بسم الله الرحمن الرحيم
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Nomor: 124/PU/E/01/08 Jakarta, 09 Januari 2008 M
KANTOR JURUBICARA HIZBUT TAHRIR INDONESIA
MENYAMBUT TAHUN BARU 1429 H:
HIJRAH DARI SISTEM JAHILIYAH MENUJU SISTEM ISLAM
Tidak terasa kaum Muslim kembali memasuki bulan Muharram, yang menandai datangnya tahun baru 1429 H. Tahun demi tahun telah berlalu, namun kehidupan umat Islam, terutama sejak runtuhnya institusi Khilafah, berada dalam kesedihan dan penderitaan yang luar biasa. Negeri-negeri Islam terpecah belah menjadi negara-negara kecil yang berbentuk nationstate (negara bangsa). Kondisi ini telah membuat umat Islam menjadi lemah dan menjadi obyek eksploitasi negara-negara penjajah.
Persoalan kemiskinan, kebodohan, pemurtadan, aliran sesat, penghinaan terhadap Al-Quran dan Rasulullah Saw. dan berbagai persoalan lain pun masih membelenggu nasib umat Islam. Kondisi yang sama dialami rakyat Indonesia. Beban hidup masyarakat semakin berat akibat kebijakan-kebijakan pemerintah yang kapitalistik seperti kenaikan BBM dan privatisasi pendidikan dan kesehatan. Angka kemiskinan masih sangat tinggi, pengangguran meningkat, anak putus sekolah semakin tinggi dan persoalan-persoalan lainnya. Belum lagi bencana demi bencana terus menerus menerpa negeri-negeri Islam, antara lain Indonesia. Ketidakbecusan pemerintah yang seharusnya menjaga dan melayani rakyatnya, telah membuat pencegahan bencana menjadi terabaikan, korban bencana pun tidak sungguh-sungguh dibantu.
Kondisi terpuruk dalam segenap aspek ini membuat kita seperti kembali memasuki masa jahiliyah yang pernah dialami Rasulullah Saw. Akidah umat Islam saat ini banyak dikotori dengan kemusyrikan seperti masa jahiliyah dahulu. Berhalanya bukan lagi dalam bentuk patung tapi dalam bentuk uang atau jabatan yang menjadi tuhan-tuhan baru yang disembah. Hukum Allah pun dicampakkan, manusia menjadikan hawa nafsu manusia yang kemudian dipopulerkan dengan kedaulatan rakyat (demokrasi) menjadi sumber hukum. Sekulerisme, liberalisme, pluralisme, HAM pun menjadi standar baik dan buruk, bukan lagi bersumber pada al-Quran dan Sunah.
Di bidang politik, pada masa jahiliyah, ditandai dengan pemimpin-pemimpin yang abai terhadap rakyat, represif, dan cenderung memikirkan dirinya sendiri. Di bidang ekonomi, di masa jahiliyah dulu dikuasai oleh elit-elit tertentu yang mempunyai modal besar, yang mengeruk keuntungan dengan segala cara seperti curang dalam timbangan, praktik riba yang menjerat, menimbun barang-barang dagangan sehingga membuat harga-harga naik, juga tipu menipu. Hal yang lebih kurang sama juga kita hadapi saat ini.
Di bidang sosial kemasyarakatan, budaya jahiliyah merupakan budaya yang permisif (serba boleh) dan penuh dengan kemaksiatan. Tidak heran kalau saat itu perzinahan merajalela, eksploitasi seksual terjadi di mana-mana. Membunuh anak perempuan karena malu, menjadi tradisi yang mengakar. Hal yang sama juga kita alami saat ini. Bahkan terkadang lebih parah. Perzinahan dilokalisasi, pornograpi dan pornoaksi meluas, kejahatan seksual meningkat, bahkan dilakukan kondomisasi. Angka aborsi semakin tinggi, yang dibunuh bukan lagi anak perempuan saja, tapi juga anak laki-laki.
Dalam konteks ini, esensi hijrah menjadi sangat relevan kita renungkan. Sebab, tahun Hijriyah, dalam sejarahnya, bertitik tolak dari peristiwa Hijrah Nabi Muhammad Saw. dari Makkah ke Madinah. Secara bahasa, hijrah berarti berpindah tempat. Adapun secara syar‘i, para fukaha mendefinisikan hijrah sebagai: keluar dari darul kufur menuju Darul Islam. (An-Nabhani, Asy-Syakhsiyyah al-Islâmiyyah, II/276). Karena itu, pesan penting terkuat dari tahun baru Hijriyah ini adalah kesediaan umat Islam untuk hijrah dari sistem jahiliyah menuju sistem Islam. Hal ini hanya bisa dilakukan kalau umat umat Islam bersama-sama memperjuangkan Khilafah Islam untuk menegakkan Islam secara kaffah.
Sehubungan dengan memasuki Tahun Baru 1429 H, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:
- Mengajak umat Islam untuk hijrah (berpindah) dari sistem jahiliyah menuju sistem Islam. Sebab, esensi hijrah yang penting adalah perubahan sistem dari sistem jahiliyah yang diliputi dengan kegelapan dan kemaksiatan, menuju sistem Islam yang berdasarkan akidah Islam dan menjadikan syariah Islam sebagai aturan hukum. Hijrah sesungguhnya merupakan pembeda antara sistem yang hak dengan yang batil, sebagaimana dinyatakan oleh Umar bin Khaththab ra yang diriwayatkan Ibn Hajar: Hijrah itu memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.
- Mengajak umat Islam untuk menegakkan kembali Khilafah Islam yang merupakan institusi penting untuk menegakkan syariah Islam. Sebagaimana kita ketahui, hijrahnya Rasulullah Saw. ke Madinah ditandai oleh peristiwa penting yakni tegaknya Daulah Islam yang menjadikan Rasulullah Saw. sebagai kepala negara dan syariah Islam sebagai aturan negara.
- Sesungguhnya kebangkitan umat Islam hanya akan bisa dikembalikan kalau umat Islam kembali menegakkan Khilafah Islam. Hijrah Rasulullah saw. ke Madinah boleh dikatakan merupakan momentum kebangkitan Islam, yang selama 13 tahun diperjuangkan oleh beliau di Makkah. Tidak dipungkiri, pasca Hijrahlah —yang segera diikuti dengan pembentukan Daulah Islamiyah di Madinah— Islam mengalami perkembangan luar biasa. Bahkan, hanya dalam kurun waktu 10 tahun kepemimpinan Rasulullah Saw. di Madinah, Islam telah tersebar di seluruh Jazirah Arab. Seluruh Jazirah Arab sekaligus berada dalam kekuasaan pemerintahan Islam pimpinan Rasulullah saw. Kebangkitan dan kejayaan ini kemudian diikuti oleh para Khalifah yang menggantikan beliau sebagai kepala negara.
- Hijrah dari sistem jahiliyah menuju sistem Islam juga akan membebaskan kaum Muslim dari berbagai penderitaan, ketakutan, dan persoalan-persoalan lainnya. Demikianlah sebagaimana pernah diisyarakatkan oleh Aisyah ra.:
«كَانَ الْمُؤْمِنُونَ يَفِرُّ أَحَدُهُمْ بِدِينِهِ إِلَى اللهِ تَعَالَى وَإِلَى رَسُولِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَخَافَةَ أَنْ يُفْتَنَ عَلَيْهِ فَأَمَّا الْيَوْمَ فَقَدْ أَظْهَرَ اللهُ اْلإِسْلاَمَ وَالْيَوْمَ يَعْبُدُ رَبَّهُ حَيْثُ شَاءَ»
Dulu ada orang Mukmin yang lari membawa agamanya kepada Allah dan Rasul-Nya karena takut difitnah. Adapun sekarang (setelah Hijrah, red.) Allah SWT benar-benar telah memenangkan Islam, dan seorang Mukmin dapat beribadah kepada Allah SWT sesuka dia. (HR al-Bukhari).
Jurubicara Hizbut Tahrir
Muhammad Ismail Yusanto
Hp: 0811119796 Email: ismaily@telkom.net
Gedung Anakida Lantai 7
Jl. Prof. Soepomo Nomer 27, Jakarta Selatan 12790
Telp / Fax : (62-21) 8353253 Fax. (62-21) 8353254
Email : info@hizbut-tahrir.or.id
Website : http://www.hizbut-tahrir.or.id
SEPAKAT!!!
“Pesan penting terkuat dari tahun baru Hijriyah ini adalah kesediaan umat Islam untuk hijrah dari sistem jahiliyah menuju sistem Islam. Hal ini hanya bisa dilakukan kalau umat umat Islam bersama-sama memperjuangkan Khilafah Islam untuk menegakkan Islam secara kaffah”
Hanya Khilafah yang bisa memberikan solusi atas permasalahan umat. Sebagaimana Rosulullah SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah dalam rangka menegakkan Daulah Khilafah Islamiyah.Hijrah tidak akan pernah berhenti selama Khilafah Islamiyah belum tegak di muka bumi ini. Allahu Akbar
mari kita sambut tahun baru Hijriyah
mari kita sambut dengan hijrah dari Sistem jahiliyah menuju sistem Islam
mari kita sambut dengan membuang sistem kapitalisme-sekuluerime yang saat ini ada
Mari kita sambut dengan ikut memperjuangkan khilafah
Mari kita sambut KHILAFAH dengan semata-mata mengarapkan ridhoNYA
Hijrah jalan satu-satunya untuk Indonesia yang lebih baik.
Hijrah jalan satu-satunya untuk Indonesia yang SEJAHTERA.
Hijrah jalan satu-satunya untuk Indonesia yang MERDEKA.
ALLAHU AKBAR…
Apapun warna kulitnya…
Apapun suku bangsanya…
Apapun bahasa lisannya…
Apapun ras budayanya…
Apapun jenis kelaminnya…
Apapun alamatnya…
Apapun hobinya…
Apapun pekerjaannya(nu halal)…
Apapun statusnya…
Apapun kelompoknya…
Apapun madzhabnya…
Apapun makanannya…
Apapun minumannya…
Yg penting institusinya KHILAFAH…
Hidup KHILAFAH!!!
Khilafah, Khilafah and Khilafah.
Ga ada tawar menawar. TITIK !!!
Kutipan dari atas:
” Negeri-negeri Islam terpecah belah menjadi negara-negara kecil yang berbentuk nationstate (negara bangsa).” ——————————————-Benar. Dahulu ada Khilafah yg berpusat di Turki yg membentang dari Barat/Maroko sampai ke Timur/Irak. Sekarang gantinya telah berdiri negara Turki, Mesir, Libya, Jordania, Arab Saudi, Qatar, UEA, Irak, Yemen, Kuwait, Suriah, Palestina dll
“Kondisi ini telah membuat umat Islam menjadi lemah dan menjadi obyek eksploitasi negara-negara penjajah.
Persoalan kemiskinan, kebodohan, pemurtadan, aliran sesat, penghinaan terhadap Al-Quran dan Rasulullah Saw. dan berbagai persoalan lain pun masih membelenggu nasib umat Islam.” ——————————————— Saya kira tidak sepenuhnya tepat. Kalau melihat negara2 yg masih berkonflik ( cth:Irak, Palestina )kita melihat ada ketertinggalan, kemiskinan, kekerasan dll. Tapi saya baru2 ini juga mengunjungi negara2 eks khilafah yg lain (cth Qatar, UEA, Kuwait, Saudi dll) ternyata keadaan di sana tidak seperti yg digambarkan di atas. Mereka sangat maju, kota2 mereka sangat modern, desain/arsiteknya juga sangat canggih/indah. Bahkan kelak akan pusat perdagangan/perekonomian dunia & memiliki lembaga finansial terkaya di dunia (jumlahnya triliunan dollar) sampai banyak perusahaan kelas dunia dimiliki oleh mereka . Kita tahu mereka mendapat windfall/berkah dari oil booming yg sempat $100/barrel. Jadi sepertinya kemiskinan, kurangnya pendidikan bukan masalah bagi mereka.
“Kondisi yang sama dialami rakyat Indonesia. Beban hidup masyarakat semakin berat akibat kebijakan-kebijakan pemerintah yang kapitalistik seperti kenaikan BBM dan privatisasi pendidikan dan kesehatan. Angka kemiskinan masih sangat tinggi, pengangguran meningkat, anak putus sekolah semakin tinggi dan persoalan-persoalan lainnya. Belum lagi bencana demi bencana terus menerus menerpa negeri-negeri Islam, antara lain Indonesia. Ketidakbecusan pemerintah yang seharusnya menjaga dan melayani rakyatnya, telah membuat pencegahan bencana menjadi terabaikan, korban bencana pun tidak sungguh-sungguh dibantu.” —————————————-Kalau yg ini SETUJU banget deh. Kalau ditanya kenapa? Ngak perlu didebatkan lagi.
Pendapatnya saya : Khilafah akan lebih sulit diterima apalagi oleh negara Arab/teluk yg kaya raya. Karena merka sudah sangat menikmati apa yg telah mereka capai hingga hari ini. Sebaliknya gerakan Khilafah lebih deras di negara yg masalah sosialnya masih banyak.
Jadi solusi yg lebih riil dengan kondisi di lapangan/kenyataan, adalah Syariat Islam, bukan Khilafah
Allohu akbar
jadikan smua ini adalah moment untuk berinstropeksi diri menuju kebangkitan,dan memberikan suplemen baru untuk kekutan kita menegakan Khilafah di muka bumi shingga aturan Alloh tak terlantar seperti yang telah kita saksikan saat ini
kita menantikan kembali tegaknya khilafah. setelah terbentuknya daulah islamiyah di irak, mudah-mudahan akan disusul dengan daulah lainnya. satukan tekad, satukan tujuan , hanya ridhoallah yang kita harapkan.
Allohu Akbar,
Alhamdulillah, HTI Batam telah mengadakan kegiatan Acara KARNAVAL MUHARRAM 1429 H, hari Kanis, 10 Januari 2008 bertepatan dengan 1 Muharram 1429 H, yang diikuti oleh sekitar 250 massa. Pawai, dimulai dari Masjid An-Nur, Baloi Blok IV dilanjutkan perjalanan menuju pusat kota Nagoya (disini diadakan Orasi tentang Hijrah. Perjalanan berakhir di halaman Masjid Raya Baitus Syakur, yang langsung diisi dengan Tabligh Akbar dengan Penceramah : KH Azhari Abbas (Ketua MUI Prov. Kepulauan Riau), Ust.Khairul Saleh (Aktivis HTI Batam) dan diakhiri dengan Pembacaan Pernyataan HIZBUT TAHRIR INDONESIA menyambut Tahun Baru 1429 H : HIJRAH DARI SISTEM JAHILIYAH MENUJU SISTEM ISLAM yang dibacakan oleh Donny Irawan (Humas HTI Batam). Acara selesai s/d jam 11.00. Mari Ber-Hijrah, tinggalkan sekulerisme menuju Syariah…ALLOHU AKABAR !!
Khusus buat Kang Effen, Komentator no.7
Tiada Penerapan Syariah Islam Tanpa Bingkai Khilafah Islam.
Prof. Mochtar Kusumaatmadja, Pakar Hukum UNPAD :
Hukum Tanpa Kekuasaan hanyalah Angan-angan saja….
Semoga tahun baru1429 H ini awal dari perbaikan dan kebangkitan khilafah
Tidak akan ada kemuliaan tanpa Islam,
Tiada Islam tanpa Syariat,
Tiada Syariat tanpa Daulah khilafah,
Ya Allah Ya Rabb jadikanlah Hijriyah kali ini menjadi Hijriyah terakhir tanpa adanya Daulah Khilafah.
saya setuju
“HIJRAH DARI SISTEM JAHILIYAH MENUJU SISTEM ISLAM”
Buat saudara Iman TI Bandung, lha memangnya yg diincar adalah kekuasaan????? Kalo arahnya ke kekuasaan akan sangat sulit, coba balik ke sejarah lagi apa mau dinasti Saud rela memberikan kekuasaan kepada kerajaan Turki? Apalagi sekarang di jazirah Arab sudah terpecah menjadi banyak monarki ( Kuwait, Saudi, Oman, Yemen, Qatar dll ) dengan masing2 raja/pangeran/sheikh yg berkuasa penuh. Justru mereka sekarang sedang dimanjakan dgn berlimpahnya kekayaan akibat naiknya hrg minyak, dan manusia cenderung akan mempertahankan kekuasaan yg dipegangnya skrg.
Maaf saudara2 tercinta di sini, saya faham dengan perjuangan ini tapi saya hanya berusaha mengimbangi melihat kenyataan yg ada.
Saudara effen saya AMAT sangat sepakat, model seperti apa yang dijadikan refferensi?? khilafah should be back to suksesi diawal setelah nabi meninggal…….apakah kekuasaan umayyah, abbasiah, dan kekuasaan penuh pertumpahan darah yang akan kita ambil, apakah kekuasaan nepotisme pada jaman umayyah yang kita ambil, apakah kerelaan Ali bin abi thalib yang kita jadikan rujukan, atau kekejaman yazid yang kita jadikan pattern dalam khilafah??????
KHILAFAH…KHILAFAH…….
kekuasaan untouchthinkable nya saudi ataukah egaliterianisme para mullah iran yang kita ambil contoh,
kang Iman ti bandung……..please comment ya akhi
Sdr. Effen yth,
Yang kita incar adalah Ridho ALLAH
Ridho Allah bisa diraih
Ketika kita penuhi Seruan-Nya sepenuh hati,
yaitu menerapkan syariah Islam
Institusi sah yang menerapkan Syariah Islam itulah
Akrab kita kenal dengan Khilafah Islam.
Kita yakin dengan Syariah Islam
Hidup kita menjadi
Berkah dan Indah.
Begini analoginya, Kang Effen pasti setuju kalau menikah itu indah, menyenangkan, asyik. Nah, bisakah kenikmatan itu kita rasakan kalau pernikahan itu tidak disahkan?
Potret Para penguasa yang ada di negeri2 islam saat ini tidak bisa dijadikan profil Khalifah, karena nyatanya mereka adalah komprador asing.
fakta atau kenyataan tidak bisa dijadikan Dalil…
yuk, kita bareng2 melangkah menuju khilafah.
mudah2an indahnya khilafah tidak hanya tervisualisasikan dlm memory kepala sja. tapi mata ini juga igin merasakanya.
Buat sobat Effen, Uki dan Zahra…
Harus diakui bahwa ada kejadian dalam sejarah yang memang keliru. Tapi, dengan alasan ada sebagian yang keliru bukanlah alasan untuk menolak khilafah secara keseluruhan. Sebab, masih banyak sisi-sisi lain kekhilafahan yang baik. Sayangnya, ini ditutup-tutupi. Paul Kennedy dalam The Rise and Fall of The Great Powers: Economic Change an Military Conflict from 1500 to 2000, menulis tentang ke-khilafah-an Utsmani dengan: Imperium Utsmani, lebih dari sekadar mesin militer. Dia telah menjadi penakluk elite yang mampu membentuk kesatuan iman, budaya, dan bahasa pada sebuah area lebih luas dari yang dimiliki Imperium Romawi dan untuk jumlah penduduk yang lebih besar.
Dalam beberapa abad sebelum tahun 1500, dunia Islam telah melampaui Eropa dalam bidang budaya dan teknologi. Kota-kotanya luas, terpelajar, perairannya amat bagus. Beberapa kota di antaranya memiliki universitas dan perpustakaan lengkap dan memiliki masjid-masjid yang indah. Dalam bidang matematika, kastografi, pengobatan, dan aspek lain dari sains dan industri, kaum muslimin selalu ada di depan.
Sekalipun disana sini ada penyimpangan, namun inti dari Khilafah berupa penerapan syariah dan terjalinnya ukhuwah tetap ada sepanjang masa. Kedaulatan ada di tangan Allah. Menolak kedaulatan (dalam arti yang berhak menghalalkan dan mengharamkan, menetapkan aturan kehidupan) di tangan Allah, berarti menolak Allah sebagai al-Hakim al-Mudabbir. Dan berkali-kali ditegaskan bahwa yang sedang diperjuangkan oleh banyak umat Islam dari berbagai kalangan adalah khilafah ’ala minhajun nubuwwah sebagaimana berita gembira dari Rasulullah SAW.
Harus diakui bahwa ada kejadian dalam sejarah yang memang keliru. Tapi, dengan alasan ada sebagian yang keliru bukanlah alasan untuk menolak khilafah secara keseluruhan. Sebab, masih banyak sisi-sisi lain kekhilafahan yang baik. Sayangnya, ini ditutup-tutupi. Paul Kennedy dalam The Rise and Fall of The Great Powers: Economic Change an Military Conflict from 1500 to 2000, menulis tentang ke-khilafah-an Utsmani dengan: Imperium Utsmani, lebih dari sekadar mesin militer. Dia telah menjadi penakluk elite yang mampu membentuk kesatuan iman, budaya, dan bahasa pada sebuah area lebih luas dari yang dimiliki Imperium Romawi dan untuk jumlah penduduk yang lebih besar.
Dalam beberapa abad sebelum tahun 1500, dunia Islam telah melampaui Eropa dalam bidang budaya dan teknologi. Kota-kotanya luas, terpelajar, perairannya amat bagus. Beberapa kota di antaranya memiliki universitas dan perpustakaan lengkap dan memiliki masjid-masjid yang indah. Dalam bidang matematika, kastografi, pengobatan, dan aspek lain dari sains dan industri, kaum muslimin selalu ada di depan.
Sekalipun disana sini ada penyimpangan, namun inti dari Khilafah berupa penerapan syariah dan terjalinnya ukhuwah tetap ada sepanjang masa. Kedaulatan ada di tangan Allah. Menolak kedaulatan (dalam arti yang berhak menghalalkan dan mengharamkan, menetapkan aturan kehidupan) di tangan Allah, berarti menolak Allah sebagai al-Hakim al-Mudabbir. Dan berkali-kali ditegaskan bahwa yang sedang diperjuangkan oleh banyak umat Islam dari berbagai kalangan adalah khilafah ’ala minhajun nubuwwah sebagaimana berita gembira dari Rasulullah SAW.
Kalau berbicara sulit, di dunia ini tidak ada yang gampang. Kalau disebut tidak cocok, dalam hal apanya? Indonesia dan umat secara keseluruhan sedang dalam persoalan berat. Bila solusinya bukan syariah dan khilafah, lalu apa? Bila dikatakan Indonesia ini plural, justru ajaran Islam dan sejarahnya menunjukkan bahwa Islam yang membentang mulai Spanyol hingga Asia Tenggara yang pasti sangat plural dapat diatur oleh Islam. Bahkan, di Spanyol selama 800 tahun Islam berkuasa selama itu pula tiga agama Islam, Kristen, dan Yahudi hidup bersama.
T.W. Arnold dalam bukunya The Preaching of Islam menulis : “ Ketika Konstantinopel kemudian dibuka oleh keadilan Islam pada 1453, Sultan Muhammad II menyatakan dirinya sebagai pelindung Gereja Yunani. Penindasan pada kaum Kristen dilarang keras dan untuk itu dikeluarkan sebuah dekrit yang memerintahkan penjagaan keamanan pada Uskup Agung yang baru terpilih, Gennadios, beserta seluruh uskup dan penerusnya. Hal yang tak pernah didapatkan dari penguasa sebelumnya. Gennadios diberi staf keuskupan oleh Sultan sendiri. Sang Uskup juga berhak meminta perhatian pemerintah dan keputusan Sultan untuk menyikapi para gubernur yang tidak adil,”.
Keagungan Islam menjamin kebolehan non muslim beribadah tampak ketika Umar bin Khottob ra memasuki Yerussalem. Ketika ia berada di Gereja Holy Sepulchre, waktu sholat umat Islam pun tiba. Dengan sopan sang uskup menyilakannya sholat di tempat ia berada, tapi Umar dengan sopan pula menolak. Jika ia berdoa dalam gereja, jelasnya, umat Islam akan mengenang kejadian ini dengan mendirikan sebuah mesjid di sana, dan ini berarti mereka akan memusnahkan Holy Sepulchre. TW Arnold dalam The Preaching of Islam menulis : “ Sekalipun jumlah orang Yunani lebih banyak dari jumlah orang Turki di berbagai provinsi Khilafah yang ada di bagian Eropa , toleransi keagamaan diberikan kepada mereka , dan perlindungan jiwa dan harta mereka dapatkan membuat mereka mengakui kepemimpinan Sultan atas seluruh umat Kristen”.
Tulisan Arnold tersebut sekaligus membantah kesalahpahaman yang selama ini terjadi terhadap syariah Islam tentang perlakuan terhadap non muslim di Negara Khilafah. Dikesankan penerapan syariah Islam berarti pembantaian besar-besaran terhadap orang non muslim . Syariah Islam diskriminatif karena akan menjadikan kelompok non muslim menjadi kelompok minoritas yang terpinggirkan. Non Muslim juga akan dipaksa untuk masuk Islam dan mereka tidak dibolehkan untuk beribadah. Gereja, biara, akan dibakar oleh Negara.
Jaminan keamanan pun diberikan kepada non muslim. Sejarah mencatat, bahwa Kholifah pernah memberikan sertifikat tanah kepada para pengungsi Yahudi yang diusir dari Spanyol setelah runtuhnya pemerintahan Islam di sana. Hingga kini dokomentasinya masih terdapat di Istambul, Turki. Raja Perancis pernah dilindungi oleh Kholifah Sulaiman al Qonuni ketika diancam oleh musuh-musuhnya. Sejarawan Will Durant dalam The Story of Civilization, menggambarkan hal ini dalam tulisannya : “ Para Kholifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para Kholifah telah mempersiapkan berbagai kesempatan bagi siapapun yang memerlukannya dan meratakan kesejahteraan selama berabad-abad dalam luasan wilayah yang belum pernah tercatatkan lagi fenomena seperti itu setalah masa mereka “
Yth. Sobat Effen, Uki dan Zahra
Adanya penolakan terhadap sebuah ide yang dianggap baru dan belum dipahami betul, adalah wajar. Rosulullah saw saja saat menyerukan Islam pertama kali di Mekkah ditolak oleh banyak orang. Bukan hanya ditolak, Rosulullah saw juga mengalami berbagai ujian mulai dari tawaran harta, penyiksaan, sampai propaganda negatif. Karena itu adanya resistensi tidak bisa dijadikan alasan, ini hanya sekedar kekhawatiran. Resistensi umumnya disebabkan karena ketidakpahaman. Hal ini disadari betul. Justru karena itu, penyadaran kudu dilakoni. Dan, dengan semakin sadar berbagai pihak terhadap urgensi khilafah ini maka resistensi yang ada akan berangsur hilang.
Indonesia dan umat Islam umumnya punya masalah besar dalam menghadapi kapitalisme global yang menjajah. Apa yang dapat kita lakukan untuk mengunggulinya? Secara syar’iy dan realitas, Islam memiliki ajaran syariah dan khilafah sebagai solusinya. Faktanya, disamping syar’iy, khilafah merupakan solusi rasional dengan agregat ekonomi, politik dan sosial budaya. Sekarang, apa solusi yang disodorkan oleh pihak yang menolak syariah dan khilafah? Apakah Anda rela umat dibiarkan dijadikan bulan-bulanan, hartanya dirampas negara imperialis, wanitanya diperkosa, nyawanya tak dihargai, asalkan yang penting khilafah ditolak? Kini, kita butuh solusi! Daripada menolak, bukankah akan lebih produktif kalau kita diskusi tentang khilafah sebagai solusi bagi umat manusia, Muslim maupun non Muslim.
kang iman, janten konsepsi model khilafah yang dimaksud mungkin yang paling pure dan orisinil adalah ketika nai masih hidup, karena begitu Rasul meninggal, dimulailah “pertentangan” tentang wilayah khilafah…..
yang lebih mendasar dan menggelitik adalah, apakah kepimimpinan itu diwariskan ataukah memang islam menuntukan pemilihan demokratis?
tapi tolong dilihat lagi betapa kekuasaan menjadikan umat islam “BUTA”, essensi beragama menjadi hambar ketika kita menyikapi perbedaan cara pandang menjadi bentuk kekafiran……
salamun alayk Kang Iman,
yup sayah satuju dengan khilafah dan syariah islam yang diterapkan, asal sama dengan konsep nubuwah yang dicontohkan nabi, saya bukan penganut ahl bayt, tapi untuk imamah dan kecintaan kepada keluarga nabi saya setuju.
maksud nya adalah, khilafah bukan hanya sistem, tapi juga mengharuskan adanya person yag memang kapabel untuk menjalankan fungsi kepemimpinan islam.
Sobat Uki,
Bisa dilacak
1. TQS. An-Nuur :55
2. HR. Ahmad “…dan akan muncul kembali Khilafah sesuai dengan metode Kenabian”
Hatur nuhun.
Alaikum salam Sobat Uki,
Tos waktosna Khilafah teh mingpin Dunia.
Khalifah anu kapabel? eta mah tos kedahna atuh.
Hayu ah, tetep sumanget…
BRAL GEURA MIANG…ALLOHU AKBAR!
Jangan ulangi kesalahan dimasa lalu..
Mari melangkah bersama menuju syariah
Lebih semangat lagi di tahun yang baru
Wahai kaum muslimin..
Segera sambut kemuliaan di tahuin ini..
ALLAHU AKBAR!!!
Best of Umat,it’s Khilafah is Solution. kita harus ganti dan jauhkan sistem kuffur(Demokrasi cs).
Ayo2 … umat Islam untuk hijrah (berpindah) dari sistem jahiliyah menuju sistem Islam. sesungguhnya Islam Is The Best.”Save The World Islamic System”
Assalamulaikum.
Sejarah adalah bukan sumber hukum, karena sejarah fakta yang bergerak. Boleh jadi cacat dan boleh jadi bagus. Tapi konsep adalah tetap sifatnya.
Jika Khilafah yang dipimpin oleh seseorang mengalami kecacatan, bukan berarti kita harus tolak konsepnya. Itulah, yang selama ini orang memandang sinis terhadap Khilafah hanya lantaran penyimpangan keturunan Umayyah, utamanya Yazid dll. Lalu kita tolak ide Khilafah.
Anehnya, berapa banyak penyimpangan2 sistim selain khilafah, tapi tetap juga masih dipertahankan sistim yang pelakunya rusak juga konsepnya bobrok. Ini artinya ikut hawa nafsu….
Aroaita manittakhoza ilaahahuu hawaahu… (apakah engkau tidak melihat orang2 yang mengambil hawa nafsunya menjadi tuhan2…).
Analogi ekstrim tapi simple ; kenapa kamu mau jadi orang Islam ? Padahal banyak orang Islam yang korupsi di Indonesia ?
Lalu agama apa lagi yang akan anda pilih ?
Pasti semuanya jika dilihat dari pelakunya, banyak yang cacat ! Untuk itu, jika kita mau belajar Islam, jangan melihat individu pemeluknya, tapi lihat konsep agama itu.
Begitu juga Khilafah dan Syariah, lihat sumber langsung ajaran Islam yang dibawa Nabinya………..
Inilah yang dijalankan oleh al-Khulafa’urRoosyidin…
Wassalam
Tapi saya baru2 ini juga mengunjungi negara2 eks khilafah yg lain (cth Qatar, UEA, Kuwait, Saudi dll) ternyata keadaan di sana tidak seperti yg digambarkan di atas. Mereka sangat maju, kota2 mereka sangat modern, desain/arsiteknya juga sangat canggih/indah. Bahkan kelak akan pusat perdagangan/perekonomian dunia & memiliki lembaga finansial terkaya di dunia (jumlahnya triliunan dollar) sampai banyak perusahaan kelas dunia dimiliki oleh mereka . Kita tahu mereka mendapat windfall/berkah dari oil booming yg sempat $100/barrel. Jadi sepertinya kemiskinan, kurangnya pendidikan bukan masalah bagi mereka.
—————————————–
bolehlah kalo dibilang negara2 teluk lagi tajir alias harta membanjir.
tapi urusan pendidikan, ehm… ntar dulu deh… cuma mo nanya:
Top Global Universities versi mana yg memasukkan kampus2 dr Qatar, Saudi, UEA, Kuwait, dan Saudi?
Berapa banyak publikasi riset dari ilmuwan negara2 tsb itu yg berhasil nembus Nature, Science, atau jurnal ilmiah kelas dunia lainnyah?
Berapa banyak ilmuwan dari negara2 yg masih betah di kerja di negara asalnya?
FYI saja, negara2 Qatar, UEA, Kuwait, Saudi memang royal nggak ketulungan kalau untuk bisnis fisik (membangun hotel dan sarana hiburan) tapi subsidi utk risetnya bikin ilmuwan2 muslim nangis darah dan akhirnya lebih memilih mengabdi di USA dan/atau Eropa.
Negara-negara yg anda sebutkan itu, tinggal nunggu minyaknya habis. Saat itu, USA dan Eropa dgn kebangkitan bioscience dan renewable energy-nya (yg pengembangannya melibatkan ilmuwan muslim) akan mempermainkan mereka.
Mungkin, memang hanya dgn cara dibuat sengsara umat ini mau kembali pada syariah dan khilafah.
mari bersatu, eratkan ukhuwah dan hilangkan rasa saling benci diantara kita. kapan khilafah akan segera tegak, kalau kita sebagai bagian dari kaum muslimin tidak ada upaya dan hanya berpangku tangan dan saling mengandalkan diantara kita sendiri ditubuh umat islam. korbankan apa yang kita punya, waktu, tenaga, harta yang kita punya. jangan berkecil hati hanya karena kondisi ekonomi, fisik, dan keluarga yang kurang mendukung. contohlah rosul kita dan para sahabat dalam perjuangan islam. tidakkah inginkah kita seperti mus’ab bin umair dan para sahabat yang lain. sudah saatnya kita melanggkah sekarang juga. sambut SYARIAH DAN KHILAFAH untuk kesejahteraan seluruh umat.
Sepakat dengan Sobat Fira (komentar 29)…