Temu 100 Tokoh Kalsel : Menuju Kebangkitan Indonesia yang Lebih Baik dengan Syariah dan Khilafah

temu-tokoh-1.JPGPara pejuang di negeri Indonesia untuk membebaskan diri dari penjajahan Belanda adalah kebanyakan dari kalangan pejuang Islam,yang di dorong oleh semangat keimanan dan ruh Jihad untuk membebaskan dari penjajahan. Namun setelah merdeka terjadi pembelokan arah perjuangan. Seharusnya yang diterapkan di negeri ini setelah merdeka adalah sistem Syariah Islam.tetapi justru sistem kapitalis sekuler warisan negeri Belanda. Itulah salah satu komentar kritis dari tokoh pejuang dari Banjarmasin yang hadir pada acara Temu 100 tokoh Kalsel, Sabtu 17 Mei 2008.

Acara yang diprakarsai oleh DPD I HTI Kalsel ini mengambil tema “Menuju Kebangkitan Indonesia yang Lebih Baik dengan Syariah dan Khilafah” bertempat di gedung MAPENDA Kanwil Depag Kalsel, dengan dihadiri oleh sejumlah tokoh ulama, masyarakat dan ormas-ormas Islam, baik dari dalam Banjarmasin maupun luar kota seperti, Banjarbaru dan Martapura, serta diliput oleh media cetak dan elektronik baik lokal maupun nasional. Narasumber pada kesempatan kali ini adalah H. Hermani Abdurrahman, SE (Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Kalsel), Abdurrahman Malik (Pengurus Al Irsyad Al Islamiyyah Kalsel), dan Baihaqi Al Munawwar, SHut (Ketua DPD I HTI Kalsel).

Dialog yang dipandu oleh Ust Humaidi Idris, S.Pd berlangsung sangat hangat dan interaktif. Dimulai dengan pemaparan oleh H. Hermani Abdurrahman, SE yang juga merupakan mantan Dirut Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kalsel, mengupas bahwa banyak pendanaan daerah mengendap pada BPD sekitar lebih dari 1,5 trilyun rupiah yang semestinya bisa digunakan untuk biaya pemberdayaan pembangunan, sehingga dapat banyak menyerap tenaga kerja, guna untuk mengurangi tingkat pengangguran yang hampir mencapai angka 118.000 jiwa.

Sementara itu Bapak Abdurrahman Malik, bercerita pengalaman beliau bertemu seorang kolega bisnis berkebangsaan asing yang mengatakan kepada beliau “there is no government in your country” dengan alasan bahwa Indonesia adalah negara yang dikenal memiliki sumber daya yang luar biasa melimpah, namun anehnya rakyatnya tidak pernah lepas dari yang namanya kemiskinan. Sehingga wajar dipertanyakan dimana pemerintah Anda, yang mengatur dan mengurusi kesejahteraan rakyatnya.

Pada kesempatan terakhir berbicara Baihaqi Al Munawwar, yang mengemukakan berbagai macam permasalahan yang dihadapi oleh bangsa ini, mulai dari masalah kemiskinan, keterbelakangan, gaya hidup hedonistik, dan carut-marut perpolitikan sehingga kepentingan rakyat sering diabaikan, disebabkan oleh karena diterapkan sistem Kapitalis yang seyogyanya selalu mencari keuntungan dengan menghalalkan segala cara. Oleh karena itu solusinya tidak lain adalah diterapkannya sistem Islam dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyah. (Humas HTI Kalsel)

Foto-foto:

temu-tokoh-1.JPG

temu-tokoh-2.JPG

8 comments

  1. iman ti bandung

    “ Thats right,
    there
    is
    no
    government
    in
    our
    country”

  2. Agus ti bumi Alloh

    Ass.wr.wb

    Pejuang Khilafah Islam, maju teruus!Allohu akbar.

    Wass.wr.wb.

  3. Teguh di Banjarmasin

    Ass.wr.wb.

    Wahai kaum muslimin, sesungguhnya Sistem Kapitalisme sudah saatnya diganti karena sangat-sangat tidak layak. Dan sudah saatnya ganti dengan sistem Syariah Khilafah Islam.

    Wass.wr.wb.

  4. Ass.wr.wb.
    Saatnya para pemimpin bangsa kembali ke sistem Islam, sebelum di azab oleh Alloh SWT.

    Wass.wr.wb.

  5. Ass.wr.wb.
    Apa para penguasa tidak melihat penderitaan rakyat, akibat sistem kapitalisme di negeri ini.Mbok yo tobat dan tegakan sistem Islam’Syariah dan Khilafah’.
    Wass.wr.wb.

  6. Ass.wr.wb.

    Khilafah solusi dari kehancuran negeri.Buang Kapitalisme, tegakan Islam dan Khilafah.

    Wass. wr. wb.

  7. Ass.wr.wb.

    Kapitalisme hancurkan, tegakan syariah dan khilafah.

    Wass.wr.wb.

  8. Ass.wr.wb.

    teruslah berjuang,musuh-mush Alloh pasti kalah.

    wass.wr.wb.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*