Menyambut Tahun Baru 1429 H
Hijrah dari Sistem Jahiliyah Menuju Sistem Islam
Tahun 1428 H sudah berlalu dan sekarang kita memasuki tahun baru 1429 H. Berbagai acara pun dilakukan untuk menyambut tahun barunya umat Islam ini. Namun yang paling penting bagi kita adalah melakukan evaluasi dan perbaikan atas kondisi yang kita hadapi pada tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya.
Di akhir tahun 1428 H ini, saudara-saudara kita yang tinggal di pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi ditimpa musibah banjir dan tanah longsor. Ratusan nyawa melayang karenanya. Sementara itu dalam waktu yang bersamaan, saudara-saudara kita yang tinggal di Kalimantan Selatan dan beberapa daerah lainnya menghadapi kelangkaan dan naiknya harga BBM. Sungguh keadaan ini sangat menyulitkan kehidupan masyarakat yang beban hidupnya sudah berat.
Sesungguhnya Allah SWT telah memperingatkan kita semua dalam al-Qur’an surah ar-Rum ayat 41 yang artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” Firman ini menjelaskan sekaligus menegaskan berbagai musibah yang melanda negeri kita terjadi atas andil manusia itu sendiri.
Kerakusan manusia yang bernama pemilik modal lokal dan Kapitalismenya investor asing melibas habis hutan-hutan kita, menguras isi perut bumi, dan membuang berbagai limbah berbahaya ke dalam sungai dan laut. Semua ini mengakibatkan ketidakseimbangan alam sehingga muncullah berbagai bencana dan musibah, juga malapetaka kesehatan manusia.
Ketidakamanahan para pemimpin kita dalam mengelola negeri ini menyebabkan kehidupan masyarakat kurang terurus.
Sesungguhnya ketidakamanahan adalah pangkal dari kehancuran negeri ini. Saat para pemimpin dan politisi tidak amanah menyelenggarakan pemerintahan, saat aparat negara tidak amanah melayani masyarakat, saat para pengusaha tidak amanah berusaha, saat para pedagang tidak amanah bertransaksi, saat para karyawan dan manajer tidak amanah menjalankan tugasnya, maka kecelakaan besarlah yang akan kita hadapi. Dengarlah dan camkanlah peringatan Allah SWT terhadap orang-orang yang curang dalam QS. Al-Muthaffifiin.
Hakikatnya, ketidakamanahan paling utama atas seorang muslim adalah manakala mereka tidak mematuhi seruan Allah dan Rasulnya. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 36 yang artinya: “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.”
Jika terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya mengaku beriman, tetapi tidak mengikuti hukum-hukum-Nya, tidak menerapkan syariat Islam dalam dirinya, di ruang lingkup keluarganya, di tengah masyarakatnya, dan di dalam pemerintahannya, maka ini merupakan ketidakamanahan paling besar karena telah durhaka terhadap Tuhan dan utusan-Nya. Bila kepada Allah SWT saja tidak amanah apalagi kepada rakyat jelata.
Sekarang di negeri kita yang tercinta, harta dan materi telah menjadi Tuhan sehingga prinsip menghalalkan segala cara menjadi pegangan banyak orang. Pejabat korupsi sudah biasa. Pengusaha menyuap untuk mendapatkan proyek juga biasa. Aparat meminta uang pelicin pun biasa terjadi. Bahkan kalangan liberal pun biasa menjual agama sebagai proposal kepada negara-negara asing. Ketika Majelis Ulama Indonesia mengingatkan bahwa MUI sudah lama mengeluarkan fatwa Ahmadiyah sesat, tokoh dan kelompok liberal justru menuduh MUI sesat.
Meskipun saat ini kita berada di dalam dunia modern bukan berarti kehidupan manusia menjadi lebih baik. Justru kehidupan saat ini lebih jahil dari kejahilan zaman jahiliyah. Jutaan manusia setiap tahun dibunuh sebelum mereka dilahirkan akibat perzinaan. Perzinaan menjadi bisnis dan mata pencaharian. Pergaulan bebas dan kumpul kebo menjadi
Keadaan menyedihkan yang melanda negeri kita saat ini adalah akibat terpasungnya umat dalam sistem Kapitalis-Sekuler jahiliyah. Karenanya kita harus melakukan perubahan agar provinsi dan negeri ini menjadi lebih baik. Untuk itu dalam rangka menyongsong tahun 1429 H, Forum Umat Islam Kalimantan Selatan menyatakan:
Tidak ada cara untuk melakukan perbaikan yang tepat kecuali melakukan hijrah sebagaimana hijrah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Yakni berhijrah meninggalkan sistem dan gaya hidup jahiliyah modern, meninggalkan sistem Kapitalis-Sekuler menuju sistem Islam sebagaimana yang dicontohkan Nabi SAW di Madinah dengan menerapkan syariat Islam secara kaffah dan menjadikan akidah Islam sebagai dasar negara. Sistem Islam itu adalah sistem Khilafah Islamiyah.
Hijrahnya kaum muslimin dimulai dengan terbangunnya kesadaran Islami pada diri umat, yakni mereka menyadari setiap perbuatannya, kehidupan keluarga dan sosial masyarakatnya, serta ketatanegaraan pemerintahannya diatur menurut perintah Allah dan Rasul-Nya. Karena itu Forum Umat Islam Kalsel mengajak para ulama, ormas, politisi dan birokrat, dan seluruh komponen masyarakat, untuk berkerjasama, bersinergis membangun kesadaran Islami di tengah-tengah masyarakat.
Proses hijrah akan terhambat apabila pemahaman umat tentang agama masih dangkal sebagaimana pemahaman kebanyakan orang saat ini bahwa Islam hanya mengurus masalah ritual saja seperti ibadah shalat, puasa, dan haji. Akibatnya dalam urusan politik dan pemerintahan, bisnis dan perekonomian, pendidikan dan kesehatan, kehidupan sosial dan kemasyarakatan, konsep dan pengaturannya diserahkan kepada paham-paham sesat Kapitalis-demokrasi-Sekuler yang berasal dari Barat yang notabene adalah negara-negara penjajah. Padahal Islam luas mengatur seluruh aspek kehidupan. Setiap aspek kehidupan yang diatur menurut syariat Islam merupakan ibadah kepada Allah SWT. Untuk itu dakwah yang mengikis pemahaman keliru ini harus dilakukan oleh dan untuk seluruh komponen umat tidak hanya menjadi tugas beberapa orang atau sekelompok ormas saja.
Proses hijrah membutuhkan persatuan umat dan ukhuwah Islamiyah. Karenanya, Forum Umat Islam Kalsel menyerukan seluruh komponen umat untuk bersatu dalam ikatan akidah Islam, menghilangkan sekat-sekat yang memisahkan umat, jangan mempertentangkan permasalahan yang bersifat khilafiyah karena perbedaan tersebut tidak bisa disatukan. Tetapi umat Islam harus bersatu dalam masalah-masalah pokok yaitu akidah dan syariat Islam.
Berkembanganya ratusan aliran sesat di
SEKJEN Forum Umat Islam
Muhammad Sholeh Abdullah, S.Pd
Telp. 0511-7409022
Sumber: http://jurnal-ekonomi.org