Menaikkan Harga BBM di Tengah Penderitaan Rakyat

[Edisi 404] Akhirnya harga BBM dipastikan naik lagi. Kepastian naiknya harga BBM diumumkan Pemerintah melalui Menko Ekonomi Boediono setelah rapat terbatas di Kantor Presiden Senin (5/5) lalu. Menurut Presiden SBY sendiri, tahapan sekarang bukan lagi membahas harga BBM naik atau tidak, tetapi bagaimana imbas kenaikan BBM 20-30 persen terhadap berbagai komoditas, termasuk instrumen untuk melindungi rakyat miskin dan berpenghasilan rendah (Republika, 6/5/). Padahal sehari sebelumnya Presiden SBY sepakat untuk tidak terlalu cepat menaikkan harga BBM. Kebijakan menaikkan BBM adalah langkah terakhir (Kompas, 5/5).

Faktanya, “langkah terakhir” inilah yang justru dengan cepat ditempuh oleh Pemerintah. Alasan utamanya, sebagaimana berkali-kali diungkap Pemerintah, adalah tekanan yang semakin berat terhadap APBN 2008 akibat terus membengkaknya anggaran subsidi BBM sebagai dampak langsung dari terus meroketnya harga BBM di pasaran internasional hingga nyaris menembus US$ 120 perbarel.

Yang amat disesalkan, kebijakan Pemerintah untuk menaikkan harga BBM akan diberlakukan justru di tengah-tengah jeritan masyarakat dari berbagai lapisan yang tengah menderita akibat himpitan ekonomi dan beban hidup yang semakin berat. Tidak jarang, bagi yang tipis iman, frustasi hingga bahkan diakhiri dengan aksi bunuh diri menjadi pilihan. Ini sudah banyak terjadi dan diekspos oleh banyak media akhir-akhir ini.

Karena itu, apapun alasannya, kebijakan Pemerintah untuk menaikkan harga BBM rata-rata 30% adalah kebijakan yang zalim karena akan semakin menyengsarakan rakyat.

Betulkah Tidak Ada Langkah Lain?

Sebagaimana yang sudah-sudah, ketika krisis ekonomi terjadi, kebijakan menaikkan tarif kebutuhan pokok seperti BBM pada akhirnya selalu menjadi “langkah terakhir” yang menjadi favorit Pemerintah. Dengan menyebut kebijakan menaikkan BBM sebagai “langkah terakhir” Pemerintah seperti berupaya meyakinkan masyarakat, bahwa Pemerintah telah sungguh-sungguh menempuh cara-cara lain di luar “langkah terakhir” tersebut. Padahal jelas masih ada cara atau langkah lain yang bisa ditempuh untuk mengatasi krisis ekonomi ini.

Jika kita memperhatikan struktur pengeluaran APBN, ada tiga kelompok besar yang secara seksama peranannya masing-masing dalam menjaga kesinambungan fiskal, yaitu: (1) pengeluaran Pemerintah pusat (investasi sektoral dan belanja rutin); (2) transfer ke pemerintah daerah dalam rangka desentralisasi fiskal; (3) pembayaran bunga dan cicilan pokok utang (luar negeri dan dalam negeri).

Karena itu, secara teknis pun, setidaknya ada tiga cara/langkah lain sebelum Pemerintah menempuh langkah menaikkan harga BBM:

Penghematan belanja rutin. Ini sudah dilakukan Pemerintah, yang memotong anggaran untuk kementerian dan lembaga sebagai kompensasi kenaikan subsidi yang berkaitan dengan BBM, termasuk subsidi listrik. Hendaknya penghematan ini juga dilakukan di seluruh daerah.

Memanfaatkan dana APBD yang mengendap di BI dalam bentuk SBI yang bunganya jelas menambah beban Pemerintah. Sepanjang tahun 2007 saja, menurut catatan Pemerintah, dana APBD yang mengendap di BI dalam bentuk SBI mencapai sedikitnya Rp 146 triliun (Waspada Online, 27/8/07). Lebih dari itu, sepanjang tahun 2007, ternyata APBD kita rata-rata surplus cukup besar (Okezone.com, 6/5/08). Ini jelas bisa dimanfaatkan secara optimal untuk mengurangi beban Pemerintah dan masyarakat.

Penangguhan pembayaran utang luar negeri. Tahun 2008 ini cicilan pembayaran utang plus bunganya mencapai Rp 151,2 triliun (Beritasore.com, 25/11/2007). Penangguhan ini jelas akan membantu mengurangi beban berat APBN.

Selain itu, menurut Ekonom Dr. Hendri Saparini, Pemerintah bisa mengurangi anggaran subsidi bank rekap yang mencapai puluhan triliun rupiah. Langkah lainnya adalah memotong rantai broker (baik dalam ekspor maupun impor minyak oleh Pertamina) yang sangat merugikan. (al-Wa’ie, No. 92/April/2008).

Akar Persoalan

Jika kita cermati, kebijakan untuk menaikkan harga BBM sesungguhnya terkait dengan rencana lama Pemerintah untuk mengurangi secara bertahap—bahkan menghapus sama sekali—subsidi di bidang energi. Artinya, bisa dikatakan, kenaikan harga BBM di pasar internasional hanyalah “faktor kebetulan” saja, yang kemudian dijadikan momentum oleh Pemerintah. Pasalnya, penghapusan subsidi adalah konsekuensi logis dari penerapan sistem Kapitalisme. Dalam Kapitalisme, negara sama sekali tidak berkewajiban untuk menjamin kebutuhan publik seperti BBM, listrik, pendidikan atau kesehatan masyarakat. Seluruhnya diserahkan pada mekanisme hukum pasar. Hal ini diperparah sejak krisis yang menimpa Indonesia tahun 1997. Pemerintah Indonesia secara resmi meminta bantuan dan campur tangan IMF dan Bank Dunia dalam mengatasi krisis ekonomi dan moneter. Salah satu tuntutan IMF adalah agar Pemerintah menghapuskan subsidi yang sebelumnya digunakan untuk membantu masyarakat membeli BBM dan mengurangi tarif dasar listrik. IMF berdalih bahwa untuk mengurangi defisit anggaran belanja negara, salah satu cara yang harus dilakukan adalah mengurangi dan menghapuskan subsidi Pemerintah terhadap BBM dan TDL.

Selain itu, yang tak kalah besar dampak buruknya bagi masyarakat, adalah kebijakan Pemerintah untuk melakukan liberalisasi ekonomi, khususnya di sektor energi. Liberalisasi sektor energi tidak hanya di sektor hulu (eksplorasi), tetapi juga di sektor hilir (distribusi dan pemasaran). Pemerintah lewat UU Migas berjanji untuk mengikis habis monopoli di Pertamina. Yang ditawarkan kemudian adalah membuka kesempatan bagi perusahaan swasta lain untuk ikut berkompetisi dalam distribusi dan pemasaran migas. Dengan alasan supaya kompetisi dalam distribusi dan pemasaran bisa ’adil’, lagi-lagi subsidi minyak harus dicabut. Sebab, jika masih ada minyak bersubsidi di pasaran, pemain asing enggan masuk. Ini setidaknya pernah ditegaskan oleh Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, ”Liberalisasi sektor hilir migas membuka kesempatan bagi pemain asing untuk berpartisipasi dalam bisnis eceran migas…Namun, liberalisasi ini berdampak mendongkrak harga BBM yang disubsidi Pemerintah. Sebab, kalau harga BBM masih rendah karena disubsidi, pemain asing enggan masuk.” (Kompas, 14/5/03).

Sepintas ide ini cukup menarik. Namun, ancaman di balik itu sungguh sangat mengerikan. Saat ini yang paling siap untuk berkompetisi adalah perusahaan-perusahaan multinasional. Karena mereka yang paling siap, maka merekalah yang akan merebut pangsa pasar distribusi dan pemasaran migas di Indonesia.

Menurut Dirjen Migas Dept. ESDM, Iin Arifin Takhyan, saat ini terdapat 105 perusahaan yang sudah mendapat izin untuk bermain di sektor hilir migas, termasuk membuka stasiun pengisian BBM untuk umum (SPBU) (Trust, edisi 11/2004). Di antaranya adalah perusahaan migas raksasa seperti British Petrolium (Amerika-Inggris), Shell (Belanda), Petro China (RRC), Petronas (Malaysia), dan Chevron-Texaco (Amerika).

Dikeluarkannya Undang-Undang Minyak dan Gas Nomor 22 Tahun 2001 bisa mengancam keamanan pasokan BBM di dalam negeri karena memperbolehkan perusahaan minyak yang menjadi kontraktor bagi hasil (KPS) di Indonesia untuk menjual sendiri minyaknya. Pasalnya, jika terjadi penurunan produksi di dalam negeri, bisa saja mereka tetap menjual minyak mereka ke luar negeri. Kilang-kilang Indonesia juga terancam tidak mendapatkan minyak mentah saat liberalisasi Migas dimulai tahun 2005. Alasannya, biaya produksi minyak di dalam negeri yang rata-rata 3 dolar AS dinilai terlalu mahal, sementara di luar negeri lebih rendah.

Adapun di sektor hulu, di Indonesia saat ini ada 60 perusahaan kontraktor; 5 (lima) di antaranya masuk kategori super majors yaitu, Exxon Mobil, Chevron, Shell, Total Fina Elf, Bp Amoco Arco, dan Texaco; selebihnya masuk kategori majors yaitu, Conoco, Repsol, Unocal, Santa Fe, Gulf, Premier, Lasmo, Inpex, Japex, dan perusahaan kontraktor independen. Dari 160 area kerja (working area) yang ada, super majors menguasai cadangan masing-masing minyak 70% dan gas 80%. Adapun yang termasuk kategori majors menguasai cadangan masing-masing, minyak sebesar 18% dan gas sebesar 15%. Perusahaan-perusahaan yang masuk kategori independen, menguasai minyak sebesar 12% dan gas 5%.

Solusi Mendasar

Bagaimanapun, krisis BBM dan krisis ekonomi secara keseluruhan tidak bisa dilepaskan dari Kapitalisme global yang semakin mencengkeramkan kakinya di Indonesia. Cengkeraman tersebut antara lain melalui lembaga-lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia yang terus memaksakan kehendaknya terhadap Indonesia, khususnya melalui beragam UU dan berbagai macam kebijakan ekonomi Pemerintah maupun melalui perusahaan-perusahaan asing yang terus menghisap habis kekayaan alam Indonesia.

Karena itu, jelas diperlukan keberanian Pemerintah dan rakyat Indonesia untuk keluar dari jeratan Kapitalisme global ini, untuk kemudian segera memberlakukan sistem yang baik, yang tidak lain bersumber dari sang Pencipta, Allah Yang Mahatahu. Allah SWT berfirman:

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

Apakah sistem hukum Jahiliah yang mereka kehendaki. Siapakah yang lebih baik (sistem hukumnya) daripada Allah bagi orang-orang yang yakin? (QS al-Maidah [5]: 50).

Sistem yang baik tentu harus dijalankan oleh pemimpin yang baik. Pemimpin yang baik tidak lain adalah pemimpin yang amanah, yang mau tunduk pada sistem yang baik tersebut. Pemimpin yang baik antara lain yang tidak akan pernah tega membebani rakyatnya dengan berbagai kebijakan yang menyengsarakan mereka, karena ia takut dengan doa Rasulullah saw.:

«اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ»

Ya Allah, siapa saja yang mengurusi urusan umatku, lalu dia membebani mereka, maka bebanilah dia! (HR Muslim dan Ahmad). []

KOMENTAR:

Kenaikan BBM Beri Kepastian Kepada Investor (Mediaindonesia.com, 6/5/2008).

Memang, kenaikan BBM lebih berpihak kepada pemilik modal, ketimbang kepada rakyat.

22 comments

  1. Alhamdulillah segala puji memang hanya bagi ALLAH SWT, Tuhan semesta alam.
    Kalau kita lihat memang banyak sekali peningkatan di masa pemerintahan saat ini, di antaranya:
    1. Meningkatnya kemorosotan akhlak rakyat, karena kemiskinan spiritual akibat kehidupan sekuler,
    2. Meningkatnya harga BBM dari waktu ke waktu karena mengikuti arus kapitalisme,
    3. Meningkatnya jumlah koruptor dan pengangguran,
    4. Meningkatnya kebijakan-kebijakan pemerintah yang memihak terhadap pihak asing (penjajah baru) dan merugikan rakyat,
    5. Meningkatnya aksi pelecehan terhadap aqidah umat,
    6. Meningkatnya jumlah gaji para pejabat,
    7. Meningkatnya jumlah rakyat miskin,
    8. Meningkatnya kebuntuan pemerintah dalam menyelesaikan masalah rakyat karena meninggalkan syariat Islam,
    9. dll.
    Semoga kita semua tersadar akan hal-hal di atas dan segera kembali ke syariah!.
    ============================================
    INDONESIA GOES TO KHILAFAH

  2. Wahyu Hidayat

    Ini bukti bahwa pemerintah benar2 tidak amanah dalam mengurusi rakyatnya. Lebih memilih rakyat sengsara daripada bahagia. Dana BLBI yang dibawa Syamsul Nursalim 46 triliun lebih kok bisa diampuni, sementara rakyat yang kesulitan hidup karena harga2 semakin melambung kok tidak segera diurusi. Semoga pemerintah segera bertobat dan mau kembali ke jalan syariah yang diridhoi Allah. Kalau tidak, ingat pengadilan Allah di hari Akhirat sungguh berat!!

  3. Abdul_Hamid_Riau

    Lebih tepat jika peringatan “100 Tahun Kebangkitan Nasional” diganti saja dengan “100 Tahun Keterpurukan Nasional”. Bukan begitu?

  4. Dana kompensasi kenaikaan BBM yang akan dibagikan kepada sekitar 19.1 juta penduduk miskin di Indonesia ibarat bagi-bagi keuntungan oleh pemerintah karena minyaknya laku dijual ke masyarakat dengan harga tinggi!

  5. pemerintah kita itu telah mendholimi rakyatnya khususnya rakyat “kecil”,kasian sekali rakyat yang menjerit karena dengan harga BBM naik otomatis imbasnya ke yang lain2, misalnya saja ongkos ikut naik sedangkan gaji sebagai pegawai biasa tetap tidak naik.saya berharap semoga pemerintah kita itu menjadi pemerintah yang “waras” dan amanah mengemban tugasnya, dan mau membuktikan kinerjanya sesuai apa yang dijanjikannya sebelum dipilih oleh rakyat Dan saya sebagai rakyat/orang yang terdholimi yakin sekali bahwa doa orang terdholimi akan makbul diterima oleh Allah SWT.Amiin

  6. muttaqin el_babaty

    wahai kaum muslimin..

    Ternyata PEMGUASA SEBENARNYA dari negeri ini adalah PEMILIK MODAL(Para Kapitalis).
    Relakah kita terus – menerus bertekuk lutut di bawah kaki para kapitalis?
    Ayo bulatkan TEKAD!
    BUANG KAPITALISME – SEKULAERISME
    WUJUDKAN NEGERI BALDATUN THAYIBATUN WARABBUN GHOFUR
    ITULAH KHILAFAH ISLAMIYAH…

  7. ummu shofiyyah

    sudah amat jelas kedzaliman penguasa saai ini.
    akan kah kita masih tetap berharap pd mereka…???

  8. iman ti bandung

    Ya Allah
    Susahkanlah
    Mereka…
    dunia-akhirat! puih….

  9. liberalisasi ekonomi cuma menyengsarakan rakyat saja.
    islamisasi ekonomi dan semua aspek kehidupan menyejahterakan rakyat. khilafah tegak kapitalis hancur!!

  10. ahmad gojali

    telah tampak kegagalan pemerintah dalam mensejahterakan rakyat. sehingga sudah ssepantasnya umat didunia dipimpin oleh pemimpin kholifah yang adil.
    allahuakbar…………
    allahuakbar…………
    allahuakbar…………

  11. abdullah_gmpl

    Akhirnya,keputusan yg menyengsarakan rakyat itu diumumkan juga!!
    Semoga saja para penguasa-pengusaha diberikan oleh ALLAH SWT balasan yg setimpal atas perbuatan mereka,Amien……..!!!

  12. Dery Rhomiryan

    Harga-harga yang semakin mahal sudah semestinya membuat semua kaum MUSLIM untuk sadar dan bersatu perjuangkan KHILAFAH!!!!

  13. Sudah saatnya para pemimpin belajar ilmu tentang syariat Islam dan menerapkannya dengan sungguh-sungguh. Jangan mikirin diri sendiri, oke boss!!!!!!!!

  14. Saatnya ganti sistem dari SANG PENCIPTA alam semesta, manusia, dan kehidupan. yaitu sistem ISLAM. sehingga akan tercipta rahmatan lil alamin. ingat “ummat bersekutu dalam tiga hal, Air,tanah dan Api,Haram untuk menjualnya.” INGAT WAHAI PARA PENGUASA!!!!!!!!

  15. Alhamdulillaah.. Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa muhammad…
    Yaa… Ummatal Quraan
    Di bawah naungan sistem Demokrasi – Kapitalisme – fasad saat ini…
    Kefakiran yang disabdakan baginda Rasulullah saw potensial mendekatkan kepada kekafiran (kekufuran)…
    Berbagai bentuk kemaksiatan yang dipaparkan Syaikh Nawawi al-Bantani dalam Sullamut Taufik …
    Apa yang dikatakan orang Arab.. Hayaatusy-Syabaab huna sha’bun jiddan ‘aurat fii kulli makaan.. ya.. tentang kehidupan pemuda yang amat menyedihkan.. aurat bruk-brak dimana-mana…

    Saat ini !!! Faktanya !!!
    Dikondisikan mewujud dalam realitas !!!

    Betahkah saudara-saudari berdiam diri di bawah naungan sistem kehidupan yang dinyatakan Syaikh Prof Ashim Umayra -Nablus Palestina- sebagai ummul jaraaim (pangkal kemaksiatan)ini ???

    Laa talbisul haq bil baathil !!!

    أللَّهُمَّ مَكِّنّاَ مِنْ إزَالَةِ أنْظِمَةِ الْكُفْرِ
    وَ أحْكَامِهِ مِنْ جَمِيْعِ بِلآدِ الْمُسْلِمِيْنَ
    Yaa Allah, kokohkanlah kami untuk memusnahkan segala sistem peraturan dan hukum kufur di seluruh negeri kaum muslimin.

    أللَّهُمَّ إنَّا نَسْألُكَ خِلآفَةً رَاشِدَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ، تُعِزُّ بِهَا الإسْلآمَ وَ أهْلَهُ وَ تُذِلُّ بِهَا الْكُفْرَ وَ أهْلَهُ ، إنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
    Yaa Allah, sungguh kami memohon kepada-Mu Negara Al Khilafah Al Raasyidah yang mengikuti Manhaj Kenabian, yang dengannya mulialah Islam beserta umatnya dan dengannya pula hinalah kekufuran beserta penganutnya. Sesungguhnya, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

  16. Ya Allah,ampunilah saudara sebangsaku atas kedzaliman mereka…

  17. Ass.Wr.Wb
    Ya itulah ulah orang yang tidak punya dedikasi, meurut Al-Imran Jangananlah orang kafir dijadikan imam karena akan merusak segalanya……
    Konteks imam disini adalah seseorang yang paling depan, baik itu pemimpin suatu agama, pemimpin suatu organisasi, pemimpin suatu kelompok, apalagi pemimpin suatu bangsa, yang nota bene negara tadi adalah negara yang kaya dengan hasil hutan tambang dan hasil bumi, Ikutlah ucapkan Bpk. Legendaris “Sukarno” Berikan saya 10Pemuda Jangan berikan saya 1000.000.000.000 yang tak berarti baik bibit,bobot dan bebet. ini menurut Al-quran karena ptunjuk yang baku hanyaah Al-Quran, Jika Bahan bakar dinaikan akan banyak lagi Busung Lapar tercipta di Indonesia, Alias OKB Orang kere Baru, Saran saya pergunakan akal, tajamkan pandangan jangan sampai kita terhadang oleh Surat Al-maun OK. Semoga Allah SWT Selalu menjernihkan Bathin dari pemimpin-peimpin kami yang nota bene Islam.

  18. Ass Wr.Wb
    Yang utama Janganlah merampok di negara sendiri, Ingat Hakikat Perjuangan para Pejuang kita yang sejati Soekarno DKK Saya titipkan Tanah air ini untuk anak cucu kita,bukan untuk kita sekarang, Ya Allah akan dibawa kemanakah Tumpah darah saya ini ? Sudah banyak contoh negara-negara yang hancur karena kekusaan, karena terjadi Hkum rimba Yang kuat Memetikan yang lemah, padahal Pancasila tidak demikan saya belum pernah ketemu dalam Pancasila yang menyimpang dari hakikatnya jika itu dilaksanakan tetapi sekarang bertolak belakang dengan keadaan selalau kawula alit yang dijadikan sasaran sat contoh yang nyata saya katakan Apakah orang dayak dipedalaman kaliantan timur meneria subsi inya Tidak mereka tidk mengenal bahan bakar minyak, merea menggunakan kayu bakar, terus kemana subsidi yang sampean gembar gemborkan itu ? wallahuallam kedua, orang mengeah kebawah mempunyai sepeda motor 1 buah hanya mendapat subsidi paling Rp.1000 dibandingkan dengan pengusaha yang mempunyai mobil truk 100 buah,tolong dikaji ulang tentag sensus penduduk yang rata-rata data palsu, ayat yang diada-adakan. k Terima kasih Wasalalam

  19. Ass Wr. Wb
    Terus tentang Keruptor saya lebih bangga kalo mereka itu dihapuskan/didelet dari peredaran dunia”Amar Ma’ruf nahi munkar” karena yang saya lihat belakangan ini barng korupor itu adalah salah satu skandal/jarigan yang sengaja memncing diair keruh, kalo kita ingat seperti negara tetangga malasya langsung digantung (kisos) Jadilah sayidina ali dijaman milenium, Jangan No Action Talk Only (Pebualan) bilang orang daerah. Rakyat sudah jenuh selama 3tahuntidak ada kepastian kehidupan, saya sebagai awula alit ingat akan pepatah Tikus mati kelaparan di lumbung padi sama seperti rakyat indonesia yang terkena Penyakit yang Pernah Ngetop dijaman nggak enak “60an YAKNI BUSUNG LAPAR berhubung jamanya sudah modern berobah nama dengan bahasa kerennya GIZI BURUK hahahahaha memalukan, memilukan, Masya Allah, Allah Allah Jauhzakan saya dari Azab MU Ya Allah,,,,,,

  20. Ass. Wr. Wb
    Bos mutaqin klo kita ingat di jaman perjuang Nabi dulu terjadi seperti apa yang dilami indonesia bung, mereka mengaku islam ha…ha…ha.. padahal …..itulah alangkah muskilnpya kita berada di naungan org-orng demikian, mestinya pemerintah kita ini harus dibawah bimbngan Ulama bukan sebaliknya, kita dibawah bimbingan negara kapitalis yang ganas, kalau saya uraikan tentang agama baik itu Isa, Muhammad ini bisa tujuh 73 buku saya kupas, orang kita tidak menggunakan mata hati seperti yang dialquran itu tetapi melihat dengan mata duitan padahal hati bisa mencitakan duit tapi duit tidak bisa menciptakan hati hanya orng yang paham saja yang mengetahui ini

  21. Ass Wr Wb
    Pancasila saja mengajarkan seperti ini “Jangan tertawa diatas tangiasan rang lain”, itu baru pancasila bung mutaqin apalagi Islam makanya merka itu hanya mengaku islam saja, kog kalo kita benar Indonesia 90 sekian persen islam yang pasti sudah lama sejahtera tpi sekarang ini kebalikannya bung 90 sekian persen itu apitalisme yang setap saat siap menerkam org yang kusyu, ok

  22. أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

    Apakah sistem hukum Jahiliah yang mereka kehendaki. Siapakah yang lebih baik (sistem hukumnya) daripada Allah bagi orang-orang yang yakin? (QS al-Maidah [5]: 50).

    Segera tegakkan syariah untuk menyelamatkan Indonesia tercinta!!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*