Kunjungan Paus ke AS dan Skandal Seks Gereja

063428p.jpgKedatangan Paus Benediktus XVI Rabu (16/04) disambut luar biasa di AS. Tidak biasanya, presiden AS Goerge W. Bush yang didampingi istiri dan putrinya, Laura dan Jenna menyambut langsung di Lanud Andrews. Sekretaris Gedung Putih Dana Perino memperkirakan masalah HAM, toleransi agama serta perlawanan terhadap ekstremisme akan menjadi bahan perbincangan antara Paus Benediktus dan Presiden Bush. Perino tidak menyebutkan apakah perbedaan pandangan tentang perang di Irak akan menjadi bahan perbincangan Paus dan Presiden Bush.

Kedatangan Paus di negeri Paman Sam ini memang tidak bisa dilepaskan dari skandal seks di gereja Katholik Roma. Paus Benediktus tiba di AS beberapa jam setelah pemimpin Katholik Roma tersebut mengaku merasa sangat malu dengan skandal seks yang terjadi di gereja Katholik Roma di negeri Paman Sam itu.
Gereja Katholik Roma di AS telah membayar hingga 2 miliar dolar AS terhadap gugatan kasus penyimpangan seks yang dilakukan oleh beberapa pastur terhadap anak-anak sejak tahun 1950, sebagian besar diantaranya terjadi dalam 6 tahun terakhir. Paus mengaku sulit memahami bagaimana kasus pedofilia sampai dilakukan oleh kalangan pastur.
Kunjungan Benediktus ke AS merupakan kunjungan pertama yang diadakan oleh seorang Paus sejak kasus Boston tahun 2002 meluas di AS hingga ke luar negeri. Sejak saat itu, setiap tahunnya beberapa warga AS atau mencapai ratusan orang mengaklaim pernah mengalami pelecehan seksual pada masa kanak-kanak di Keuskupun Boston.

Permohonan  Paus ini disambut beragama. Beberapa media massa Barat menyambut positif. Sri Paus dinggap membuka cakrawala baru gereja dan menunjukkan sisi manusiawi gereja. Namun, ada juga yang mengecam karena gereja dianggap terlambat mensikapi wabah fedofil di kalangan rohaniawan.  

Harian liberal Austria Der Standard yang terbit di Wina dalam tajuknya menulis : Permohonan maaf terhadap para korban pelecehan seksual itu datang amat terlambat. Bertahun-tahun lamanya, gereja Katolik berusah menutupi skandal yang amat memalukan itu. Para rohaniwan fedofil hanya dipindahkan parokinya. Tapi Paus Benediktus XVI berbeda dari pendahulunya, dan menerima audiensi para korban pelecehan seksual itu. Ia juga memandang penting, untuk mengakui kesalahan institusi gereja. Tapi masih dipertanyakan, apakah akan Vatikan akan mengubah aturan gereja. Seharusnya sudah merupakan kelaziman, para pastor yang memperkosa anak-anak dicopot dari jabatannya. Sama halnya dengan tindakan kepada pihak yang mencoba menutupi skandal tsb.

Memperkuat Posisi Partai Republik  ?

Disamping isu skandal seks gereja, kedatangan Paus juga tidak lepas dari isu politik. Maklum saja, suhu politik AS memang lagi panas menjelang pemilihan presiden AS. Kedatangan Paus yang dikenal anti homoseksual dan aborsi diduga untuk memperkuat posisi Republik. Pandangan Paus dianggap sejalan denganBush dan partai Republika yang selama ini memang dikenal ketat memegang teguh nilai-nilai kristiani. Berbeda dengan partai Demokrat yang lebih liberal, Bush dan Partainya mengecam homoseksual dan lesbianisme. Termasuk menentang praktik aborsi di negara itu.

Esther Kaplan dalam bukunya With God on Their Side: How Christian Fundamentalists Trampled Science, Policy, and Democracy in George W. Bush’s White House, (New York: The New Press, 2004), hal. 5), menulis bagaimana sejak Bush berkuasa di gedung putih secara rutin dilakukan studi Bible mingguan yang dihadiri lebih dari setengah staff Gedung Putih. Tidak mengherankan kalau berkali-kali Bush mengatakan kebijakannya dalam pemerintah di pengaruhi oleh ajaran kristen.

Berkaitan dengan Irak Bush mengatakan Tuhan mengatakan dia untuk menyerang al Qaida  dan Saddam Husain : “God told me to strike at al-Qaeda and I struck them, and then he instructed me to strike at Saddam, which I did, and now I am determined to solve the problem in the Middle East.”

Gereja kristen Evangelis yang banyak mempengaruhi Bush dikenal sama  konservatif dengan kepausan. Kelompok kristen Evangelis inilah yang selama ini banyak mendukung Bush. Kalangan kulit putih penganut Evangelis meliputi hampir seperempat jumlah pemilih dan sebagian besar adalah anggota Partai Republik, partainya Bush. Mereka tetap komitmen untuk tetap mendukung agenda-agenda pro Israel.

Tokoh Evangelis yang juga dikenal sebagai tokoh Kristen konservatif paling berpengaruh di AS, James D. Dobson dalam wawancara dengan surat kabar The New York Times, Selasa (14/11) mengungkapkan, “Ajaran agama saya mengindikasikan bahwa Israel adalah tanah perjanjian.”

“Di sana ada Israel yang kecil dengan lima juta Yahudi yang terkepung, dikelilingi oleh setengah miliar umat Islam di mana para pemimpinnya ingin menenggelamkan Israel ke laut,” ujar Dobson dalam sebuah siarannya. Para tokoh Kristen konservatif di AS meyakini bahwa dukungan George W. Bush terhadap Israel selama ini adalah untuk melaksanakan perintah di Alkitab, yang menyebutkan agar negara Yahudi dilindungi.

Kegagalan Gereja

Sebelum mengunjungi AS, Paus Benediktus XVI menyampaikan pesan Paskahnya dengan menyerukan perdamaian di Irak, Palestina dan Tibet, Minggu (23/3). Paus menyinggung sejumlah kawasan panas yang hingga kini masih jauh dari damai, antara lain Darfur, Somalia, Timur Tengah, khususnya Lebanon, Irak dan Palestina, serta Tibet.

Namun ironisnya, saat bertemu dengan Bush, Paus tidak secara terbuka mengecam kebijakan AS di negara-negara tersebut yang oleh banyak pihak justru dianggap menjadi pangkal utama krisis di kawang tersebut . Hal ini tentu amat disayangkan. Padahal seharusnya Paus bicara lantang menentang kebijakan penjajahan AS di Irak. Seruan perdamaian Paus ditanggapi skeptis oleh banyak pihak.

Paus yang dianggap tokoh perdamaian tersebut tidak bisa menghentikan perang. Bahkan sekadar melarang tentara Italia pergi bersama AS memerangi umat Islam di Irak Paus tidak bisa. Paus dan Gereja juga tidak bisa berbuat banyak menghentikan praktik-praktik diskriminasi terhadap umat Islam di Eropa, seperti larangan jilbab di Prancis, meskipun Paus mengecamnya

Kegagalan gereja bisa dimengerti, karena  Paus dan Gereja hanya bergerak dalam tataran spritual dan moral saja. Padahal berbagai persoalan manusia seperti perang, kemiskinan, konflik, atau kerusakan moral tidak bisa diselesaikan hanya dengan seruan-seruan spritual dan moral saja. Sebab, pangkal persoalan dari semua itu adalah sistem Kapitalisme sekular yang rusak. Penjajahan seperti di Irak, Afganistan, maupun Palestina, misalnya,  jelas harus dilawan dengan perang/jihad terhadap sang penjajah, bukan sekadar dihadapi dengan seruan moral.

Paus dan Gereja terjebak dalam berbagai kontradiksi yang membingungkan dan menurunkan wibawa mereka sendiri. Di satu sisi Gereja menentang perang yang dilakukan oleh negara-negara kapitalis, di sisi lain Gereja hidup di bawah dukungan negara-negara kapitalis. Tentu sulit membayangkan dari mana dana Gereja yang demikian besar jika tidak didukung oleh perusahan-perusahan kapitalis dan negara-negara kapitalis yang mengeksploitasi kekayaan alam Dunia Ketiga, terutama Dunia Islam, secara  rakus.

Di satu sisi Gereja menyerukan moral, tetapi di sisi lain praktik amoral banyak terjadi di kalangan Gereja sendiri. Kasus skandal seks kalangan Gereja bukan perkara baru, termasuk pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah umur alias pedophilia. Boleh jadi, inilah yang membuat Gereja gagal menghentikan kerusakan moral di Barat.

Lalu pemimpin seperti apa yang dibutuhkan dunia saat ini? Tidak lain pemimpin yang tidak hanya menyerukan perdamaian, tetapi juga bisa mewujudkan perdamaian. Dia adalah Khalifah, pemimpin tertinggi kaum Muslim, dengan sistem Khilafah-nya. Khalifahlah, dengan sistem Khilafah-nya, yang secara kongkret akan mampu menyelamatkan dunia dengan Islam; bukan Paus dengan Gereja dan ajaran Kristennya.

Sejarah telah membuktikan, pada masa lalu, Khalifah kaum Muslim pada masa Khilafah Utsmaniyah pernah memberikan bantuan pangan kepada rakyat Amerika pada abad ke-18 yang mengalami kelaparan setelah perang panjang melawan Inggris. Khalifah kaum Muslim pada masa Khilafah Utsmaniyah juga pernah melindungi Raja Swedia dan berbuat baik kepada Raja Prancis  yang meminta perlindungan pada Khilafah.Khilafah Utsmaniah juga pernah melindungi rakyat Aceh dari penjajahan Portugis dengan mengirim ekspedisi militer besar di bawah laksamananya, Kortoglu Hizier Reis. (Farid Wadjdi)

 

 

 

 

 

 

 



 

11 comments

  1. Hanya satu kata….
    Khilafah !
    Yang dapat menyelamatkan dunia.

  2. afiifa zidanov

    pastor n paos juga manusia. tabattul (membujang) memang tidak sesuai dengan fitrah manusia. salah n blo’on bagi mereka yang milih ajaran kristen nan menyesatkan. udah menderita di dunia, di akhirat juga nelangsa. gak ketulungan ruginya. paus – pastor ibarat manusia berbulu domba, tampilannya manusia, kerjaannya “ngumpul kebo”, mana anak kecil lagi korbannya. na’udzubillah…

  3. iman ti bandung

    Kang Farid Wadjdi menunjukkan kepada kita secara telanjang bahwa sekulerisme adalah ajaran gereja..

  4. Sepakat dgn kang iman ti bandung, Sungguh indah nian tulisan kang Farid Wadjdi ini..

  5. Telah yata dan jelas, kerusakan dan Kepalsuan Agama Kristen Baik Protestan dan Katolik, dan Telah nyata juga kebencian mereka kepada Islam dan Kaum Muslimin, Bagi Tokoh-tokoh yang berkopiah, dan bersurban, serta mereka yang disebut Intelektual yang selalu melindungi mereka karena lembaran dolar dan Sanjungan Media, maka tidak ada balasan buat mereka kecuali murka Allah yang akan diterima di Dunia dan di akhirat, merajalelanya Mereka di Media Elektronik ataupun cetak, serta diagung-agungkannya mereka oleh sebagian orang, itu hanya Istizran Allah agar mereka semakin berdosa dan berdosa, hingga tidak ada kebaikan lagi yang dimilikinya hingga Allah berkenan untuk melemparkannya ke Neraka… Wahai para Antek-antek yang mengaku Tokoh Muslim, mengaku Panutan Ummat Islam, yang selalu membela Orang-orang Yahudi dan Nasrani juga Negara Penjajah AS, segeralah bertobat…. Yaaa… Allah berilah kesabaran kepada kami serta keistiqamahan agar senantiasa membela agamamu yaa Allah.. yaa. Allah pertolonganmu benar-benar kami harapkan…

  6. iman ti bandung

    Hatur nuhun sobat ikh1-mtp!

    live 4 nothing, die 4 something (Rambo)

  7. kuring ti rancaekek

    Ajaran Kristiani terbukti tidak sesuai dengan fitrah manusia … , hanya mengakui dirinya sebagai mahluk disaat melakukan ritual agamanya, tapi diluar itu mereka memposisikan diri sebagai “tuhan” sampai2 membolehkan dirinya melakukan pedhofil, …
    atau mungkin itu termasuk “ibadah ritual mereka”…
    naudzubillah min dzaalik.

  8. Islam adalah ajaran yang sempurna… flawless!
    Petunjuk terbaik dari kreator manusia, ALLAH SWT…
    Wajar aja nyimpang en nggak karuan jadinya kalo coba2 nyari yang selain Islam.
    Betul?!(ala kiwil nyebutnya)

  9. satu kata “SAVE THE WORLD WITH ISLAM”

  10. Islam is the only way and solution.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*