Kepemimpinan
Selasa, 18 Maret 2008 | 00:14 WIB
”Khilafah menawarkan pemerintahan seperti dicontohkan pada masa Nabi Muhammad SAW,” ujar Farid Wadji.
”Betapa sedihnya kalau melihat sumber daya alam bangsa ini yang melimpah ruah, tetapi sudah dikuasai asing. Rakyat bangsa ini semakin miskin,” ujar Farid Wadji.
Sebelumnya, mantan pengurus YLBHI,
”Elitenya sering kali ikut menjadi bagian dari kepanjangan tangan perusahaan internasional dan melupakan rakyat,” ujarnya.
Secara terpisah, dalam diskusi rutin Masyarakat Profesional Madani (MPM), Koordinator MPM Ismed Hasan Putro mengatakan, konstruksi kebangsaan yang kokoh akan sulit dibangun jika para elite belum bisa dewasa dan tidak elegan dalam berpolitik.
”Sikap saling menyalahkan saat rakyat sedang menderita dan terdera kesulitan ekonomi bukanlah contoh langkah politik yang bijak dan matang,” kata- nya. (MAM)
”Elite harusnya memikirkan rakyat. Jika elite tidak peduli kepada rakyatnya, sudah sepantasnya jika rakyat mengharapkan adanya pemerintahan yang lebih adil, misalnya pemerintahan khilafah,”
“Elitenya sering kali ikut menjadi bagian dari kepanjangan tangan perusahaan internasional dan melupakan rakyat,”
Pernyataan diatas diungkapkan oleh 2 agen misi (Kang Farid dan Kang Munarman) yang diturunkan Allah SWT untuk menyelamatkan manusia, dunia akhirat.
…karena Elite Penguasa adalah pelayan rakyat,bukan majikan rakyat.
Sudah saatnya Syariat Islam diterapkan dalam setiap individu, termasuk negara..
Mudah mengatakan, kembali ke syariah…..tapi implementasinya….. sdh belon…..
masing2 sdh mengimplementasikan belon…..
keluarga sdh belon…..
tetangga sudah belon…..
jika belon semua…… kumaha atuh… mendirikan syariah?…KUDETA? no way
Saya sdh mendidik keluarga saya tapi dirusak oleh liberal media info/TV/Koran/Majalah Play Boy/Atraksi sidang-sidang sandiwara DPR dan MPR yang tidak peduli penderitaan masyarakat.
Saya sdh mendidik kelurga saya agar bertetangga sesuai dengan konsep islam tapi justru dari tetangga sumber kerusakan perilaku.
Cukup satu kata revolusi/kudeta kalo perlu agar hidup kita lebih mulia dihadapan Allah SWT & Rasulullah SAW dari pada pengabdi sistem sekuler
Tugas memikirkan kaum muslimin bukan hanya tugas pemimpin saja, karena dalam islam:
“Waman lam yahtam bi amril muslimiin falaisa minhum (Dan barang siapa -pada pagi hari- tidak memikirkan urusan kaum musimin, maka ia bukanlah golongan mereka /muslim)” (HR.Muslim)
Untuk pemimpin (yang punya kekuasaan untuk memimpin), punya tanggungjawab lebih dari sekedar memikirkan urusan kaum muslimin, tetapi juga mengaturnya sesuai aturan Allah.
“…Waman lam yahkum bimaa anzala Allah faulaaika humul kaafiruun” (TQS. al-Maa’idah:44)
“…Waman lam yahkum bimaa anzala Allah faulaaika humudz dzaalimuun” (TQS. al-Maa’idah:45)
“…Waman lam yahkum bimaa anzala Allah faulaaika humul faasiquun” (TQS. al-Maa’idah:47)
Sobat UPI mudah2an `kacabok` nuraninya oleh Sobat Muslim.
Sobat UPI dah ngaji bareng hti?
Jawabnya pasti : BELON…
tETAP SEMANGAT AH…
Ga usah nyalahin sistem, tapi coba sberapa jauh usaha yang Antum lakukan? klo cuma baru sebulan 2 bulan mah….. ga jadi takaran….
Get real…. segala sesuatu ga bisa dilakukan secara instant…
Makanye…. berbaiki kate2, perbaiki hate, supaya lebih sabar… baru disentil dikit sdh seperti itu…. nanti yang kerasa itu…. cuma main hate.
Bukankah Musa justru minta dilapangkan dadanya ketika disuruh menghadap Fir’aun…
ngaji bareng siapapun, klo tujuannya ridho Ilahi…. ga ada masalah kan? kan syurga bukan kapling salah satu ormas atau golongan…
Be calm….. klo ga bisa nerima kritik, lebih baik berhenti meneriakkan Khilafah!
Karena khilafah terlalu agung untuk diemban oleh orang2 yang berjiwa kerdil….
Keagungan konsep Khilafah, semoga diimbangi oleh mujahidnya…,
Sikap Tegas & keras bila syar’i itu harus dari pada manis muka kompromi dengan ke-fasad-an.
Semoga muncul lagi pemimpin yang berani & tegas : Umar bin Khattab, Khalid bin walid, jakfar sang panglima perang, Ali.
Akang-akang yg baik hati dan penuh rasa sabar…
Rasul pernah mengatakan bahwa barangsiapa yg melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangan (kekuasaan)-nya, kl tidak mampu ubahlah dengan lisannya, dan kl tidak mampu jg, ubahlah dengan hatinya, walau itu menunjukkan selemah-lemahnya iman.
Pertanyaan untuk akang-akang sekalian :
Kl di hadapan kita, istri kita ketika keluar rumah tidak memakai jilbab, tentu wajib kita ingatkan agar memakai jilbab sesuai hukum Islam.
Kl di hadapan kita, ada tetangga yg sering menggunjing & membuang sampah di sungai, tentu wajib kita ingatkan agar berhenti menggunjing dan membuang sampah pada tempatnya krn Islam memerintahkn demikian.
Kl di hadapan kita, ada petugas DKM, pejabat kelurahan, pejabat kecamatan, pejabat kabupaten, pejabat provinsi bahkan pejabat republik indonesia berbuat maksiyat, juga siapapun melanggar hukum-hukum Allah, menelantarkan rakyat yg dipimpinnya, menjual kekayaan milik rakyat indonesia kpd org2 kafir, membiarkan & melegalkan pornografi&pornoaksi terjadi di tengah2 masyarakat, melegalkan perusakan hutan lindung demi kepentingan sesaat,… Apakah kita akan diam saja???
Bukankah Pemimpin Para Syuhada adalah Hamzah dan orang-orang yg dibunuh krn berusaha menasehati para penguasa agar mau tunduk pada hukum Allah???
“Ga usah nyalahin sistem, tapi coba sberapa jauh usaha yang Antum lakukan?”
Pergantian elit pimpinan di negeri telah terjadi berulang kali..tp hasilnya tidak membuat rakyat hidup lebih baik, bahkan menjadikan mereka makin menderita…
“Orang-orang pilihan” telah merasakan empuknya kursi pemerintahan, tp hasilnya tetap saja mengecewakan…
Siapapun pilotnya (senior ataupun junior), kl pesawat yg dipake udah rusak & ga layak pake mah, penerbangan kita bukannya sampe tujuan, tp membuat penderitaan dan kecelakaan, betul begitu???
Itu artinya, sekarang ini yg rusak bukan hanya pada pemimpin yg bobrok moralnya, tp juga sistem yg selama ini diterapkan dan memproduk pimpinan tsbt krn ternyata selama lbh dari 60 th merdeka,output sistem kita nilainya dibawah standar, tidak berkualitas, bahkan membuat rakyat hidup terpuruk….
Rosul & Khulafaurasyidin pernah mencontohkan sistem pemerintahan bernama kekhilafahan, kenapa kita alergi???
Bukankah itu merupakan contoh teladan yg wajib kita ambil???
Sosialisme telah hancur total krn tidak sesuai fitrah manusia…
Demokrasi – Kapitalisme yg saat ini diterapkan secara faktual membuat rakyat makin menderita..
Jadi, knp kita tergerak untuk menerapkan Islam Kaffah di bawah Naungan Sistem Islam bernama Khilafah Islamiyah sebagai solusi atas krisis multidimensi yg selama ini terjadi dan jawaban atas perintah Allah dan Rasul-Nya kl memang kita mengatakan bahwa kita beriman kepada mereka???
So, sebagai kesimpulan…apapun di hadapan kita, kl ternyata itu salah dan tidak sesuai dengah hukum-hukum Islam, mari kita luruskan bersama-sama agar sesuai dengan perintah Allah dan Rosul-Nya…
Kaga usah pilih-pilih krn Rosul juga pada fase awal dakwah kaga pilih-pilih, mau keluarga, tetangga, masyarakat, negara, hukum yg berlaku, pimpinan RT sampe presiden sekalipun..kl itu salah mah…KOREKSI HABIS DENGAN ISLAM!!!!
Setuju akang-akang….?????
(Sekali lagi) Moga Sobat UPI `kacabok` (deui) nuraninya. Kali ini oleh Sobat Erwin Fadhl.
Tetap Semangat…tarik Jabrig!
Sekarang banyak acara2 televisi yang menjauhkan para umat Islam dari khilafah, aqidah. Contoh acara hura2 yang dimulai sebelum magrib..agar umat Islam lupa sholat magrib tepat waktu. Acara yang menjauhkan para remaja lupa membaca Alquran..lupa mengaji dlsb.nya. Acara televisi dibuat hingar bingar,nyanyi2, jingkrak2, tepuk tangan. Sudah begitu banyak para muslimah berjilbab yang dengan tanpa risih, tanpa malu disorot kamera sedang bergoyang, ber jingkrak2, berteriak-teriak ketawa ngakak (lupa kalau memakai jilbab)>>>(Saya pengamat televisi utk bisa menyampaikan kritik….membangun tentunya).
Kalau kita hanya bilang khilafah ditegakkan..tapi masih juga ikut2 hura2 yang mereka buat…sami mawon. Sampai saat ini tidak ada satupun stasiun televisi yang menyelenggarakan musabaqoh tilawatil Quran…(karena tdk ada ratingnya).
para elit politik seharusnya lihat ke bawah, siapa yang pilih anda,rakyat kan?tapi setelah jadi elite politik eh terkadang semena-mena, kalo cara jawanya. ” di pek sak penake Dewe”