Privatisasi sektor kelistrikan dengan pecahan (unbundling) baik secara vertikal maupun horizontal PT. PLN akan mengakibatkan beban listrik yang harus dibayar oleh masyarakat semakin besar, selain itu membuka peluang pihak asing asing untuk menguasai sektor kelistrikan di tanah air.
“Program ini pasti akan menaikan harga, sebab listrik selama ini mulai dari pembangkit, kemudian transmisi, distribusi, dan retail melalui satu tangan. Ini akan dipecah-pecah, “jelas Ketua UmumDPP Serikat Pekerja PT. PLN Ahmad Daryoko dalam Acara Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan bertema “Prokontra Privatisasi PLN”, di Gedung YTKI,
Menurutnya, apabila pembangkitan listrik ditangani oleh perusahaan asing, kemudian yang mengurus transmisi oleh perusahaan lain, dan yang melakukan distribusi lain lagi, dikhawatirkan akan terjadi perebutan keuntungan dari pembayaran konsumen.
“Tiap masing-masing bagian itu akan membebankan biaya kepada konsumen, yang dirugikan konsumen, apalagi ketika terjadi beban puncak, bisa seperti Kamerun naik 15-20 kali lipat biayanya. Yang untungkan mereka yang menguasai unit-unit tadi, inikan instalasi milik publik tetapi kenapa dikuasai pribadi-pribadi, “tandasnya.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Tim Indonesia Bangkit Ichsanuddin Noorsy mengatakan,
“
Karena itu, lanjut Ichsan rencana privatisasi PLN yang nantinya akan tergantung pada mekanisme pasar ini, selalu mengukur kekuatan dari segi materi, hal itu hanya akan menguntungkan kelompok kapitalis, dan terus menyengsarakan rakyat.
Di tempat yang sama Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia M. Ismail Yusanto menegaskan, kebijakan ekonomi pemerintah terhadap sektor kelistrikan ini, kalau dibiarkan akan bertentangan dengan prinsip keadilan, sebab Sumber Daya Alam (SDA) maupun Sumber Daya Energi ini merupakan milik rakyat.
“Masyarakat harus mempunyai akses yang sama untuk memperolah hak miliknya, dan seharusnya pemerintah hanya mengatur ketersediaannya, “jelasnya
Ia menilai, rencana pemerintah untuk melakukan pemecahan PLN telah mengubah fungsi negara menjalankan pengawasan terhadap SDE, namun tidak lepas dari visi pasar bebas berupa penjajahan baru melalui penguasaan sumber daya energi.
Wacana privatisasi PT. PLN ini bermula pada rapat umum pemegang saham (RUPS) PT PLN pada 8 Januari 2008. Keputusan dalam RUPS itu kali ini sangat istimewa, karena berupa restrukturisasi terhadap PLN berupa pembentukan 5 anak perusahaan distribusi (Jakarta Raya, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali) serta paling lambat akhir tahun 2008 membentukan satu anak perusahaan Transmisi dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali. Juga akan dibentuk dua BUMN Pembangkitan bahwa PT Indonesia Power dan PT Pembangkit Jawa Bali yang terpisah dari PLN.(novel; eramuslim.com; Senin, 18 Peb 08 18:33 WIB)
Buat Pak Daryoko,
Selaku orang ‘dalam’ yg sdh tahu ‘jeroannya’ PLN, teruskan perjuangan bapak untuk membongkar makar para kapitalis yang akan mengobok-obok PLN. Adakan roadshow ke daerah2, berikan edukasi kpd rakyat bhw PLN rugi bukan karena pengelolaan, tapi karena ‘disuruh’ rugi oleh penguasa.
trust_in_the_truth@yahoo.com
Anda ingin mendapatkan segera vcdnya,liputan lengkap berdurasi 2 jam,hub panitia FKSK ke 35, mengupas dibalik privatisasi PLN, dan mengupas siapa dibalik semuanya?dan siapa yang dirugikan dan diuntungkan ?,lengkap,jelas,dan terpercaya….dapatkan SEGERA…
saya perlu mas
berapa harganya?
ongkos kirim berapa?
transfer ke rek siapa?
mohon saya di respon…
infonya tlng di kirim ke emailku bust4n@gmail.com
syukron
Hampir diseluruh wilayah indonesia listrik menjadi ‘penyakit kambuhan’ yang tak pernah sembuh-sembuhnya. Gimana mau sembuh jika berobatnya aja kedokter ‘penghisap darah’ (alias kapitalis). Dibanjarmasin aja sekarang listrik menjadi ‘penyakit kambuhan’ yang sangat sulit sekali untuk dicari ‘obatnya’. Padahal tiap hari batu bara kalsel diangkut oleh ratusan/ribuan truk tiap harinya oleh perusahaan asing. Ngga habis pikir saya punya banyak batu bara tapi listrik byarpet teruss. Bahkan yang saya ngga habis pikir lagi ternyata pasokan bahan bakar (batu bara) listrik malaysia dari kalsel.
Yah beginilah selama sistem kapitalis masih bercokol dimuka bumi ini, maka penderitaan dan kesengsaraanlah yang akan kita rasakan. Untuk itu saatnyalah kita kembali kepada Islam, kembali kepada syariah, dan kembali kepada khilafah.
Sangat mengerikan kalau pemimpin negeri ini dilanda penyakit bodoh, buta, tuli terhadap nasib masyarakatnya.
Sangat mengerikan kalau pemimpin negeri ini berubah menjadi pedagang negara dengan bahasa untung atau rugi dalam melayani masyarakatnya.
Sangat mengerikan kalau pemimpin negeri ini kalo menjual negara Indonesia dan masyarakatnya dengan alasan RUGI.
“Banjir” masalah cukup solusinya dengan Syariah dan Khilafah, mau coba>>>> buktikan kebenaran-Nya