Megawati Lebih Populer – Dukungan terhadap Yudhoyono Merosot

Jakarta, Kompas – Pascakenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM pada 24 Mei 2008, dukungan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden M Jusuf Kalla menurun tajam, anjlok. Hal ini terlihat dari hasil survei Indo Barometer.

Hasil survei terhadap 1.200 responden di 33 provinsi, dengan metode multistage random sampling, menunjukkan, hanya 31,3 persen responden yang menginginkan Presiden Yudhoyono menjabat lagi untuk periode 2009-2014. Yang tak menginginkan 50,6 persen responden dan yang tidak menjawab atau tidak tahu 18,1 persen responden.

Adapun yang menginginkan Jusuf Kalla menjadi wapres periode 2009-2014 lebih kecil lagi, 19,7 persen responden. Yang tidak menginginkan sebanyak 64,5 persen dan yang tidak menjawab atau tidak tahu 15,8 persen.

Ketika diajukan pertanyaan terbuka, siapa calon presiden yang akan dipilih bila pemilu dilakukan hari ini, pilihan terbanyak jatuh kepada Megawati Soekarnoputri, 26,1 persen responden. Yudhoyono menempati urutan kedua, dengan 19,1 persen.

Ketika diajukan pertanyaan tertutup, Megawati juga menempati urutan pertama dari 10 nama yang ditanyakan, yaitu 30,4 persen. Yudhoyono kembali di posisi kedua, 20,7 persen.

”Untuk pertama kalinya dalam survei Indo Barometer, tingkat kepuasan terhadap Yudhoyono di bawah 50 persen. Demikian juga dukungan terhadap dia. Jika pemilihan presiden dilaksanakan hari ini, dukungan terhadap Yudhoyono di bawah Megawati,” ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari di Jakarta, Minggu (29/6).

Fenomena ini berbeda dengan kenaikan harga BBM tahun 2005. Saat itu, meski banyak ketidakpuasan, hal itu tidak menurunkan popularitas Yudhoyono secara drastis, hanya sekitar 4 persen.

Kebijakan kenaikan harga BBM pada 24 Mei 2008 menurunkan popularitas Yudhoyono hingga 20 persen. Pada Desember 2007, yang menginginkan kembali Yudhoyono 49,5 persen, yang tidak menginginkan kembali 33,3 persen. Survei pada Juni 2008 posisinya terbalik. Yang menginginkan kembali Yudhoyono sebesar 31,3 persen, yang tidak menginginkan 50,6 persen.

Menurut Qodari, dari pengalaman pemilu dan pemilihan kepala daerah, saat tingkat kepercayaan dan angka pemilih terhadap pejabat berkuasa berada di bawah 50 persen, pejabat itu akan tumbang di pemilihan selanjutnya.

Pengamat ekonomi Faisal Basri, sebagai pembahas hasil survei, memprediksi, popularitas Yudhoyono-Kalla akan jauh lebih anjlok lagi apabila survei dilakukan bukan pada 5-16 Juni 2008, tetapi sebulan setelah kenaikan harga BBM. Magnitude penurunan popularitas menjadi lebih besar karena setelah sebulan kenaikan harga BBM, masyarakat membayar uang sekolah, listrik, transportasi, dan harga barang yang naik. (sut)

Sumber : http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/06/30/01205690/megawati.lebih.populer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*