[Edisi 406]. Momentum seabad kebangkitan Indonesia dirayakan dimana-mana. Bahkan pada tingkat nasional dibuat perhelatan kolosal untuk merayakan seabad kebangkitan itu dengan melibatkan ribuan pemain. Di tengah gegap-gempitanya perayaan itu, terdapat pertanyaan besar, ”Benarkah Indonesia sudah bangkit?”
Realitas Kebangkitan
Individu yang bangkit dapat dilihat dari perilakunya. Perilaku individu itu ditentukan oleh pemikiran yang ia yakini. Jika pemikirannya rendah maka individu itu pun akan menjadi individu yang rendah. Sebaliknya, ketika pemikiran yang diemban dan diyakini individu itu tinggi, maka ia akan menjelma menjadi individu yang bangkit. Artinya, bangkit-tidaknya individu itu sebenarnya ditentukan oleh tinggi-rendahnya pemikiran yang ia emban dan ia yakini.
Hal yang sama berlaku juga pada masyarakat. Masyarakat merupakan kumpulan individu yang di dalamnya terdapat interaksi yang terus-menerus. Interaksi terus-menerus itulah yang menjadikan kumpulan individu menjadi sebuah masyarakat. Interaksi itu terjadi karena adanya kemaslahatan yang sama, yang ditentukan oleh adanya kesamaan pemikiran dan perasaan atas kemaslahatan itu. Ketika pemikiran yang diemban dan diyakini oleh masyarakat itu tinggi, maka masyarakat itu akan bangkit. Sebaliknya, jika pemikiran yang diemban dan diyakini masyarakat itu rendah, mereka pun menjelma menjadi masyarakat yang rendah.
Dengan demikian, kebangkitan itu identik dengan kemajuan dan ketinggian taraf pemikiran (al-irtifâ’ al-fikri). Pemikiran yang tinggi, yang akan mewujudkan kebangkitan, tentu bukan sembarang pemikiran. Ia adalah pemikiran tentang pandangan hidup dan apa yang terkait dengannya.
Kemajuan pemikiran mencerminkan terjadinya transformasi dari aspek hewani ke aspek manusiawi. Pemikiran yang berkaitan dengan upaya memperoleh makanan, misalnya, hanyalah pemikiran instingtif (naluriah) dan rendah. Sebaliknya, pemikiran yang berkaitan dengan pengaturan upaya memperoleh makanan adalah pemikiran yang lebih tinggi. Pemikiran yang berkaitan dengan pengaturan urusan suatu kaum adalah lebih tinggi daripada yang berkaitan dengan pengaturan urusan keluarga. Namun, pemikiran yang tertinggi adalah pemikiran tentang pengaturan urusan manusia sebagai manusia, bukan manusia sebagai individu. Pemikiran inilah yang akan melahirkan kebangkitan.
Kebangkitan Ideologis
Pengaturan urusan manusia ditentukan dan didasarkan pada pemikiran mendasar tentang hakikat hidup dan kehidupan, yaitu pemikiran menyeluruh tentang alam semesta, kehidupan dan manusia. Dengan kata lain, pengaturan urusan manusia itu didasarkan akidah, pandangan hidup atau ideologi. Dengan demikian, kebangkitan hakiki adalah kebangkitan atas dasar ideologi, yaitu akidah yang memancarkan sistem pengaturan urusan manusia. Tingginya taraf perekonomian dan tingginya akhlak tidak akan melahirkan kebangkitan hakiki, melainkan kebangkitan semu.
Barat bangkit karena ideologinya, yaitu Sekularisme-Kapitalisme. Uni Soviet, sebelum bubar, bangkit karena ideologinya, yaitu Sosialisme-Komunisme. Umat Islam pun dulu bangkit karena ideologinya, yaitu Islam. Sebaliknya, Indonesia yang mengklaim bukan negara sekular dan bukan pula negara agama (Islam) tidak pernah bangkit. Ini wajar saja. Sebabnya, landasan kebangkitannya tidak ideologis. Akibatnya, ekonomi amblas, dikuasai oleh segelintir orang dan pihak asing. Akidah umat Islam tidak terjaga. Pihak-pihak yang merusak dan mengacak-acak Islam malah dilindungi dan dilestarikan. Dalam masalah Ahmadiyah saja Pemerintah tidak tegas dan dengan mudah diintervensi oleh pihak luar.
Pada saat yang sama, generasi Indonesia sedang menuju jurang kehancuran dengan pergaulan bebas, narkoba, dan lain-lain. Di Jakarta, Bandung, Medan, dan Surabaya, 50% remaja usia 15-24 tahun mengaku pernah berhubungan seks sejak usia 13-18 tahun; 35% mengaku mengenal seks dari film porno; yang lainnya dari buku, majalah, VCD, teman, dll. BNN menyebutkan, pada 2007 ada 3,2 juta pengguna narkoba; 1,1 juta di antaranya adalah pelajar dan mahasiswa. Ada 8000 siswa SD kena narkoba dengan usia mulai 7 tahun. Pihak asing bebas berkeliaran di Indonesia, seperti dalam kasus Namru 2.
Lebih dari itu, di antara fakta yang terlihat jelas di negeri ini adalah adanya rasa rendah diri dan sangat sering memandang apa yang datang dari Barat sebagai maju, ideal, baik dan menyelamatkan. Apapun konsep, ide, gaya hidup yang berasal dari Barat begitu saja diterima dan diikuti. Berbagai fakta tersebut dan yang lainnya menandakan ciri-ciri bangsa yang sakit; bangsa yang membebek dan pengikut.
Perlu Upaya
Perubahan menjadi umat yang bangkit tidak turun begitu saja dari langit. Kita harus berusaha mengubah kondisi buruk menjadi baik, mengubah keterpurukan menjadi kebangkitan. Allah SWT berfirman:
إِنَّ اللهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوْا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum hingga kaum itu sendiri merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (HR ar-Ra’d [13]: 11).
Burhanuddin al-Biqa’i dalam Nadm ad-Durar fî Tanâsub al-Âyâti wa as-Suwar menafsirkan ayat di atas, “Sesungguhnya Allah, Zat Yang Maha Meliputi segala hal dan memiliki segala kesempurnaan, tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, baik atau buruk, hingga mereka sendiri mengubah keadaan yang ada pada diri mereka, dengan cara menghiasi diri dengan amal salih dan meninggalkan akhlak orang mufsid (merusak). Jika mereka mengubah hal itu maka Allah akan mengubah apa yang ada pada mereka meski mereka sangat kuat.”
Menuju Kebangkitan yang Sahih
Kebangkitan yang sahih adalah kebangkitan yang didasarkan pada akidah yang sahih. Itulah kebangkitan yang didasarkan pada akidah Islam sebagai satu-satunya akidah yang sahih. Sebaliknya, kebangkitan yang salah adalah kebangkitan yang didasarkan pada akidah yang juga salah. Contohnya, kebangkitan Barat yang didasarkan pada Sekularisme, atau kebangkitan Sovyet dengan Komunisme.
Ideologi yang ada di dunia ini hanya ada 3 (tiga): (1) Sekularisme-Kapitalisme; (2) Sosialisme-Komunisme; (3) Islam. Dalam hal ini, kebangkitan hakiki adalah kebangkitan atas dasar pemikiran (fikrah). Islamlah satu-satunya fikrah yang sahih, yang didasarkan pada ruh, yang mengakui keberadaan Allah dengan segala kewenangan-Nya dalam seluruh aspek kehidupan. Dengan demikian, kebangkitan atas dasar Islamlah satu-satunya kebangkitan yang sahih. Sebabnya, Islam disandarkan pada asas (akidah) yang mustahil memiliki kekurangan dan kesalahan.
Adapun metode untuk mewujudkan kebangkitan adalah dengan membangun pemerintahan berlandaskan pemikiran (fikrah), bukan UU, sistem dan hukum. Inilah satu-satunya cara untuk meraih kebangkitan. Inggris, Prancis, Amerika dan lain-lain benar-benar bangkit karena dibangun berdasarkan fikrah, yaitu Sekularisme. Membangun pemerintahan dengan UU, sistem dan hukum tidak akan pernah melahirkan kebangkitan. Kasus Turki dengan Revolusi Kemalis (1924), Mesir dengan Kudeta Perwira (1952), Libya dengan Kudeta Kadafi, dan sebagainya menunjukkan hal itu. Jadi, hukum asal dalam kebangkitan bukanlah mengambil kekuasaan, melainkan menghimpun umat berlandaskan fikrah, yaitu syariah Islam. Itu artinya, pemerintahan itu dibangun berlandaskan kekuatan umat yang telah mengemban ideologi Islam.
Untuk itu, langkah paling awal, seluruh konsepsi syariah yang dibutuhkan untuk mewujudkan kebangkitan—akidah, sistem pemerintahan, sistem ekonomi, sistem sosial, sistem pendidikan, sanksi hukum, hukum pembuktian, politik luar negeri, dsb—harus dirumuskan dan disiapkan dengan matang dan mendalam. Di sinilah Hizbut Tahrir telah melakukan peran itu.
Ketika konsepsi syariah itu telah siap, agar umat berhasil dihimpun berlandaskan konsepsi itu, maka harus ada orang-orang yang secara terorganisasi melakukan kontak dinamis dengan umat untuk mensosialisasikan fikrah (konsepsi syariah) kepada mereka.
Umat Islam adalah kumpulan manusia yang diikat oleh akidah Islam, baik sipil, militer, birokrat, rakyat, santri, abangan, modern, tradisionalis, dsb. Kepada mereka inilah fikrah di atas disosialisasikan. Sosialisasi itu harus dilakukan secara berpengaruh sehingga fikrah tersebut menjadi fikrah mereka. Setelah itu, akan muncul kesadaran ideologis dalam diri mereka akan urgensi dan wajibnya fikrah (konsepsi syariah) tersebut diwujudkan pada tataran real.
Seiring dengan sosialisasi itu, wajib diupayakan agar umat Islam yang menginginkan kebangkitan itu memiliki kesadaran politik. Dengan begitu mereka tahu ancaman terhadap Islam, umat, negara, masyarakat dan diri mereka.
Setelah mayoritas komponen umat Islam menerima dan mendukung, maka dukungan politik terhadap fikrah tersebut akan menguat. Dukungan politik yang kuat terhadap fikrah inilah yang akan menjadi sarana paling efektif untuk mewujudkan kebangkitan yang hakiki dan benar. Itulah kebangkitan Islam.
Selanjutnya terjadilah perubahan dengan pondasi fikrah yang kokoh, yaitu syariah Islam. Itulah perubahan yang dicontohkan Nabi saw. Beliau membangun pemerintahan Islam di Madinah berlandaskan akidah Islam (Lâ ilâha illa Allâh Muhammad Rasûlullâh) dan sistem yang terpancar darinya. Jadi, kebangkitan Indonesia adalah menghimpun umat Islam di Indonesia dengan fikrah (syariah) Islam, mengarahkan hidup mereka pada fikrah (syariah) Islam, dan membangun pemerintahan berdasarkan fikrah (syariah) Islam tersebut.
Wahai Kaum Muslim:
Indonesia adalah negeri Muslim terbesar baik dari sisi luas daerah, penduduk, kekayaan, dan lain-lain. Umat Islam di Indonesia mempunyai tanggung jawab terbesar terhadap umat Islam di dunia. Kebangkitan Indonesia harus menjadi lokomotif kebangkitan umat Islam dunia. Kita ingin Indonesia menjadi negara besar dan kuat, bebas dari penjajahan dan menjadi pemimpin dunia yang mampu menyatukan umat Islam di seluruh dunia. Umat Islam yang merupakan mayoritas di Indonesia sejatinya menjadi pelaku utama dalam membangkitkan Indonesia. Ini adalah rumah kita!
Momentum sekarang ini sangat pas kita jadikan momentum untuk membulatkan tekad guna berjuang sekuat tenaga mewujudkan kebangkitan umat Islam. Hanya satu jalan untuk itu, yaitu dengan mengemban dan menerapkan akidah Islam dan sistem yang terpancar darinya dalam bingkai Khilafah Islamiyah. Umat Islam khususnya dan umat manusia sedunia umumnya sejatinya tengah menunggu peran kita. Wallâhu a’lam bi ash-shawab. []
Komentar:
Kenaikan BBM tidak langgar UU (Detikfinance.com, 20/5/2008).
Masalahnya, UU-nya yang telah melanggar hak rakyat sebagai ‘pemilik sejati’ BBM.
Subhanallah inilah makna kebangkitan yg hrs kita cita-citakan.Tdk ada jln lain selain hanya dgn Islam yg dpt mengantarkan kita kpd kebangkitan yg shohih & hakiki.Allahu Akbar!!
sangat ironis kalau kita saksikan acara 100 th kebangkitan nasional, yg bahkan ditayangkn seluruh stasiun tv swasta di negri ini. Berapa banyak biaya rela dikeluarkan hanya untuk mempermalukan diri sendiri?? bagaimana tidak, seharusnya kita malu menyatakan diri kita bangkit.. karena pada kenyataannya negri ini sangat terpuruk. jumlah rakyat miskin bertambah kok bilang bangkit?? masih ada kok penduduk negri ini yang mati karena kelaparan. Apalagi rakyat yg tidak punya tempat tinggal layak, ditambah lagi akibat bencana lumpur lapindo dan makin banyaknya aksi penggusuran. Harusnya pemerintah menyiapkan cermin yang besar. Sudah pantaskah dikatakan negri ini bangkit??
Acara yang digelar tak pantas dinamakan kebangkitan nasional, tapi yg lebih layak adalah kebangkitan harga sembako dan kebangkitan harga bbm. Terapkan dulu syari’t Islam,baru negri ini bisa bangkit. Tak ada yang bisa kita harapkan dari kapitalisme… Kebangkitan hakiki hanya dengan syari’at Islam.
acara yang sangat menelan biaya tampaknya. bahkan tanpa jeda iklan sedikit pun…! (no sponsor?) untuk acara seperti inikah APBN dianggarkan? sementara jutaan rakyat harus bersiap2 menerima kenaikan harga BBM krn APBN tidak kuat menanggung subsidi (katanya). Palsu banget ga sih
Omong kosong dengan program hemat energi, keprihatinan nasional, kebangkitan nasional atau apalah!
Kini saatnya kita bangkit dengan Islam saja
Bismillaahirrahmaanirrahim.
Opini 1 abad kebangkitan (Indonesia) benar-benar ruar biasa. Masyarakat dijejali dengan opini yang menyesatkan, dari akar sejarahnya yang sangat menyimpang hingga gaungnya yang tak satu kata pun berhubungan dengan keadaan sesungguhnya masyarakat kita. Jadi sangat pasti kebangkitan yang dirayakan secara besar-besaran semalam (20.05.08), 100% tak akan mengubah kebijakan “menaikkan harga BBM.” Perhelatan akbar yang menelan biaya besar seolah ingin menandingi KKI 2007 kemarin :)
Inilah Indonesia, negara bukan-bukan, karena ideologinya tidak jelas, mana mungkin bangkit?!
Kebangkitan hakiki pasti akan ‘nyambung’ dengan keadaan umat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,termasuk BBM.
Jadi, hanya dengan Syariat Islam, Indonesia akan bangkit.
Allahu Akbar!
وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لاَ يَعْلَمُونَ
Padahal kemuliaan itu hanyalah milik Allah, Rasul dan kaum Mukmin. Namun, orang-orang munafik itu tiada mengetahuinya (QS al-Munafiqun [63] : 8).
أللَّهُمَّ مَكِّنّاَ مِنْ إزَالَةِ أنْظِمَةِ الْكُفْرِ
وَ أحْكَامِهِ مِنْ جَمِيْعِ بِلآدِ الْمُسْلِمِيْنَ
Yaa Allah, kokohkanlah kami untuk memusnahkan segala sistem peraturan dan hukum kufur di seluruh negeri kaum muslimin.
أللَّهُمَّ إنَّا نَسْألُكَ خِلآفَةً رَاشِدَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ، تُعِزُّ بِهَا الإسْلآمَ وَ أهْلَهُ وَ تُذِلُّ بِهَا الْكُفْرَ وَ أهْلَهُ ، إنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Yaa Allah, sungguh kami memohon kepada-Mu Negara Al Khilafah Al Raasyidah yang mengikuti Manhaj Kenabian, yang dengannya mulialah Islam beserta umatnya dan dengannya pula hinalah kekufuran beserta penganutnya. Sesungguhnya, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Muhasabah Se-Abad Kebangkitan Nasional…
Sudah saatnya realita kehidupan bangsa ini…
Membuka mata hati & mencerahkan pikiran kita untuk memahami dengan benar…., fakta, akar permasalahan & solusi
Sudahkan kita menyadari… Sungguh Bangsa ini akan senantiasa dalam keterpurukan, krisis penghidupan (ma’isyatan dhank lihat : QS. Thaahaa : 124) jika berpaling dari al-Quran (Islam…)
FAKTA !!!
Negara Republik – Penganut Sistem Demokrasi – Sekularisme
Yang menjadi pilar – penyangga sistem tersebut ialah RAKYAT !!!
Sedangkan faktanya….
Dalam sistem yang rusak (fasad) ini… banyak hal yang sejatinya merupakan suatu kedzaliman…
Dimaklumi… dibiarkan, didukung, dikondisikan, difasilitasi, disuburkan, ditegakkan : privatisasi/swastanisasi sektor publik (energi, emas, dll.), komersialisasi pendidikan, moneter yang tegak di atas sistem ribawi…, dan segudang fakta kedzaliman yang lainnya !!!
Itu artinya… jika kita membiarkan, mendukung, berkhidmat, membela sistem fasad – rusak ini tegak, tidak mau mengkaji Islam… tidak berusaha memahami Islam…, berdiam diri tidak berdakwah, tidak ikut serta dalam usaha dakwah melanjutkan kehidupan Islam, tidak berupaya melakukan taghyiir – revolusi – ubah sistem ini secara mendasar… sama artinya kita ikut serta melanggengkan sistem kufur Demokrasi – sekularisme yang mencampakkan Islam ini….
Sayyidina Umar bin Al-Khaththab diriwayatkan berkata -kurang lebih-
“Agama & kebaikan apakah yang dimiliki oleh seseorang jika ia melihat hukum – hukum Allah dilanggar, sunnah – sunnah Rasul diabaikan, hatinya dingin, lidahnya bisu seperti bisu…”
Kajian KRISTAL PLUS bulan Mei :
Kajian Rutin Islam : Tematis, Aktual – Plus
DISKUSI PANEL RENUNGAN SE-ABAD KEBANGKITAN NASIONAL
GRATIS & TERBUKA UNTUK UMUM – DILIPUT PASIM NEWS
Tema :
Agent of Change ; di Tengah Arus Keterpurukan
Menjadi Generasi Agen Perubahan ; Menuju Kebangkitannya, di Tengah Arus Keterpurukan
Narasumber :
Ust. Ir. Eri Taufik Abdul Karim (Direktur Kalifa Syari’a Consultant, Pengisi Acara di Bandung TV, Lajnah Fa’aliyah HTI – Jawa Barat)
Ust. Rahmat Puryodo (Trainer, Motivator, Murabbi)
Acara Plus :
Shalawat,
Pemutaran Film ”British or Moslem”
Sharing – Talk Show :
Pakasa Doori, ST. M.Sc., MBA
Hamburg University of Technology
Northern Institute of Technology
HAMBURG – JERMAN
Hari, Tgl. : Sabtu, 31 Mei 2008
Waktu : 13.30 s.d. 17.30 WIB
Tempat : Masjid Marlina Buchari – Universitas Nasional PASIM : Jl. Dr. Djundjunan No. 167 (Terusan Pasteur), Telp. (022) 6020409, 6017486 Fax. (022) 6020344
CP : Rumi al-’Irfani (085693010385),
EO :
PANITIA BERSAMA UNAS PASIM & DPC HTI Cicendo
Kebangkitan
Indonesia
harus
menjadi
lokomotif
kebangkitan
umat
Islam
dunia…..
Mereka menggantungkan harapannya kepada kita!
Saya sangat setuju ama pernyataan Ummu Shafiyah diatas….kita harusnya malu dengan acara2 seperti itu yang juga menghabiskan dana yang cukup banyak…padahal kita di anjurkan berhemat oleh pemerintah kita….
Bangkitnya umat manusia itu hanya dengan SYARIAH DAN KHILAFAH!! BUJUR KADA!!!! WANI BAPADAH KADA NDA TIMPAS NIH!!!!!!!!
KAWAL SADAR KALAU UDAH !!! AYO PANG BAJUANG DEMI TEGAKNYA SYARI’AH WAN KHILAFAH!!!! NUNGGU NAPA LAGI!!!! KALO KAINA-KAINA PAS KADA BAUMUR. KAYA APA NYAWA MAMPARTANGGUNGJAWABAKAN WAKTU HIDUP NYAWA DI HADAPAN ALLAH TA’ALA !!!!!
Ayo kita bina ukhuwah Islamiyyah untuk mewujudkan kebangkitan umat yang hakiki, r u ready?
Benar hanya ada kebangkitan Ideologis bukan Pragmatis