M. Ismail Yusanto:Tokoh-Tokoh Islam Harus Bersatu Padu

images.jpgHTI-Press.Jakarta. Ustadz Ismail Yusanto, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia menengarai ada pihak-pihak tertentu yang berusaha memecah belah umat dengan mengalihkan isu Insiden Monas itu menjadi isu pembubaran FPI. Menurutnya, ini adalah bukti kesekian kali dari kelompok sekuler untuk melakukan politik belah bambu, devide et impera. Ada yang ditekan dan ada yang diangkat-angkat. Ini juga khas dari politik neoimperialisme dan neokolonialisme. Mereka memanfaatkan Insiden Monas ini untuk memecah belah umat. “Nah umat Islam, ormas Islam dan tokoh-tokohnya harus bersatu padu, dan tidak boleh bercerai berai,” ujar Ustadz Ismail. Berikut petikan wancaranya dengan Abu Ziad di Jakarta beberapa waktu lalu.

Komentar Anda terhadap Insiden Monas?

Yang pertama, tentu kita sangat prihatin atas terjadinya Insiden Monas. Semestinya insiden semacam itu tidak perlu terjadi bila saja pemerintah bersikap tegas terhadap Ahmadiyah jauh-jauh hari. Karena sesungguhnya menurut saya perangkat yang diperlukan pemerintah untuk segera membubarkan Ahmadiyah itu lebih dari cukup.

Sudah ada dialog dalam 12 putaran, kemudian sudah ada komitmen 12 poin dari Ahmadiyah sendiri. Sudah ada 3 bulan kesempatan untuk membuktikan komitmen 12 poin itu, sekaligus selama tiga bulan juga dilakukan pemantauan oleh petugas dari pemerintah, yakni Bakorpakem. Dari hasil pemantauan itu Bakorpakem sudah mengambil kesimpulan bahwa Ahmdiyah itu memang menyimpang dari Islam. Karenanya sekali lagi saya melihat perangkat untuk mengambil keputusan itu lebih dari cukup. Semestinya setelah Bakorpakem menyatakan bahwa Ahmadiyah itu menyimpang, maka segera dikeluarkan apa yang mereka sebut sendiri dalam keputusan itu, SKB tiga menteri. Tapi yang terjadi kan ini ditunda-tunda. Pemerintah bilang minggu depan, ternyata minggu depan tidak. Terus minggu depannya lagi, ternyata juga tidak, sampai sekarang ini. Berarti sudah lebih dari satu satu bulan berlalu sejak pemerintah berjanji akan segera mengeluarkan SKB.

Artinya insiden itu akarnya adalah kelambanan dari pemerintah menuntaskan kasus Ahmadiyah?

Ya, kelambanan pemerintah itulah yang menimbulkan ketidakpastian di tengah-tengah masyarakat. Nah situasi ketidakpastian itu dengan mudah memancing ketegangan. Apalagi pemerintah berulang kali minta supaya berbagai pihak tidak melakukan tindakan sendiri-sendiri. Harus menahan diri segala macam. Nah ketegangan itu saya kira memuncak pada peristiwa Monas kemarin.

Insiden itu juga tak perlu terjadi andai tidak ada provokasi dari kelompok pro Ahmadiyah yang mengatasnamakan diri Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB). Provokasi itu sudah dimulai sejak pemasangan iklan besar-besaran di berbagai media massa, yang dari narasi atau redaksi publikasi itu sendiri sudah memancing reaksi dari kelompok lain karena di dalamnya ada tuduhan bahwa ada kelompok-kelompok yang akan mengganti Pancasila dan segala macam. Provokasi semakin bertambah ketika dalam aksinya mereka nyata-nyata mengatakan Komando Laskar Islam sebagai laskar setan, laskar kafir. Ditambah lagi dengan letusan senjata api dari tengah-tengah massa AKKBB.

Pasca insiden itu mulai muncul konflik horizontal terutama antara pendukung Gusdur dengan FPI, apa Anda melihat ada upaya pemecah belahan dari komparador asing?

Ya itu tampak sekali. Bahwa akibat insiden itu ada sejumlah korban, dan dari korban itu ada tokoh dari pesantren NU, memang kenyataannya seperti itu. Memang begitulah akibat dari sebuah insiden. Wajar. Nah yang tidak wajar adalah ketika peristiwa itu lantas dieksploitasi sebegitu rupa pada arah yang jelas sekali diliputi oleh sebuah maksud yang saya katakana sangat jahat. Pertama, insiden ini dibawa kepada isu penistaan, penghinaan atau penyiksaan tokoh NU, karenanya kemudian muncul reaksi dari keluarga besar NU. Dan ini terus menerus diblow up oleh media massa, dan memang ada sejumlah media massa cetak dan elektronik yang tampak sekali mengeksploitasi hal itu untuk menimbulkan amarah bagi keluarga besar NU. Tampaknya itu berhasil. Hingga kemudian muncul amarah yuang luar biasa, karena ungkapan-ungkapan dan komentar dari sejumlah tokoh yang memang sangat provokatif. Padahal kan kejadian sesungguhnya tidak seperti itu. Ini bukan penistaan terhadap tokoh NU. Ini sebuah insiden, maka siapa pun juga bisa terkena.

Saya katakan ini provokasi jahat, mengapa? Karena KH Hasyim Muzadi sendiri sudah menolak mengaitkan NU dengan Insiden Monas. Insiden Monas tidak ada hubungannya dengan NU. Dia juga sudah mewanti-wanti agar jangan sampai warga NU itu terprovokasi. Dia juga mengingatkan orang supaya tidak memprovokasi keluarga besar NU untuk bereaksi secara berlebihan. Bahwa ada sejumlah warga NU marah menunjukkan ada orang yang memang memanfaatkan insiden ini, lalu mengaitkannya dengan NU supaya menimbulkan gelombang kemarahan yang luar biasa dari warga NU. Jadi kalau dikatakan pecah belah, iya, jelas.

Termasuk isu pembubaran FPI?

Ya, ada upaya sistematis untuk menggeser isu dari sekadar insiden menjadi isu pembubaran FPI. Bahwa insiden itu dilakukan oleh teman-teman laskar FPI itu adalah fakta. Tetapi fakta kekerasan itu tidaklah bisa serta merta dijadikan dasar untuk mempersoalkan eksistensi sebuah lembaga atau sebuah institusi. Mengapa? Karena kalau begitu cara berfikirnya maka berbahaya sekali. Polisi kemarin baru saja melakukan kekerasan di Kampus UNAS, apakah kemudian polisi harus dibubarkan? Kemudian juga ada banyak aksi kekerasan menyusul Pilkada. Di Tuban, karena calonnya kalah dalam Pilkada, massa PDIP menghancurkan pendopo kabupaten, membakar rumah bupati terpilih. Apakah kemudian bisa diterima kalau PDIP dibubarkan? Dan massa PDIP melakukan tindakan anarkis bukan hanya sekali. Ketika Megawati kalah dalam pemilihan presiden di MPR melawan Gusdur, juga terjadi anarkisme di Solo. Rumah Pak Amien dibakar. Jadi kalau kita melihat skala kekerasannya, yang mereka lakukan jauh lebih besar daripada yang dilakukan FPI. Yang dilakukan FPI, yang luka-luka paling kira dua puluh, tiga puluh, atau ada yang bilang 70. Oke lah itu soal angka. Tapi kan tidak sampai ekskalasinya sebagaimana anarkisme yang terjadi di Tuban. Bila karena Insiden Monas FPI dibubarkan, mestinya PDIP juga harus dibubarkan. Tapi ini terus dihembuskan dengan sangat intensif. Saya juga melihat ada provokasi-provokasi yang terus menerus dengan memanfaakan massa NU tadi itu.

Apa tujuannya ideologis?

Sudah jelas nampak bahwa ini tujuannya ideologis. Battle ground (medan pertarungan) sesungguhnya bersifat ideologis. Insiden Monas sesungguhnya adalah percikan dari benturan antara arus liberalisme dan Islamisme. Isu Ahmadiyah hanyalah case (kasus) yang mendorong kelompok liberalisme untuk bergerak memberikan reaksi, sebagaimana yang mereka lakukan dalam kasus RUU APP. Dalam pandangan mereka, bila Ahmadiyah berhasil dibubarkan, ini bakal menjadi preseden buruk, yakni menangnya arus Islamisme terhadap liberalisme. Oleh karena itu mereka menggunakan berbagai cara untuk menghentikannya. Apel Akbar AKKBB hanyalah satu caranya. Dengan mengambil momentum peringatan Kelahiran Pancasila 1 Juni, mereka ingin mengasosiasikan bahwa ada ancaman terhadap Pancasila dan keutuhan Indonesia. Pencantuman sejumlah nama beken dalam iklan separoh halaman di sejumlah media cetak hanyalah cara untuk menunjukkan seolah gagasan mereka didukung oleh figur-figur tersebut.

Mereka lantas mencoba untuk membenturkan antara kelompok-kelompok yang mereka tidak sukai, yaitu kelompok yang sangat kokoh dalam mengeluarkan aspirasi Islam termasuk pembubaran Ahmadiyah, itu dengan jargon-jargon yang sangat populer di masa Orde Baru seperti anti Pancasila, anti NKRI segala macam. Padahal apa yang dilakukan oleh kelompok-kelompok Islam itu adalah bagian dari amar ma’ruf nahi munkar. Itu adalah perintah Allah SWT. Bukankah ini sesuai dengan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa? Termasuk juga ketika kita menolak BBM, sesungguhnya ini merupakan penolakan terhadap ketidakadilan, dan ini sesuai dengan falsafah dari sila-sila Pancasila itu.

Membenturkan dengan Pancasila adalah upaya untuk menstigmasi kelompok-kelompok Islam agar posisi tersudut. Dengan isu anti Pancasila mereka berharap supaya mendapat dukungan seolah-olah betul bahwa kelompok-kelompok ini membahayakan Pancasila, membahayakan negara. Padahal patut dipertanyakan siapa sebenarnya yang selama ini berkolaborasi dan menjadi kaki tangan agen asing?

Apa Anda menduga ini disengaja untuk mengalihkan isu seperti kenaikan BBM dan pembubaran Ahmadiyah?

Oh itu jelas. Jelas sekali. Faktanya memang lantas sekarang ini isu kenaikan BBM tenggelam Tapi saya kira rakyat tidak terlalu bodoh. Bahwa selepas ini saya kira isu itu akan mencuat lagi. Dan tuntutan pembubaran Ahmadiyah mungkin akan lebih keras lagi disuarakan. Tidak kurang Ketua DPR Agung Laksono sendiri menilai bahwa akar masalahnya adalah kelambanan pemerintah dalam soal Ahmadiyah. Saya yakin soal BBM itu kan tidak bisa dihilangkan sekadar ditutupi dengan isu Insiden Monas karena kenaikan BBM sangat dirasakan memberatkan masyarakat. Saya kira nanti akan mencuat lagi.

Lalu apa yang mesti dilakukan tokoh Islam meredam itu?

Iya, perlu dipahami bahwa ini adalah bukti kesekian dari kelompok sekuler dalam melakukan politik belah bambu, devide et impera. Ada yang ditekan dan ada yang diangkat-angkat. Ini khas dari politik neoimperialisme dan neokolonialisme. Dalam rangka menguasai negara ini memang harus ada yang ditekan dan ada yang harus diangkat. Nah mereka memanfaatkan insiden Monas ini untuk memecah belah umat. Oleh karena itu maka penting sekali tokoh-tokoh Islam tidak menambah keruhnya suasana dengan memberi komentar-komentar yang menyudutkan FPI atau siapa pun dalam kasus Monas.

Bahwa kekerasan itu tidak bisa diterima itu sudah sangat jelas, dan Habib Rizieq pun tegas mengatakan kalau salah maka mereka siap bertanggung jawab. Dan sekarang sejumlah anggota FPI kan sudah ditahan oleh polisi. Jadi persoalannya sederhana. Bisa diselesaikan. Yang jadi soal kan rangkaian selanjutnya. Kalau ini tidak disikapi secara bijak oleh tokoh-tokoh umat maka itu akan memicu terjadinya disintegrasi sosial, khususnya antara keluarga besar NU dengan FPI dan kelompok yang bersimpati dengan perjuangan FPI.

Kini penting untuk kita menyatukan langkah, bahwa di hadapan kita memang kekuatan yang mendukung liberalisme, baik liberalisme di bidang agama, politik, ekonomi, politik, sosial dan budaya sudah sedemikian nyata. Umat Islam, ormas Islam dan tokoh-tokohnya harus bersatu padu, dan tidak boleh bercerai berai. Ini adalah momentum yang sangat berharga untuk kita menyatukan langkah. Kondisi ini memberikan kita berkah terselubung. Memang ada nada kesedihan, kegetiran, tapi sesungguhnya ini menyikap tabir, bahwa siapa sesungguhnya orang-orang yang selama ini memendam kebencian terhadap Islam. Tokoh-tokohnya pun mulai terkuak. Karena itu, saya pikir harus ada langkah-langkah yang terpadu dari tokoh-tokoh Islam untuk menghadapi ini semua dan yang paling penting adalah bagaimana syariah dan khilafah bisa tegak karena semua kemelut ini berpangkal dari sistem sekuler dan kepemimpinan yang tidak berpihak pada Islam.

Tampaknya ada upaya menyeret HTI dalam kasus ini?

Kita memang sudah menenggarai ada upaya dari mereka untuk melanjutkan isu ini bukan hanya sampai pada FPI tapi kepada kelompok lain yang akan dijadikan sasaran tembak, bahkan kalau bisa sampai dibubarkan. Misalnya Goenawan Muhamad sudah mulai angkat bicara. Di tvone, ia mengatakan selain FPI, sebenarnya Hizbut Tahrir juga sebenarnya tidak layak hidup di Indonesia, sebab di Timur Tengah saja juga dilarang. Ada masalah apa, tiba-tiba Goenawan Muhamad ngomong seperti itu? Lalu tanpa dasar Asvinawati Direktur LBH Jakarta mengatakan bahwa ini dilakukan oleh massa HTI.

Saya perlu tegaskan di sini Hizbut Tahrir Indonesia tidak terlibat dalam insiden itu. HTI pada waktu yang sama saat itu sedang melaksanakan demo besar tolak kenaikan BBM. Insiden Monas itu melibatkan laskar dari Komando Laskar Islam, yang terdiri dari Laskar Pembela Islam, Gerakan Reformis Islam (Garis), Gerakan Anti Pemurtadan (GAP), Missi Islam, Hizbullah dan Laskar Majelis Mujahidin. Jadi Hizbut Tahrir tidak ikut dalam lascar itu, karena memang HTI tidak punya laskar. Tapi ada saja orang-orang yang penuh kebencian di dalam hatinya untuk coba menarik-narik HTI. Tujuannya jelas, HTI jadi sasaran tembak.

17 comments

  1. kalo spt ini…
    anak kecil pun tahu pas jaman sejarah dulu,, cara2 adu domba sudah sering sekali dipraktekkan,,, tpi yang heran,koq org2 indonesia yg ktanya dah merdeka belum sadar juga,,,
    Memang indonesia bener2 butuh KEBANGKITAN, dengn pa lagi kalo bukan ISLAM

  2. Ada banyak jalan menuju Roma. Mungkin istilah ini yang mendorong mereka untuk mempertahankan sistem kufurnya. Setelah gerah dengan Isu kenaikan BBM, Ahmadiyah, Namru2, de..el..el, mereka berusaha untuk mengalihkan isu tersebut agar terhindar dari sorotan media massa yang selalu mengincar berita-berita yang akan menaikan ratingnya, sehingga mereka semakin terpojok di mata masyarakat, dan akhirnya ketika Pemilu 2009 nanti mereka akan sepi dari simpati masyatakat. FPI yang selalu melakukan aksi ‘kekerasan'(dimata kaum sekularis, nasionalis, liberalis, en konco-koncone yang phobia terhadap Islam) berusaha untuk dimanfaatkan dalam kasus ini (memang begitulah, kaum pembuat dan pengguna sistem kufur. Setelah sistemnya tidak menguntungkan mereka, mereka berusaha untuk mempertahankan agar keuntungan tersebut selalu berada pada tangannya). Tetapi bagi mereka tidak hanya FPI saja yang selalu mengahalang-halangi kedaulatan kufur mereka, ormas-ormas ataupun partai poliitik non-kooperatif seperti HTI,MMI,FUI, dan golongan yang serius dijalan Allah lainnya dianggap sebagi suatu pengahalang besar bagi kelangsungan sistem Demokrasi kufurnya. Bahkan Kepala litbang liputan 6 dengan lantang mengatakan bahwa aksi-aksi yang dilakukan golongan-golongan seperti HTI, FPI, FUI, atau MMI yang dirahmati Allah. dianggap sebagi penyebab tanda matinya Demokrasi (semoga. amien. ALLAHU AKBAR).
    Siapa tahu begitu, setelah berhasil menjerat FPI, lambat laun mereka juga akan merambat kepada yang lainnya. Jadi Hati-hatilah HTI CS. Terus perjuangkan kalimat Illahi. ALLAHU AKBAR…ALLAHU AKBAR…ALLAHU AKBAR. Tiada Kemuliaan Tanpa Islam. Tak Sempurna Islam Tanpa Syari’ah. Takkan Tegak Syari’ah Tanpa Daulah. Tegakan yang hak dan perangi yang batil. Bersemangatlah, ingatlah dengan janji Allah.

  3. Maaf tulisannya jelek, tapi yang penting tidak menghilangkan semangat saya untuk menjadi bagian yang memperjuangkan syari’at dan tegaknya khilafah. Ayo terus propagandakan Islam.

  4. Sepertinya yang akan katakan ini tidak layak untuk saya ungkapkan. Tapi apa mau dikata, hati ini terus mendesaknya. Kita tahu bahwa Yahudi adalah bangsa yang terusir sampai kiamat nanti. Berbagai pengusiran terhadap mereka sudah dilakukan oleh banyak bangsa. Walaupun begitu mereka selalu merasa bahwa bangsa Yahudi itu satu, sehingga dengan cara apapun mereka berusaha untuk menyatukan Yahudi berdasarkan Kitab yang mereka anut dan ini bertahan sampai hari ini, walau itu harus mengorbankan bangsa lain (semoga laknat Allah selalu menyertainya. Amien). Melihat hal demikian, saya berfikir bahwa Islam itu rahmatan lil’alamin dan rasul saw menegaskan bahwa umat Muslim itu ibarat sebuah tubuh, dimana bila yang satu merasa sakit, maka yang lainnya ikut merasakan. Tapi kenyataannya berlainan, orang berhaji berpaspor hijau saja harus dipermasalahkan. Sebenarnya apa yang terjadi dengan umat ini, apakah mereka pantas mengadaikan ikatan akidah dengan ikatan kufur nasiionalis, dan masih banyak lagi kasus yang menimpa umat Islam setelah kekhalifahan diruntuhkan oleh Kemal laknatullah. Ayo orang – orang yang mengerti dengan agama, sadarlah tidak malukah kalian dengan orang Yahudi laknatullah. mereka yang bukan Islam saja mau bersatu,masa kita tidak mau bersatu. Sebernya kitab Al-Qur’an apa sih yang kalian baca. Sadarlah. Bersatulah untuk kehidupan yang lebih baik. Dan ingat, walaupun kita tidak berjuang untuk menegakan syari’at Islam dan tegaknya daulah Khilafah. Ini akan terjdi, tidak maukah kita menjadi bagiian yang memperjuangkannya, dan menyambut jamuan Allah di Surga nanti.

  5. JELASSS, siapa lawan siapa kawan, siapa yang membela Islam dan siapa yang menghancurkan Islam, siapa saja antek barat kelihatan buangettt.

  6. اَللَّهُمَّ مَلِكَ الْمُلْكِ تُعْطِيْ الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ، وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ، وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ، بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ دَوْلَةَ الْخِلاَفَةَ الرَّاشِدَةَ عَلَى مِنْهَاجِ نَبِيِّكَ، تُعِزُّ بِهَا دِيْنَكَ وَتُذِلُّ بِهَا الْكُفْرَ وَطُغْيَانَهُ. اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا وَانْصُرْ إِخْوَانَنَا وَانْصُرْ مَنْ يُنْصُرُنَا وَاجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ مِنَ الْعَامِلِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ ِلإِقَامَةِ شَرِيْعَتِكَ وَالْخِلاَفَةِ الرَّاشِدَةِ عَلَى مِنْهَاجِ نَبِيِّكَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ.
    Ya Allah, Maha Raja diraja, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, Engkau ambil kekuasaan dari siapapun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapasaja yang Engkau kehendaki, dan Engkau hinadinakan siapa saja yang Engkau kehendaki. Di dalam genggaman-Mu lah seluruh kebaikan. Karena Engkaulah Dzat yang Maha Kuasa atas segalanya. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu negara Khilafah Rasyidah yang mengikuti sunnah Nabi-Mu. Dengannya Engkau muliakan agama-Mu, dan Engkau hinakan kekufuran dan seluruh anteknya. Ya Allah, tolonglah kami; tolonglah saudara-saudara kami; tolonglah siapasaja yang menolong kami. Jadikanlah kami dan mereka sebagai para pejuang yang ikhlas untuk menegakkan syariah-Mu, dan Khilafah Rasyidah yang mengikuti sunnah Nabi-Mu. Dengan rahmat-Mu, duhai Dzat yang Maha Pengasih, duhai Sebaik-baik Penolong.

  7. wahai…..saudaraku…yg dirahmati Allah Swt.
    jgnlah mudah terprovokasi dg hal2 yg bisa menghancurkan kaum muslim. lihatlah fakta dg detail… sesungguhnya ketika kita sdh termakan opini orang yg tidak suka dg Islam,mk mereka pun tertawa melihat aksinya berhasil dilakukan… so hindarilah isu2 yg bisa merusak Islam…

    mari bersatu ,rapatkan barisan berjuang untuk agamaNya… dg ikut mengibarkan Liwa’ dan Roya. Allahuakbar3x
    ingat janji Allah untuk kaum muslim..pastikan terjadi!!!!

  8. Tepat sekali apa yang dinyatakan oleh Al-‘Allamah Syaikhuna Taqiyuddin An-Nabhani, bahwa isti’maar (penjajahan-imperialisme) ialah metode untuk menyebarkan Ideologi Kapitalisme… ;
    Salah satu strateginya : farriq tasud/devide et impera/pecah belah – kuasai !!!
    Saatnya !!! Bumikan Islam !!! Kebumikan Kapitalisme – Sekularisme & turunan-turunannya yang faktanya :
    menimbulkan : fasad (QS. Ar-Ruum : 41), ma’iisyatan dhank (QS. Thaahaa : 124), -.
    Umat Islam saatnya bersatu, tegakkan Khilaafah – terapkan syari’ah (kaaffah) !!! Haram : ‘ashabiyah hizbiyah, kesampingkan Islam !!!
    “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang rapi (teratur) seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”. (Surah Ash-Shaf : 4)

  9. Abu Izzuddin

    Hidayat Nurwahid Curigai Agenda Asing di Balik Kasus Kekerasan

    Surabaya – Maraknya aksi kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini memunculkan keprihatinan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nurwahid. Hidayat juga curiga ada agenda asing di balik aksi kekerasan itu.

    “Apalagi bila ternyata di balik kekerasan ini ada agenda-agenda asing yang nyusup. Tiba-tiba ada dubes asing ikut-ikutan berkomentar. Saya kira ini sesuatu yang sangat-sangat perlu dicurigai ada apa dengan ini semua,” ungkap Hidayat di sela-sela Milad PKS ke-10 di elora Pancasila, Jalan Indragiri, Surabaya, Minggu (8/6/2008).

    Untuk itu, Hidayat meminta rakyat Indonesia jangan mudah terprovokasi sehingga memecah belah persatuan. “Kekerasan adalah sesuatu yang harus dihindari. Umat saya ingatkan jangan
    terprovokasi dengan beragam provokasi apapun untuk menghadirkan konflik antar umat,” kata Ketua MPR itu.

    Agama kata Hidayat bukan untuk menghadirkan provokasi, fitnah dan kekerasan. Agama ada tuturnya untuk menyebarkan kasih sayang, menyebarkan kerahmatan dan menghadirkan solusi.

    Pria asal Klaten, Jawa Tengah, ini berharap demokrasi yang tumbuh di Indonesia saat ini akan menumbuhkan perilaku anarkis. Demokrasi berbeda dengan democrazy. Dan pemerintah harap Hidayat harus bisa menegakkan hukum.

    “Jangan pemerintah membiarkan anarki di tengah rakyat. Siapapun yang bersalah harus dihukum. Dan siapapun tidak terlibat di dalamnya tidak boleh di-sweeping sekalipun nama sama ataupun organisasi sama ,” tandasnya.

    Ketua MPR RI ini mengatakan agama dan HAM di Indonesia sudah jelas. Negara kita sudah mendukung hak asasi manusia dan kita mendukung kebebasan beragama. Tapi bukan berarti toleransi menurutnya kalau merusak ajaran orang lain.

    “Merusak agama oranglain dengan menambahkan nabi yang baru, menambahkan Tuhan yang lain. Itu semuanya bukan bagian menghormati ajaran agama tapi itu semua adalah kekerasan terhadap agama,” pungkasnya.

  10. Laskar Pemuda Islam

    Alhamdulillah kini para tokoh2 islam sudah mulai bersatu padu merapatkan barisan untuk satu tujuan yaitu diterapkannya Sistem Khilafah dalam kepemimpinan islam dan sistem syariah dalam perekonomian islam. Insya Allah Kebangkitan Islam yang dinantikan segera terwujud. ALLAHU AKBAR.

  11. Mahasuci Allah, Mahabenar Allah…
    Hanya Dialah yang mempertautkan hati hamba-Nya, aksi hamba-Nya, kalau sekiranya apa yang dilakukan pada insiden monas kemarin karena kekhilafan, ampunilah mereka yaa Rabb. Sesungguhnya yang mereka inginkan hanyalah kemenangan dan kemurnian ajaran-Mu di atas segala-galanya. Para penyembah thogut dan orang-orang munafik akan selalu membayang-bayangi aksi dengan tujuan amar ma’ruf yang mereka lakukan(lihatlah kamuflase AKKBB). Wahai saudaraku kaum Muslim,bersatulah membela Islam dalam suatu kerangka pemikiran Islam yang benar, perjuangkan syariah dan khilafah karena hanya dengannyalah kemuliaan dan kemurnian akidah dan ajaran Islam akan terlindungi dari kelancangan orang-orang munafik asing dengan kaki tangannya. kontak fisik jauhkan dari perjuangan. jangan mudah terprovokasi dengan orasi-orasi yang sengaja menyeret kelompok Islam untuk mematikan dakwah mereka. Jangan berjuang hanya sampai pada titik suatu insiden, tapi istiqomahlah, luruskanlah pandangan umat.Sesungguhnya Allah akan melindungi orang-orang yang berjalan di atas kebenaran.Allahu Akbar!!!

  12. iman ti bandung

    Satu
    dalam
    misi
    dan
    visi///

  13. Shinta Alhimjarry

    AS menggunakan “politik belah bambu=politik adu domba” saat pada kejadian insiden monas.
    kalau yang namanya politik belah bambu, seperti cara ketika orang akan membelah bambu=ada yang di injak dan ada yang di angkat. begitu juga sama, INsiden Monas, ada kelompok yang “di injak-injak=di citra burukan yaitu kelompok islam yang ingin menerapkan syariah, di identikan dengan kekerasan dan teroris”= FPI,MMI,KLI….. (kayanya kalau ke HT, AS rada susah”soalnya kalau bicara kekerasan=kaga pernah, tertutup untuk melakukan diskusi=kaga jg, justru membuka, mau pake bhs.inggris hayu,bhs.arab apalagi,bhs.turkey Dll).
    sedangkan kelompok yang diangkat-angkat=AKKBB.

    “ketakutan AS dalam menghadapi islam yang sudah mulai menggema dan sebentar lagi akan bangkit”
    “skenario-NYA AS untuk tahun 2020, menghadang NEW CAPHILATE”

    ALLAHU AKBAR,,,,,,

  14. Subhanallah, mudah-mudahan para pemimpin kita tetap istiqomah dan bersatu untuk tegaknya Dien Islam, Seperti apa yang telah dikatakan oleh Dr. Hidayat Nur Wahid selaku Ketua MPR.. Allahu Akbar.

  15. waah,musuh Islam pancene kakean omong kosong!!!. Luwih ala tinimbang preman pasar

  16. PT Republik Indonesia

    Setuju mas Sulung, permen di pasar mending rasanya manis, bisa ndiemin anak kalo lg nangis, lah omongan mereka (para komprador) asem, pahit udah gitu bau lg.
    Pada masanya nanti, semua kedoknya akan terbongkar, ALLAHUAKBAR!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*