Para pemimpin dua partai yang memenangkan pemilu
Asif Ali Zardari, suami mendiang mantan PM Benazir Bhutto dan mantan PM Nawaz Sharif meminta Presiden Pervez Musharraf memanggil sidang parlemen dengan segera. Pemilu bulan Februari menyebabkan kekalahan besar bagi partai-partai yang setia kepada Presiden Pervez Musharraf. Musharraf mendesak pemerintah mendatang meninggalkan sisi politik dan memusatkan perhatian kepada tata pemerintahan yang baik.
Kesepakatan koalisi ini akan membawa Partai Rakyat Pakisstan yang dipimpin Benazir Bhutto sampai dia terbunuh dan partai Liga Muslim Pakistan (Nawaz) pimpinan Sharif.
‘Pukulan untuk Musharraf’
Sharif secara konsisten menyerukan agar presiden mundur setelah berlangsung pemilu yang dianggap sebagai langkah penting dalam transisi
Wartawan BBC Barbara Plett di Islamabad menyebutkan, kesepakatan itu akan dipandang sebagai pukulan lain bagi Musharraf yang menghadapi parlemen yang didominasi musuh-musuhnya.
Zardari dan Sharif mengatakan kedua masalah itu telah diselesaikan.
Semua hakim yang dipecat akan dipulihkan lagi melalui resolusi parlemen yang disahkan dalam waktu 30 hari setelah pembentukan pemerintah.
Wartawan mengatakan hal ini berarti ketua Mahkamah Agung akan kembali mendapatkan posisinya sebagai penolakan terhadap keberatan dari Musharraf.
Sebagai imbalannya Nawaz Sharif setuju bahwa partainya akan bergabung dalam kabinet, sekalipun dia tidak mengakui hak presiden untuk berkuasa.
PPP mengatakan, akan secara berhati-hati saat berhadapan dengan presiden.
Namun sebagian besar analis mengatakan langkah berikutnya mungkin mengurangi kekuasaan presiden atau berkonfrontasi antara parlemen baru dan presiden.
Benazir Bhutto tewas dalam sebuah serangan bunuh diri di
Sumber: http://www.bbc.co.uk/indonesian