Demo Hizbut Tahrir Tolak Kenaikan BBM

[Kompas Online] JAKARTA, SELASA – Teriakan Allahu Akbar mewarnai aksi unjuk rasa ratusan massa dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di depan Istana Negara, Selasa (13/5). Rencana aksi yang seharusnya dimulai pukul 12.30 harus molor hingga hampir pukul 14.00. Mereka menolak kenaikan harga BBM dan menuntut diterapkannya sistem syariah dan khilafah ditegakkan di Indonesia. Sebelumnya beberapa lelaki HTI yang disebut ikhwan mengadakan aksi long march dari Mesjid Istiqlal. Mereka membawa bendera-bendera Hizbut Tahrir berwarna hitam dan putih serta spanduk-spanduk yang bertuliskan ‘Harga BBM naik, kemiskinan meningkat’ serta ‘Dengan syariah dan khilafah, rakyat sejahtera’.

Sampai berita ini diturunkan, Ustadz Shodiq dari HTI sedang melakukan orasi untuk menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM yang mereka ketahui sebagai keputusan terakhir dari pemerintah (Kompas online : Selasa, 13 Mei 2008 | 14:02 WIB)

HTI Tolak Kenaikan Harga BBM
Oleh : Herdaru Purnomo

KabarIndonesia – Sebanyak 1.000 orang dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di depan Istana Merdeka Jakarta, Selasa (13/4) siang ini.

Juru Bicara HTI, Muhammad Ismail Yusanto kepada HOKI, Selasa (13/5) menyatakan, jika harga BBM jadi dinaikkan maka hal tersebut akan memicu naiknya harga barang dan jasa, yang artinya akan menambah kesengsaraan rakyat yang selama krisis memang sudah semakin menderita.

Selain itu, dana kompensasi berupa Bantuan Lagsung Tunai (BLT) plus yang akan diberikan kepada rakyat dinilai tidak akan mencukupi untuk mengganti penderitaan rakyat akibat kenaikan BBM.

Ismail juga menilai, kenaikan BBM, kelangkaan sembako, dan kesulitan hidup yang dialami rakyat saat ini adalah dampak diterapkannya sistem kapitalisme sekuler baik dalam bidang ekonomi maupun politik.

Dalam aksinya HTI terus melakukan orasi menolak kenaikan BBM. Mereka juga menyatakan, agar tidak terjadi kenaikan harga BBM kembali maka Indonesia haruslah menerapkan sistem ekonomi yang adil.( 13-Mei-2008, 20:07:25 WIB – [www.kabarindonesia.com]

HTI Tolak Kenaikan Harga BBM

tolakbbm.jpgAgus Susilo – Jakarta, Sebanyak 1.000 orang dari Hizbut Tahrir Indnesia (HTI) melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di depan Istana Merdeka Jakarta, Selasa (13/4) siang ini.

Juru Bicara HTI, Muhammad Ismail Yusanto kepada ELSHINTA, Selasa (13/5) menyatakan, jika harga BBM jadi dinaikkan maka hal tersebut akan memicu naiknya harga barang dan jasa, yang artinya akan menambah kesengsaraan rakyat yang selama krisis memang sudah semakin menderita.

Selain itu, dana kompensasi berupa Bantuan Lagsung Tunai (BLT) plus yang akan diberikan kepada rakyat dinilai tidak akan mencukupi untuk mengganti penderitaan rakyat akibat kenaikan BBM.

Ismail juga menilai, kenaikan BBM, kelangkaan sembako, dan kesulitan hidup yang dialami rakyat saat ini adalah dampak diterapkannya sistem kapitalisme sekuler baik dalam bidang ekonomi maupun politik.

Dalam aksinya HTI terus melakukan orasi menolak kenaikan BBM. Mereka juga menyatakan, agar tidak terjadi kenaikan harga BBM kembali maka Indonesia haruslah menerapkan sistem ekonomi yang adil. (Elshinta online)

anakhtidemo.jpgHizbut Tahrir Kerahkan Anak-anak ke Istana

Metrotvnews.com, Jakarta: Ratusan pendukung Hizbut Tahrir Indonesia hari ini berunjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Massa HTI yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak ini menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah.

Dalam orasinya, massa menolak kenaikan harga BBM karena kebijakan tersebut dinilai akan semakin menyengsarakan rakyat. Para pengunjuk rasa menyatakan, kenaikan harga BBM akan memicu kenaikan harga barang dan jasa. Selain itu, demonstran menilai dana kompensasi berupa bantuan langsung tunai (BLT) plus tidak akan mencukupi untuk mengganti penderitaan rakyat akibat kenaikan harga BBM. Apalagi, data yang digunakan untuk membagikan BLT adalah data tahun 2005.

Para pengunjuk rasa ini menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mundur, bila terjadi harga-harga berbagai kebutuhan terus meroket. Aksi yang dimulai sekitar pukul 13.30 WIB ini hingga kini masih berlangsung. Sayang, Presiden Yudhoyono tidak berada di istana karena sedang kunjungan kerja ke Sulawesi Barat.(DEN)

5 comments

  1. jundi al umah

    maaf sebelumnya diawal artike ada kalimat”Mereka membawa bendera-bendera Hizbut Tahrir berwarna hitam dan putih” kalo yang dimaksud aroya dan aliwa, itu bukan bendera ht tapi bendera rasulullah dengan kata lain bendera kaum muslim, mohon di refisi. saya mendukung ht dalam penegakan khilafah.

  2. Muhammad Fakhruddin

    Pemerintah sudah benar-benar kehilangan rasa tanggungjwabnya kepada masyarakat. Semoga masyarakat semakin yakin bahwa jangan menyisakan sedikitpun kepercayaannya kepada pemerintah, karena itu lah sikap pemerintah terhadap rakaytnya, tidak ada rasa pembelaan sedikitpun terhadap rakyatnya. syariah Islam benar-benar mendesak segera harus diberlangsungkan dengan mendirikan sistem pondasinya yang kokoh, bukan demokrasi atau teokrasi, apalagi sosialis, tapi Khilafah Islamiyyah

  3. iman ti bandung

    Sepakat dengan sobat jundi al umah,
    Raya` dan Liwa` adalah
    Bendera Rasul Muhammad SAW
    Panji Ummat Islam
    The Khilafah Flag…..

    Tak ada alasan
    untuk tidak mendukung
    Hizbut Tahrir……………

  4. 1. harga BBM berbanding lurus dengan Perkemangan Kapitalisme
    2. Ituh metro propokativ bangetz pake stigma masa HTI yg sbagian besar adalah wanita dan anak2. tapi klo pun bener emangnya knp?

  5. Dery Rhomiryan

    Sudah sepantasnya SBY & JK menyadari kalau sistem
    ” SAKIT ” kapitalis dan Embel-embelnya sudah gagal di terapkan di INDONESIA. Sebagai muslim yang berakal dan terpelajar, carilah solusi yang di ridhoi ALLAH SWT yang sudah terbukti selama 1400 tahun mampu memberikan kesejahteraan bagi umat. TEGAKNYA KHILAFAH & PENERAPAN SYARIAT-NYA untuk mengatasi kesengsaraan & penindasan umat!!!!, WAHAI KAUM MUSLIM, BERSATULAH!!!!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*