KANTOR JURUBICARA HIZBUT TAHRIR
بسم الله الرحمن الرحيم
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Nomor: 124/PU/E/12/07
PERNYATAAN HIZBUT TAHRIR
Perbedaan Penetapan Idul Adha 1428 H
Sekali lagi umat Islam harus mengalami peristiwa yang sangat menyedihkan sekaligus memalukan. Yakni perbedaan dalam penetapan hari Idul Adha 1428 Hijriah. Sebagaimana telah diberitakan, pemerintah melalui Departemen Agama telah menetapkan bahwa Idul Adha 1428 H tahun ini jatuh pada hari Kamis, 20 Desember 2007. Bila Idul Adha adalah 10 Dzulhijjah, maka 9 Dzulhijjah-nya atau Hari Arafah, hari dimana jamaah haji wukuf di Arafah, mestinya jatuh sehari sebelumnya, yakni Rabu, 19 Desember 2007.
Tapi ketetapan pemerintah itu tidak sama dengan apa yang telah ditetapkan oleh Mahkamah Agung Kerajaan Arab Saudi yang telah mengumumkan bahwa wukuf atau hari Arafah (9 Dzulhijjah) jatuh pada Selasa, 18 Desember 2007 (Republika, 12 Desember 2007). Dengan demikian Idul Adha (10 Dzulhijjah) akan jatuh pada hari Rabu, 19 Desember 2007, bukan hari Kamis, 20 Desember 2007 seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Tentu keadaan ini mengundang tanya, bagaimana umat harus bersikap? Bila ingin puasa hari Arafah, kapan harus dilakukan: Selasa, 18 Desember sesuai dengan hari ketika jamaah haji wukuf di Arafah, atau Rabu, 19 Desember sesuai dengan ketentuan pemerintah
Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya tidak sulit untuk dijawab. Tapi menjadi sulit ketika, otoritas di negeri ini dengan kekuasaannya telah menetapkan peristiwa agama tidak berdasar landasan yang benar. Maka, timbullah persoalan di atas.
Kenyataan ini juga menunjukkan betapa umat Islam dewasa ini telah kehilangan jatidiri, bahkan untuk hal-hal prinsip yang menyangkut perihal ‘ubudiyah yang mestinya tidak sulit diselesaikan. Perpecahan umat sudah demikian nyata. Setelah runtuhnya Khilafah Utsmani pada 1924 M memang tidak ada lagi yang memimpin umat Islam se dunia. Umat terpecah belah ke dalam lebih dari 50 negara, yang bergerak berdasar dan demi kepentingan negara masing-masing. Sampai-sampai untuk menetapkan hari-hari ibadah, seperti Hari Arafah, Idul Adha, juga awal dan akhir Ramadhan, kita selalu mengalami masalah.
Berdasarkan kenyataan di atas, Hizbut Tahrir
1. Bahwa bila umat Islam meyakini, bahwa pilar dan inti dari ibadah haji adalah wukuf di Arafah, sementara Hari Arafah itu sendiri adalah hari ketika jamaah haji di tanah suci sedang melakukan wukuf di Arafah, sebagaimana sabda Nabi saw.:
اَلْحَجُّ عَرَفَةُ
Ibadah haji adalah (wukuf) di Arafah. (HR at-Tirmidzi, Ibn Majah, al-Baihaqi, ad-Daruquthni, Ahmad, dan al-Hakim. Al-Hakim berkomentar, “Hadits ini sahih, sekalipun beliau berdua [Bukhari-Muslim] tidak mengeluarkannya.”).
Juga sabda beliau:
فِطْرُكُمْ يَوْمَ تُفْطِرُوْنَ وَأَضْحَاكُمْ يَوْمَ تُضَحُّوْنَ، وَعَرَفَةُ يَوْمَ تُعَرِّفُوْنَ
Hari Raya Idul Fitri kalian adalah hari ketika kalian berbuka (usai puasa Ramadhan), dan Hari Raya Idul Adha kalian adalah hari ketika kalian menyembelih kurban, sedangkan Hari Arafah adalah hari ketika kalian (jamaah haji) berkumpul di Arafah. (HR as-Syafii dari ‘Aisyah, dalam al-Umm, juz I, hal. 230).
Maka mestinya, umat Islam di seluruh dunia yang tidak sedang menunaikan ibadah haji menjadikan penentuan hari Arafah di tanah suci sebagai pedoman. Bukan berjalan sendiri-sendiri seperti sekarang ini. Apalagi Nabi Muhammad juga telah menegaskan hal itu. Dalam hadits yang dituturkan oleh Husain bin al-Harits al-Jadali berkata, bahwa Amir Makkah pernah menyampaikan khutbah, kemudian berkata:
عَهِدَ إِلَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نَنْسُكَ لِلرُّؤْيَةِ فَإِنْ لَمْ نَرَهُ وَشَهِدَ شَاهِدَا عَدْلٍ نَسَكْنَا بِشَهَادَتِهِمَا
Rasulullah saw. telah berpesan kepada kami agar kami menunaikan ibadah haji berdasarkan ru’yat (hilal Dzulhijjah). Jika kami tidak bisa menyaksikannya, kemudian ada dua saksi adil (yang menyaksikannya), maka kami harus mengerjakan manasik berdasarkan kesaksian mereka. (HR Abu Dawud, al-Baihaqi dan ad-Daruquthni. Ad-Daruquthni berkomentar, “Hadits ini isnadnya bersambung, dan sahih.”).
Hadits ini menjelaskan: Pertama bahwa pelaksanaan ibadah haji harus didasarkan kepada hasil ru’yat hilal 1 Dzulhijjah, sehingga kapan wukuf dan Idul Adhanya bisa ditetapkan. Kedua, pesan Nabi kepada Amir Makkah, sebagai penguasa wilayah, tempat di mana perhelatan haji dilaksanakan, untuk melakukan ru’yat; jika tidak berhasil, maka ru’yat orang lain, yang menyatakan kesaksiannya kepada Amir Makkah.
Berdasarkan ketentuan ru’yat global, yang dengan kemajuan teknologi informasi dewasa ini tidak sulit dilakukan, maka Amir Makkah berdasar informasi dari berbagai wilayah Islam dapat menentukan awal Dzulhijjah, Hari Arafah dan Idul Adha setiap tahunnya dengan akurat. Dengan cara seperti itu, kesatuan umat Islam, khususnya dalam ibadah haji dapat diwujudkan, dan kenyataan yang memalukan seperti sekarang ini dapat dihindari.
2. Menyerukan kepada seluruh umat Islam, khususnya di Indonesia agar kembali kepada ketentuan Syariah, baik dalam melakukan puasa Arafah maupun Idul Adha 1428 H, dengan merujuk pada ketentuan ru’yat untuk wuquf di Arafah, sebagaimana ketentuan hadits di atas.
3. Menyerukan kepada umat Islam di Indonesia khususnya untuk menarik pelajaran dari peristiwa ini, bahwa demikianlah keadaan umat bila tidak bersatu. Umat akan terus berpecah belah dalam berbagai hal, termasuk dalam perkara ibadah. Bila keadaan ini terus berlangsung, bagaimana mungkin umat Islam akan mampu mewujudkan kerahmatan Islam yang telah dijanjikan Allah? Karena itu, perpecahan ini harus dihentikan. Caranya, umat Islam harus bersungguh-sungguh, dengan segala daya dan upaya masing-masing, untuk berjuang bagi tegaknya kembali Khilafah Islam. Karena hanya khalifah saja yang bisa menyatukan umat. Untuk perjuangan ini, kita dituntut untuk rela berkorban, sebagaimana pelajaran dari peristiwa besar yang selalu diingatkan kepada kita, yaitu kesediaan Nabi Ibrahim as. memenuhi perintah Allah mengorbankan putranya, Ismail as. Keduanya, dengan penuh tawakal menunaikan perintah Allah SWT itu, meski untuk itu mereka harus mengorbankan sesuatu yang paling dicintai. Allah berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَجِيبُوا ِللهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul apabila dia menyeru kalian demi sesuatu yang dapat memberikan kehidupan kepada kalian. (QS al-Anfal [8]: 24).
Jurubicara Hizbut Tahrir
Muhammad Ismail Yusanto
Hp: 0811119796 Email: ismaily@telkom.net
—————————————————-
Gedung Anakida Lantai 7
Jl. Prof. Soepomo Nomer 27,
Telp / Fax : (62-21) 8353253 Fax. (62-21) 8353254
Email : info@hizbut-tahrir.or.id
Website : http://www.hizbut-tahrir.or.id
Benar-benar mengesalkan…
Saatnya
Khilafah
Memimpin
Dunia. Titik!
Pak Ismail yg terhormat, silahkan Bapak memimpin kami untuk hijrah kembali menuju islam yg benar. Kami siap maju menuju sirath Allah SWT, walaupun nyawa taruhannya
ITULAH HASILNYA BILA KEPUTUSAN YANG DITETAPKAN TIDAK SESUAI DENGAN KORIDOR YANG SYAR’I, KEPUSAN YANG DIDASARKAN PADA KEPENTINGAN DAN HAWA NAFSU SEMATA. MAKA MARI WAHAI UMAT ISLAM KITA BERJUANG AGAR BENAR2 UMAT INI BISA MERASAKAN BAGAIMANA RASANYA HIDUP YANG SEJAHTERA. SAMBUTLAH KHILAFAH
Sabar…………
Sabar…………
Sabar…………
Mudah-mudahan masyarakat segera sadar, hanya Khilafahlah yang mampu mengilangkan perbedaan, dalam hal ini penetapan Hari Raya (baik Idul Fitri Maupun Idhul Adha)
Allohu Akbar … Allohu Akbar … Allohu Akbar …
Sodara-sodaraku yang sudah berhaji, bagaimana perasaan Anda ketika hari wukuf di Indonesia ternyata berbeda dengan di Arab…
Lha apa di indonesia ini wukufnya ditempat lain? Makanya sodara-sodara, kita butuh satu pemimpin, satu khalifah saja, biar waktu dan tempat wukuf kita juga satu
benar ga Pak Haji?
Dulu pernah ada tayangan disebuah Stasiun Swasta yang menyiarkan secara langsung sholat tarawih dari masjidil harom. Biasanya acara itu berlangsung sekitar jam 01.00 artinya kalau kita di Indonesia mengadakan sholat tarawih, maka sekitar lima jam kemudian baru saudara kita di Makkah melaksanakan sholat tarawih.
Pun demikian ketika kita melaksanakan sholat jumat, ketika kita melaksanakan sholat jumat di Indonesia, maka lima jam kemudian di Arab saudara, saudara kita mengadakan sholat jumat.
Tapi kenapa ketika sholat idul Adha, Arab saudi dulu mengadakan sholat id baru 19 jam kemudian Indonesia menyelenggarakan sholat Id ?
Tanya kenapa ??!!
Suai…memang khilafah solusinya. Allahu Akbar!
Asslmlkm.wr.wb.. Muhtarim Mas Ismail Yusanto. Apa kabar? Saya mah, ikut pemerintah aja deh (tgl 20), meski pd Pemilu kemarin saya tdk ikutan nyolok. Hwehehe…
Kalo mau konsisten dengan keputusan pemerintah maka seharusnya warga negara Indonesia yang sedang melaksanakan haji wukufnya tanggal 20 Desember 2007.
Kumaha atuh Pa Menteri ?
TAPI ANEH, hari AIDs kemarin yang jatuh pada hari Sabtu 1 Desember 2007 kok bisa serentak ya seluruh masyarakat dunia. Pemerintah indonesia juga tidak mengeluarkan keputusan yang berbeda (hari AIDs versi Indonesia), misalnya jum’at atau seninnya gitu.
Tapi kenapa ketika iedul adha (termasuk iedul fitri) kok tidak pernah serempak, dan Indonesia yang paling rajin beda.
Bukankah kita shalat iedul adha dan melaksanakan kurban merupakan ibadah “partisipasi” yaitu partisipasi kita umat Islam sedunia kepada saudara-saudara kita yang atas izin Allah swt tengah melaksanakan ibadah haji di tanah suci. Oleh karenanya Rasulullah saw hanya mengamanahkan penetapan harinya kepada wali Makkah, bukan melakukan rukyat sendiri-sendiri.
Kalau seperti ini, Apakah pemerintah bermaksud memindahkan ibadah haji ke Indonesia? Tawafnya mengelilingi monas, misalnya? Kalau seperti ini maka mungkin boleh pemerintah menetapkan iedul adha sendiri. Akan tetapi, jika hal tersebut terjadi maka sungguh pemerintah Indonesia telah mengingkari seruan Rasulullah saw, padahal sikap seorang muslim ketika diseru oleh Rasul saw adalah “kami dengar dan kami taat”.
Untuk itu, sungguh umat Islam memerlukan khilafah, sebuah institusi yang dapat menyatukan umat dan menerapkan syariat. Yang akan membebaskan sekat-sekat nasionalisme yang terbukti nyata telah memecah-belah kesatuan umat. Mari berniaga dengan Allah swt dengan memperjuangkan berdirinya kembali khilafah Islamiyah…
saya siap untuk taat pada pemimpin sekalipun ditetapkan Id tgl 20 desember. syaratnya tidak hanya masalah 2 Id saja diurusin, semuanya :talaq, nikah, ruju’, hukum pidana,berekonomi, berpolitik, berhubungan internasional, dst,semuanya juga diputuskan berdasarkan ISLAM, yg artinya ISLAM DITERAPKAN SECARA KAFFAH. Baru kemudian saya akan ngikut keputusan pemerintah soal IDul adha.
Teman-teman harap maklum,pemerintah sengaja menentukan hal ini walau tidak ada dalil syara’nya. tapi konsisten membuktikan diri klo pemerintah lambat dalam berbagai hal yang bener2. ruu app, penanganan bencana, penanganan korupsi, penanganan kasus hukum dll.
Yaa Allah, satukanlah seluruh umat dalam naungan Khilafah ‘alaa minhajinnubbuwah, hingga umat pun akan bersatu dalam merayakan Hari Raya Ied.
Subhanallah…
Alhamdulillah…
La ilaha ilallah…
Allohu Akbar…
Yaaa Alloh segera satukan umat muslim di seluruh dunia…
Yaaa Alloh segera tegakkan Khilafah ala minhaj al nubuwwah.
ALLOHU AKBAR….ALLOHU AKBAR….ALLOHU AKBAR…..
Santai dulu Mas. Sabar..
Gini aja! kita cari amannya aja. jangan terlalu pusing. Walo pemerintahkan menetapkan, tapi ini kan masalah agama. Jadi dia tidak akan memaksa. kan kalo sekuler gitu? nah acara berlapar2 di hari arofah, sembelih kambing yang spesial, itu semua bukan aktivitas kewarga-negaraan/apalagi politik. Tapi ini adl akrivitas ibadah. maka kita ikut aturan agama aja. Emang pemerintah yg mau ngasih pahala? kita cari amannya aja. Kita gak akan dipenjara dan kita dapet pahala. mau malah berdosa? maka seruan pertama:
***Ayo kita puasa arofah hari slasa, ayo cari sholat ied hari rabu! (HTI ngadain kan?umumin dong dimana aja sholat iednya?seluruh Indonesia)
Tapi kalo dipikir2, pemerintah itu gimana ya? katanya sekuler? kok ngurusin soal ibadah agama? Kalo Islam pas dihina, dikaco, dipecah belah, dicuekin sama pemerintah.. ee giliran mau bersatu, malah turut campur sehingga menetapkan “memecah belah.” Takut ya sama kebangkitan persatuan Islam? maka seruan kedua
***Ayo kita hancurkan sekulerisme!
Selamat berlebaran Idul Adha tanggal 10 DZulhijjah 1428 H, 19 Desember 2007, dan yang berencana tanggal 20 Desember 2007 Tolong dimajukan saja demi terlaksananya ketetapan syar’i atau sesuai dengan dalil yang jelas dari as-sunnah, bukan ikut dengan pemerintah yang keliru dengan penetapan tersebut……!
Ada satu hal yang selalu menjadi pertanyaan di benak anak. Kenapa kita mesti selalu beda? Beda Idul Fitri, beda Idul Adha, beda ngawali puasa. Kenapa kita tidak bisa sama-sama. Apa ada yang salah dengan orang Islam di Indonesia? Bersatu kita teguh…(bukannya begitu Pak Ismail)
Ini menunjukkan tidak adanya persatuan umat Islam
Umat mundur dengan paham Nasionalisme
Islam adalah solusi
Tegakkan Khilafah
Hanya dengan Khilafah
Umat akan bersatu
Minta naskah khutbah id nya ustad, untuk tanggal 19 Desember. Allahuakbar!!!
sudah jelas, pokoknya tanggal 19 shalat ied, cuma ko sampai sekarang pamflet dan spanduknya blom keluar juga ni di kota tercinta !!!
ayo abi buruan cetakin spanduk&pamfletnya biar pada tau mana yang benar!!!
ALLAHU AKBAR!!!
idul adha tgl 20?????
ko?????
Miris…!!! Di mana tanggung jawab pemerintah, yang seharusnya memberikan penjelasan dan keputusan yang tepat untuk rakyatnya??? Terbukti sudah pemerintah kita ini ternyata belum mampu….
Masih Bisakah Umat Bersatu ?
Dengan Demokrasi ? Oh Pasti Tidak
Dengan KHILAFAH ? oh Tentu dong.
Syari’at Islam Is The Golden Rules.
Jangan ragu, jangan bingung,
Begini deh jadinya kalau kita tidak bersatu,
Terang terus terang bahwa Sholat idul adha itu
jatuhnya 10 Dzhulhijah, eh…….. kenapa pemerintah kita
malah 11 Dzhulhizah, apa wukuf jamaah asal Inonesia bukan di arafah…..ayo mari sama – sama kita tanya sama pemerintah…???????
Mengapa ketikas syariat sudah dengan jelas menetapkan, kok hari raya masih juga berbeda hari karena alasan geografis. Mengapa tidak kembali kepada tuntutan syara? Mengapa masih berpangku pada hawa nafsu, bukankah Allah pernah berfirman dalam surat al-maidah:49?
Padahal ini bukan masalah sepele, tapi masalah halal dan haram.
Ya Allah tunnjukkanlah para pemimpin kami? Persatukanlah umat Islam? Hari Haji telah berulang, jutaan manusia berkumpul di rumah-Mu, namun sudah sekian lama umat masih berpecah belah… Ya Allah persatukanlah kami! Amin
Itulah, kalau manusia sudah dikuasai hawa nafsunya, ketetapan syar,i berani diubah. Nauzubillah. Allahuakbar
Mari kita rapatkan barisan, kokohkan ukhuwah..
jalin sinergisitas dengan siapa pun karena Allah Maha membolak-balikkan hati manusia.
siapa pun kita… semoga menjadi orang-orang yang dijanjikan Allah kemenangan yang dekat waktunya…
dan kita menjadi saksi dan bagian dari orang-orang yang istiqomah bagi tegaknya kembali khilafah di bumi Allah ini, aamiin.
Kata suami saya, ikut aja dech ma tgl 20 Desember, kan sholat Ied hanya sunnah Rasul…soalnya mau sholat tgl 19 Desember 2007 nggak ada temennya dan tempatnya. Di Bali semua tgl 20 Desember 2007, Gimana nich Pak Ustad?? Boleh kan ya sholat ied ikut tgl 20 Desember?? Biar kalau ada dosa yang nanggung pemerintah.
Tapi kalau di Bali ada temen dan tempatnya utk sholat Iedul Adha tgl 19 Desember 2007, Insya Allah ikut dech ! Ikut sunnah Rasul yang benar (meski sunnah, tapi mestinya sunnah yang benar).
Berbeda2 tapi tetap satu itulah indonesia.
yang saya tau pemerintah arab saudi menetapkan 1 dzulhijjah setelah ada laporan kalo ada yang melihat hilal. ada yang punya link yang menjelaskan hal itu ? (harus berupa gambar penampakan hilal yang dimaksud, pasti ada dokumentasinya kan?) kalo di indonesia dan beberapa negara lain merujuk pada argumentasi yang bisa di baca pada http://rukyatulhilal.org/visibilitas/1428/zulhijjah.html
Allah akbar…3x
semoga dengan perbedaan ini masyarakat semakin cerdas dan mampu menilai sebuah keputusan berdasarkan pedoman hidupnya (al-Qur’an dan As-sunnah)sehingga jelas yang haq dari yang batil. mengapa tidak bisa merenungi dua perkara ini, padahal bedanya antara langit dan bumi.
walillahilham…
aku ta meneng wae. isin…, soale ra melu urunan qurban. hehehehe…
Semangat!!!!!! yang haq akan menang yakin saja !!!!
kita yakin ALLAH lebih tahu dibalik semua ini,kita harus selalu belajar dari setiap peristiwa,karna tugas kita adalah sebagai khalifah dibumi ini
salm kenal saya buat Mas Is, dan pra syabab seluruh Indonesia dari ana Wahyu Parunghalang badung. tegakan Islam dalam naungan Khilafah. Allohu Akbar!!!
Bagaimana dengan perbedaan muharram 1429? arab saudi menetapkan tanggal 10 Januari. artinya ada tanggal 31 Dzulhijjah? bukankah kalender hijriyah maksimal hanya 30 hari?