HTI-Press. Surabaya. Tidak tegasnya sikap pemerintah untuk membubarkan Ahmadiyah dan tarik ulur politik SKB Tiga Menteri mengundang para ulama dan habaib Jawa Timur ikut bersikap. Pada hari Kamis (01/05/08) bertempat di Pondok Pesantren An Najiyah Forum Ulama dan Habaib Jawa Timur mendesak pelarangan Ahmadiyah. Tidak kurang dari 70 Kyai, Ulama dan Habaib terkemuka dan berpengaruh di Jawa Timur menghadiri forum tersebut. Tampak hadir para beliau KH. Abdullah Faqih (Ponpes Langitan Tuban), KH. Bashori Alwi (Ponpes Lawang, Malang), Habib Abdurrahman Assegaf (Ponpes Ihyaus Sunnah Pasuruan), KH. Miftahul Ahyar (Ponpes Miftahus Sunnah Surabaya), KH. Ihya’ Ulumiddin (Ponpes Nurul Haromain, Batu Malang), KH. Mas Yusuf Muhajir (Ponpes An Najiyah Surabaya), KH. Dr. Muhamad Usman (Humas HTI Jatim), KH. Abdus Shomad Buchori (Ketua MUI Jatim) dan lain-lain.
Forum diawali oleh KH. DR. Dhiyauddin Qushwandy yang menyampaikan paparan ‘Ahmadiyah sebagai Benalu Umat’. Paparan kedua disampaikan oleh Ustadz Junaidi Ath Thayyibi dari Tim Advokasi FUI Jakarta dan DPP HTI, dengan topik ‘Konspirasi Nasional dan Internasional di Balik Ahmadiyah’.
Sesi diskusi berlangsung hangat, membahas dan mendiskusikan Ahmadiyah. Muncul wacana tidak cukup hanya dengan pembubarannya tapi juga penetapan sanksinya jika mereka membandel misalnya dengan menyita aset mereka dan menjadikannya sebagai milik negara. Para ulam juga menyerukan agar mewaspadai ketika Ahmadiyah bermetamorfosis dan berganti nama.
Para ulama menegaskan Ahmadiyah bukan bagian dari Islam dan tidak boleh mencantumkan isian agama di KTP dengan kata Islam. Bahwa peraturan yang mengatur Ahmadiyah berupa SKB Tiga menteri perlu ditingkatkan menjadi Keppres, dan upaya menempuh hal tersebut dilakukan tanpa kekerasan.
Forum juga mengamanahkan kepada 9 anggota Tim Perumus dengan follow up untuk menyampaikan Pernyataan Sikap Forum Ulama dan Habaib Jawa Timur ke Presiden dan DPR serta instansi terkait(Kantor Humas DPD HTI jatim)
Umat bersatu..sulit dikalahkan.. Mari terus galang persatuan ummat!
OOT: Salah satu faktor kemenangan Shalahuddin (Saladin) adalah kemampuan beliau mempersatukan umat kala itu.
Seperti itulah harusnya ‘Ulama.
Senantiasa berjuang agar umat tak tersesat.
Umat berharap banyak para ‘Ulama juga bisa berjuang bersama umat dalam memperjuangkan Syariah dan Khilafah, sehingga hidup penuh berkah dan ni’maaaaa…h.
Islam adalah sesuatu
Ahmadiyah adalah sesuatu yang lain
Alhamdulillah, para ulama sekarang juga mau peduli untuk mendesak pemerintah yang tidak amanah. Lebih lengkap dan sempurna jika nantinya ditingkatkan, menuntut pemerintah untuk segera Menyelamatkan Indonesia Dengan Syariah dan Khilafah. Semoga Allah swt meridhai dan memberikan jalan tersebut. Amin
Alangkah indahnya kalo seluruh ulama dan habaib kompak dan bersatu seperti menyikapi Ahmadiyah ini diteruskan pula bersatu dan kompak untuk bersama-sama memperjuangkan syariah dan Khilafah demi kelangsungan hidup Islam. Allahu Akbar.
Untuk pengikut ahmadiyyah:
“Buanglah Nabi Palsu Mirza Ghulam Ahmad mu itu di tong sampah kesesatan!”
Kembalilah! Peluklah islam kaffah
Pemerintah jangan diam aja dong…
Alhamdulillah…itulah baru ulama. warasatul anbiya. ayoo… kita raih kebangkitan islam.
ulama bersatu untuk mengalahkan umala'(antek)asing
Allahu Akbar
SELAMAT ! ULAMA JAWA TIMUR BERSATU, MAKA TINGGAL SELANGKAH LAGI KEBANGKITAN ISLAM DARI TIMUR AKAN SEGERA MUNCUL !
BERSATULAH WAHAI PARA ULAMA, SEGERA TEGAKKAN SYARIAT DAN KHILAFAH ISLAMIYAH DI BUMI ALLOH INI !
ALLOHU AKBAR 3X!
duh, alhamdulillah. hati rasanya adem masih ada ulama yang perduli dan bergerak menjaga keselamatan umat, selamat dunia akhirat. semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amalan shalih. amin
kaum muslim bersatu tak bisa dikalahkan.
wahai ummat satu komando……..
satu khalifah, satu kitab suci, satu kiblat, satu rasulullah, satu Allah
Kelompok aliran ahmadiyah, adalah orang Islam yang kesasar/ salah jalan. mari kita sesama umat islam bersatu untuk mengembalikan mereka semua pada ajaran Islam yang benar. gitu aja tidak usah membakar masjidnya, kasihan mereka yang sudah bermal untuk membangun masjid tersebut ok.
“MasyaAllah…, ternyata:”
Menteri Agama (Menag) Maftuh Basyuni menegaskan, Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri diterbitkan bukan untuk membubarkan aliran Ahmadiyah. Pasalnya, menurut dia, pemerintah tak punya hak untuk melakukan hal itu.
“Pemerintah, kan, tidak punya hak sama sekali untuk membubarkan Ahmadiyah. Jadi, jangan salah mengerti,” ujar Maftuh di Jakarta, Selasa (13/5).
Namun demikian, ia mengaku belum bisa merinci isi SKB tersebut. Hal itu untuk menghindari kontroversi di kalangan masyarakat. “Tetapi mohon maaf, saya belum bisa secara rinci menginformasikan mengenai SKB itu kepada masyarakat agar jangan menimbulkan kontroversi,” elaknya.
Mengenai waktu penerbitan SKB itu, Maftuh menjelaskan, pihaknya bersama dua menteri terkait sepakat untuk menenangkan suasana terlebih dahulu. “Kami menunggu situasi reda. Ya, seperti sedang menunggu wangsit, kapan hari baik, bulan baik, untuk mengumumkan SKB Ahmadiyah,” pungkasnya.
Saat ini, lanjutnya, tim kecil yang terdiri dari ketiga instansi sudah selesai melakukan finalisasi draf SKB, tetapi belum saatnya diumumkan kepada masyarakat.
Pada 11 Mei lalu, Jaksa Agung Hendarman Supandji mengatakan SKB bukan untuk membubarkan Ahmadiyah, dan jika ada yang ingin mempermasalahkan SKB itu bisa mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Sumber: NU On-line Selasa, 13 Mei 2008 16:00
“Yaa Allaah, berikan petunjuk-Mu kepada saudara-saudara kami yang mempunyai kewenangan tersebut,… Jika sudah dan mereka gak mudeng… tegurlah mereka dengan teguran yang ‘Layak’, Amiiin”
Assalamu’alaikum wr.wb
semakin jelas kebobrokan kapitalisme dmn pemernth lbh mementingkn pr pmilik modal dg menaikkan BBM,dg alasn saat ini yg byk mnikmati subsidi adlh orng kaya(trmsk yg ngomong-JK)
Trims infornya Sobat Gus Wito.
Amin……
Ass.
Bpk Menag nunggu Wangsit…he2x aneh yaa
kita salah milih nih..
Ampun deh udah jelas Ahmadiyah eh malah sesat dilestarikan
Wabil khusus kagem Romo yai, Gus Faqih…
Semoga ‘kemesraan’ ini tidak cepat berlalu.
Amin.