Asas Tunggal Mirip di Negara Komunis

Suara-Islam.com. Asas Tunggal Pancasila kembali menjadi sorotan tajam sejumlah tokoh Islam yang tergabung dalam Forum Umat Islam, sebuah forum lintas ormas dan parpol Islam. Reaksi keras itu muncul setelah mendengar kabar bahwa Astung ini akan menjadi salah satu pembahasan di rapat paripurna DPR, Selasa (4/12). Dalam konferensi Pers Senin malam (3/12), di KAHMI Center, FUI secara tegas menolak pemberlakukan kembali Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi parpol. Mashadi, ketua umum FUI, menyatakan bahwa keinginan partai besar seperti PDI P, Golkar dan Partai Demokrat itu adalah sebuah kemunduran yang luar biasa. “Kami berpendapat ini akan mengembalikan negara seperti pada masa Orde Baru, dengan suasana fasisme dan otoriter,” ujarnya.

Penyeragaman asas ini, lanjut mantan anggota DPR dari PKS ini, mirip dengan di negara Komunis yang hanya mengenal satu ideologi. Adalah tak sepantasnya perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah dengan pengorbanan darah itu, dikhianati oleh parpol tersebut. “Kami sangat kecewa atas apa yang dilakukan parpol besar itu, itu langkah tidak sepatutnya,” ujar Mashadi.

Dalam siaran persnya, Sekjen FUI, Muhammad Alkhaththath, menyatakan, fenomena pemberlakuan kembali astung ini merupakan wujud nyata dari hakikat kebobrokan demokrasi yang mereka usung sejatinya hanya mengusung kepentingan kaum kapitalis orientalis. Ini juga mengindikasikan Islamphobia dari kaum sekuler dan para komparador kaum imperialis Barat yang sangat membenci perkembangan Islam dan perjuangan penerapan syariat Islam yang semakin marak pasca reformasi ini. “Mereka berharap bahwa dengan mengasastunggalkan parpol, maka dengan mudah mereka akan mengasastunggalkan ormas dan menggilas seluruh partai, ormas dan dan gerakan Islam di negeri ini,” ujarnya.

Melihat fenomena ini, maka FUI menyerukan kepada seluruh umat Islam dan bangsa Indonesia untuk mencabut mandat para wakil rakyat dan parpol yang jelas-jelas mengkhianati aspirasi rakyat dengan mengembalikan Pancasila sebagai satu-satunya asas.

Dalam konferensi pers ini juga hadir Ahmad Sumargono (ketua GPMI), H Nazri Adlani (ketua DPP Al Ittihadiyah), KH Cholil Ridwan (DDII/ketua MUI), Ferry Nur (koodinator KISPA), Alfian Tanjung (ketua Taruna), Rasyid Emilly (KAHMI), Masdul Haq Lubis (FPI), Jauhari (Sekjen Syarikat Islam) dan lainnya.[pd]

Sumber : http://www.suara-islam.com

4 comments

  1. mereka sedang membentuk kelompok koor.
    perlu ada penyeragaman suara,
    nada sumbang mesti dibuang.
    padahal mengurus negara tak sesederhana mengurus koor,
    DPR juga bukan lahan reuni sanak-keluarga
    dan sahabat terdekat.

    Huah…apa dikata…parpol2 di negeri kita tak lebih baik
    dari kelompok filateli.

  2. Itulah buah pikiran orang2 sekuler yang berbuat bukan berdasarkan agama mereka yang katanya orang2 Islam,

  3. WARUNG MIRING PINGGIR ITATS

    assalam alaikum…
    ADA APA DENGAN ASAS TUNGGAL…
    KENAPA KOQ D TOLAK???
    DIMANA LETAK SALAHNYA!!!!
    JANGAN ASAL USUL ATAU USUL ASAL DONG.>>>

    YANG JELAS KITA SEMUA DARI BARISAN ORANG PINGGIRAN AKAN BERSIKUEKUEH UNTUK MEMPERJUANGKAN ASAS TUNGGAL INI, GA ADA YANG LAIN YAITU
    ASAS ISLAM…
    INSYA’ALLAH

  4. masih terngiang jelas slogan2 reformasi. kok sekarang jadi gini ya? mo jadi azas tunggal lagi. ampun deh! kok gak malu ya? mbok sekalian semua partai harus berazas kapitalis liberal. biar yang nasionalis kebangsaan juga harus ganti azas.
    Karena menjual Indosat, menjual blok cepu, UU SDA dst, jelas2 bertentangan dg nasionalis kebangsaan. Tidak ada dalam sejarah bangsa manapun juga, yang kebijakan negaranya malah jor2an jual aset negara. yang ada tuh malah berusaha menasionalisasi perusahaan2 asing. Apakah tindakan kalian selama ini sesuai Pancasila? konyol sekali! Kalian tuh orang Indonesia bukan sih? Kalian agamanya apa sih? Kalian ini siapa sih? Aku gak kenal Kalian

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*