Komentar Politik : Indonesia Keluar dari OPEC

Indonesia akan keluar dari organisasi minyak OPEC (TvOne, 29/5/08)
KOM: 90% BBM dikuasai asing. Harga BBM dinaikkan. Kepala Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Migas Tubagus H: “segera setelah smart card, september tahun ini juga perbedaan harga akan diberlakukan sampai capai harga keekonomian” (Rep 29/5/08). Pertemuan pemernatah dengan Ahmadinejad dan  Chavez (Venezuela) tentang impor minyak dengan  ‘harga khusus’ diurungkan oleh Dino Patti Jalal beberapa waktu lalu. Sekarang, akan keluar dari OPEC. Jelas, asing diberi tempat penuh oleh kaki tangan mereka.

 

11 comments

  1. deep thinkin

    Segala ssuatu harus dipilih jalan tengahnya. agama melarang dalam melakukan sesuatu dengan ‘terlalu’. Tetap bekerja sama selama tidak melanggar hukum2 Alloh demi hubungan bertetangga,bernegara.

  2. Pemerintah tidak pernah memikirkan rakyatnya, yang penting mereka tetap berkuasa.inilah ciri khas sistem pemerintahan kapitalis yang di terapkan di negeri ini.

  3. juragan minyak

    Waduh2,kalian sudah kuamanahi buat ngelola ladang minyakku, koq disalahgunakan sih ?. Wis, aku gak percaya lagi ama kalian & sistem kapitalis kalian yg licik ! Aku cuma mau percaya ama syariah Islam.. Titik !

  4. Waduh2,penguasa, kalian sudah kuamanahi buat ngelola ladang minyakku, koq disalahgunakan sih ?. Wis, aku gak percaya lagi ama kalian & sistem kapitalis kalian yg licik ! Aku cuma mau percaya ama syariah Islam… Titik !

  5. iman ti bandung

    Beritanya…
    Beda Kepentingan, RI Keluar dari OPEC

    JAKARTA, (PR).-
    Indonesia menegaskan keluar dari keanggotaan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mulai tahun 2008. Bahkan, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro telah menandatangani surat pengajuan keluar dari OPEC.

    “Pak Purnomo (Menteri ESDM) sudah ngomong bahwa tahun ini kita sudah menyatakan keluar. Dan kalau kita sudah mulai ekspor lagi lebih banyak, kita bisa masuk lagi,” kata Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jakarta, Kamis (29/5).

    Wapres menargetkan, dalam 5 tahun ke depan, Indonesia bisa kembali menjadi net eksportir minyak lagi. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi Indonesia untuk menjadi eksportir minyak, yakni produksi minyak ditingkatkan, laju konsumsi dijaga, serta melakukan penghematan.

    Purnomo mengakui, keluarnya Indonesia dari OPEC, salah satunya dipengaruhi perbedaan kepentingan dengan anggota lainnya.

    Negara anggota OPEC pada umumnya sangat menikmati kenaikan harga minyak mentah dunia, sehingga mereka lebih cenderung menjaga produksi agar harga minyak tidak turun.

    Menurut mereka, tidak ada alasan bagi mereka untuk menaikkan produksi, karena naiknya harga minyak bukan karena produksi yang kurang. Namun, harga minyak makin menggila karena dipengaruhi pelemahan dolar dan isu-isu politik.

    Wapres mengatakan, OPEC adalah organisasi negara-negara pengekspor minyak. Sementara Indonesia saat ini justru merupakan negara importir minyak. “Karena itu, kita mau mendudukkan persoalan dengan benar. OPEC itu organisasi negara-negara pengekspor minyak, padahal kita net importir,” ujarnya.

    Rencana keluarnya Indonesia dari OPEC sudah disinggung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 6 Mei lalu. Presiden memaparkan, produksi minyak mentah Indonesia hingga saat ini berada di bawah satu juta barel per hari, akibat sumur-sumurnya sudah usang dan tua. Untuk itu, Presiden berharap semua pihak bisa meningkatkan produksi minyak ke depan dengan mencari sumber-sumber baru tanpa merusak lingkungan. Harapannya, dalam dua sampai tiga tahun ke depan, Indonesia dapat meningkatkan kembali produksi minyak mentahnya.

    “Dalam sidang kabinet terakhir, kita memikirkan apakah kita tetap berada di OPEC atau keluar, sambil kita meningkatkan produksi dalam negeri. Karena Indonesia saat ini tidak lagi menjadi negara pengekspor minyak, tapi justru menjadi negara pengimpor minyak,” kata SBY.

    OPEC Funds

    Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pemerintah akan menghitung dana di OPEC Funds yang ditanam sejak menjadi anggota OPEC. Menurut Purnomo, Indonesia selalu membayar iuran. Pada 2008, iuran yang dibayarkan mencapai 2 juta euro.

    “Kita minta gubernur OPEC mempelajari aturan-aturannya, karena kita punya dana di OPEC Funds, apakah itu bisa diambil atau tidak. Jadi, nggak hanya main keluar saja. Jangan-jangan, kalau keluar begitu saja nggak bisa ambil uangnya,” kata Purnomo.

    Seperti diketahui, Indonesia mulai bergabung dengan OPEC tahun 1962. Saat itu, produksi minyak mentah Indonesia mencapai 1,6 juta barel per hari dan konsumsi kurang dari 1 juta barel. Sejak tahun 2003 Indonesia menjadi pengimpor minyak, karena menurunnya produksi minyak nasional, serta meningkatnya konsumsi minyak di dalam negeri.

    Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengatakan, keputusan pemerintah keluar dari OPEC, berpotensi menghapus beban iuran sebesar 2 juta euro/tahun. Pemerintah akan segera melakukan perbaikan bagi peningkatan produksi minyak. Tujuannya, agar Indonesia mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, sebelum akhirnya bisa melakukan ekspor kembali.

    Di Gedung Departemen Keuangan, Menkeu Sri Mulyani mengatakan, ada aspek moral dengan keluarnya Indonesia dari OPEC. Keluarnya Indonesia dari OPEC tidak akan memengaruhi setiap impor minyak yang dilakukan Indonesia.

    “Saya rasa, tujuannya lebih pada pesan moral kalau mau mengatakan begitu. Kalau dari sisi kuantitias, kemampuan OPEC itu sebenarnya quantity produce. Kemampuan produksi Indonesia lebih dari 1 juta barel/hari, jadi ya enggak ada pengaruhnya,” katanya.

    Diuntungkan

    Anggota Tim Percepatan Migas Kardaya Warnika menyatakan, selama ini Indonesia sudah ikut membayar iuran OPEC sekitar 2 juta euro/tahun. Tapi, ketika Indonesia sedang kesusahan, seperti saat gempa tsunami, Indonesia tidak bisa menggunakan OPEC Funds.

    “Gabung di OPEC pun kurang ada manfaatnya. Kalau sesama anggota ada persaudaraan, harusnya mereka menyumbang waktu kita susah. Seperti tsunami, saya ikut ke minta fund, tapi tidak dikasih,” katanya.

    Alasannya, lanjut Kardaya, OPEC Funds memang tidak diperuntukkan bagi anggota OPEC, namun untuk negara ketiga non-OPEC. “Jadi, mungkin lebih bagus kita keluar dari OPEC. Suatu hari kalau kita butuh fund, kita bisa minta,” katanya.

    Sementara bagi Pertamina, keluarnya Indonesia dari OPEC pun tidak akan berpengaruh banyak, termasuk dalam hal impor minyak.

    Dirut Pertamina Ari Soemarno menyatakan, kalaupun tidak bisa mendapat keuntungan “persaudaraan” dari OPEC, Indonesia bisa menggunakan OKI (Organisasi Konferensi Islam).

    Berita utama

    OPEC yang menguasai 40% produksi minyak mentah dunia, mengaku tak terlalu terpengaruh oleh keluarnya Indonesia. Menurut Imad Al Atiqi, anggota Supreme Petroleum Council Kuwait, keluarnya Indonesia dari OPEC nyaris tidak memberikan pengaruh kepada organisasi tersebut.

    “Produksi Indonesia sudah lama turun dan hampir tak mampu memenuhi kebutuhan sendiri. Jadi, keluarnya Indonesia dari OPEC adalah hasil yang normal dari terus turunnya produksi minyak,” katanya, seperti dilansir kantor berita Kuwait, Kuna, Kamis (29/5).

    Keluarnya Indonesia dari OPEC hari ini menghiasi hampir seluruh berita utama media asing. Kabar Indonesia resmi keluar dari OPEC memang akhirnya dilontarkan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dalam perbincangan eksklusifnya dengan perkumpulan jurnalis asing. (A-109/A-130/Dtc)***

    http://pikiran-rakyat.com/index.php?mib=beritadetail&id=24395

  6. Bisa jadi ini merupakan tindakkan politik untuk lebih menguatkan kesan bahwa pemerintah Indonesia memang tidak layak untuk memberi BBM murah kepada rakyatnya, karena mengimpor minyak dan bukan anggota OPEC lagi.

    Tapi benarkah negeri ini miskin minyak?

  7. shinta mardiah alhimjarry

    sebenarnya apa di balik indonesia keluar dari OPEC???

    we will see

  8. Sangat banyak orang2 di pemerintahan kita yg merupakan antek2 amerika, termasuk Dino patti jalal, pegkhianat bangsa sendiri.Makanya negara kita tdk pernah maju!

  9. Kenapa negara indo ini tidak bisa mengelolah SDA nya sendiri,kapan negara kita ini akan maju boz

  10. Produktivitas dan Pelayanan masyarakat harus ditingkatkan, maka peran Biro Pusat Statistik ( BPS ) sangat dibutuhkan secara maksimal.

  11. Keluarnya indonesia dari OPEC apakah memerlukan Kepres?
    Kalau bolehj aya minta data tentang kebijakan keluar dari OPEC tersebut. terimakasih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*