Seabad kebangkitan Indonesia diperingati oleh bangsa Indonesia, namun fakta di negeri zamrud khatulistiwa ini menyisakan pertanyaan besar akan kebangkitannya. Dalam diskusi publik yang diselenggarakan DPD HTI Jatim di Aula Az-Zaitun Asrama Haji Sukolilo Surabaya, hari Ahad (25/5) Dhimam Abror Djuraid (Pimred Harian Surya) mencontohkan dalam sektor informasi saat ini, ketika media diberikan kesempatan yang luas namun secara pemberitaan masih dikuasai pemilik modal, yang secara ideologis berbeda dengan umat Islam. Padahal, siapa yang menguasa informasi dialah yang menguasa dunia, tambah beliau.
KH. Abdussalam Syah,SH (Anggota DPRD Jatim) dalam paparannya meluruskan momentum awal sejarah kebangkitan Indonesia, yang seharusnya 3 tahun sebelumnya yaitu tahun 1905 yang dimotori KH. Agus Salim dan kawan-kawan (berdirinya Syarikat Islam/Syarikat Dagang Islam ,Red). Menguraikan peran partai politik dalam kebangkitan disampaikan bahwa saat ini partai politik kurang effektif dan kurang menyentuh dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat; disamping juga belum memberikan informasi kepada masyarakat, sehingga dampaknya memandang partai politik hanya mengacu kepada DPR
Selanjutnya di depan 550 peserta diskusi publik ini, KH. dr. Muhammad Usman,AFK (Humas DPD HTI Jatim) menyampaikan negeri ini belum bangkit. Menurunnya jumlah muslim di Indonesia, menjadi salah satu indikasi negeri umat islam terbesar ini belum bangkit. Menurut beliau kebangkitan yang benar hanyalah dengan didasarkan kepada Aqidah Islam yang menjadi asas ideologi Islam. Lebih jauh tentang kebangkitan
Diskusi yang dipandu Ust. Bilal Munawar Kholis makin hangat ketika sampai sesi tanya jawab. Ketika seorang ibu peserta diskusi menyampaikan tentang apa yang menjadi langkah riil para pembicara pasca diskusi menuju kebangkitan
(Lajnah I’lamiyah DPD HTI Jatim)