Apel Kebesaran Hijriyah dan Karnaval Muharram 1429 H di Banjarmasin

Menuju Kalsel yang Lebih Baik

Hijrah dari Sistem Jahiliyah Menuju Sistem Islam

JURNAL EKONOMI IDEOLOGIS. Kamis, 2 Muharram 1429 H atau bertepatan dengan tanggal 10 Januari 2008, Forum Umat Islam Kalimantan Selatan bersama dengan beberapa organisasi Islam menyelenggarakan kegiatan Apel Kebesaran Hijriyah dan Karnaval Muharram 1429 H. Sejak pukul 07.00 wita kaum muslimin dan muslimat berdatangan dari berbagai tempat di Banjarmasin menuju halaman Kantor Pemerintah Kota Banjarmasin. Hingga pukul delapan pagi seribu massa yang sebagian terdiri dari anak-anak TK dan sekolah membanjiri lapangan acara.

Acara yang digagas FUI Kalsel ini tidak semata-mata untuk menyambut datangnya tahun baru Islam. Namun juga bertujuan membangun kesadaran umat khususnya para peserta dan pengambil kebijakan, bahwa peringatan hijrahnya Rasulullah SAW dan para sahabat dari Mekkah ke Madinah bukanlah rutinitas seremonial. Tetapi peringatan tersebut adalah suatu ajakan kepada kaum Muslimin untuk meninggalkan segala bentuk kejahiliyahan dan kemaksiatan menuju kepada kehidupan yang lebih baik dengan penerapan ajaran agama secara kaffah.

Permasalahan kemiskinan, pengangguran, kebodohan, korupsi, kriminalitas, pemimpin yang tidak amanah, dan lain-lainnya yang melilit Indonesia sesungguhnya membutuhkan solusi yang dapat mengubah keadaan yang buruk menjadi lebih baik. Karena itu di sinilah relevansi hijrah dalam konteks perubahan.

pejabatkalsel.jpgSebelum acara dimulai JURNAL EKONOMI IDEOLOGIS sempat berdialog dengan Bapak Juriansyah Kepala Bappeko Pemerintah Kota Banjarmasin. Beliau menyampaikan kepada JURNAL EKONOMI IDEOLOGIS “salah satu penyebab keadaan umat Islam terpuruk adalah faktor ekonomi”. Menurut Bapak yang sering membaca al-Waie ini, “dengan dikuasainya perekonomian kita oleh segelintir orang saja khususnya oleh orang-orang keturunan Cina, maka kesempatan umat untuk mengases sumber-sumber ekonomi menjadi sangat terbatas. Inilah yang menyebabkan kemiskinan pada umat. Padahal Nabi pernah bersabda kemiskinan itu mendekatkan manusia pada kekufuran.” Pejabat pemko Banjarmasin ini mengingatkan “sudah saatnya bagi kita meninggalkan pemahaman bahwa yang diurus oleh agama itu hanyalah masalah ritual saja. Masalah-masalah kehidupan yang lain seperti bermuamalah juga harus diatur menurut agama”. Kata beliau “untuk umat kita harus melakukan perubahan.”

Tepat pukul delapan pagi acara yang mengambil tema Hijrah dari Sistem Jahiliyah Menuju Sistem Islam ini dimulai dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an oleh qari cilik Nuraji Rahman. Kemudian sambutan ketua panitia pelaksana, pernyataan sikap FUI Kalsel, ceramah singkat dai cilik Royan (juara Pildacil Lativi 2007), dan sambutan dan Walikota Banjarmasin Bapak Yudhi Wahyuni.

Ustad Wahyudi Ibnu Yusuf menyampaikan pernyataan sikap FUI Kalsel. FUI Kalsel menyatakan: Pertama, mengajak umat Islam untuk hijrah (berpindah) dari sistem jahiliyah menuju sistem Islam. Kedua, sengajak umat Islam menegakkan kembali institusi Islam untuk menegakkan syariah Islam. Sebab hijrahnya Rasulullah disertai penegakkan Daulah Islam di Madinah. Ketiga, sesungguhnya kebangkitan umat Islam hanya akan bisa dikembalikan kalau umat Islam kembali menegakkan pemerintahan yang Islami. Keempat, hijrah dari sistem jahiliyah menuju sistem Islam juga akan membebaskan kaum Muslimin dari berbagai penderitaan, ketakutan, dan persoalan-persoalan lainnya.

Dalam sambutannya Bapak Walikota menyatakan di tahun baru hijriyah ini sudah seharusnya kita lebih bersemangan lagi memperjuangkan agama. Allahu akbar,Allahu akbar, Allahu akbar takbir beliau untuk menyemangati peserta apel dan karnaval yang disambut peserta dengan takbir Allahu akbar.

Kemudian Bapak Walikota secara resmi melepas peserta karnaval atau pawai Muharram. Barisan peserta pawai yang mencapai hampir satu kilometer memadati ruas jalan protokol kota Banjarmasin dengan jarak tempuh sekitar tiga kilometer. Pawai berakhir pada pukul 10.20 wita dengan rute kembali ke halaman Kantor Walikota Banjarmasin. [hm/JURNAL EKONOMI IDEOLOGIS]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*