SBY: OKI dalam Posisi Terbaik Kampanyekan Perdamaian Dunia

sby-sekjenpbb.jpgBERTEMU SEKJEN PBB — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan Sekjen PBB Ban Ki-moon (kedua dari kanan) dan Utusan Khusus PBB untuk masalah Myanmar Ibrahim Gambari (kanan) di sela-sela pelaksanaan KTT Ke-11 OKI, di Hotel Le Meridien le President, Dakar, Senegal, Jumat (14/3) WIB. (Rumgapres/Anung)

JAKARTA (Suara Karya): Sidang Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Dakar, Senegal, diharapkan dapat menyelesaikan perubahan Piagam OKI sebagai bagian reformasi lembaga yang beranggota negara-negara Islam itu. Demikian dikatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat berpidato dalam forum Debat Umum Sidang Ke-11 OKI di Dakar, Senegal, Jumat. Dalam menghadiri forum tersebut, Presiden didampingi Mensesneg Hatta Rajasa, Menlu Hassan Wirajuda, Menag Maftuh Basyuni, Jubir Kepresidenan Dino Patti Djalal.

Menurut Presiden, Indonesia mendukung penuh rencana kerja sepuluh tahun OKI yang diadaptasi dalam sidang luar biasa di Mekah, Arab Saudi, pada tahun 2005. “Oleh karena itu, kita harus membentuk OKI menjadi organisasi yang lebih baik dan kuat. Sejak OKI pertama didirikan tiga dekade yang lalu, kita telah bekerja keras menciptakan perdamaian. Tetapi di Palestina, Irak, Lebanon, Afghanistan, Somalia, dan Sudan, perdamaian dan stabilitas masih sulit diwujudkan,” ujarnya.

Presiden menyebutkan, konflik antara Palestina dan Israel tetap menjadi krisis di Timur Tengah. “Kami di Indonesia dapat merasakan penderitaan rakyat Palestina. Kami mengajak komunitas internasional mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk membantu Palestina,” ucapnya.

Presiden juga mengatakan, OKI adalah kolaborasi unik 57 negara. Bila dijumlahkan, maka populasi anggota OKI melebihi satu miliar jiwa. Sementara negara-negara Muslim memasok 70 persen energi global dan 40 persen ekspor bahan mentah.

“Kita juga berada pada posisi paling baik untuk berkontribusi mengampanyekan perdamaian dan keamanan dunia, serta memberantas kemiskinan. Kita harus membuktikan bahwa OKI mampu melindungi konflik antarumat Muslim dan menjaga nama baik Islam,” ujar SBY.

Dia juga mengatakan pentingnya OKI meluncurkan rencana investasi dan kerja sama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. “Kita dapat mengoptimalkan perdagangan antar-Islam dengan menegosiasikan dan membangun area perdagangan bebas Islam. Satu inisiatif yang telah kita ambil adalah membentuk solidaritas bantuan dana OKI untuk membantu memperbaiki ekonomi umat. Indonesia mendukung penuh inisiatif ini dan kami bermaksud untuk berkontribusi,” ucap SBY.

Dalam pidatonya yang disampaikan dengan bahasa Inggris sekitar 10 menit, Presiden antara lain mengingatkan bahwa peran negara-negara OKI di pentas global sangat besar. “Oleh sebab itu, maka sebetulnya negara-negara OKI bisa berbuat lebih banyak dari apa yang dilakukan saat ini,” katanya.

Presiden juga mengajak negara-negara OKI bersama-sama melaksanakan agenda aksi, sebagaimana diputuskan dalam pembukaan sidang tersebut. Menurut Presiden, adanya keputusan untuk menyumbang 10 miliar dolar AS untuk membantu negara-negara OKI yang belum maju, Indonesia menyambut baik dan akan berkontribusi meski Indonesia sendiri belum memutuskan berapa yang akan disumbangkan.

Presiden juga mengingatkan negara-negara OKI agar serius menangani perubahan iklim yang terjadi saat ini, dan menjelaskan bahwa Konferensi Perubahan Iklim di Bali sudah menghasilkan Bali Road Map yang harus didukung negara-negara OKI.

Sementara itu, para pemimpin OKI menginginkan agar Israel diadili oleh suatu pengadilan kejahatan perang internasional atas serangan yang sangat keji terhadap Palestina.

Sekretaris Jenderal OKI, Ekmeleddin Ihsanoglu, mengatakan bahwa Israel sudah berulang kali berusaha meremehkan rencana-rencana perdamaian yang disponsori oleh negara lain. (Yudhiarma/Antara/Hasyim)

Sumber: http://www.suarakarya-online.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*