Hakikat Buruk Demokrasi

[BULETIN AL-ISLAM EDISI 379]

Keberhasilan Indonesia meraih “Medali Demokrasi” baru-baru ini menjadi berita utama di halaman muka sejumlah media cetak di Tanah Air. Harian Republika menulis, medali tersebut diberikan oleh IAPC (Asosiasi Internasional Konsultan Politik)—sebuah organisasi profesi yang memperjuangkan demokrasi di seluruh dunia—karena Indonesia merupakan negara pertama berpenduduk mayoritas Muslim yang dinilai melakukan proses demokrasi dengan sungguh-sungguh. Ketua Komite Konferensi Dunia IAPC ke-40, Pri Sulisto, di Nusa Dua, Bali (12/11), mengatakan, bukti bahwa Indonesia berhasil mengembangkan dan mempraktikkan demokrasi adalah suksesnya penyelenggaraan Pemilu 2004 yang mengantarkan SBY—dari parpol yang baru terbentuk—menjadi presiden. (Republika, 12/11/07).

Sementara itu, Co Chairman Komite Konferensi IAPC, ke-40, Robert Murdoch, menambahkan, Selain sebagai penghargaan, dipilihnya Indonesia menjadi tempat pertemuan juga merupakan perwujudan perjuangan IAPC untuk mempromosikan demokrasi di seluruh dunia, ujar Robert. (web.bisnis.com, 13/11/07)


Antara “Demokrasi Prosedural” dan Sistem Demokrasi

Siapapun yang mengkaji demokrasi tentu tidak akan melupakan dua hal: “demokrasi prosedural” dan sistem demokrasi. “Demokrasi prosedural” di antaranya mewujud dalam partisipasi rakyat dalam Pemilu, transparansi dan akuntabilitas. Dalam konteks Pemilu, misalnya, sejak merdeka hingga hari ini, Indonesia sudah menyelenggarakan beberapa kali Pemilu. Yang terakhir adalah Pemilu 2004, yang dinilai paling demokratis dalam sejarah politik Indonesia dan relatif aman terkendali. Jadi, wajar belaka jika dari sisi ini, Indonesia dianggap sebagai salah satu negara paling demokratis.

Namun, jangan lupa, penilaian itu hanya menyangkut Pemilu sebagai salah satu instrumen “demokrasi prosedural”. Apalagi IAPC sendiri adalah lembaga yang hanya menganalisis Pemilu di seluruh dunia. (http://innphotoes.com, 13/11/07). Ini berarti, keberhasilan demokrasi Indonesia hanya dinilai dari tertibnya Pemilu 2004 saja.

Pemilu yang demokratis tentu tidak bisa dijadikan ukuran suksesnya sebuah negara, apalagi jika dikaitkan dengan persoalan kemakmuran warga negaranya, misalnya. Berdasarkan laporan penelitian Guru Besar Ilmu Politik University of California, Los Angeles (UCLA) Michael Ross, yang diberi judul, “Is Democracy Good for the Poor?” pemerintahan yang demokratis terbukti tidak mendorong perbaikan kesejahteraan kaum termiskin. Setidaknya itulah yang terjadi di 169 negara dalam kurun waktu 1970-2000. Di Indonesia sendiri, seiring dengan puja-puji atas Pemilu yang dianggap demokratis tersebut, laporan Bank Dunia justru menyebutkan bahwa sampai September tahun 2006 terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin hingga mencapai 17,5 persen dari total penduduk Indonesia atau sekitar 39 juta penduduk. Angka ini tidak jauh berbeda dengan temuan Biro Pusat Statistik (BPS) dari Februari 2005 sampai Maret 2006. Bahkan BPS menyatakan, pada Februari 2005, sekitar 30,29% penduduk hampir miskin menjadi jatuh miskin pada Maret 2006. Pada saat yang sama, 11,82% penduduk hampir tidak miskin pada Februari 2005, jatuh miskin pada Maret 2006 (Demografi, Oktober 2006).

Karena itu, Pemilu demokratis jelas tidak bisa dijadikan ukuran kesuksesan sebuah negara. Lebih dari itu, terlalu dangkal jika demokrasi dipahami sebatas “demokrasi prosedural” semacam ini, apalagi hanya dipahami lewat Pemilu, seraya mengabaikan demokrasi sebagai sistem (baca: sistem demokrasi), yang justru telah memproduksi banyak keburukan.


Hakikat Sistem Demokrasi

Sistem demokrasi di negara manapun selalu mencerminkan paling tidak dua hal: (1) Kedaulatan rakyat; (2) Jaminan atas kebebasan umum.


Kedaulatan rakyat.

Demokrasi identik dengan jargon “dari rakyat-oleh rakyat-untuk rakyat”. Secara teoretis memang demikian. Justru di sinilah pangkal persoalan demokrasi, khususnya jika dilihat dari sudut pandang ajaran Islam yang hanya mengakui “kedaulatan Hukum Syariah (Hukum Allah)”. Dalam demokrasi, rakyat (manusia) diberi kewenangan penuh untuk membuat hukum, termasuk membuat hukum yang bertentangan dengan aturan-aturan Allah (syariah). Inilah yang terjadi di negara-negara yang menerapkan demokrasi, termasuk Indonesia. Padahal dalam Islam, hanya Allah yang berhak menetapkan hukum (Lihat: QS an-An‘am [6]: 57), yakni dengan memberikan kewenangan kepada penguasa (khalifah) untuk mengadopsi hukum dari al-Quran dan as-Sunnah, dengan didasarkan pada ijtihad yang benar.

Adapun secara praktis, kedaulatan rakyat sebetulnya hanyalah ‘lipstik’. Faktanya, di Indonesia sendiri, yang berdaulat bukanlah rakyat, tetapi para elit wakil rakyat, termasuk elit penguasa, yang bahkan sering dipengaruhi oleh kepentingan para pemilik modal atau negara-negara asing. Tidak aneh jika banyak UU atau keputusan yang merupakan produk lembaga wakil rakyat (DPR) maupun Presiden—yang juga langsung dipilih oleh rakyat—sering bertabrakan dengan kemauan rakyat. Betapa sering kebijakan Pemerintah yang diamini para wakil rakyat justru didemo oleh rakyat sendiri.


Jaminan atas kebebasan umum.

Pertama: kebebasan beragama. Intinya, seseorang berhak meyakini suatu agama/keyakinan yang dikehendakinya tanpa tekanan atau paksaan. Dia berhak pula meninggalkan agama dan keyakinannya, lalu berpindah pada agama atau keyakinan baru.

Kedua: kebebasan berpendapat. Intinya, setiap individu berhak mengembangkan pendapat atau ide apapun dan bagaimanapun bentuknya tanpa tolok ukur halal-haram.

Ketiga: kebebasan kepemilikan. Intinya, seseorang boleh memiliki harta (modal) sekaligus mengembangkannya dengan sarana dan cara apa pun. Di Indonesia, pihak asing bahkan diberikan kebebasan untuk menguasai sumberdaya alam milik rakyat, antara lain melalui UU Migas, UU SDA, UU Penanaman Modal, dll.

Keempat: kebebasan berperilaku. Intinya, setiap orang bebas untuk berekspresi, termasuk mengekspresikan kemaksiatan seperti: membuka aurat di tempat umum, berpacaran, berzina, menyebarluaskan pornografi, melakukan pornoaksi, melakukan praktik homoseksual dan lesbianisme, dll.

Jelaslah, hakikat sistem demokrasi menjauhkan hukum Allah dan menanamkan liberalisasi.


Dampak Buruk Sistem Demokrasi

Dampak paling buruk dari penerapan sitem demokrasi tentu saja adalah tersingkirnya aturan-aturan Allah (syariah Islam) dari kehidupan masyarakat. Selama lebih dari setengah abad, negeri yang notabene berpenduduk mayoritas Muslim ini menerapkan sistem demokrasi. Selama itu pula syariah Islam selalu dicampakkan. Segala upaya untuk memformalkannya dalam negara selalu dihambat, baik pada masa Orde Lama, Orde Baru hingga Orde Reformasi saat ini.

Dampak buruk lainnya antara lain sebagai berikut:

Pertama, akibat kebebasan beragama: muncul banyak aliran sesat di Indonesia. Sejak 2001 hingga 2007, sedikitnya ada 250 aliran sesat yang berkembang di Indonesia. (Waspada.co.id, 1/11/07). Para penganut aliran-aliran tersebut seolah dibiarkan begitu saja oleh Pemerintah tanpa dikenai sanksi yang tegas.

Kedua, akibat kebebasan berpendapat: muncul ide-ide liberal seperti pendapat yang mengatakan bahwa syariah Islam, misalnya, jika diterapkan, akan mengganggu stabilitas, mengancam kemajemukan, menimbulkan disintegrasi, dll. Mereka yang berpendapat demikian, yang jelas-jelas melecehkan Islam, juga dibiarkan tanpa pernah bisa diajukan ke pengadilan. Itulah yang terjadi, khususnya di Indonesia saat ini, sebagaimana sering disuarakan oleh kalangan liberal.

Ketiga, akibat kebebasan kepemilikan: banyak sumberdaya alam yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh individu, swasta atau pihak asing. Sejak tahun 60-an Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan UU Penanaman Modal Dalam Negeri (UU No. 6/1968). UU ini memberikan peluang kepada perusahaan swasta untuk menguasai 49 persen saham di sektor-sektor milik publik, termasuk BUMN. Tahun 90-an Pemerintah kemudian mengeluarkan PP No. 20/1994. Isinya antara lain ketentuan bahwa investor asing boleh menguasai modal di sektor-sektor milik publik, termasuk BUMN, hingga 95 persen. Kini, pada masa yang disebut dengan ‘Orde Reformasi’, privatisasi dan liberalisasi atas sektor-sektor milik publik semakin tak terkendali. Minyak dan gas, misalnya, yang seharusnya menjadi sumber utama pendapatan negara, 92%-nya sudah dikuasai oleh asing.

Keempat, akibat kebebasan berperilaku: Tersebarluasnya pornografi dan pornoaksi. Laporan kantor berita Associated Press (AP) menyebutkan, Indonesia berada di urutan kedua setelah Rusia yang menjadi surga bagi pornografi. (Republika, 17/7/03). Sudah banyak bukti, pornografi-pornoaksi memicu perilaku seks bebas. Berdasarkan sebuah penelitian, sebagian remaja di 4 kota besar Indonesia pernah melakukan hubungan seks, bahkan hal itu mereka lakukan pertama kali di rumah! (Detik.com, 26/1/05).


Khatimah

Dari paparan di atas, jelas bahwa sebagai negeri yang berpenduduk mayoritas Muslim, sebetulnya Indonesia harus malu; malu karena justru demokrasi yang dipuja-puji oleh pihak lain pada faktanya hanya memproduksi banyak keburukan.

Karena itu, belum saatnyakah kita mencampakkan demokrasi yang terbukti buruk dan menjadi sumber keburukan? Belum saatnyakah kita segera beralih pada aturan-aturan Allah, yakni syariah Islam, dan menerapkannya secara total dalam seluruh aspek kehidupan? Belum tibakah saatnya kita bertobat dan segera menyambut seruan Allah:

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَاْلأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Bersegeralah kalian menuju ampunan dari Tuhan kalian dan menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa? (QS Ali Imran [3]: 133). []

KOMENTAR:

Berbahaya Bila Santri Terjebak Politik (Republika, 13/11/07).

Benar, kecuali jika sistem politiknya islami, bukan sekular seperti saat ini.

22 comments

  1. jika aku seorang pejuang demokrasi Indonesia, menyaksikan berita penganugrahan “Medali demokarasi” akan merasa risih.
    jika aku seorang pejuang syariat, juga risih menyaksikan berita itu. siapapun risih lah. kok ya nggak malu itu yang ngasih, yang dikasih, yang mengekspose. hii

  2. Benar mas,politik dalam sistem demokrasi itu jauh dari syariah islam.mari para santri sekalian untuk meninggalkan demokrasi kembali pada islam.allahuakbar.

  3. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh……
    DEMOKRASI Hanya alsan mereka untuk menjauhkan Qt dari
    tegaknya KHILAFAH. Jadi TanGGunG JawaB Qt BerSama Memahamkan
    bagi MereKa yg TiDaK paHAm. BErjauaNG Lah Saudara(i) ku!!!
    Tapi, tenang saja QT mesTi YaKin NtaR LaGi KhiLaFaH TEGAK
    ALLAHUAKBAR…..

  4. Sudah seharusnya manusia sebagai makhluk Allah menjunjung tinggi ajaran-Nya. Sudah seharunya para umat muslim lebh memahahi hukum2 islam dan tak hanya mudah terpengaruh oleh kebebasan2 yang tanpa ada batas.Sudah seharunya umat muslm sadar untuk menjunjung tinggi khilafah islam sebagai bentuk pemerintahan yang benar sesuai ajaran Sang Maha Kuasa. let’s go to Khilafah islamiyah…!

  5. iman ti bandung

    Demokrasi Sistem Kufur!
    HARAM
    Mengambil
    Menerapkan
    Menyebarluaskannya…….

  6. Demokrasi hanya kedok untuk negara jahiliyah Tegakan KHILAFAH di Negara ini

  7. Kalo Lee Kuan Yew bilang, “Demokrasi Barat tidak penting,”. Muslim seharusnya berani mengatakan dengan lantang, “Demokrasi tidak penting dan kita tidak memerlukannya!”
    ——————————————-

    http://www.jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=312323
    Selasa, 13 Nov 2007,
    Demokrasi Barat Tidak Penting

    Lee Kuan Yew: Banyak Protes, Itukah Demokrasi?
    SINGAPURA – Stabilitas bagi investor lebih penting daripada demokrasi yang sering didengung-dengungkan media-media Barat. Paling tidak, itulah menurut pendiri Singapura Lee Kuan Yew. Di hadapan media Barat, Lee mengatakan bahwa mereka ingin dia mendengar keinginan mereka agar Singapura lebih demokratis.

    “Juga, lebih banyak protes seperti di Taiwan. Seperti itukah demokrasi?,” kata Lee sebagaimana dikutip The Straits Times. Menurut dia, demokrasi liberal ala Barat tidak pas untuk negara kecil dengan multiras seperti Singapura.

    Lee pun memberi pilihan. “Apakah Anda ingin membuat mereka (media Barat, Red) senang, atau lebih memilih investor memiliki kepercayaan kepada kami?,” tegasnya

  8. Imam ibn as Sudahn

    kuatkan tsakofah kita & sebarkan dakwah
    sehingga dapat membuka mata hati masyarakat indonesia
    Allahu Akbar !!!

  9. Demokrasi buatan manusia bagus menurut manusia
    Syariat Islam buatan Allah dan bagus menurut Allah
    Tinggal Pilih yang mana silahkan !!!
    Ingat resiko anda tanggung sendiri !!!
    Neraka atau Surga

  10. Gempur demokrasi!
    Demokrasi harus mati!!!
    Saatnya Khilafah memimpin Dunia!!!

  11. Demokrasi sistem kuno
    udah usang, jika diterapkan dijaman modern seperti skr
    Islamlah satu2nya sistem yang tidak akan pernah lekang oleh Zaman & terjamin kehandalannya, serta telah terbukti pernah menorehkan tinta emas lebih dari 13 abad lamanya.
    jangan patah semangat sodara2ku,teruslah berjuang. sebelum Islam benar2 telah diterapkan dimuka bumi ini jangan patah semangat, yakinlah2 bahwa kita pasti akan menaang. ALLAHU AKBAR!!!

  12. SETUJU..!
    DEMOKRASI HANYA MEMBUAT BANGSA INDONESIA MAKIN TERPURUK DALAM DERITA DAN DOSA KARENA MEMILIH SISTEM KUFUR YANG JELAS KEHARAMANNYA !

  13. maaf, mungkin tulisan saya ini agak menyinggung sodara-sodara yang lain. tapi ini bentuk keprihatinan saya atas ahlak umat islam di indonesia. banyak ustadz di pesantren yang menodai santriwatinya kemudian diperistri…malah ada yang sampe 19 orang kayak di pasuruan. banyak gadis yang terjebak lesbian di pesantren karena takut ama seniornya. banyak wanita berjilbab yang berpacaran tanpa kenal urat malu…(lihat di pantai kenjeran-surabaya atau taman remaja surabaya atau mall-mall yang bertebaran di surabaya…berjilbab tapi asyik berciuman). banyak mahasiswi IAIN yang hamil di luar nikah akhirnya nikah siri hanya unutk menghindari gosip. bahkan saya pernah diajak untuk nginap di hotel mesum sama istri ke 4 guru ngaji saya karena suaminya sudah tidak bisa garang dan tahan lama di ranjang…maklum sudah usia 78 th dan bininya ini masih 22 th!!! ini yang saya herankan…nekat poligami tapi ndak bisa ereksi…malah bikin dosa baru karena bininya ngajak zinah…untung Allah SWT masih memberi hidayah pada saya hingga berani menolak (sebenarnya takut karena dia istri guru ngaji saya dan yang lebih menakutkan adalah dia masih muda)… semoga allah tetap mau mengasihi umatnya di indonesia yang katanya demokrasinya sangat berhasil…

  14. sistem kapitalis yang membawa liberalisme dan sekulerisme semakin hari semakin menjadi2..seolah2 kita sudah mengenal lagi apa itu ‘Alloh’? dan melakukan sesuatu dengan seenaknya seolah2 tidak ada yang mengawasi kita…Para pemimpin yang tidak dapat melindungi rakyatnya..Para penguasa yang mementingkan perutnya sendiri..Para elit politik yang tunduk pada ultimatum pihak asing..Para tunawisma yang setiap kali digusur dan dipandang sebelah mata..Para fakir miskin yang selalu menatap ke langit denagn pandangan kosong dan berharap akan adanya sebuah keajaiban yang dapat ‘mengisi perut mereka yang semakin berisik’..KITA SUDAH MUAK..KITA MENUNTUT ADANYA PERUBAHAN…SAY LOUDLY KHILAFIYAH SYSTEM I MISS YOU…-Ya Rabb beri kami kekuatan dan ketabahan dalam menjalani hidup ini,hidup dalam lingkaran kesesatan,lingkaran ‘SATANIC’-

  15. demokrasi itu memang dari dulu itu hanya sebagai benteng bagi kaum kapitalis.

  16. MARI TEGAKKAN KHILAFAH WAHAI UMAT MUSLIMIN!!!!! BUANG JAUH-JAUH DEMOKRASI DARI SEGALA ASPEK KEHIDUPAN KITA KARENA DEMOKRASI MERUPAKAN SISTEM KUFUR DAN HUKUMNYA HARAM.

  17. yaa Allah
    dengan senegap cita dan asa hamba meminta
    yaa Allah
    dengan segala jiwa raga hamb berdoa

    Yaa Allah
    Hanccuurrrrkanlah demokrasi
    yaa Allah
    enyahkanlah demokrasi

    Yaa Allah
    singkaplah tirai selimut kepasluan demokrasi
    agar semua kan tahu keburukan demokarasi
    yaa Allah
    tutuplah mulut manis demokrasi
    agar semua kan tau betapa pahitnya hidup dibawah demokarasi.

    yaa Allah
    dengan segenap jiwa raga hamba meninta
    kabulkanlah doa hamba yaa Allaoh

  18. Latta, Uzza, Hubal, Manath kini tengah berganti wajah menjadi Demokrasi, HAM, Sekulerisme dan Pluralisme, Waspadalah!!!! dengan pergantian wajah mereka, para taghut di jahiliah abad ini

  19. syabira fiddin

    DEmokrasi sistem kufur…!!! yang dimana didalamnya terdaPAT peraturan2 iblis…dan sangat jelas sekali sistem ini tidak dapat dijadikan sebagai sebuah sistem..fakta yang telah membuktikan sistem ini sangat tidak mensejahterakan rakyat,malah menyengsarakan rakyat..HANYA SISTEM ISLAM-LAH YANG WAJIB DI GUNAKAN UNTUK MENGURUSI MASYARAKAT..!!! mama dari itu…BANGKITLAH KAUM MUSLIMIN..!!! TERAPKAN,TEGAKKAN DAULAH KHILAFAH ISLAMIYYAH,,ALLAHHUAKBAR!!!!…

  20. maka, apakah sistem jahiliah yang kalian kehendaki?
    adakah sistem yang lebih baik dari Sistem Islam?
    tentu tak ada yang lebih baik daripada Sistem Islam.
    Because :
    Syariah Is The Best
    its time for Khilafah to Leads the World

  21. Sudah seharusnya sebagai orang yang mengaku “Muslim” kembali ke Shirothol Mustaqiim. TanpaNya kita “PASTI” akan salah jalan. Dalam hal bernegara kitapun harus merujuk kepadaNya. ALLAH telah menjelaskan di Al Qur’an apapun yang dibutuhkan manusia, termasuk dalam bernegara. Apabila kita tidak mengikuti petunjuk-NYA, kita pasti semakin terpuruk. Dalam hal demokrasi kalau dirujuk kepada Ayat ALLAH disana dijelaskan bahwa ” Kebanyakan manusia menyesatkan” padahal dalam hal demokrasi yang dianut adalah orang banyak. Nah silakan dicerna dan dipikirkan dengan qolbu yang jernih, apakah pilihan kita sudah benar menurut kriteria ALLAH atau belum

  22. Marilah kita berjuang untuk merubah pemikiran-pemikiran yang selama ini salah,terutama dimulai dari oramg-orang yang terdekat kita.semoga khilafah akan segera terwujud

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*