak paham sama skali dengan apa yg menjadi permasalahan di palestina dan hanya menjadi entek org2 kafir secara sadar ato tdk sadar.
    GAK ADA PERDAMAIAN DENGAN ISRAEL
    ISRAEL HARUS HENGKANG DARI BUMI PALESTINA SENDIRI
    ATAU KAUM MUSLIMIN YG AKAN MEMAKSA MEREKA
    MESKI HANYA DENGAN SEGENGGAM BATU

  4. Berulang kali Pemerintah Indonesia bersikap mengecewakan umat Islam.. Dan tidak bosan kita mengingatkan pemerintah. Tetapi tidak ada tanggapan yang berarti..
    Tunggu saja kematianmu wahai Yahudi terlaknat! pasukan Khilafah akan melumatmu!

  5. Dukungan terhadap perjanjian Palestina Israel merupakan pengakuan keberadaan dan legitimasi negara zionis yang berada di atas hamparan darah kaum muslimin palestina, maka setiap pemimpin umat yang terlibat di dalamnya adalah pengkhianat yang semakin menampakan ketundukan mereka kepada negara imperialis.. bukankah mereka yang selalu menggembor-gemborkan untuk berpegang teguh kepada konstitusi UUD 45 yg dalam pembukaannya jelas-jelas tidak mentolerir segala bentuk penjajahan ??? Yang pasti bahwa hubungan palestina israel adalah hubungan perang, tidak ada yang lain ! setiap upaya perdamaian yang dilakukan adalah bentuk pengkhianatan nyata terhadap Allah, RasulNya dan kaum muslimin sehingga tidak ada pilihan lain selain mengusir zionis dari tanah kaum muslimin… dan satu-satunya institusi yang bisa melakukannya hanyalah DAULAH KHILAFAH ISLAMIYAH.

  6. Manusia dlm islam terbagi dlm 3 gol bsr yaitu:
    1.Gol kafir, trdr dr bbrp sub gol slh satunya gol kafir Zimmi.
    2.Gol Munafik, trdr dr bbrp gol jg.seorg muslim yg brkata, brtindak,brprilaku tdk sesuai dg hati nuraninya sbg muslim,mk ia trmsk gol munafik.
    3.Gol beriman,yg mana trdr jg dr bbrp gol,slh stunya gol muttaqin.
    Trkdg susah utk mmbdkan gol munafik dan briman,Krn mrk sprt musuh dlm selimut disbbkn bsrnya kebohongan dlm dada mrk.
    Mmbntu musuh Allah utk brprg mlwn sklmpk umat islam adlh salah satu sifat Abdullah bin ubbay (Gol munafik pd masa rasulullah saw)
    Smg kt bkn trmsk gol org muslim yg brkrjsm dgn org kafir utk mlwn saudar kita di palestina krn posisi kita mungkin sm dgn munafiqqun Abdullah bin Ubbay.
    Wass

  7. Mendukung perjanjanjian antara palestina israel yang notabene didukung oleh amerika adalah salah satu bentuk penghianatan terhadap kaum muslimin di dunia dan salah satu bentuk pengingkaran terhadap alquran dan tidak mengakui Allah sebagai sang khaliq.
    Wahai penguasa-penguasa di negeri2 muslim ingatlah apa yang kalian lakukan akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat kelak walaupun sebesar zarroh pun…apalgi ini menyangkut darah kaum muslimin yang tanahnya dirampas oleh israel dan amerika laknatullah alaih..kita wajib untuk merebut tanah yang telah disucikan Allah swt dengan segala kemampuan kita, bila perlu kita jihad demi kemuliaan islam..HANYA DENGAN KHILAFAH-LAH AMERIKA DAN ISRAEL BISA HENGKANG DARI NEGRI PALESTINA,,RISE..RISE..RISE KHILAFA!!!!

  8. Abu Sy@mil Al Pangandarani

    israel (yahudi) ataupun kelompok dan orang2 pendukungnya, tidak boleh diajak berdamai. tapi mereka harus diperangi, sebab sudah nampak dengan jelas permusuhan yang mereka lakukan terhadap kaum muslim di palestina khususnya dan kaum muslim di dunia pada umumnya. Jadi pelaksanaan hubungan damai maupun diplomatik terhadap israil adalah pelecehan terhadap kaum muslim, Islam,
    Rosulullah dan Allah SWT. Wahai orang orang kafir tunggulah saatnya tiba, manakala Daulah Khilafah telah berdiri, kalian akan terkencing-kencing menghadapinya. Allahuakbar3x

  9. Gak ada damai dengan israel,yahudi mesti diperangi,dibunuh atau diusir.Ini yang diajarkan dan diwasiatkan oleh Rasulullah.Yang berkolaborasi dengan israel adalah munafiqun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*