LONDON, SELASA – Sejumlah jenderal senior AS mengacam akan mundur bila Presiden George W Bush memerintahkan serangan militer ke Iran.
Ancaman ini dimuat dalam harian The Sunday Times yang mengutip sumber intelijen militer Inggris, Senin (25/2) atau Selasa (26/2). “Ada empat atau jenderal dan laksamana yang kami tahu akan mengundurkan diri bila Bush memerintahkan serangan ke Iran,” tulis The Sunday Times, Senin (25/2).
“Agaknya tidak ada selera (menyerang Iran) di Pentagon dan banyak orang yang bertanya-tanya apakah serangan itu akan efektif atau mungkin terjadi,” ujar sumber itu.
Bila rumor ini benar, maka akan terjadi revolusi yang tidak pernah diduga sebelumnya karena jenderal Amerika biasanya tunduk dan berperang sampai dipecat, kata sebuah sumber di Pentagon.
Menteri Pertahanan Robert Gates juga beberapa kali mengingatkan agar pemerintahnya tidak menyerang Iran. Diyakini, peringatan ini merefleksikan pandangan sejumlah jenderal senior di Pentagon.
Menurut sumber di pertahanan Inggris, para komandan itu waswas terhadap perkembangan di dalam Pentagon terkait serangan militer.
“Semua jenderal itu sangat paham bahwa mereka tidak punya kemampuan militer untuk menyerang Iran dengan cara apapun. Tak seorang pun mau melaksanakan itu dan itu tampaknya sudah menjadi kesadaran bagi mereka,” ujar sumber itu.
“Ada cukup orang yang merasa ini akan menjadi kesalahan penilaian yang akan berbuntut pengunduran diri,” lanjut sumber itu.
Ancaman gelombang pengunduran diri itu bersamaan dengan pernyataan Wakil Presiden Dick Cheney bahwa sejumlah pilihan termasuk aksi militer masih dipertimbangkan. Pernyataan Cheney itu dilontarkan untuk menjawab komentar mantan PM Inggris Tony Blair bahwa aksi militer terhadap Iran bukan langkah tepat.
Ketegangan antara AS dan Iran semakin meningkat setelah Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menolak menghentikan program nuklirnya seperti tuntutan AS. Iran juga dianggap melanggar tenggat yang ditentukan PBB untuk menangguhkan program nuklirnya.
Badan Energi Atom Internasional melaporkan bahwa instalasi nuklir Iran segera sanggup memproduksi cukup uranium untuk dua senjata nuklir. Namun Teheran bersikeras bahwa program nuklirnya murni untuk kepentingan sipil, bukan militer.
[SAS; Selasa, 26 Februari 2008 | 18:11 WIB; kompas.com]