[EDISI 397] Saat memperingati Maulid Nabi saw. atau Maulid Rasulullah saw., sejatinya umat Islam sedang memperingati kelahiran Muhammad sebagai nabi sekaligus rasul; yakni Muhammad sebagai pembawa kabar dari Allah dan sebagai utusan-Nya yang membawa risalah. Risalah itu tidak lain adalah al-Quran yang menjadi sumber syariah Islam.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. yang dilakukan oleh sebagian umat Islam tentu memiliki tujuan. Di antaranya yang terpenting adalah terus menumbuhkan sekaligus memelihara kecintaan kepada Baginda Nabi Muhammad saw.
Mencintai Nabi saw. adalah kewajiban. Sebaliknya, tidak mencintai Beliau apalagi sampai membenci Beliau adalah sebuah kemaksiatan. Apalagi Allah SWT telah menyandingkan kecintaan kepada Nabi saw. dengan kecintaan kepada-Nya. Allah bahkan telah mencela orang yang mencintai sesuatu melebihi kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya:
قُلْ إِنْ كَانَ ءَابَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللهُ بِأَمْرِهِ وَاللهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Katakanlah (wahai Muhammad), “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri (atau suami-suami) dan kaum keluarga kelian, juga harta yang kalian usahakan dan perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah tempat tinggal yang kalian sukai adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah hingga Allah mendatangkan keputusan-Nya (azab)-Nya. Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang fasik (derhaka).” (QS at-Taubah [9]: 24).
Allah SWT juga berfirman:
النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ
Nabi itu (hendaklah) lebih diutamakan oleh orang-orang yang beriman daripada diri mereka sendiri. (QS al-Ahzab [33]: 6).
Dalam sebuah hadis ada riwayat sebagai berikut:
Pada suatu hari Umar bin al-Khaththab berkata kepada Rasulullah saw., “Duhai Rasulullah, sesungguhnya engkau lebih aku cintai daripada segala sesuatu, kecuali dari diriku sendiri.” Rasulullah saw. menjawab, “Tidak, Demi Allah, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Lalu berkatalah Umar, “Demi Allah, sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri!” (HR al-Bukhari dalam Shahîh-nya. Lihat: Fath al-Bâri, XI/523, no: 6632)
Banyak hadis senada yang menegaskan kewajiban mencintai Rasulullah saw. Ini adalah salah satu inti ajaran Islam yang dibawa Rasul sendiri. Bahkan seorang Muslim dituntut untuk mengedepankan kecintaannya kepada Rasulullah saw.—tentu setelah kecintaan kepada Allah— atas kecintaan terhadap yang lain.
Cinta kepada Baginda Nabi saw. tentu tidak boleh sekadar klaim; ia harus diwujudkan dalam perilaku keseharian. Apa dan bagaimana perwujudan hakiki dari kecintaan kepada Baginda Nabi saw.? Tidak lain dengan cara meneladaninya. Apalagi Allah SWT telah memerintahkan hal ini:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian. (QS al-Ahzab [33]: 21).
Allah pun telah mengaitkan upaya meneladani dan mengikuti Rasul saw. sebagai bukti kecintaan kepada-Nya:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ
Katakanlah (Muhammad), “Jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku nsicaya Allah akan mencintai kalian.” (QS. Ali-Imran [3]: 31).
Lalu bagaimana cara mengikuti Rasul itu? Tidak lain dengan menaati Beliau. Ketaatan kepada Rasul saw. pada dasarnya merupakan perwujudan ketaatan kepada Allah SWT:
مَّنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللهَ
Siapa saja yang menaati Rasul sesungguhnya ia telah menaati Allah. (QS an-Nisa’ [4]: 80).
Bagaimana pula cara menaati Rasul saw. itu? Tidak lain dengan menaati seluruh risalah (syariat) yang Beliau bawa sekaligus mengikuti jejak Beliau dalam menegakkan dan menyebarluaskan risalah (syariah) tersebut kepada seluruh umat manusia. Dengan kata lain, esensi cinta kepada Nabi saw. adalah: (1) taat syariah; (2) mengemban risalah (dakwah).
Perwujudan Cinta Hakiki kepada Rasulullah saw.
Perwujudan cinta hakiki kepada Rasulullah saw. dapat dirinci antara lain sebagai berikut:
Pertama: mentauhidkan Allah. Sebab, diutusnya para rasul, termasuk Rasulullah Muhammad saw. adalah untuk menyeru manusia pada tauhid yang murni dan menentang syirik (Lihat: QS an-Nahl [16]: 36).
Kedua: mempelajari, memahami dan mengamalkan al-Quran yang Beliau bawa, sebagai petunjuk dan rahmat bagi umat manusia (Lihat: QS an-Nahl [16]: 89). Dalam hal ini, Ibnu Mas’ud pernah berkata, “Janganlah seseorang meminta untuk dirinya kecuali al-Quran. Jika dia mencintai al-Quran berarti dia mencintai Allah dan Rasul-Nya.”
Ketiga: meneladani segala ucapan dan perbuatan Nabi saw. (Lihat: QS al-Ahzab [33]: 21).
Keempat: mencintai mereka yang dicintai Nabi saw. (seperti istri-istrinya, keluarga dan Sahabatnya, serta seluruh umat Islam yang berpegang teguh dengan ajarannya) serta membenci orang yang dibenci Beliau (seperti orang-orang kafir yang memusuhi Islam dan kaum Muslim).
Kelima: membela Nabi saw. dari serangan orang-orang kafir dan munafik, sebagaimana akhir-akhir ini semakin terang-terangan dilakukan oleh mereka.
Keenam: menaati semua perintah Nabi saw. dan menjauhi larangan Beliau:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا
Apa yang Rasul perintahkan kjepada kalian, terimalah; apa yang Beliau larang atas kalian, tinggalkanlah. (QS al-Hasyr [59]: 7).
Ketujuh: mengemban risalah Beliau, yakni mendakwahkan syariah yang Beliau bawa. Allah SWT berfirman:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
Hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyerukan al-khayr (Islam) serta melakukan amar makruf nahi mungkar. (QS Ali Imran [3]: 103).
Itulah di antara perwujudan cinta kita kepada Rasulullah saw.
Menegakkan Syariah: Puncak Kecintaan kepada Rasulullah saw.
Muhammad saw. adalah rasul (pembawa risalah). Sebagai rasul, Muhammad saw. tentu diutus oleh Allah untuk mengemban risalah-Nya—yang tidak lain adalah syariah-Nya—kepada seluruh umat manusia. Karena itu, misi utama Rasulullah Muhammad saw. adalah menegakkan syariah Allah di tengah-tengah umat manusia. Itulah yang dilakukan Beliau sepanjang usianya sejak Beliau diangkat sebagai utusan Allah SWT. Tidak kurang 23 tahun lamanya Beliau berjuang menegakkan syariah Allah di tengah-tengah umat manusia saat itu, dengan mengorbankan harta bahkan jiwa Beliau. Selama itu, Beliau dihadapkan pada banyak ancaman, halangan, tantangan bahkan gangguan yang luar biasa dari orang-orang kafir musuh Allah. Mereka melakukan semua itu tidak lain untuk menghentikan dakwah Beliau.
Namun, atas pertolongan Allah, Rasulullah saw. berhasil melewati semua itu. Pada akhirnya, Beliau pun berhasil menegakkan syariah Allah dalam wadah negara (dawlah) di bumi Madinah untuk yang pertama kalinya. Daulah Islam di Madinah masa Nabi saw. kemudian berhasil menggabungkan wilayah-wilayah sekitarnya di Jazirah Arab ke dalam pangkuannya.
Setelah Rasulullah wafat, Daulah Islam itu kemudian diteruskan oleh para pengganti Rasul (khulafa’ ar-Rasul), yang menggantikan beliau dalam bidang pemerintahan, bukan dalam kerasulan. Sebab, selain sebagai Rasul, beliau adalah juga seorang kepala negara. Setelah itu, negara yang beliau dirikan pun diwarisi dan diteruskan oleh para pengganti beliau. Negara yang beliau sebut sebagai Khilafah ‘ala Minhaj Nubuwwah.
Khulafaur Rasyidin kemudian melanjutkan misi Rasulullah saw, yakni menyebarluaskan risalah Islam ke seluruh jazirah Arab, wilayah Syam, Mesir dan
Khatimah
Dari paparan di atas, jelas bahwa menegakkan syariah Islam merupakan puncak perwujudan kecintaan kepada Rasullah saw. Menegakkan syariah Islam tentu harus secara kâffah, yakni mencakup seluruh aspek kehidupan: pendidikan, sosial, politik, ekonomi, budaya, pertahanan dan keamanan, dll. Semua itu tidak mungkin tegak kecuali dengan adanya negara. Itulah yang telah dicontohkan oleh Baginda Rasulullah saw., yang kemudian dilestarikan oleh para Sahabat Beliau. Itulah Khilafah.
Pendek kata, menegakkan kembali Khilafah yang akan menegakkan kembali risalah yang dibawa oleh Rasul, dan menyebarluaskannya ke seluruh dunia, adalah puncak manifestasi kecintaan kita kepada Baginda Rasulullah saw. Maka, aneh bila ada yang mengklaim mencintai Nabi, tetapi tidak mau menegakkan syariah dan memperjuangkan negara yang pernah beliau dirikan. Wallâhu a’lam bi ash-shawâb. []
KOMENTAR:
Intelejen AS Rekrut Mahasiswa dan Pelajar Sebagai Calon Agen Mata-Mata (Eramuslim.com, 18/3/2008).
Mahasiswa dan pelajar Muslim harus waspada. AS selama ini memusuhi Islam dan kaum Muslim.
Kuikuti Tradisi Rasul Ku…
Menegakkan Syariah.
Cinta Rosul…cinta syariah…Hidup Khilafah! Yang akan melengkapkan cinta kita pada Rosul.
=========================================
INDONESIA GOES TO KHILAFAH
Mencintai Rasulullah Muhammad saw. berarti kita harus mengikuti sunahnya yaitu memperjuangkan diterapkannya Syariah Islam secara Kaffah dan memperjuangkan tegaknya Khilafah ‘ala Minhaj Nubuwwah.
bagi yang belum memperjuangkan tegaknya Syariah dan Khilafah atau bahkan memusuhi orang/jamaah yang memperjuangkannya coba anda intropeksi diri anda, apakah anda sudah benar-benar mencintai Rasulullah Muhammad saw?.
Cinta rosul berarti cinta mengembalikan kemulyaan islam, menyatukan umat yang berserakan,benci kepada aturan selain yang dibawa oleh Muhammad rosulullah. Apapun bentuknya, apapun namanya. Ok?
Mencintai Rasul SAW dengan taat pada syariah Islam secara totalitas. Hidup perjuangan!!! Hidup ideologi Islam!!!
mencintai rasulullah adalah kewajiban yang merupakan rangkaian konsekwensi kita beriman kepada Allah SWT, sehingga jika kita ingin dikatakan ber iman maka kita harus menjalankan risalah yang dibawa oleh rasulullah yaitu mengakakan syariah dengan cara mendirikan khilafah sebagai institusi penerapannya yang sesuai dengan manhaj atau metode kanabian, maka jika kita berjuang untuk mengakan itu semua niscaya kita termasuk orang beriman yang sangat sayang kepada Allah dan Rasulnya.
Cinta Rosul……….
Cinta Syariah……..
Tegakkan Khilafah………
Ummat Islam Akan BErkah…
Dunia jadi selamat…
Gitu aja kok repot…..
ya kan gus pur……..
Sistem khilafah metode yang paling ampuh untuk meneladani Rosul Muhammad Saw semoga Alloh swt segera memberikan hidayah kepada seluruh kaum Muslimin seluruh dunia segera menerapkan syariah dan khilafah.
Khilafah Yes we Can.
Selama cinta Rosul hanya sebatas seremonial kita berada dalam kemunafikan terus menerus, bagaimana negara ini dapat berkah.
Tegakkan syariah, wujudkan khilafah negeri ini akan berkah.
Hai para pemimpin Indonesia !!!
Kenapa kalian lebih takut pada kaum kafir daripada takut pada ALLAH , sadarlah,… !!!
Assallamualaikum, Mohon Bantuan Urgent!
Bagaimana menjawab tudingan dari kelompok yang mengatakan bahwa memperingati/merayakan Maulid Nabi itu adalah bid’ah. Terima kasih atas bantuan penjelasannya. sukhran-wassallamualaikum. Edi-Doha,Qatar
seharusnya masyarakat (kaum muslim)khususnya di indonesia, mengetahui bahwa sesungguhnya hakekat mencintai rosul itu adalah dengan mengikuti syari’atnya dan melanjutkan pengembanan da’wah, dukan merayakan ritual2 tertentu.
Mari kita dukung tegaknya syariat Islam di muka bumi ini dengan cara apa yang telah Allah dan Rasul-Nya turunkan kepada kita.Karena kita tidak akan mengambil cara baik itu didalam ibadah, muamalah,ahlak,dakwah,jihad dengan apa-apa yang tidak di lakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.Karena segala sesuatu dari agama ini pasti akan kembali kepadanya.Kalau boleh tahu syariat islam di indonesia akan tegak 2014? siapa yang akan menjadi Khalifahnya?
Lagu cinta membahana di mana-mana. Tapi cinta untuk Rasulullah SAW harusnya lebih dominan.Wah, ladang dakwah begitu luasnya.Salam ‘alaika ya Rasulullah.
Selama memperingati tidak menjadi suatu kewajiban, dan tidak kegiatan kusus yang diwajibkan, tidak jatuh pada hukum bid’ah.
Mewujudkan syariah Islam dalam sekala pribadi adalah langkah awal untuk membumikan syariah. Karna itu, jika pemahaman aqidah tdak kokoh, yang terjadi hanya emosi belaka. Dan aqidah itu ditumbuh suburkan dengan ilmu ma’rifat yang benar terhadap Allah, RosulNya, Al Qur’an, MalaikatNya, hari akhir, dan Qadha qadar.
cinta rasul berarti harus cinta sesama. Bagaimana kalau kita sama-sama sinergis memperjuangkan Islam bersama PKS, Salafy dll. Karena cinta rasul berarti mendambakan khilafah dan itu tidak dapat diperjuangkan sendiri.
ARTIKEL ANDA
MANTAPPPPP!!!!!
Ass.
Mohon dimuat artikel yang sumbernya dari ulama HTI karena banyak sekali partai2 islam akhir ini lebih megutamakan keembnagan perolehan suara dari pada kemenangan perolehan keimanan, kita bisa lihatpartai islam yang disinyalir oleh dia sendiri bersih dan ped… tapi kenyataanya sekarang ini jauh bahkan petingginya berani menyuarakan golput haram, berfoto bersama/berdampingan dengan pejabat negara yang bukan muhrim (itu saja sudah jauh dari tuntutan Alloh dan Rosul)
jadi islam yang mana yang benar/kaffah…..jika dilihat kemasan sistem demokrasi bukan created Rosululloh…bukankah Rosululloh membuat sistem khalifah sepeninggalan dia …sampai Sayyidina umar bin Abdul Aziz berhasil dengha sistem kahlifa yang ia bangun dan bukan berenang dalam sistem deokrasi..apalagi ada gap-gap/dinding pemisah..atau HTI serukan untuk partai islam bergabung saja…toh oramas2 di indonesaia pernah bergabung dalam tuntutan pembubaran ahmadiyah..apakah Rosul lebih menyukai berjuang di ormas dari pada partai sebab partai ada donasi dari pemerintah sedangkan ormas donasi dari hati nurani dalam kemajuan islam
cinta rosul adalah cinta kita ,yang seharusnya diemplementasikan di kehidupan kita .tapi ternyata kita kalah sama nafsu dunia yang menguasai kehidupan kita , mengapa berani menyebut kita , kitalah yang banyak di negeri ini. wallohu a.lam
satuju ………
izin u sebarkan !
Go Syariah with all ummah!