Laissez-Faire Pak SBY, Laissez-Faire [2]

carrefour_storesb.jpgKenaikan harga BBM, obral BUMN tak lain hanya untuk menjalankan agenda kapitalisme laissez-faire. Bisa-bisa, pompa bensin milik perusahaan asing bertumbuhan di Jakarta  [bagian 2]

Tulisan sebelumnya menjelaskan, akibat penerapan ideologi kapitalisme-laissez-faire –atau dikenal sebagai sistem ekonomi liberal– yang dianut pemerintah kita, dalam prakteknya, sistem ini menyebabkan orang kaya bertambah kaya, orang miskin bertambah miskin.


Raksasa Carrefour dan Kios Eceran 

Hidayatullah.com–Krisis ekonomi yang menimpa Asia pada 1997, jelas momentum yang ditunggu-tunggu oleh operator utama sistem kapitalisme global – IMF, Bank Dunia, dan WTO – dan itu dengan lengkap dilaporkan Klein di dalam The Shock Doktrine. Operasi IMF di Indonesia, misalnya, ditulis detil. Bagaimana IMF yang katanya datang untuk mengobati krisis, ternyata bekerja lebih untuk kepentingan ideologi  kapitalisme.

exxon641a450.jpgBagaimana deregulasi, privatisasi, dan berbagai perangkat ideologi laissez-faire dipaksakan. Dan untuk itu, menurut The Shock Doktrine, IMF bisa sukses karena bekerja sama dengan kelompok Mafia-Berkeley di Indonesia yang dipimpin Profesor Widjojo Nitisastro (halaman 271). Biarlah sejarah kelak membuktikan, apakah tindakan kelompok Mafia-Berkeley itu penghianatan kepada bangsa Indonesia, atau tidak.

Sejak itu, bukan rahasia lagi kalau banyak undang-undang kita yang amat liberal disahkan DPR atas pesanan IMF. Dikabarkan sejumlah draf undang-undang disiapkan NDI (National Democratic Institute for International Affairs), organisasi yang dibentuk dan dibiayai pemerintah Amerika Serikat – dekat dengan Partai Demokrat – dengan dalih untuk menyebarkan demokrasi di negeri berkembang. Dulu NDI sempat punya ruang khusus di Gedung DPR-RI. Jadi DPR kita tinggal mengetuk palu.

Operasi IMF dalam krisis ekonomi Asia amat menakjubkan. Dalam tempo 20 bulan, terjadi 186 merger dan aquisisi (pengambil-alihan) atas perusahaan-perusahaan negeri yang dilanda krisis — Indonesia, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Korea Selatan — oleh perusahaan multi-nasional, terutama dari Amerika Serikat. Itu tercatat sebagai aquisisi terbesar yang pernah terjadi di dunia. Merrill Lynch dan Morgan Stanley, perusahaan Amerika yang banyak berperan sebagai agen merger dan aquisisi itu, panen keuntungan komisi yang cukup besar.

Carlyle Group yang suka merekrut ‘’pensiunan’’ pejabat tinggi Amerika – mulai bekas Menlu James Baker sampai bekas Presiden George H.W.Bush – sebagai konsultan, memborong perusahaan telkom Daewoo dan perusahaan informasi Ssangyong. Yang disebut terakhir merupakan shalat satu perusahaan teknologi tinggi terbesar di Korea Selatan. Dengan menguasai perusahaan itu, Carlyle menjadi pemegang saham mayoritas di shalat satu bank terbesar di negeri ginseng itu.

Semua transaksi itu tak normal, atau dengan kata lain dijual obral. Sekadar contoh, perusahaan mobil Korea Daewoo yang sebelum krisis bernilai 6 milyar dollar, waktu itu diambil-alih perusahaan mobil Amerika, General Motor, hanya dengan 400 juta dollar.

Di Indonesia, sistem penyediaan air minum dikavling oleh Thames Water dari Inggris dan Lyonnaise des Eaux dari Perancis. Westcoast Eergy dari Kanada menguasai proyek pembangkit listrik yang besar.

Sejak IMF menguasai Indonesia, perusahaan raksasa pengecer Carrefour dari Perancis masuk ke sini, menyapu perusahaan lokal yang sudah lama ada, seperti Golden Truly atau Hero, atau perusahaan kecil-kecil di pasar tradisional Tanah Abang dan Cipulir, yang jumlahnya begitu banyak. Nasib mereka tambah parah karena kemudian super-market raksasa dari Malaysia, Giant, hadir kemari. Dia telan Hero yang memang sudah ngos-ngosan.  Itulah hasil konkret reformasi 1998.

Ternyata itu belum cukup. Belum lama, perusahaan Perancis itu membeli Alfa-Mart, super-market yang aktif masuk ke pedesaan. Dengan demikian, kini Carrefour dengan bebasnya akan menghancurkan kios eceran di desa-desa. Itulah laissez-faire yang sesungguhnya.

Karena laisses-faire, Presiden SBY lebih memilih menyerahkan proyek minyak dan gas di Cepu yang amat menguntungkan kepada Exxon-Mobil, perusahaan minyak terbesar dan tertua Amerika Serikat, daripada kepada Pertamina, perusahaan BUMN milik sendiri.

Ternyata setelah resep-resep IMF ditrapkan, artinya prinsip kapitalisme laissez-faire dilaksanakan, menurut The Shock Doktrine, justru penduduk miskin bertambah 20 juta orang di Korea Selatan, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Indonesia. Pengangguran meledak.

Organisasi buruh internasional ILO, mencatat terjadi 24 juta penganggur baru. Itu justru terjadi pada masa puncak pelaksanaan reformasi IMF. Di Indonesia, angka pengangguran meloncat dari 4% menjadi 12%, dan dua tahun kemudian melambung tiga kali lipat.  Setiap bulan ada 60.000 buruh di Thailand dan 300.000 buruh di Korea Selatan yang harus diberhentikan.

pom-bensin-shell-suci-6aaaa.jpg

Di balik angka-angka statistik itu banyak kisah mengharukan, terutama menimpa anak-anak dan perempuan. Di pedesaan Korea Selatan dan Filipina banyak orang tua harus menjual anak gadisnya kepada pedagang manusia, untuk kemudian dijadikan pelacur di Australia, Eropa, dan Amerika Utara. Di Thailand, pejabat kesehatan melaporkan hanya dalam setahun terjadi peningkatan pelacuran anak-anak sebesar 20%. Data yang mirip terjadi di Filipina.

Tapi sudahlah, ini semua cerita masa lalu. Sekarang, krisis baru terjadi lagi karena harga minyak meningkat di atas 120 dollar/barel. Dunia kian terguncang setelah harga pangan ikut menggila. Artinya, berdasarkan tesis The Shock Doktrine, kapitalisme global dan para operatornya sekarang sedang bekerja.

Tapi di sini apalagi yang mau direformasi? Sejak 1998, Indonesia sudah menjadi shalat satu negara kapitalisme laissez-faire paling liberal di dunia. Lihatlah berbagai undang-undang yang dilahirkan DPR, semua liberal. Mulai UU Migas, UU privatisasi air, Pendidikan, Pertanahan, dan terakhir Undang-Undang Pelabuhan.

Karena liberalisme, siapa yang ingin masuk perguruan tinggi negeri harus menyediakan uang Rp 100 juta. Habis bagaimana lagi, kampus sedapat mungkin harus membiayai diri sendiri. Dengan demikian, anak petani, nelayan, buruh, pedagang kecil, jangan harap bisa mendaftar ke sana. Padahal kalau tak universitas negeri kemana lagi mereka belajar untuk meningkatkan taraf hidupnya?

Artinya, dengan sistem ini orang miskin sampai kapan pun akan terus miskin. Hampir tertutup kemungkinan bagi mereka melakukan mobilitas vertikal lewat pendidikan. Inilah kemiskinan yang diciptakan oleh sebuah struktur.

Era Universitas Gajah Mada (UGM) dijuluki Ndeso  karena banyak anak desa kuliah di sana, sudah berakhir. Institut Pertanian Bogor (IPB) serupa. Zaman ketika anak-anak desa dari seluruh Indonesia berlomba-lomba belajar ke sana, kini agaknya sudah menjadi nostalgia.

Perusahaan minyak Pertamina yang dulu perkasa kini sudah dirontokkan. Bulog yang dulu efektif sebagai penjamin stabilitas pangan sudah tamat riwayatnya. Bahwa akibatnya rakyat bertambah melarat dan segelintir konglomerat berlipat-ganda kekayaannya, itu soal lain.

Majalah bisnis Forbes, 13 Desember 2007, menulis sepanjang tahun lalu kekayaan para konglomerat Indonesia meloncat dua kali lipat. Sungguh fantastis. Jadi kalau BPS menyodorkan angka pertumbuhan ekonomi kita tahun ini sekian persen, percayalah, itu berasal dari pertumbuhan kekayaan konglomerat kita. Bukan pertumbuhan kekayaan rakyat banyak.

Yang paling menakjubkan adalah Menko Kesra Aburizal Bakrie. Pemilik perusahaan kelompok Bakrie itu, kekayaan bersihnya tahun lalu meroket empat kali lipat. Itu menjadikannya sebagai orang terkaya Indonesia, dengan kekayaan 5,4 milyar dollar.

Apakah Aburizal punya lampu Aladin? Sebuah artikel di Asia Times Online, 22 Juli 2006, sebenarnya sudah pernah membongkar rahasia lampu Aladin itu. Antara lain, karena politik dan bisnis di Indonesia di zaman Presiden SBY, tak terpisah melainkan menyatu.

Memang begitulah yang selalu terjadi di negeri dengan sistem laissez-faire. Begitulah Rusia di zaman Boris Yeltsin dulu. Para konglomerat dalam tempo singkat mendadak jadi kaya-raya, sampai Vladimir Putin datang menertibkannya. Para konglomerat itu kini lari ke luar negeri atau masuk penjara di Siberia. Tapi nantilah dalam kesempatan lain soal ini dibahas.

Di mata kaum kapitalisme laissez-faire, masih ada status-quo yang tersisa di Indonesia. BBM belum sepenuhnya mengikuti harga pasar dan perusahaan BUMN masih eksis. Mumpung suasana shock akibat kenaikan harga minyak dan krisis pangan masih berlangsung, sektor hilir pertambangan harus direformasi. Artinya, pemerintah harus menaikkan harga BBM, dan BUMN harus diobral. Semuanya harus dilakukan sekarang, mumpung krisis masih terjadi.

Masih kurang jelas? Silahkan berkeliling Jakarta dan sekitarnya. Lihatlah bagaimana perusahaan minyak internasional Shell, dan Petronas dari Malaysia, telah dan sedang membangun sejumlah pompa bensin raksasa. Kabarnya izin yang dikeluarkan pemerintah sudah lebih 100.

Semua pompa bensin Shell atau Petronas itu buka sampai malam dengan lampu yang terang-benderang, tapi betul-betul sepi pembeli. Seharian puluhan petugasnya yang berseragam hanya duduk-berdiri sampai capek sendiri, tak pernah melayani konsumen. Coba dicek, penghasilannya setiap bulan, mungkin tak cukup walau untuk sekadar membayar rekening listrik.

Ini terjadi karena mereka hanya menjual BBM non-subsidi yang konsumennya hanya segelintir mobil mewah milik orang kaya. Bahwa mereka terus membangun pompa bensin baru, pasti karena ada jaminan subsidi minyak akan dicabut.

Dengan demikian mereka bisa bersaing bebas dengan pompa bensin Pertamina milik pengusaha lokal yang selama ini menguasai pasar karena menjual BBM bersubsidi. Bila itu terjadi, pompa bensin multi-nasional yang raksasa itu pasti dengan mudah menelan pompa bensin lokal yang kecil-kecil. Kasus Carrefour merontokkan Hero atau pedagang Tanah Abang, akan berulang. Itu sebabnya Shell dan Petronas dengan sabar menunggu laissez-faire. Cukup jelas? [habis/www.hidayatullah.com; Amran Nasution; Penulis adalah Direktur Institute for Policy Studies; Kamis, 22 Mei 2008]

14 comments

  1. rakyat harus disadarkan akan hal ini.
    Kepercayaan ummat harus diputus dari penguasa zhalim
    Dakwah fikriyyah menjadi pilihan
    buka kedok kebusukan dan kebohongan penguasa zhalim

  2. astagfirullohahadzim, panjang sekali tulisannya.
    tapi solusinya apa??

    the man without solution.

    kalu sy jd pejabat, pasti terjepit diantara para mafia, sehingga harus ber-“suara” sama agar pendapatan untuk keluarga tidak hilang dan ‘gengsi’ terjaga. logis kan…

    tapi kita tidak boleh menggunakan pikirian kita u/ hidup di dunia ini. ada yang kita gunakan u/ menuntun hidup kita.
    thus mau tidak lingkungan diajak u/ hal itu?
    mulai dari lingkungan terkecil lah…

    jika bisa menjadi seorang pejabat, tentu harus istiqomah terhadap sasaran, jangan lah ikut melenceng, memakai logika mumpung ada posisi. hancur lagi lah situasinya.

    mohon maaf jika ada kalimat yg salah.

  3. iman ti bandung

    Mengerikan…
    Cukuf jelas!

  4. rainknow_jahnwar

    hanya khilafah islamiyahlah solusi segala permasalahan ummat

  5. iman ti bandung

    Seorang hambaNya yang sejati akan senantiasa menstandardisasikan kehidupannya dengan yang Allah Mau,

    SUngguh, Kita hidup dalam Kehidupan yang abnormal.
    Hidup normal ketika Syariah `membelenggu` kita.

    ah nyaman rasanya…

  6. karjointhegank

    PERJUANGAN TANPA HENTI
    (Para pejuang Syariah+Khilafah)

    Ritangan, Deru, debu
    hamparan Kesulitan dan penghalang
    Senantiasa mengiringi langkahmu
    Ku tahu itu kewajiban
    Ku tahu itu keharusan
    menghadapi semua keraguandan keputus asaan

    Ingatlah!!
    Wahai ngkau pejuang tanpa henti
    Hidup ini tak lebih dari sebuah perjalanan
    Perjalanan menuju kepada-Nya

    Engkauukah orang-orang
    yangakan melanjutkan kehidupan islam
    Di muka bumi ini

    Akupun tahu wahai Pejuang tanpa henti
    Gerak kita senantiasa diawasioleh singa-singaBuas
    Yang Selalu siap Menerkam dan menerjang Kita
    Disaat kita lengah
    Di saat kita guncang

    Wahai pejuang tanpa henti
    perjuangan kita belum berakhir
    Perjuangan kita tidak akan berakhir
    Selama islam Belum mencapai kejayaan
    Di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah
    Allahu Akbar

    Bantai KAPITALISME
    HAJAR Pemerintah yg tidak PRO RAKYAT
    TURUNkan SBY-JK

  7. mentari 2008

    Islam is the solution!

  8. Tunggu… jangan main turunkan SBY-JK dulu dong… apakah kalau dua mafia itu turun maka akan ada lagi yang naik ?

    Jadi protes turun adalah tidak relevan, tapi ajak mereka untuk memperjuangkan syariah dan khilafah, kalau tidak… akan kita gantung jika syariat tegak.

    Allahuakbar….!!!

  9. spirit from the women

    YA ALLAH, MENGAPA ADA ORANG YANG TDK MEMPUNYAI HATI NURANI SEPERTI PEMERINTAH SKRG????????

    INILAH TANDA2 AKAN TEGAKNYA DAULAH KHILAFAH ISLAMIYAH. AMIN..

  10. Wahai Pejuang Syariah dan Khilafah
    Yakinlah
    Sistem Kapitalisme diambang Kehancurannya
    dan
    Sistem Islam diambang Kebangkitannya
    Teruslah berjuang
    Allahu Akbar…

  11. slamet wahyudi

    Ada 126.009 daftar pemilih yang tidak mencoblos (golput ?) pada acara pilkada gubernur kaltim kali ini (sumber: kaltim post 28 Mei 2008 hal.29). Semoga ini pertanda kesadaran/kerinduan warga akan perlunya segera diterapkan syariat islam. Allahu Akbar.

  12. ideologi komunis sdh tinggal cerita
    kapitalisme sedang menuju jurang kehancuranya
    & sdh terbukti kebobrokannya
    kemana lagi kita beralih??????????
    hanya ideologi Islam yg haq & sempurna
    Islam the one n only

  13. iman ti bandung

    Setuju Sobat Budiono sp…

  14. zulfikar al papui

    bukan digantung, dipenggal aja itu pemerintah pengkhianat umat, tanda2 Khilafah sgra tegak udah kecium, amin ya Rabbal ‘alamin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*