Kegiatan rutin dalam dakwah Islamiyah perlu digiatkan kembali oleh warga Nahdliyin. Salah satu dengan menghidupkan dan memanfaatkan tempat strategis yaitu Masjid, Mushala (Langgar), ataupun Majelis Taklim. “Kita harus kembali mengisi masjid-masjid kita dengan dakwah rutin menggunakan kitab-kitab kuning, agar masjid dan mushala yang tersebar diseluruh
Ia juga meminta, kepada warga NU agar dapat lebih waspada dan dapat membedakan gerakan-gerakan asing yang tidak lazim digunakan oleh ulama-ulama dalam negeri
Pada umumnya, lanjut Hasyim gerakan itu adalah bersifat ekstrim keras maupun ekstrim lunak, di mana gerakan itu diduga merupakan cikal bakal terorisme, yang akan mengakibatkan Islam berada pada posisi yang sulit.
“Posisi itu akan dimanfaatkan oleh dunia yang anti Islam untuk dijadikan bukti untuk menjelek-jelekan syariat Nabi Muhammad SAW, “imbuhnya.
Ia menegaskan, saat ini berbagai bentuk gerakan yang menyimpang dari ajaran Islam yang benar mulai bermunculan dan mengancam akidah keIslaman. Sebagai contoh, sholat atau tidak sholat sama saja, serta ada yang membuat seakan-akan agama Islam sama atau sebangun dengan agama lain, hal ini menjadi halal.
Oleh karena itu, Hasyim menambahkan, untuk mengantisipasi semua itu, sebaiknya warga NU kembali menggunakan teori yang dipakai oleh para ulama, yakni mejaga keseimbangan antara dengan pendekatan legal formal melalui agama dengan jaln dkawah, pendekatan pembinaan keumatan, dan pendekatan politik yang menguntungkan agama Islam.
Dalam kesempatan itu, Hasyim pun mengimbau agar umat Islam khususnya warga Nahdliyin memperkuat akidah, syariah, akhlaq, serta Manhaj. (novel)
masjid yang hilang.. menarik tuh untuk kita renungkan.
masjid yg hilang jamaahnya
Hilang aktifitas nya
dst
Sesungguhnya ketika umat ini sudah gak percaya lagi sama ulama, maka kita juga kehilangan jamaah. Ketika masyarakat dalam bertingkah laku menggunakan tatacara bukan Islam, kita pun telah kehilangan umat. Pemikiran barat yg jahiliyah yang makin banyak diadopsi oleh umat, menunjukan ulama telah kehilangan jamaahnya. Ketika agen2 barat banyak merasuk ke tubuh bangsa ini, maka tubuh kita pun makin melemah seperti orang yang masuk angin. Apalagi ketika segala kebijakan negri ini telah terbeli oleh asing. Apalagi ketika tanah air negri ini telah terjual ke asing, kita telah kehilangan kedaulatan.
Ya, kita telah kehilangan banyak hal.
..kehilangan arah, sampai kita tidak mengerti siapa kawan, siapa lawan. Semoga kita bisa segera menemukan yang hilang itu dan merebutnya kemabali
Memang benar kita harus kembali mengaktifkan masjid sebagai tempat segala aktifitas ibadah dan dakwah. Rosululloh SAW sendiri mencontohkan hal itu. Tapi tentu saja masjid yang dimaksud adalah masjid milik umat Islam bukan masjid satu golongan tertentu.
semoga warga NU segera sadar dengan membela perjuangan Khilafah, amiiinnn…
masjid kok hilang, emangnya siapa yang nyuri?Bukannya masjid itu milik umat,siapapun bisa pake karena masjid adalah rumah Allah. Kalo yg bisa make cuman kelompok itu2 saja,bukan masjid namanya, tapi aula.
Masjid-masjid sekarang memang sudah banyak yang sepi. Di tempat-tempat kerja atau kuliah, banyak yang memanfaatkan aula/musholla untuk menunaikan sholat. Masjid-masjid Agung yang besar pun hanya ramai di saat-saat tertentu saja.
Mengapa keadaannya bisa demikian? Ingin sekali saya kembali ke masa-masa di mana masjid-masjid hidup dengan berbagai aktivitas ibadah dan belajar-mengajar di dalamnya; bahkan, sebelum berperang pun orang-orang membangun strategi di dalam masjid.
Apakah saat ini bisa seperti saat itu? Insya Allah..
komentar Abu Khair,
“Kita harus kembali mengisi masjid-masjid kita dengan dakwah rutin menggunakan kitab-kitab kuning, agar masjid dan mushala yang tersebar diseluruh Indonesia tidak masuk angin, yang berujung akan kehilangan masjid yang kita bangun, “ (Ketua Umum PBNU KH.A Hasyim Muzadi dalam pidato Harlah ke-82 PBNU)
“Mengisi masjid-masjid kita”
Maksudnya masjid punya siapa?
“Kehilangan Masjid yang kita bangun”
Maksudnya masjid yang dibangun oleh siapa dan untuk siapa?
Bukankah Masjid itu milik semua umat Islam,semua umat islam boleh memakai masjid untuk melaksanakan aktivitas dakwah tanpa dibatasi golongan-golongan tertentu saja karena masjid adalah rumah Allah.