Mayoritas umat Islam menginginkan agar Ahmadiyah dibubarkan, namun SKB yang dikeluarkan pemerintah belum menjawab keinginan itu.
Hidayatullah.com–Ismail Yusanto, Jubir Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), dalam talks show di TV One (9/6), menyatakan bahwa umat Islam akan terus melakukan tekanan terhadap pemerintah agar membubarkan Ahmadiyah.”Umat Islam akan terus melakukan tekanan kepada pemerintah, untuk membubarkan Ahmadiyah,” ujarnya. Tapi ia menyatakan bahwa upaya-upaya itu akan tetap berada dalam rel hukum. Dan berpendapat bahwa SKB itu merupakan sebuah proses.
Hal yang sama dinyatakan Sekjen PPP, Irgan Chairul Mahfiz, kepada detikcom, Senin (9/6).”SKB yang ditandatangani Jaksa Agung, Mendagri, dan Menag sesungguhnya bukan jawaban atas tuntutan akan pembubaran Ahmadiyah yang telah melakukan penistaan agama.”
Begitu pula Eggy Sudjana, yang tergabung dalam Tim Advokasi Anti-Ahmadiyah juga menilai bahwa SKB itu tidak menyetuh substansi masalah.”Ahmadiyah masih tetap (ada). Karena ajarannya bisa dilakukan dengan sembunyi-sembunyi.” Menurutnya, substansi masalahnya adalah penodaan agama. Jika tidak ada pembubaran, Eggy menyatakan bahwa kondisi seperti ini akan menjadi bom waktu. Ungkapnya di acara talk show, TV One (9/6).
Pernyataan senada juga disampaikan anggota Dewan Dakwah Forum Umat Islam (FUI) Mursalim. Saat di Mapolda Metro Jaya, Jl Jenderal Gatot Soebroto,
Bagaimanapun keputusan hukum sudah dikeluarkan. Umat Islam, kini tinggal mengawasi sepak terjang anggota Ahmadiyah sebagaimana ketentuan SKB ini. Sebagaimana pernyataan Ketua MUI, KH. Cholil Ridwan.
“Yang penting sekarang, pemerintah harus konsekuen bahwa aparat, dan pemerintah harus melakukan pengawasan sampai ke pelosok-pelosok. Ini juga sebetulnya jadi pekerjaan rumah buat kita. Memang kalau harus begini caranya, ya kita jalankan saja. Mungkin memang harus ada pelanggaran dulu oleh Ahmadiyah,” kata Cholil. [thoriq/berbagai sumber; Selasa, 10 Juni 2008/www.hidayatullah.com]
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuh…!
Jika hanya meributkan masalah AHMADIYAH, kita akan lupa dengan PEMLIHAN UMUM yang sebentar lagi kita songsong. Sebaiknya kita fokuskan tentang memilih pemimpin yang konsisten dan istiqomah. Calon-Calon sudah bermunculan, seperti SBY-JK, MEGAWATI-SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO X, SUTIYOSO, PRABOWO, WIRANTO atau siapa lagi yang akan muncul kemudian, apakah kita serahkan kepada mereka atau kita telah memiliki calon yang akan kita ajukan dalam PEMILU 2009 nanti. Saya hanya seorang Pegawai Negeri SIpil (PNS) pada BPK-RI perwakilan Lampung di bandar Lampung, tetapi saya sudah pernah memaparkan VISI DAN MISI saya lewat WEBSITE HTI beberapa waktu yang lalu, cuma tidak mendapat respon atau tanggapan tentang VISI DAN MISI saya tersebut. Andai ALLAH berkenan, saya sampaikan lagi VISI DAN MISI saya sebagai berikut:
Imam Supriadi
5 Tugas Utama Membangun Indonesia
Pertama, mengentaskan kemiskinan harus dilakukan secara benar, tepat dan terpadu. Pengentasan kemiskinan berpangkal dari miskin harta, miskin ilmu dan miskin iman.
Miskin dapat dibagi menjadi dua wilayah, yakni wilayah pedesaan dan wilayah perkotaan. Berbicara wilayah pedesaan, karena kebanyakan masyarakat di desa tidak memiliki lahan persawahan atau ladang tempat mereka bercocok tanam. Sebagian besar sawah atau ladang mereka habis, disebabkan oleh pembangunan perkotaan dan pemukiman. Mereka sebenarnya lebih banyak disebut petani penggarap, karena mereka hanya menggarap tanah milik orang kota
Untuk wilayah perkotaan, biasanya menyangkut lulusan universitas atau perguruan tinggi yang belum atau susah mendapatkan pekerjaan. Disamping itu adanya pengangguran akbiat Pemutusan Hubungan Kerja dari Perusahaan-Perusahaan (biasanya perusahaan asing). Kelompok ini disebut BURUH, yang mendapat perlakuan tidak manusiawi, meeka dibayar dengan upah yang sangat rendah atau tidak memadai. Selanjutnya kelompok Pegawai Negeri Sipil, Guru dan juga Tentara dan Polisi yang masih menerima gaji yang tidak memadai atau jauh dari sejahtera.
Sudah miskin ’Harta’ atau tidak cukup penghasilan, mereka jelas tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, disebabkan oleh tingginya harga-harga kebutuhan barang konsumsi.
Di bidang kesehatan, berikan pelayanan yang baik dan benar serta tepat. Usahakan penebusan resp obat terjangkau. Bukan hanya kesehatan fisik tapi juga kesehatan lingkungan pemukiman, penting diperhatikan. Penyalahgunaan obat-obatan (Jenis Narkotika dan lainnya) jangan ada lagi. Di sektor Pengangguran, kelompok ini yang bisa menjerumuskan mereka menjadi berbuat kriminal. Penuntasannya adalah bukan hanya menyejahterakan mereka dengan kebutuhan ekonomi, namun juga kebutuhan ’Jiwa’, yakni masalah moral atau iman. Faktor ini harus juga dibenahi, yakni dengan menigkatkan kualitas pendidikan dan juga kesempatan mendapatkan kesempatan mendapat pendidikan secara benar, tepat dan berdaya guna. Diusahakan sektor pendidikan harus terjangkau, murah atau gratis. Hal ini harus didukung dengan pembiayaan yang memadai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Konsep pendidikan yang berkiblat ke BARATmenyebabkan hasil dari mutu pendidikan kita rendah dan terbelakang atau terpuruk. Sudah tidak didukung anggaran yang tidak memadai, ditambah lagi kurikulum pendidikan yang tidak bersumber pada pendidikan AKHLAK atau BUDI PEKERTI atau MORAL. Saat ini mutu pendidikan kita bisa diukur dan dilihat dampaknya dari banyaknya tingkah atau perilaku para remaja dan pemuda yang berbuat kriminal, sepeerti pencurian, penodongan, pemerkosaan, pembunuhan dan juga perampokan. Hal ini ada beberapa faktor yang menyebabkan mereka seperti itu, yakni rendahnya perhatian keluarga, lingkungan yang kumuh dan tidak kondusif, penghasilan keluarga yang tidak mencukupi hingga pengaruh budaya luar atau budaya BARAT yang mencekoki DUNIA PERGAULAN BEBAS DAN SEX BEBAS. Melalui Media tontonan TLEVISI, FILM dan ENTERTAIN yang menyuguhkan budaya yang tak sesuai dengan adat, budaya, etika ketimuran dan juga moral. Tanpa program yang awal ini, mustahil semuanya akan berjalan dengan baik dan sukses.
Kedua, memberdayakan SUMBER DAYA MANUSIA. Memberdayakan Sumber Daya Manuisa atau SDM adalah dengan cara sebagai berikut : memberdayakan Petan dan Nelayan, dengan cara memberikan Kredit Usaha Tani dan Nelayan disertai dengan Bimbingan Usaha Tani dan Nelayan (bantuan Manaejemen). Untuk kelancaran ini harus dicanangkan program dukungan yakni pemasaraan hasil-hasil pertanian dan perikanan dengan cara membantu mereka untuk mendistribusikan hasil-hasil pertanian dan perikanan mereka secara benar, tepat dan terpadu (Lintas Sektoral). Menarik mereka ke dalam kelompok-kelompok usaha tani dan Nelayan dan sarana perkoperasian yang baik dan benar. Berikan mereka Modal yang cukup dan pemasaran yang tepat. Berikan juga mereka Bibit Unggul, seperti Bibit Padi Unggul, Benih Ikan Unggul, Pupuk yang baik dan tepat, juaga Alat Penangkap Ikan seperti Perahu Motor dan dukungkan BBM yang memadai.
Pemberdayaan selanjutnya adalah di sektor Pegawai Negeri Sipil, Guru/Dosen, Tentara dan Polisi, juga tenaga Buruh (sektor usaha swasta dan BUMN/BUMD). Mereka harus diberi kesempatan untuk berkarier yang seluas-luasnya dan menempatkan merek pada jabatan-jabatan yang pas dan sesuai, dilihat dari faktor pengalaman dan keilmuan. Masalah kemampuan, baru bisa dilihat setelah mereka diberi Kesempatan Dan Kepercayaan. Tanpa memberikan Kesempatan dan Kepercayaan, mustahil mereka bisa dikategorikan mampu. Sebab, kapan merea memegang suatu jabatan, bila untuk itu tidak diberikan.
Faktor lain yang juga tak kalah pentingnya adalah pemeberdayaan di sektor politik dan diplomasi. Sektor ini perlu dibenahi, karena ploitik kita selama ini hanya menjalankan politiknya Amerika dan sekutu-sekutunya (Inggris, Belanda dan negara-negara Uni Eropa lainnya serta Australia). Diplomat-diplomat kita tidak cukup tangguh dan berani. Hal ini terlihat selepas dari Figur-Figur seperti ADAM MALIK (Mantan Menteri Luar Negeri), Ali Alatas (Mantan Menetri Luar Negeri) dan juga Mochtar Kusumaatmadja (Mantan Menteri Luar Negeri),. Sedangkan saat ini, Menteri Luar Negeri Hasan Wirayudha boleh dikata tidak seperti ketokohan ketiga pendahulunya. Hasan Wirayudha ’lembek’ dan bisa dikendalikan oleh Amerika. Ingat, kasus kedatangan Meneteri Luar Negeri Amerika, CONDOLISA RICE (yang notabene Orang Yahudi), harus mendapat pengawalan yang sedemikian SUPER KETAT. Sudah menjadi kelaziman Amerika jika tidak merekrut atau menempatkan Menteri Luar Negerinya dari Orang Yahudi, bukanlah Amerika. Mereka (Orang-Orang Yahudi) senantiasa mendapat kehormatan untuk berada dibarisan terdepan, menjadi Menteri Luar Negeri, seperti Henry Kissinger (1973-1977, Menteri Luar Negeri dan 1969-1975 sebagai Penasihat Keamanan Nasional), Madeleine Albrigh (1997-20010).
Ketiga, pemberdayaan SUMBER DAYA ALAM, artinya memberdayakan Sumber Daya Alam secara baik, tepat dan benar. Hutan-hutan Indonesia yang sudah rusak atau gundul dan sebagian sudah menjadi lahanperkebunan (terakhir Hutan Lindung di Jambi diubah menjadi Areal Perkantoran Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau oelh pemerintah Kabupaten Bintan bersama salah seorang Anggota Dewan (DPR) yakni Al Amin Nur Nasution (telah ditahan oleh KPK) terasa menyesakkan, karena hutan sebagai paru-paru bumi dijarah dan dirusak oleh ulah manusia.
Hutan harus dilestarikan kembali serta dijaga/dirawat. Para Pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) harus ditinjau ulang/lagi. Sertakan masayarakat sekitar hutan untuk menjaga sekaligus pemilik aset yang sangat berharga itu melalui sebuah perusahaan atau Koperasi dengan memiliki saham dalam suatu perusahaan negara atau daerah dan juga koperasi.
Laut berserta fungsi-fungsinya seperti fungsi pelayaran, fungsi biota laut dan fungsi penelitian dan sekalgus fungsi rekreasi, harus digali dan digali serta dikembangkan. Pengelolaannya harus terpadu antar departemen atau instansi terkait. Sumber daya alam yang terkandung di bawah laut masih sangat banyak yang belum terambil dan termanfaatkan.
Keempat, Alih Tekhnologi, artinya masyarakat atau rakyat Indonesia tidak boleh ketinggalan atau tidak mengenal dan menguasai tekhnologi. Mulai dari sektor pertanian, yang sebagian besar menjadi tumpuan hidup rakyat Indonesia, yang sebagai negara agraris tapi kerjanya mengimpor, harus menggunakan tekhnologi secara maksimal dan tepat guna serta berdaya guna. Sektor perikanan/kelautan, kehutanan, perhubungan/transportasi; perkantoran dan sebagainya, harus diupayakan menggunakan tekhnologi internet. Juga di sekolah-sekolah dasar, sekolah menengah hingga perguruan tinggi (baik swasta maupun negeri) diwajibkan menggunakan internet. Sistem Perbankan dan sistem informasi penting lainnya. Saatnya memanfaat tekhnologi canggih.
Industri besar maupun kecil, termasuk industri rumah tangga, diberikan pengertian tentang manfaat tekhnologi canggih. Bukan hanya menggunakan tetapi juga membuat atau menciptakan tekhnologi baru yang berdaya guna dan berdaya saing, sehinga putera puteri Indonesia sudah mampu menguasai tekhnologi canggih.
Kelima, Industrialisasi, artinya tujuan akhir dari pembangunan telah nyata dan sampai kepada tahapan akhir, yakni menjadikan Indonesia sebagai negara industri dan negara maju. Bisa memanfaatkan tekhnologi tapi berbasis ramah lingkungan. Tumpuan pembangunan Indonesia sesunguhnya terletak pada sektor pertanian, sehingga industrialisasi yang dibangun dan dikembangkan mengacu pada sektor pertanian. Sebagai negara AGRARIS atau negara yang sebagian besar penduduknya hidup atau berasal dari mengolah tanah pertanian, maka sudah selayaknya kita menguasai tekhnologi untuk pertanian dan berjuang untuk menjadi negara industri yang bertumpu pada sektor pertanian. Semoga.
5 Faktor Pendukung Pembangunan
Selain 5 faktor utama diatas, masih harus didukung dengan 5 faktor pendukung, yakni sebagai berikut:
Pertama, Tertib Admnistrasi Umum; artinya semua program diatas harus didukung dengan tertib ini. Segala kegiatan harus tersimpan dalam dokumen atau file dan dalam bentuk tulisan, berupa catatan-catatan atau buku-buku, kuitansi-kuitansi, nota-nota dan dokumen tertulis lainnya, sebagai upaya cara untuk mendeteksi terhadap kesalahan dalam penyajian.tertib ini ada di bidang personalia/kepegawaian, bidang keuangan, bidang informasi atau kehumasan serta bidang-bidang lain.
Kedua, Tertib Personalia; artinya mulai dari sisi perencanaan, penyeleksian, penempatan hingga ke jenjang rotasi atau rolling pegawai atau mutasi pegawai, baik promosi maupun pemindahan dan juga pemensiunan pegawai, harus diupayakan tertib.
Ketiga, Tertib Keuangan; artinya segala pengeluaran atau belanja yang menggunakan uang negara atau daerah (APBN/APBD) harus sesuai dengan maksud penganggarannya dan seusai dengan kebutuhan, manfaat dari hasilnya segala macam kebutuhan (barang) yang diusahakan atau dibeli. Segi ekonomis menjadi dasar pertama, karena dilihat dari umur pakai sertab tida bersifat mubazir atau sia-sia.
Keempat, Tertib Peralatan/Perlengkapan; artinya terhadap pengeluaran atau penggunaan prasarana dan sarana, tak lepas dari masalah tertib ini. Penggunaan prasarana dan sarana yang dimaksudkan agar efisien, efektif dan ekonomis. Semisal pemakaian alat transportasi mobil, motor dan lainnya, begitu juga telepon, listrik, air dan sarana lainnya harus diupayakan dan ditujukan penggunaan secara efisien, efektif dan ekonomis.
Kelima, Tertib Organisasi/Manajemen; artinya setiap unit kerja harus disesuaikan dengan jumlah kebutuhan personil dan beban kerja yang ada, sehinggab tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan personil atau beban yang semakin bertambah tapi kekuatan personilnya minim. Tujuannya adalah agar dalam segi pembiayaan tidak menjadi beban berat atau mubazir. Setiap unit kerja harus mengevaluasi beban kerjanya, karena dikhawatirkan personalianya tidak sanggup menyelesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Semisal, satu unit kerja seharusnya dapat dikerjakan oleh lima orang, namun dalam unit tersebut direkrut atau ditempatkan sebanyak sepuluh (10) personil, sehingga selebihnya yang lima orang adalah menjadi beban anggaran dan menjadi tenaga kerja yang kurang bisa dimanfaatkan.
Dasar Pemikiran
Melihat Indonesia dari sisi GEOGRAFIS DAN GEOPOLITIK.
Secara Geografis Indonesia berada di jalur atau garis khatulistiwa dan memiliki tingkat kesuburan tanah yang sangat memadai, begitupun dengan jumlah penduduk yang menempati urutan lima besar setelah Cina, Amreika, India dan Rusia. Sebagai pemeluk Agama Islam terbesar di dunia dan juga terpadat. Kenapa Belanda dan Jepang datang ke Indonesia, dikarenakan hal-hal seperti ini.
Secara Geopolitik, Indonesia ’dikepung’ oleh kekuatan-kekuatan besar seperti Amerika, Cina, Australia dan Jepang. Dari segi Ideologi, Cina adalah penganut faham Komunisme (Marxisme) dan faham Sosialisme, sementara Rusia menganut faham Komunisme (Leninisme) sedangkan Amerika menganut faham Kapitalisme dan juga Liberalisme
Harusnya Indonesia unggul disegala bidang, karena Indonesia memiliki tanah/lahan yang subur dan luas, penduduknyan banyak dan padat adalah sumber kekuatan pembangunan. Didukung dengar Agama Islam yang dianut, seharusnya menjadikan Indonesia Negeri yang berakhlak mulia.
Konsep pembangunan ekonomi yang menyengsarakan rakyat, konsep pembangunan politik yang membelenggu kebebasan, konsep pembangunan pendidikan yang mengabaikan nilai-nilai agama, malah menganut nilai-nilai sekularisme (keduniaan dan kebendaan). Konsep saya Insya Allah akan mengedepankan Ekonomi Kerakyatan, yakni pembangunan ekonomi yang mengandalkan kemampuan sendiri, mengangkat derajat kaum dhuafa (kaum miskin) seperti, Buruh, Pedagang Kaki Lima, Pegawai Negeri Sipil dan lainnya.
Mengangkat harkat dan martabat kaum pribumi dan kaum terpinggirkan, yang sebenarnya banyak menyumbang devisa seperti Tnega Kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri. Namun karena salah dalam menerapkan konsep, sehingga Tenaga Kerja Indonesia tak ubahnya seperti Sapi Perahan dan/atau Budak Murahan bagi negeri jiran seperti Malaysia.
Kemampuan manajerial SBY, Megawati, GUSDUR, Habibie, Soeharto dan juga Soekarno, masih jauh dari harapan rakyat.
Jika ALLAH menghendaki dan meridhoi, saya akan berjuang bersama rakyat atau Kaum Dhuafa untuk memimpin negeri ini, amin ya robbal ’alamin.
Wah Pak Imam, sudah mulai kampanye pilpres nih?
cuma tanya sedikit Pak, terus bentuk dan sistem kenegaraannya akan berubah juga tidak Pak? soalnya dari awal saya baca kok ga ada gagasan sistem syariah-nya Pak?
karena tanpa Syariah, semua yang dipaparkan hanya akan menjadi teori semata dan terbukti tidak membawa hasil bermanfaat….wallahua’alam
Pemilu tidak merubah masyarakat bahakan sebagai ajang pemborosan
Lebih baik teriakkan Islam dan perjuangkan dengan dakwah revoluisoner
Pilih Pemimpin
yang bervisi dunia akhirat///
Insya Allah, segala misi yang diusung bapak Imam Supriadi akan bisa terlaksana dan lebih sesuai dengan Syariah jika Khilafah Islamiyah ‘ala minhajin Nubuwah telah tegak. Ayo, jangan hanya diam. Mari kita perjuangkan tegaknya Khilafah Islamiyah…
Subhanalloh, selama kapitalisme dan produk2nya masih dipakai, dan syariat Islam ditinggalkan, jangan harap kaum muslimin akan bangkit dari keterpurukan.
Ahmadiyah yang menodai Islam…
Pemerintah yang tunduk kepada Asing…
Semuanya difailitasi, didukung, diakomodasi oleh
SISTEM DEMOKRASI SEKULARISME – kufur…
SAATNYA : REVOLUSI !!!
Bumikan Islam… Kebumikan Kapitalisme, Sekularisme, Demokrasi, turunan-turunannya !!!
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu…”
(QS. 8:24)
Imam Supriadi Says:
June 12th, 2008 at 10:29 am
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuh…!
Jika hanya meributkan masalah AHMADIYAH, kita akan lupa dengan PEMLIHAN UMUM yang sebentar lagi kita songsong. Sebaiknya kita fokuskan tentang memilih pemimpin yang konsisten dan istiqomah….
Rumi el-Hubb GP JABAR :
Wa’alaikumus salaam warohmatullahi wa barokaatuh wa maghfiratuhu…
Maaf, perlu diluruskan ! Kaum muslimin yang memiliki kesadaran politik – Ideologis, pasti memahami masalah PELECEHAN terhadap Islam yang dilakukan Ahmadiyah, hanyalah satu dari sekian banyak masalah yang diakibatkan oleh Sistem Kapitalisme, Sekularisme, Demokrasi yang tegak saat ini ! Ahmadiyah ialah masalah ! Dan harus dibereskan ! Tidak mungkin seorang muslim -haniif- akan membiarkan Ahmadiyah yang sesat menyesatkan ini melecehkan akidah Islam ! Wajib dibereskan sesuai petunjuk syari’at (Islam) !
PEMILU ?
Faktanya !
– Yang menentukan suatu corak pemerintahan itu : sistem kehidupan yang menjadi asasnya, dan menjadi mainstream kehidupan. Jika kita hanya sebatas mengganti pemimpin tanpa mengubah asas sistem tsb. : apa yang terjadi ? Hukum Kufur Thaghut tetap tegak dan Syari’at Allah tetap dicampakkan, na’udzubillaahimin dzaalik !
Sudah banyak buktinya !!! Taghyiir ! Revolusi ! Kebumikan Sistem Kapitalisme, Demokrasi ! Bumikan Sistem Islam !
– Sistem Kapitalisme, Demokrasi – Sekularisme : sudah memiliki aturan tertentu, khas diturunkan dari akidah yang mendasarinya : dalam hal IPOLEKSOSBUDHANKAM. Begitu pula Sistem ISLAM yang notabene berasaskan akidah ISLAM ! Sedangkan seorang muslim dituntut : Laa talbisul haq bil baathil (FURQAN),
– Yang menjadi pilar tegaknya Sistem kehidupan ialah manusia (jelas mis : dalam negara Republik), jika manusia di Indonesia masih ber-wala’ (loyal)terhadap sistem Kapitalisme, Demokrasi – Sekularisme : diantaranya dengan memilih pemimpin yang tidak memperjuangkan al-Islaam ! Tidak mengubah asas sistem kehidupan secara mendasar dan menegakkan sistem Islam ! Membiarkan hukum thaghut produk ra’yu nafsu manusia & mencampakan syari’at Islam ! Sistem fasad (rusak) ini akan tetap tegak, dan bisa menyeret individu yang masuk ke dalamnnya ke dalam kubangan kemaksiatan ! Benar apa yang dinyatakan oleh Syaikhuna Prof. Ashim Umayra, bahwa ketiadaan Khilafah Islamiyah (tegaknya sekularisme.pen) merupakan ummul jaraaim (pangkal kemaksiatan),
– Tegaknya Sistem Kapitalisme – Sekularisme, mengkondisikan umat manusia hidup dalam ma’iisyatan dhank (krisis penghidupan)[lihat : QS. Thaahaa : 124] di berbagai bidang. Seorang muslim -haniif- tidak akan memilih pemimpin yang tidak mengubah sistem tersebut dari asasnya ! Bukan ishlahi ! Tapi Inqilaabi (Revolusi) !
– Manusia itu sombong, takabur jika merasa mampu memajukan dirinya, kelompoknya, kaumnya, negerinya dengan aturan – aturan, kebijakan – kebijakan yang dibuat atas hasil pikiran (ra’yu), nafsunya sendiri, dan mencampakkan syari’at Islam (baca : tidak mau bertahkim dengan aturan syari’at Islam). Sesuatu yang serba terbatas, lemah (akal manusia), pasti apa – apa yang dihasilkannya pun serba terbatas.
Saatnya ! Kebumikan Kapitalisme, Sekularisme, Demokrasi. Bumikan ISLAM ! Terapkan Syari’at Islam secara totalitas (kaaffah), dalam naungan Daulah Khilafah Islam !
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu…”
(QS. 8:24)
SBY-JK lebih takut kepada ahmadiyah dan AKKBB dari pada kepada Allah.
“Sesungguhnya mereka itu tidak lain adalah setan dengan kawan-kawannya yang menakut-nakuti kamu, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka tetapi takutlah kepada-Ku jika kamu benar-benar beriman.” (Ali Imran: 175)
salut atas visi misinya, mas Imam Supriadi!!
BTW saya pernah menengar yang lebih muluk dari yang antum sebutkan.:)afwan
…. itulah gambaran Pemimpin kita saat ini, pimpinan yang terpilih melalui sistem “DEMOKRASI” yang dulunya oleh kebanyakan orang diagung-agungkan dan dianggap mampu memperbaiki Indonesia. namun, saat ini setiap orang di Indonesia (bahkan anak SD sekalipun) sudah dapat melihat dan merasakan KEBOBROKANnya.alih-alih menjadi lebih baik, nyatanya Indonesia semakin terjerumus dalam keterpurukan dan kesengsaraan yang tiada henti…
Saudaraku… masihkah kita percaya dan berharap penuh pada sistem buatan manusia ini, bukalah pikiran dan matahati Kita. hanya ada satu solusi yang dapat memperbaiki bangsa ini, yakni dengan sistem buatan Allah -Sang pencipta Alam semesta- sistem yang menerapkan Syariat Islam melalui institusi Khilafah Islamiyah.
Tetaplah berjauang para Pejuang Syariat dan Khilafah…!!! Jangan gentar dengan makar dan tipu daya “MEREKA”, Yakinlah Allah bersama Kita…
Allahu Akbar…!!!
Masalah ahmadiyah memang bukanlah masalah kebebasan agama, tetapi masalah penodaan agama.
Harusnya dibubarkan dan diberi sangsi hukum karena menodai agama orang lain, yaitu islam.
Assalamu’alaikum.Bapak supriyadi… Anda muslim, dan layaknya adalah melaksanakan aturan yang berasal dari akidah seorang muslim. Cukuplah dengan menjawab ; dari mana manusia dan kehidupan ini berasal? untuk apa kehidupan didunia ini? dan mau kemana setelah kehidupan ini berakhir? (jawaban ada di dalam Al-Qur’an pak…)
Jika bapak berniat menjadi pemimpin di lingkungan yang banyak kekufuran ini, maka itu adalah pilihan yang sangat berat. Semoga mendapat petunjuk….