FORUM KAJIAN SOSIAL KEMASYARAKATAN (FKSK)
Kerjasama antara Hizbut Tahrir Indonesia, Forum Umat Islam, Majelis Taklim Wisma Dharmala Sakti, Khilafah Center, Tabloid Suara Islam, Kantor Berita Antara
Sekretariat: d/a. Jl. Pekalongan No. 22, Menteng. Jakarta 10310
Telp. 021-3916002 (Hunting). Fax. 021-3916013
Kepada Yang Terhormat
Para Ulama, Tokoh Masyarakat, Aktivis Islam & LSM
di Jakarta.
UNDANGAN
Assalaamu’alaykum warrahmatullaahi wabarakaatuh.
Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan (FKSK), sebuah forum diskusi yang dibentuk atas kerjasama antara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Forum Umat Islam (FUI), Majelis Taklim Wisma Dharmala Sakti (WDS), serta di dukung oleh Khilafah Center (KC), Tabloid Suara Islam (SI), dan Kantor Berita Antara, melalui surat ini mengundang Bapak/Ibu/Saudara untuk menghadiri diskusi dengan tema “Siti Fadilah Melawan: Saatnya Indonesia Berubah”, insya Allah akan diadakan pada:
Hari/tanggal: Senin, 17 Maret 2008
Pukul: 14.00 s/d 16.30
(Registrasi dan snack pukul. 13.00 – 14.00)
Tempat: Auditorium Gedung YTKI (seberang Balai Kartini), Jl. Gatot Subroto No 44, Kuningan. Jakarta
Adapun yang akan bertindak sebagai narasumber adalah:
- DR. Dr. Siti Fadilah Supari, Sp. Jp (K) (Menteri Kesehatan RI)
- Dr. Joserizal Jurnalis (Ketua Presidium Mer-C)
- Farid Wajdi, SIP (DPP-HTI)
Besar harapan kami akan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara menghadiri acara ini. Atas perhatian dan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara kami ucapkan terimakasih.
Billaahittaufiq walhidayyah, Wassalaamu’alaykum warrahmatullaahi wabarakaatuh.
Jakarta, 13 Maret 2008
Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan (FKSK)
H. M. Luthfie Hakim, S.H., M.H.
Direktur Eksekutif
Rsvp : Fanani 0815-8366436, Cheppy 0815-8057030
Moga-moga saja berjalan dgn lancar amiiin………..
Berita terkait dengan Menkes ada dibawah ini….
BTW…ini baru menteri pemberani yg berani melawan hegemoni negara kafir dalam bidang kesehatan….MANTAP!!!
Buku Siti Fadilah Supari : Menguak Konspirasi Jahat AS
sumber: http://www.swaramuslim.net
Oleh : Redaksi 13 Mar 2008 – 3:30 pm
Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari (59) bikin gerah World Health Organization (WHO) dan Pemerintah Amerika Serikat (AS).
Fadilah berhasil menguak konspirasi AS dan badan kesehatan dunia itu dalam mengembangkan senjata biologi dari virus flu burung, Avian influenza (H5N1).
Setelah virus itu menyebar dan menghantui dunia, perusahaan-perusahaan dari negara maju memproduksi vaksin lalu dijual ke pasaran dengan harga mahal di negara berkembang, termasuk Indonesia. Fadilah menuangkannya dalam bukunya berjudul Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung. (watch the US crime on WWII )
Selain dalam edisi Bahasa Indonesia, Siti juga meluncurkan buku yang sama dalam versi Bahasa Inggris dengan judul It’s Time for the World to Change.
Konspirasi tersebut, kata Fadilah, dilakuakn negara adikuasa dengan cara mencari kesempatan dalam kesempitan pada penyebaran virus flu burung.
“Saya mengira mereka mencari keuntungan dari penyebaran flu burung dengan menjual vaksin ke negara kita,” ujar Fadilah kepada Persda Network di Jakarta, Kamis (21/2).
Situs berita Australia, The Age, mengutip buku Fadilah dengan mengatakan, Pemerintah AS dan WHO berkonpirasi mengembangkan senjata biologi dari penyebaran virus avian H5N1 atau flu burung dengan memproduksi senjata biologi.
Karena itu pula, bukunya dalam versi bahasa Inggris menuai protes dari petinggi WHO.
“Kegerahan itu saya tidak tanggapi. Kalau mereka gerah, monggo mawon. Betul apa nggak, mari kita buktikan. Kita bukan saja dibikin gerah, tetapi juga kelaparan dan kemiskinan. Negara-negara maju menidas kita, lewat WTO, lewat Freeport, dan lain-lain. Coba kalau tidak ada kita sudah kaya,” ujarnya.
Fadilah mengatakan, edisi perdana bukunya dicetak masing-masing 1.000 eksemplar untuk cetakan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Total sebanyak 2.000 buku.
“Saat ini banyak yang meminta jadi dalam waktu dekat saya akan mencetak cetakan kedua dalam jumlah besar. Kalau cetakan pertama dicetak penerbitan kecil, tapi untuk rencana ini, saya sedang mencari bicarakan dengan penerbitan besar,” katanya.
Selain mencetak ulang bukunya, perempuan kelahiran Solo, 6 November 1950, mengatakan telah menyiapkan buku jilid kedua.
“Saya sedang menulis jilid kedua. Di dalam buku itu akan saya beberkan semua bagaimana pengalaman saya. Bagaimana saya mengirimkan 58 virus, tetapi saya dikirimkan virus yang sudah berubah dalam bentuk kelontongan.
Virus yang saya kirimkan dari Indonesia diubah-ubah Pemerintahan George Bush,” ujar menteri kesehatan pertama Indonesia dari kalangan perempuan ini.
Siti enggan berkomentar tentang permintaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memintanya menarik buku dari peredaran.
“Bukunya sudah habis. Yang versi bahasa Indonesia, sebagian, sekitar 500 buku saya bagi-bagikan gratis, sebagian lagi dijual ditoko buku. Yang bahasa Inggris dijual,” katanya sembari mengatakan, tidak mungkin lagi menarik buku dari peredaran.
Pemerintah AS dikabarkan menjanjikan imbalan peralatan militer berupa senjata berat atau tank jika Pemerintah RI bersedia menarik buku setebal 182 halaman itu.
Mengubah Kebijakan
Apapun komentar pemerintah AS dan WHO, Fadilah sudah membikin sejarah dunia. Gara-gara protesnya terhadap perlakuan diskriminatif soal flu burung, AS dan WHO sampai-sampai mengubah kebijakan fundamentalnya yang sudah dipakai selama 50 tahun.
Perlawanan Fadilah dimulai sejak korban tewas flu burung mulai terjadi di Indonesia pada 2005.
Majalah The Economist London menempatkan Fadilah sebagai tokoh pendobrak yang memulai revolusi dalam menyelamatkan dunia dari dampak flu burung.
“Menteri Kesehatan Indonesia itu telah memilih senjata yang terbukti lebih berguna daripada vaksin terbaik dunia saat ini dalam menanggulangi ancaman virus flu burung, yaitu transparansi,” tulis The Economist.
The Economist, seperti ditulis Asro Kamal Rokan di Republika, edisi pekan lalu, mengurai, Fadilah mulai curiga saat Indonesia juga terkena endemik flu burung 2005 silam.
Ia kelabakan. Obat tamiflu harus ada. Namun aneh, obat tersebut justru diborong negara-negara kaya yang tak terkena kasus flu burung.
Di tengah upayanya mencari obat flu burung, dengan alasan penentuan diagnosis, WHO melalui WHO Collaborating Center (WHO CC) di Hongkong memerintahkannya untuk menyerahkan sampel spesimen.
Mulanya, perintah itu diikuti Fadilah. Namun, ia juga meminta laboratorium litbangkes melakukan penelitian. Hasilnya ternyata sama. Tapi, mengapa WHO CC meminta sampel dikirim ke Hongkong?
Fadilah merasa ada suatu yang aneh. Ia terbayang korban flu burung di Vietnam. Sampel virus orang Vietnam yang telah meninggal itu diambil dan dikirim ke WHO CC untuk dilakukan risk assessment, diagnosis, dan kemudian dibuat bibit virus.
Dari bibit virus inilah dibuat vaksin. Dari sinilah, ia menemukan fakta, pembuat vaksin itu adalah perusahaan-perusahaan besar dari negara maju, negara kaya, yang tak terkena flu burung.
Mereka mengambilnya dari Vietnam, negara korban, kemudian menjualnya ke seluruh dunia tanpa izin. Tanpa kompensasi.
Fadilah marah. Ia merasa kedaulatan, harga diri, hak, dan martabat negara-negara tak mampu telah dipermainkan atas dalih Global Influenza Surveilance Network (GISN) WHO. Badan ini sangat berkuasa dan telah menjalani praktik selama 50 tahun. Mereka telah memerintahkan lebih dari 110 negara untuk mengirim spesimen virus flu ke GISN tanpa bisa menolak.
Virus itu menjadi milik mereka, dan mereka berhak memprosesnya menjadi vaksin.
Di saat keraguan atas WHO, Fadilah kembali menemukan fakta bahwa para ilmuwan tidak dapat mengakses data sequencing DNA H5N1 yang disimpan WHO CC.
Data itu, uniknya, disimpan di Los Alamos National Laboratoty di New Mexico, AS.
Di sini, dari 15 grup peneliti hanya ada empat orang dari WHO, selebihnya tak diketahui.
Los Alamos ternyata berada di bawah Kementerian Energi AS. Di lab inilah duhulu dirancang bom atom Hiroshima. Lalu untuk apa data itu, untuk vaksin atau senjata kimia?
Fadilah tak membiarkan situasi ini. Ia minta WHO membuka data itu. Data DNA virus H5N1 harus dibuka, tidak boleh hanya dikuasai kelompok tertentu.
Ia berusaha keras. Dan, berhasil. Pada 8 Agustus 2006, WHO mengirim data itu. Ilmuwan dunia yang selama ini gagal mendobrak ketertutupan Los Alamos, memujinya.
Majalah The Economist menyebut peristiwa ini sebagai revolusi bagi transparansi. Tidak berhenti di situ. Siti Fadilah terus mengejar WHO CC agar mengembalikan 58 virus asal Indonesia, yang konon telah ditempatkan di Bio Health Security, lembaga penelitian senjata biologi Pentagon.
Ini jelas tak mudah. Tapi, ia terus berjuang hingga tercipta pertukaran virus yang adil, transparan, dan setara.
Ia juga terus melawan dengan cara tidak lagi mau mengirim spesimen virus yang diminta WHO, selama mekanisme itu mengikuti GISN, yang imperialistik dan membahayakan dunia.
Dan, perlawanan itu tidak sia-sia. Meski Fadilah dikecam WHO dan dianggap menghambat penelitian, namun pada akhirnya dalam sidang Pertemuan Kesehatan Sedunia di Jenewa Mei 2007, International Government Meeting (IGM) WHO di akhirnya menyetujui segala tuntutan Fadilah, yaitu sharing virus disetujui dan GISN dihapuskan. (tribun-timur)
sedikit demi sedikit para pemimpin kita sudah mulai melirik (nb: mendukung) Syariah & Khilafah, buktinya siti fadilah mau diajak diskusi.
moga yang laen cepat menyusul
amin…
Sobat Sulaeman Al-Qonuniy trims infonya.
Buat Bu Siti, Sok Bu lah, ku abdi mah didukung 100%…
wah step by step pemerintah udah mulai tersadarkan, bahwa islam bisa dijadikan sebuah alternatif sistem yang akan menggantikan sistem bobrok kapitalis, buktinya mereka udah mau diskusi, walo baru sebagian, InsaAllah dengan izin Allah yang lain pasti kan menyusul
hati2 mengungkapkan fakta, bu fadilah bisa jadi korban selanjutnya
mudah-mudahan Allah SWT memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya Kepada Ibu Menteri Siti Fadilah Supari sehingga Ibu menteri ikut memperjuangkan tegaknya Syariah dan Khilafah agar kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) dan Pemerintah Amerika Serikat (AS)dapat diredam bahkan dihancurkan sehingga tak ada lagi penjajahan-penjajahan yang dilakukan melalui Neo Konolisme-Imperialisme (Kapitalisme Global).
Hanya Syariah Islam dalam Naungan Daulah Khilafah yang akan/mampu menghancurkan Sistem Kapitalisme.
Indonesia Goes To Khilafah…
Allahu Akbar…
semoga semua masyarakat dapat berfikir dengan jernih sehingga dapat melihat kebenaran…..
Allahu Akbar….
Hanya Islam Solusi Semua Permasalahan Bangsa Kita….
Semoga ibu menteri bersedia di follow up,…ikut halaqah, ….memperjuangkan syari’ah. Amiin.
Seperti mengupas kulit bawang, satu persatu konspirasi licik kapitalis kafir mulai terkuak.
========
Goes to Khilafah !!!
semoga perjuangan Ibu MenKes dilandasi niat yg tulus, dan mendapat Ridho ALLAH.
Perjuangan sudah dimulai, perkara hasilnya kita serahkan kepada ALLAH.
Hanya ada 2 pilihan: Kesyahidan atau Kemenangan di jalan ALLAH.
@pengawalrevolusi:
Jika seorang pejuang gugur dia bukan korban, dia adalah SYUHADA. Saksi atas Kebesaran ALLAH.
Maju terus! Hayuu, siapa lagi yang mau “melek” ? Direktur PLN, Direktur Pertamina, Direktur Telkom, Menteri Pertambangan dan Energi, Menristek … dkk?? Ayo bapak – bapak, ibu – ibu, sadar, kita telah dijajah dan dibodohin abis – abisan. Saatnya bergerak untuk mendobrak kapitalisme global dengan Ar-raya di tangan, dengan pekikan Allahu Akbar , Khilafah akan segera tegak kembali!
Allahu Akbar !!
Saya yakin, para pemimpin yang lain di negeri ini akan segera menyusul untuk bersama-sama memperjuangkan Tegaknya Syariah & Khilafah.Kenapa begitu? karena mereka yang merasakan langsung berhadapan dengan musuh-musuh Kaum Muslimin.
Doaku menyertaimu untuk para penguasa zalim (yang belum sadar) agar segera kembali kepada Islam sebagai satu-satunya solusi problematika kehidupan.
Allahu Akbar!
Itu namanya menteri cerdas, untuk @pengawalrevolusi: ” apa yang sampean kawal?? kelihatannya sampean gemetaran? ngawal siapa? kalau takut jangan ngawallah, cicing!! salut bu teruskan perjuangan ibu, ungkap terus kejahatan pengusung HAM, pengusung demokrasi!! buat SBY gimana mau ditarik apa mau diterusin? ingat 2009 lho! kami tidak suka presiden pengecut dan di setir. Ngah–ngoh…
Ayo Bu Siti, Maju terus jangan mundur………….
Sudah saatnya kita lepas dari cengkeraman negara kafir
Wahai para penguasa di Indonesia seluruhnya …..
Seberapa besar nyali anda ….
Ayo tunjukkan bahwa anda orang yang memimpin, bukan melayani tua-tuan anda, Rakyatlah yang harus anda utamakan
Mana nih yang maju lagi selain bu Siti. Jangan takut, pasti rakyat kan mendukung anda, dan kembalilah pada Syariat Islam, yang satu-satunya Aturan yang paling sempurna dan lengkap.
Allahu Akbar!!!
Allah SWT. Sang Maha pembuat rencana, bila sudah saatnya kapitalisme hancur pasti hancur, tapi berapa lama lagi……..
makanya buat kita2 baik yang punya kekuasaan ato wewenang gunakanlah untuk menghancurkan kapitalisme, dan bangun Islam sebagai ideologi!
sekali lagi IDEOLOGI…………!!!!!
sebab kekuasaan dan wewenang yang ada nanti akan di pertanggungjawabkan, trus mau bilang apa nanti…..di hadapan ALLAH SWT.
juga bagi kita lakukan sebisa apa yang kita bisa untuk menegakan ISLAM di bumi ALLAH.
LET’S LIFE ISLAMIC FORWARD………..
ALLAHUAKBAR!!!!!
dimana bisa download buku Bu Siti??
Sulaeman al-Qonuny bagus sekali fakta2nya..btw ada hal yang mau saya tanyakan, minta no kontaknya ya..Syukron
siti fadillah / sayidati fadillah berarti watita mulia yang mencari kemuliaan Allah. Masya Allah….semoga terbukti.
Wah…wah….
padahal sampel virus flu burung tetap di kirim atas perintah SBY. Bukannya bu Fadilah juga ga bisa apa2, tapi kok kesannya heboh banget ya?
Yang riil 2 sajalah yao…
OKE KEEP FIGHT!!!!!
Sobat Reza, wajar atuh heboh mah! balegh weh saeutik…
Kita dukung dan doakan saja Bu Siti Istiqomah.
Sok ah Keep Fight…
hahaha sobat iman ti bandung… bisa saja…
bagus2 klo spt ini karakternya mudah dimanfaatkan oleh elit politik….
mo sok mo ga sok…. emang gue pikirin..
Emang amal ibadah ente yang tentuin baik buruknya….auk ah…
lebih cerdas lagi ya…..
kita memang bukan siapa-siapa, tapi bukan berarti tidak bisa melakukan apa-apa.
Hidup ini dinamis bung! Lebih baik melakukan apa yang bisa dilakukan, daripada hanya memberi komentar negatif yang dilakukan orang lain.
Ayo Bu Fadillah bon courage! Semangat!!
Buat Reza, saya tahu maksud Anda baik. Tetaplah berfikir positif ok!
maju terus bu siti.