“The militants believe that controlling one country will rally the Muslim masses, enabling them to overthrow all moderate governments in the region, and establish a radical Islamic empire that spans from
Keruntuhan Uni Sovyet yang dikenal sebagai peristiwa bersejarah dan menunjukkan superioritas Kapitalisme terhadap Komunisme, adalah titik lahirnya babak baru dunia. Meskipun Komunisme sempat menarik simpati selama 70 tahun, ia runtuh dan kehilangan kepercayaan dari pengikutnya ketika kalah berlomba dalam persenjataan melawan Amerika Serikat (AS). Pemikir Barat seperti Francis Fukuyama menyatakan bahwa runtuhnya komunisme adalah akhir dan puncak dari perjalanan pemikiran manusia, yaitu Kapitalisme, yang terbukti mampu mengalahkan Komunisme sebagai satu-satunya penantang.
Tidak lama setelah peristiwa 911, Amerika Serikat memicu perang global terhadap terror. Ia pun segera menginvasi Afganistan dan
Dunia Muslim: Masa Lalu dan Kini
Semasa tergulingnya kekhilafahan yang berpusat di Turki pada tahun 1924, dunia muslim dijajah selama puluhan tahun. Inggris berhasil menyiasati bangsa Arab untuk memberontak terhadap Turki dengan bantuan keluarga Saud. Pemikiran intelektual yang menyerang Khilafah dan Islam, serta ketidakmampuan ulama Khilafah di Turki untuk menyikapi revolusi industri dan perkembangan jaman modern, membuat banyak kalangan muslim meragukan apakah Islam masih bisa diterapkan. Pandangan ini membidani lahirnya gerakan politik (seperti Turki Muda) yang pada akhirnya berhasil menghapus Islam itu sendiri. Sementara itu Afrika Utara masih diduduki penjajah selama ratusan tahun sejak jaman Napoleon. Gerakan Restorasi Khilafah yang penuh dengan pengorbanan pun sempat terjadi di
Situasi saat itu dibentangkan oleh David Fromkin, Profesor dan ahli sejarah ekonomi
“Kekayaan luarbiasa dari bekas Imperium Ottoman telah terampas oleh pemenang perang. Tapi jangan lupa, bahwa Imperium Islam berusaha selama berabad-abad untuk menundukkan Eropa (yang Kristen). Itu sebabnya para pemegang kekuasaan yang baru sudah selayaknya memastikan bahwa rakyat bekas Imperium Islam yang kini terkotak dalam berbagai negeri tidak boleh lagi bisa terorganisir kembali dan membuat ancaman terhadap kepentingan dan keamanan Eropa lagi. Sebagai aktor merkantilis, Inggris dan Perancis mengulang sejarah dengan membuat negeri-negeri boneka yang pemimpin-pemimpinnya selalu tergantung kepadanya untuk bisa mempertahankan kekuasaan. Kemajuan dan perdagangan negeri-negeri tersebut akan selalu dikontrol sehingga tidak akan pernah bisa bangkit dan menjelma menjadi ancaman yang berarti. Kekuatan asing membuat kontrak yang murah dengan penguasa boneka di tanah Arab, yang mengakibatkan timbulnya golongan feudal yang kaya raya dan golongan rakyat biasa yang terpuruk dalam kemiskinan.[1]”
Ketika dianalisa, negeri-negeri baru yang lahir dari serpihan Khilafah Uthmani adalah konstruksi artifisial yang tidak memiliki sistem yang konsisten dan terpadu (koheren). Kita cermati bahwa masyarakat muslim menjadi terpecah dalam menentukan nilai apa yang selayaknya menjadi dasar pembentukan masyarakatnya. Sebagian dari mereka tetap mengambil konsep Islam, sedang yang lain mengambil konsep Kapitalisme dan juga Nasionalisme. Malahan, masalah seperti kemiskinan, pengangguran, pembangunan, dan sengketa sosial laki-laki dan perempuan diselesaikan dengan kebudayaan setempat dan juga keputusan dari suku masing-masing. Itu sebabnya negeri-negeri boneka yang didirikan oleh bekas penjajahnya tidak akan mungkin maju, karena sumber pandangan hidupnya bermacam-macam dan tidak didasari oleh consensus yang disepakati bersama. Akhirnya, sumber daya alam dan manusianya pun tidak diatur dengan dasar dan langkah yang benar. Padahal tanpa dasar atau rujukan utama, negara tidak akan bergerak maju secara mantap ke depan.
Terlepas dari serangan dan tekanan kaum penjajah, umat muslim ternyata tidak begitu saja menerima kapitalisme sebagai dasar Negeri-negeri mereka. Hal ini terutama ketika ada aspek-aspek kapitalisme yang bertentangan secara gamblang terhadap aqidah Islam. Meskipun segala daya upaya Barat telah kerahkan untuk menyebarluaskan budaya asingnya di tanah muslim, seperti ide-ide kebebasan, umat islam tidak begitu saja menanggalkan sistem sosial yang berdasarkan Islam dan masih mempertahankan sentimen keislaman. Malahan secara keyakinan, umat islam masih mempertahankannya dan tidak mengadopsi akidah dialektika materialistis maupun akidah sekularisme. Maka bisa dinyatakan bahwa umumnya umat islam tidak meninggalkan pandangan hidupnya, meski pemahaman umat terhadap Islam itu sendiri juga masih bermasalah.
Di sisi lain, meskipun umat ini lemah dalam kemampuannya menggali konsep-konsep dan prinsip-prinsip Islam yang murni, umat islam umumnya rindu untuk hidup dibawah naungan Islam kembali. Ambil contoh, Turki, sebagai satu-satunya Negara yang menghapus Islam sama sekali dari konstitusinya. Mustafa Kemal Ataturk berusaha untuk menghancurkan Islam di Turki dan dia pikir rakyat Turki benci terhadap tradisi keislaman. Kenyataannya, hanya dalam kurun beberapa dekade saja, tekanan terhadap rezim Turki mulai menguat dan di tahun 1950, rezim tersebut mulai menggunakan sentimen keislaman untuk mempertahankan kekuasaan mereka. Di tahun 1970, Turki memiliki politisi yang duduk di kabinet, Necmettin Erbakan, seorang individu yang sudah terkenal dengan latar belakang keislaman.
Selama 12 tahun terakhir, rakyat Turki memilih pemerintah yang ‘Pro Islam’ bukan cuma sekali, tapi justru dua kali. Ini membuktikan bahwa sentimen keIslaman masih membara di Turki. Tidak kurang Menteri Negara Amerika Madeleine Albright di tahun 1997 menyesalkan ‘kemunduran Turki dari sekularisme.’ Itu sebabnya dinas militer Turki selalu membersihkan jajarannya dari setiap individu yang memiliki pengaruh atau terpengaruh dengan semangat keIslaman. Jadi, rakyat Turki tidak pernah mengadopsi Kapitalisme, yang telah lama sekali mendominasi sistem politik Turki, dan justru sekarang bergerak menuju untuk kembali ke Islam – suatu fakta yang berbeda sejak 1924. Turki hanya baru satu dari banyak contoh lainnya. Pengaruh Islam di Aljazair sedemikian dahsyatnya hingga timbulnya kemenangan FIS. Demikian pula,karena cintanya dengan Islam, rakyat Afganistan mendirikan sistem Emirat, meski bukan Khilafah, yang didasarkan pada Islam.
Apa yang kita saksikan sekarang adalah reaksi muslim sebagai satu tubuh dalam menyikapi serangan yang menimpa saudara-saudaranya. Meskipun muslim di Palestina sendiri sedang terjajah, mereka tetap menyuarakan solidaritas mereka dengan kaum muslim lainnya di Afganistan dan
Pertanyaannya, kalau nilai-nilai yang didambakan umat Islam ini, berbeda dari nilai-nilai asing yang diterapkan padanya, mengapa umat ini terikat dengan nilai-nilai asing tersebut dan membiarkan para penguasanya menerapkan nilai-nilai asing itu juga? Jawabannya, para penguasa di negeri-negeri muslim tidak mendasarkan kekuasaan mereka pada hubungan yang dekat dengan rakyatnya, tetapi dengan kekejaman dan siksaan untuk mengontrol rakyatnya. Hal ini sudah sedemikian jelas dan sudah berjalan sekian lama tanpa perubahan.
Menjurangnya jarak antara Umat dengan Penguasanya
Kalau kita lihat sejarah dunia Muslim dan rezim yang menguasainya, kita bisa lihat tren yang menunjukkan naiknya ketegangan antara para penguasa dengan rakyatnya, dimana umat Islam memegang konsep dan sentimen yang berbeda dengan yang diambil dan diterapkan oleh para penguasa. Di Pakistan, Pervez Musharraf berusaha memperkenalkan budaya Barat dengan konsep ‘enlightened moderation’ (moderat yang tercerahkan), yang ternyata ditolak mentah-mentah. Kita juga lihat bagaimana Turki menolak kerjasama militer dengan AS yang di iming-imingi bantuan senilai 20 trilyun dolar menjelang pecahnya perang Teluk kedua, karena rakyat Turki melihat kerjasama tersebut akan digunakan untuk membunuh Muslim di Iraq. Kita juga lihat bagaimana usaha penguasa Muslim untuk menormalisasi hubungan dengan
Perbedaan jarak antara penguasa dan rakyatnya tidak terjadi satu abad yang lau, dimana Jamal Abdul Nasser (pemimpin Mesir di tahun 60an) didukung penuh oleh rakyatnya. Dia dianggap pahlawan Arab karena dia berani mengambil alih Kanal Suez dari Inggris dan melawan
Dengan jatuhnya komunisme di tahun 1990, Islam menjadi fokus baru karena potensinya untuk menghadang kemajuan Kapitalisme. Bekas Sekjen NATO, Willie Claes menyatakan,” “The
Kini, kehancuran Peradaban Barat melahirkan perlawanan terhadap Islam. Amerika mulai menyadari bahwa penjajahan kultural sudah gagal dan sekarang membutuhkan pendudukan militer secara langsung. Paul Wolfowitz berkata dalam konferensi pers di Singapura, “It’s true that our war against terrorism is a war against evil people, but it is also ultimately a battle for ideals as well as a battle of minds.”[2] (Memang betul bahwa perang kami kobarkan melawan teror adalah perang melawan orang jahat, tetapi juga adalah perang gagasan dan perang pemikiran)
Karena umat muslim menolak pandangan Barat tentang kehidupan, umat secara alami tentu berharap untuk kembali ke penataan kehidupan secara Islam. Sementara itu para penguasa justru menolak dan menerapkan budaya dan agenda Barat, maka tidak heran kalau antara Penguasa dan Rakyat terjadi pertentangan sudut pandang yang sangat bertolak belakang.
Peristiwa yang terjadi 20 tahun terakhir mulai membuka kedok para penguasa dan menyatukan umat secara luarbiasa. Sebelum perang teluk, umat muslim tidak menyadari kebencian Amerika terhadap Islam.
Sekarang kita bisa lihat bagaimana para penguasa muslim terperangkap secara politik: antara kepatuhan untuk melayani kepentingan Barat dan Amerika, dan ketakutan untuk dilucuti kekuasaannya oleh rakyatnya sendiri. Mereka tidak berani mengirim pasukan melawan
Awal dari kejatuhan para pengkhianat
Perilaku para penguasa pengkhianat mulai menunjukkan tanda-tanda untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing. Yasser Arafat memerintahkan penembakan terhadap rakyatnya sendiri ketika mereka mendukung Usama bin Laden melawan perang Amerika di Afganistan. Tentara Yordania menyeberang perbatasan dan membunuhi tentara
Itu semua baru sedikit contoh yang menunjukkan mulai melemahnya kontrol kekuasaan yang dipegang para penguasa muslim. Maka para penguasa pun mulai menyadari bahwa mereka harus menerapkan apa yang rakyatnya dambakan, atau menghadapi perubahan. Ini pun juga disadari oleh Amerika dan Dunia.
Barat mempertahankan Ideologinya
Pengalaman sejarah Kapitalisme dalam mempertahankan eksistensi dan superioritasnya adalah dengan menetralisir pemikiran asing yang mengancamnya. Perang Dingin adalah contoh bagus. Pertahanan kapitalisme dilakukan dengan pembersihan politisi Amerika yang diduga merupakan simpatisan komunis yang dipimpin Senator McCarthy, propaganda anti komunis yang berlabel ‘red-scare’ (ancaman merah), dan persaingan penguasaan antariksa dan persenjataan. Inggris saat ini mempertahankan dirinya dengan memproduksi cerita bohong terhadap siapapun yang menentang ‘British Values’ (nilai-nilai Inggris) dengan melabelnya sebagai berbahaya, ekstrimis, radikal, fundamentalis, dan potensi teroris serta ancaman terhadap negara. Maka negara-negara Barat tidak segan untuk mentargetkan komunitas muslim rakyatnya dengan menyadap telpon, memonitor tingkah laku dan latar belakangnya, dan memenjarakan mereka meski hanya dengan dugaan bahkan ketika tidak terbukti melakukan kasus kriminalitas.
Perang Afganistan dan
Bukan juga suatu kebetulan, dimana dokumen Pentagon, Quadrennial Review terbitan tahun 2002 dan 2006, menjadikan muslim, negeri-negeri muslim, dan Islam dalam berbagai corak dan bentuknya adalah ancaman terhadap keamanan AS. Pejabat teras AS sendiri juga percaya bahwa ancaman ideologis terhadap supremasi Kapitalisme adalah ‘Islam yang terpolitisir’, dan AS serta sekutunya tidak bisa tinggal diam dan membiarkan umat muslim dunia merealisasikan tujuan politiknya dengan membangun Khilafah.
Maka, pembuat kebijakan politik senior seperti George W Bush ‘memperingatkan’ konsekuensi dari pembentukan kembali Khilafah. Bush dalam pidato kenegaraan bulan Oktober 2005 berkata,” “The militants believe that controlling one country will rally the Muslim masses, enabling them to overthrow all moderate governments in the region, and establish a radical Islamic empire that spans from
Donald Rumsfeld, dalam invasi ke Iraq pun mengkonfirmasi,” Iraq would serve as the base of a new Islamic Caliphate to extend throughout the Middle East and which would threaten the legitimate governments in Europe, Africa, and Asia. This is their plan. They have said so. We make a terrible mistake if we fail to listen and learn. It is for these reasons
Umat Muslim kini siap untuk berubah, ia tolak pandangan Kapitalis, dan ingin hidup dibawah bendera Islam dalam lingkup negara dan masyarakat. Perasaannya telah menyatu dengan Islam dan terbukti ketika Barat menyerang Islam. Muslim di dunia tidak lagi melihat para penguasanya tidak lagi mewakili aspirasi mereka; bahkan jurang antara umat dan pemimpin semakin dalam. Kenyataan dan gejolak dunia yang terjadi sekarang, pada akhirnya akan mengarah pada perubahan kepemimpinan yang mewakili aspirasi umat itu sendiri. Fakta perubahan dan pengalaman sejarah mengatakan bahwa kita berdiri di ambang perubahan.
Apa yang memberikan motivasi kepada mereka yang akan menggerakkan terjadinya perubahan ini hingga rela bekerja secara ekstra keras, tidak lain adalah perasaan umat secara keseluruhan, dimana ia adalah sumber dukungan dan faktor penguat kepercayaan diri. Di dunia muslim, mereka adalah anggota jajaran angkatan bersenjatanya. Kita bisa lihat kudeta yang telah terjadi berkali-kali yang dipimpin oleh para perwira yang mendambakan perubahan.
Berbagai cara dan usaha yang Barat tempuh untuk memecah belah Umat dan mereformasi Islam sehingga bisa menghentikan hembusan angin perubahan adalah bukti yang tidak terbantahkan di benak setiap muslim bahwa Kapitalisme sedang menguras seluruh daya dan upaya serta berjuang mati-matian mempertahankan dirinya. Di Barat, para politisi dan pemikir secara terbuka berani menghujat Islam; menyerang sisi politik dari Islam yang akan mengarah kepada sistem pemerintahan. Badan intelijen AS pun memperkirakan jangka waktu yang lama untuk menduduki dunia muslim dan menyiapkan mobilisasi kekuatan militer cepat tanggap (rapid mobile deployment forces). Tindakan dan rencana seperti ini menguatkan sinyalemen Nabi Muhammad saaw dalam hadith yang berbunyi:
“
[1] Fromkin D, A Peace to End All Peace, h 45,
[2] Transkrip pidato Deputy Secretary of Defence Paul Wolfowitz, Konferensi Pers di Singapura, Mei 2002, diakses 26 Oktober 2007, dari sumber http://www.defenselink.mil/transcripts/transcript.aspx?transcriptid=3472
“Keadilan tanpa kekuasaan sama dengan omong kosong, kekuasaan tanpa keadilan adalah tirani” (blaise pascal)
Khilafah berkuasa adalah jaminan keadilan.
Apa bedanya Khalifah dengan Imperialisme ? Jika khalifah itu
hanya semata utk menguasai dunia.
Khilafah segera hadir dimuka bumi siapa mau berjuang……?
Kapitalisme akan segera hancur.
Khilafah akan segera tegak kembali.
Ayo para mujahid teruslah berjuang demi tegaknya Kemulian Islam.
Allahu Akbar.
sepakat sobat iman…..
buat Kim,
khalifah tidak sama dengan khilafah
khilafah tdk sama dengan imperialisme
krn khilafah untuk mempersatukan negara2 muslim
bukan seluruh negara di dunia ini
Syukron Sobat Adi. Tetap Semangat
Khilafah, agar Rahmat-Nya mencengkram seluruh wilayah dunia, tidak hanya negeri2 muslim saja…..sobat effen.
buat Kim,
Khalifah itu yg mimpin Khilafah
Khilafah akan benar2 mengaplikasikan ke rahmatan lil’alamin annya Islam bagi siapa saja yg bernaung dibawahnya
Imperialisme merupakan politik luar negrinya negara yg berideologi kapitalis
Wallahu’alam
salam mabda’ alislam
salam kehancuran demokrasi..
salam kehancuran kapitalisme..
salam kehancuran kekufuran ..
salam kejayaan Islam Allahuakbar
KHILAFAH bagi orang kafir adalah mimpi buruk
KHILAFAH bagi orang munafiq adalah utopis
tetapi sangat naif dan menjijikkan bila ada seorang muslim menolak akan keberadaan KHILAFAH dibuka bumi ini!!!
wahai saudaraku seiman mari berjuang bersama adalam penerapan syariah dibawah naungan khilafah islam
saatnya KAPITALISME dengan anaknya kandungnya yg bernama lumpur DEMOKRASI hina hengkang dr muka bumi Allah ini, yang merupakan bentuk kesyirikan yg nyata telah mengantikan peran Sang PenCipta Alam ini sebagai pembuat hukum.
dan sudah saatnya KHILAFAH memimpin dunia dengan SYARIAH.
KhiLaFaH WiLL bE RiGhT bACk !!!!!
ALLAHUMMA INNIAS ALUKA KARIMATAN BIDAULATAN KHILAFATAN ISLAMIYYATAN ’ALAMINHAJINNUBUWWAH …..AMIIIIN…..1924 X