Baghdad, Senin – Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pada kunjungan hari kedua di Baghdad, Irak, Senin (3/3), menyalahkan AS yang telah membawa terorisme ke Timur Tengah. Oleh karena itu, dia mendorong pasukan koalisi pimpinan AS segera keluar dari Irak.
“Enam tahun lalu tidak ada terorisme di kawasan kita. Segera setelah orang asing (Amerika) menginjakkan kakinya di kawasan, teroris datang ke sini”, ungkap Ahmadinejad pada jumpa pers seusai bertemu dengan Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki.
Presiden Iran itu membantah tuduhan Presiden AS George W Bush bahwa Iran merupakan faktor ketidakstabilan di Irak. Ahmadinejad bahkan membuktikan langsung sambutan yang baik dari rakyat Irak terhadapnya dengan melakukan perjalanan darat dari dan keluar kawasan berpenjagaan ketat, Zona Hijau, pada siang hari tanpa ada gangguan sama sekali, meski dengan penjagaan tidak seketat kunjungan Presiden AS.
“Katakan kepada Bush bahwa menuduh pihak lain tanpa bukti akan meningkatkan masalah di kawasan dan tidak akan menyelesaikannya. Orang Amerika harus mengerti fakta di kawasan. Rakyat Irak tidak suka Amerika”, kata Ahmadinejad mengomentari tuduhan Bush bahwa Iran berpengaruh buruk di Irak. “Tanpa kehadiran pasukan asing, kawasan ini akan hidup damai”, kata Ahmadinejad.
Babak baru
Dalam hari kedua kunjungan di Baghdad, Ahmadinejad menegaskan, kunjungannya itu telah membuka babak baru hubungan kedua negara. “Kita mempunyai pemahaman yang sama mengenai banyak hal. Kedua pihak bertekad memperkuat kerja sama politik, ekonomi, dan budaya”, paparnya. Ditambahkan, dalam kunjungan itu Iran dan Irak telah menandatangani tujuh kesepakatan di bidang-bidang industri, perdagangan, dan transportasi.
PM Irak juga mengatakan, kunjungan Ahmadinejad merupakan sinyal positif kepada negara-negara lain di kawasan bahwa mereka perlu meningkatkan hubungan dengan Irak baru.
“Ada kepercayaan tingkat tinggi dan saya sejujurnya mengatakan bahwa posisi Iran terbaru mengenai Irak sangat banyak membantu. Kunjungan ini akan mendorong dan memotivasi negara-negara tetangga untuk berkunjung ke Irak”, papar Maliki.
Berbeda dengan Bush yang menggunakan perjalanan udara selama beberapa jam berkunjung di Irak, dengan jadwal yang sangat dirahasiakan, Ahmadinejad selama dua hari di Irak menggunakan transportasi darat, dengan jadwal yang juga sudah diumumkan sehari sebelumnya.
Tetap terancam sanksi
Di Dewan Keamanan (DK) PBB, Iran hampir dipastikan akan dikenai sanksi ketiga, Senin (3/3) waktu New York, AS, karena menolak menghentikan pengayaan uranium. Akan tetapi, sangat diragukan resolusi mengenai sanksi baru itu bisa disepakati seluruh negara anggota DK PBB. Lima anggota tetap DK PBB mendukung resolusi baru itu, sedangkan Libya, Indonesia, Afrika Selatan, dan Vietnam mempertanyakan sanksi baru itu di tengah sikap kooperatif Iran yang membaik.
Dubes RI di PBB Marty Natalegawa bahkan menyampaikan, resolusi itu menimbulkan lebih banyak pertanyaan ketimbang jawaban. (AP/AFP/Reuters/OKI/Selasa, kompas.com; 4 Maret 2008)