MUI Jabar Imbau Kaum Muslimin Jangan Terjebak

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar dan ormas-ormas Islam se-Jabar mengimbau agar kaum Muslimin menahan diri dan tidak terjebak dalam kerusuhan Monas. Ormas-ormas Islam juga mengingatkan agar umat Islam tidak masuk dalam skenario untuk mengadu domba sesama Muslimin.Imbauan itu dikemukakan Ketua Umum MUI Jabar K.H. Hafizh Utsman setelah pertemuan ormas-ormas Islam dengan Kakanwil Depag Jabar H. Muhaimin Luthfie di Jln. Jenderal Sudirman, Kota Bandung, Rabu (4/6).

Pertemuan juga dihadiri anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) K.H. Sofyan Yahya, Ketua Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah Jabar H. Dadang Kahmad, Ketua PW Persis Jabar H. Idad Sumarta, Ketua PW Syarikat Islam Jabar H. Syamsuri Siddik, Ketua Mathlaul Anwar H. Fadhil Syamsuddin, serta perwakilan NU Jabar dan Persatuan Umat Islam (PUI) Jabar.

Menurut Kiai Hafizh, kekerasan tidak diajarkan dalam Islam yang merupakan rahmat bagi sekalian alam (rahmatan lil-alamin). “Namun, Front Pembela Islam (FPI) juga bagian dari kaum Muslimin sehingga sesama Muslim jangan terjebak pada upaya mengadu domba yang dilakukan pihak-pihak tak bertanggung jawab,” katanya.

Kiai Hafizh mengatakan, Kanwil Depag Jabar mengisyaratkan akan segera dikeluarkannya surat keputusan bersama (SKB) Mendagri, Menag, dan Jaksa Agung berkaitan dengan Ahmadiyah. “Akar masalah kerusuhan Monas juga harus diselidiki. Ahmadiyah harus segera diputuskan statusnya. MUI Jabar meminta agar Ahmadiyah dijadikan organisasi tersendiri di luar Islam layaknya di Pakistan,” katanya.

H. Fadhil Syamsuddin menekankan pentingnya semua kalangan Islam untuk bersabar dan menahan diri agar tidak terjebak dalam kerusuhan di Monas, Jakarta. “Umat Islam di Jawa Barat harus bisa menahan diri agar tidak memperkeruh suasana,” ucapnya.

Sementara itu, tuntutan pembubaran FPI menggema di berbagai daerah di Jabar. Bahkan, mereka menilai kasus Monas merupakan upaya pengalihan isu penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Memaafkan

Pada kesempatan itu, Ketua Umum YLIP K.H. Adib Rofiuddin yang juga anggota Rois Syuriah PB NU, berpesan kepada warga NU agar tidak berbondong-bondong ke Jakarta. Sebab, masalah FPI sudah ditangani kepolisian. Selain itu, NU secara kelembagaan tidak akan campur tangan dalam masalah tersebut.

“NU tidak mau terjebak dalam konflik tersebut. Hanya, kepada warga nahdliyin yang tetap akan berangkat, saya hanya berpesan di Jakarta tetap tertib,” tutur Kiai Adib.

Sementara itu, salah seorang korban kekerasan FPI, K.H. Maman Imanulhaq Faqieh, pimpinan Pontren Al Mizan Jatiwangi, Majalengka, Selasa (3/6) malam mengaku tidak dendam dan memaafkan anggota FPI. Dia tetap membuka dialog bila ada anggota FPI yang mau berdiskusi soal kebangsaan dan keagamaan.

Tersangka

Pucuk pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang ditangkap beserta 58 anak buahnya di markas FPI Jln. Petamburan III Jakarta, Rabu (4/6), ditetapkan menjadi tersangka karena membantu dan menyembunyikan pelaku tindak pidana.

Sementara Ketua Front Laskar Islam Munarman yang berstatus tersangka, dinyatakan buron oleh pihak Polri dan diultimatum untuk menyerahkan diri dalam tempo 1×24 jam.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Irjen Pol. Abubakar Nataprawira menyatakan, Habib Rizieq beserta anak buahnya diperiksa penyidik di Polda Metro Jaya Jln. Gatot Subroto Jakarta. Berdasarkan keterangan yang bersangkutan, penyidik menetapkan Habib Rizieq sebagai tersangka dengan sangkaan melanggar 221 ayat (1) KUHP.

Dalam pasal tersebut disebutkan, seseorang diancam hukuman paling lama 9 bulan atau denda Rp 4.500,00 atas tindakan dengan sengaja menyembunyikan orang yang melakukan kejahatan atau memberi pertolongan kepada orang yang diduga melakukan kejahatan untuk menghindari penyidikan.

Ahmad Mihdan, salah seorang kuasa hukum Habib Rizieq dan anggota lain yang diperiksa, menyatakan pengacara yang tergabung dalam Advokasi Anti-Ahmadiyah siap membela Habib Rizieq dan tersangka lainnya. Dia menyesalkan polisi hanya bertindak sepihak, dengan menindak kubu FPI. Padahal insiden Monas dipicu oleh sekelompok orang yang tergabung dalam Aliansi Kebangsaan dan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB). “Mereka yang memprovokasi, harus ditindak. Mereka sengaja memancing kekisruhan,” katanya.

Dia menambahkan, bila Habib Rizieq ditahan, tim pengacara akan melakukan praperadilan. Penangkapan terhadap Habib Rizieq beserta 58 anak buahnya, melibatkan 800 personel gabungan dari brimob, reserse, tim kesehatan dan logistik dari Polres Metro Jakarta Barat dan Polda Metro Jaya. Abubakar beralasan, pengerahan pasukan dalam jumlah besar sebagai alternatif dari pendekatan persuasif terhadap Habib Rizieq dan para pendukungnya.

Upaya ini dianggap gagal, sehingga polisi mengerahkan pasukan lengkap dengan pasukan antihuru-hara. Pendekatan reserse ke markas FPI di Petamburan Jakarta, menunjukkan foto-foto pelaku agar mereka menyerahkan diri atau diserahkan. Ini tidak berhasil. Abubakar menegaskan, 20 orang bertanggung jawab dalam insiden kekerasan di Monas, Jakarta, Minggu (1/6).

“Awalnya, kita menetapkan lima tersangka. Kemudian Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Adang Firman menetapkan sepuluh tersangka. Setelah (polisi) melihat video (rekaman penyerangan), berkembang jumlah tersangka menjadi 20 orang,” kata Abubakar didampingi Adang Firman dan Wakil Kapolda Metro Jaya Brigjen Yasir Karwita.

Polisi mengklaim telah mengetahui identitas tersangka dan alamat masing-masing dari sekitar 200 pelaku penyerangan. Namun, polisi tidak bisa menciduk orang-orang yang diklaim sebagai tersangka, termasuk Munarman, setelah menunjukkan foto-foto tersangka kepada pihak FPI.

Dengan alasan tidak seorang pun tersangka menyerahkan diri, polisi mengambil paksa aktivis FPI di Jln. Petamburan III Jakarta, Rabu pukul 6.00 WIB. “Sebanyak 59 orang termasuk Habib Rizieq ditangkap di markas FPI Jln. Petamburan, Jakarta Barat. MerEka diproses dalam pemeriksaan, apa di antara 59 orang ada yang terlibat kasus pemukulan terhadap kelompok aliansi kebangsaan,” katanya.

Kapolri Jenderal Pol. Sutanto menyatakan, semakin cepat Munarman menyerahkan diri, itu akan semakin baik. “Dia kan pimpinan, harus bertanggung jawab,” katanya. (Pikiran Rakyat online : 5 Juni 2008)

17 comments

  1. Kepolisian harusnya bertindak adil & proposional. Harusnya dicek, knp FPI bereaksi spt itu kepada AKKBB. Jangan hanya melihat effek terakhirnya saja, tp jg harus dilihat effek pemicu dr kejadian insiden Monas. Kepada media elektronik & media cetak jg diharapkan pemberitaan yg proposional & adil, jgn hanya menayangkan adegan kekerasan yg dilakukan FPI tp tidak berusaha mencari data dan berita yg menyebabkan insiden terjadi. Selagi masyarakat ditengah ketidak tegasan pemerintah dalam menyikapi masalah Ahmadiyah, kepolisian, dam media harusnya bisa saling membantu dalam menjaga keadaan yg kondusif agar konflik yg disebabkan pemerintah tidak berkepanjangan dan akan merugikan semua pihak. Poinnya adalah ketidaktegasan pemerintah picu konflik terbuka. Dengan adanya pemberitaan yg yg proposional dan tidak berlebihan, diharapkan dapat membantu kestabilitas keadaan agar lebih tenang dan kondusif. Dan jg agar umat Islam pada umumnya tidak terpancing melakukan tindakan2 yg tidak diinginkan.

  2. Putri Gamalama

    Benar, Umat Islam jangan mudah diadu domba. Torang samua basudara…

    Hanya Khilafah yang bisa menyatukan dan melindungi umat Islam dari perpecahan

  3. ady al khair

    sudah saatnya Ummat Islam bersatu dalam Naungan Daulah Khilafah Rasyidah yang akan menerapkan Islam secara kaffah agar kejadian di monas tidak terulang lagi di kemudian hari. faktanya adalah insiden monas telah dijadikan momen untuk mengadu domba umat islam oleh segelintir orang yang menginginkan umat islam terpecah belah, karena itulah yang diharapkan oleh orang-orang yang selama ini memusuhi umat Islam.

  4. Sy setuju dengan Pak Mihdan, AKKBB juga layak ditangkap. Kan sudah jelas mulai dari ijin hingga sikap provokasi mereka dengan mengeluarkan kata-kata kotor dan sangat melecehkan aqidah…

    Media juga tidak adil dalam pemuatan berita. Setiap detik diisi dengan pihak AKKBB dan menyudutkan FPI.

    Inilah demokrasi, yang suaranya kenceng yang menang. Bukan lagi benar salah menurut timbangan Alquran dan Sunnah.

    Pemerintah juga harus tegas, mengambangkan berbagai persoalan, seperti pembuabaran ahmadiyah justru memicu konflik. Mengingatkan saja ” imam itu adalah penggembala, dan dia akan ditanya bagaimana ia mengurus gembalaannya” sudha siap Pak Presiden?

  5. Bubarkan dulu Ahmadiyah….
    Kan begitu kata pak Munarman

  6. hikmah dibalik kejadian ini…. mudah2an kaum muslimin semakin merapatkan barisan… berjuang untuk tegaknya kemuliaan hukum Allah…

  7. iman ti bandung

    Para
    Dikau
    Para
    Pejuang
    Bersabarlah…

    Allah Segera menurunkan pertolonganNya!
    Allahu Akbar…….

  8. Astaghfirullah,kaum muslimin benar2 sedang diadu domba. Orang2 kafir & antek2nya pasti sekarang sedang bertepuk tangan & tertawa girang atas ketegangan ini.Pemerintah dan Polisi harusnya bertindak lebih adil & tidak hanya menuruti tuntutan AKKBB yg notabene kepanjangan asing. Apakah untuk membuktikan pemerintah itu tegas harus dg menangkap para aktivis muslim & membiarkan provokator yg utama(AKKBB)?Pemerintah hanya berani sama rakyatnya sendiri & tidak punya nyali untuk melawan orang asing yg berkonspirasi melalui AKKBB yg jelas2 menerima dana dari TAF & Rand Corporation milik Yahudi laknatullah.Insiden Monas hanyalah pengalihan isu BBM yang sengaja disetting untuk menghentikan laju perjuangan kaum muslimin untuk menegakkan syariah dan khilafah.Pemerintah dg sistem demokrasinya yg mrpkn buah dr kapaitalisme sdh jelas2 gagal membawa negri ini pada kebangkitan.Sampai kapan pemerintah mau menghalangi penegakan syariah & khilafah pdhl Allah telah menjanjikan khilafah pasti berdiri?Bukankah usaha pemerintah itu pasti sia-sia?Laailaahaillallah,khilafatu wa’du Allah.takbiir…

  9. ALLAAHUMMA INNA NAS ALUKA AN TUALLIFA ‘ALAL KHOIR QULUUBANA WA AN TUSLIHA DZATA BAINANA WA TAHTADINA SUBULUSSALAM

  10. Wahai umat Islam Bersatulah..dengan ikatan aqidah Islam
    jangan mudah diadu domba.
    Wahai penguasa segera bubarkan Ahmadiyah atau umat yang akan membubarkanmu dengan izin Allah.

  11. Ya Allah sebenarnya ummat ini cerdas… terus yang nggak cerdas siapa?

  12. Setujuuuuuu…
    Umat Islam makin terpuruk aza, udah sengsara gara2 BBM naik,terus dipecah belah,..
    Apalagi media sekarang tertuju pada korban fisik akibat Tragedi tsb, dan ini membentuk opini negatif terhadap gerakan Islam apalagi yang katanya ‘Fundamentalis’
    Koq aneh ya???
    Logika apa sich yang dipake oleh pemerintah, orang-orang AKKBB, dan pendukungnya…
    Koq bisa y dengan gagahnya pemerintah menuntut untuk menindak orang yang melakukan kekerasan, sedangkan ketika Aqidah Islam dirusak mereka berdiam diri dan menutup mulut, padahal secara KTP mereka Islam juga.
    Astagfirullah…
    Come on…
    All the Moslem in the world esp Indonesia…
    Buka Mata, Buka Teliga, Buka Pikiran, Buka Hatimu
    Lihatlah mana yang Haq dan yang Batil!!!

  13. adek_azka rauf

    tegakkan syariah wal khilafah. Ni jalan terbaik! Allahu Akbar
    oye…jangan keget dengan arti fundamentalis! buka dulu KBBI. apa identik dengan kekerasan??? (ga bisa omong lebih jauh!)

  14. Setuju. Bari kita bersatu padu. Mari kita bertindak benar dan tepat. Benar dan tepat harus selalu menjadi pertimbangan dalam setiap keputusan yang kita ambil.

    http://jamil.niriah.com

  15. ikh1-diamond city

    Sepakat..

    Kita saudara kan?

    Ya,kita bersaudara.

    Kita bersaudara.

    Kita Saudara.

    Ya,kita bersaudara.
    __________________________________

    Bangkit itu…

    Aku..

    Untuk Islam tercinta.

  16. Ingat…Umat Islam saat ini memang sedang diadu domba. Pastilah dalang dibalik semua ini adalah asing yang jelas-jelas ingin membuat umat Islam terpecah belah. Karena mereka khawatir, bangunnya sang Raksasa (Daulah Khilafah) yang sedang terlelap ini akan memusnahkan hegemoni Barat saat ini.Tegakkan Daulah Khilafah Rasyidah!!!!!!!!!

  17. siapa di belakang AHMADIYAH kok begitu kuat Yaaaaaaa ?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*