Di Balik Mencuatnya Kembali Isu Terorisme

[Edisi 413]. Isu terorisme tampaknya merupakan isu tahunan. Pada Februari 2008, sebelum berkunjung ke Indonesia, Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Robert Gates datang ke Australia menghadiri forum konsultatif para menteri luar negeri dan menteri pertahanan Australia-AS (AUSMIN) yang membicarakan keinginan mereka untuk memperdalam keterlibatan Australia-AS secara luas dengan Indonesia, juga meningkatkan kesejahteraan dan kontra terorisme.

Awal Maret, Mas Slamet Kastari dinyatakan kabur dari Singapura. Interpol segera mengeluarkan kondisi ‘siaga merah’, yakni perintah penangkapan. Aparat Indonesia pun antusias menyambutnya (Republika, 3/3/08). Aneh, dalam kondisi pincang, dengan penjagaan ketat dan situasi penjara yang dijaga rapat, tiba-tiba Slamet Kastari diberitakan kabur. Prof. Clive Williams (Macquire University, Australia.) mengatakan, “Saya yakin dia (Kastari) akan mencoba untuk bisa tiba di Indonesia,” (Kompas, 3/3/08).

Dari sini makin jelas bahwa isu terorisme akan mencuat lagi di Indonesia dengan dalih Kastari. Betapa tidak. Singapura membiarkan Kastari lepas. Australia, lewat ‘ilmuwan’, memprovokasi Pemerintah Indonesia untuk terus menemukan bukti bahwa memang ada teroris di sini. Ingat, dari dulu Singapura dan Australia terus mengusung isu terorisme. Bahkan Lee Kuan Yew (Menteri Senior Singapura) yang pertama kali menuduh Indonesia sebagai sarang teroris. Realitas ini harus dibaca sebagai penciptaan opini oleh pihak asing, bahwa ada bahaya terorisme di Indonesia.

Tidak berapa lama muncul kabar dari Filipina, bahwa Dul Matin dan Umar Patek–yang dituduh teroris–masih hidup. Ingat, isu tersebut muncul bersamaan dengan kedatangan Menhan AS Gates ke Indonesia beberapa waktu lalu. Kapolda Manado Bekto Suprapto mengatakan, “Keduanya diwaspadai masuk dari Filipina ke Indonesia lewat Manado.” (Media Indonesia, 12/3/2008). Padahal dulu keduanya dinyatakan telah meninggal, namun kini dikatakan masih hidup. Aneh!

Tidak lama setelah itu, Filipina dan Malaysia melakukan penangkapan terhadap warga negara Indonesia (WNI) Muslim dengan tuduhan terlibat aksi terorisme (Republika, 14/3/2008). Semua ini hanya menjelaskan satu hal, yakni sedang berjalan skenario untuk mengangkat lagi isu terorisme melalui tangan AS, Australia, Singapura dan Filipina.

Berikutnya, Tim Densus 88 Markas Besar (Mabes) Polri kembali mengoperasi tempat di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang diduga menjadi tempat pelaku teror. Ini dilakukan sebagai tindak lanjut penangkapan dua pelaku ‘teror Indonesia’ yang ditangkap oleh otoritas Malaysia yang kemudian diserahkan ke Polri (Jawa Pos, 7/4/2008).

Menindaklanjuti kunjungan Menhan AS Gates Februari 2008, Laksamana Timothy J Keating panglima Angkatan Laut AS wilayah Asia Pasifik, pada 10 April 2008 bertemu dengan Menhan Indonesia Juwono Sudarsono untuk membahas rencana kerjasama militer AS-Indonesia (Kompas, 11/4/08). Kerjasama dimaksud khususnya adalah kerjasama militer di laut. Padahal isu penting dalam kerjasama di laut adalah keamanan Selat Malaka yang menurut AS berada dalam ancaman terorisme.

Adanya campur tangan asing dalam isu terorisme diyakini oleh Mayjen (purn) TNI Zacky A Makarim, mantan Direktur Badan Intelijen Strategis. Beliau menegaskan, “Saya yakin sekali, bantuan Jaksa Agung AS kepada Jaksa Agung RI tujuannya adalah untuk kepentingan penegakkan hukum di Indonesia, money laundrying, terorisme, juga soal Ahmadiyah. Momentum 1 Juni dimanfaatkan kelompok pembela Ahmadiyah yang dibekingi asing untuk memecah-belah bangsa dengan dalih mempertahankan Pancasila.” (Rakyat Merdeka,17/6/08).

Setelah sebelumnya opini dikembangkan berkaitan dengan WNI di luar negeri, sekarang tekanan itu datang dari dalam negeri. Awal Mei 2008, Kedutaan Besar AS melaporkan bahwa Hargobind P Tahilramani, narapidana LP Cipinang, diduga telah mengirim SMS yang berisi ancaman untuk meledakkan Pentagon dan Kedutaan Besar AS di Jakarta. Dengan sigap Detasemen Khusus 88 pun menangkap Hargobind atas dasar laporan itu. Jelas, ini cara lain untuk menghidupkan kembali isu terorisme.

Berdasarkan dugaan tadi, sebenarnya bukan hal istimewa ketika diberitakan Densus 88 menangkap 9 tersangka teroris di Palembang, Sumatera Selatan. Yang menarik sekaligus janggal, salah satunya adalah warga Singapura keturunan India. Bahkan menurut petugas Gegana, kekuatan bom yang dibawanya lima kali lebih kuat dari Bom Bali. Dengan berita demikian dahsyat, tanpa melihat ledakkannya sekalipun, rakyat sudah ngeri dengan sendirinya. Diduga mereka adalah kelompok Noordin M Top dari Jamaah Islamiyah. Selain itu, dikatakan bahwa mereka adalah anak buah Kastari yang dikatakan kabur dari Singapura itu.

Jika realitasnya Kastari dibiarkan kabur oleh Singapura, maka menjadi jelas apa yang sebenarnya terjadi terkait dengan penangkapan orang-orang yang dituduh teroris di Palembang itu.

Membendung Arus Islam

Mengapa isu terorisme mencuat kembali? Jawabannya: untuk membendung arus Islam! Ada beberapa realitas yang menunjukkan hal ini. Pertama: isu terorisme tahun 2008 terjadi pada saat sedang menggelindingnya isu Islam radikal pasca Insiden Monas (1 Juni 2008). Mereka yang tidak suka dengan Islam menempatkan kelompok Islam yang ingin menerapkan Islam secara kaffah sebagai kelompok Islam radikal. Kelompok tersebut dianggap musuh yang mengancam. “Gerakan Islam radikal sudah sampai pada tingkat yang membahayakan kehidupan bersama dan demokrasi…Polisi harus menangkap dan memproses kaum radikal yang mengobrak-abrik prinsip demokrasi ini, ajukan ke jaksa untuk diadili dan dijatuhi hukuman.” (Iskandar Siahaan, Kepala Litbang Liputan6, dalam Liputan6.com, yang dipampang sejak 2/6/08). Cap Islam radikal inilah yang hendak dikaitkan dengan isu terorisme.

Kedua: saat ini dukungan terhadap syariah Islam makin kuat. Pertengahan Juni 2008 The Jakarta Post pernah memuat laporan dengan tajuk, “Dukungan terhadap Syariah Islam yang Menghawatirkan”, dengan menyebut 52% rakyat Indonesia setuju syariah Islam. Menurut beberapa penelitian, rakyat yang setuju penerapan syariah Islam mencapai 74%. Bahkan awal 2008 lalu Shariah Economic and Management Institute merilis, bahwa ada 83% rakyat Indonesia yang setuju syariah Islam diterapkan. Inilah yang sangat ditakuti oleh kalangan islamphobia yang didukung oleh negara-negara kafir, khususnya AS, Australia dan Singapura. Mereka sangat khawatir akan munculnya kekuatan Islam. Karenanya, sebelum terus membesar, kekuatan Islam perlu dicitraburukkan; salah satunya melalui isu terorisme.

Ketiga: peristiwa penangkapan tersangka terorisme dihubung-hubungkan dengan Islam. Buktinya, ayat-ayat kursi bertuliskan Arab yang menempel di dinding berulang-ulang disorot (TVOne, “Apa Kabar Indonesia Malam,” 2/7/08). Satu hal yang penting dicatat, di Palembang sedang gencar isu kristenisasi. Di antara yang paling menentang pemurtadan tersebut di sana adalah Forum Anti Pemurtadan (Fakta). Ternyata, beberapa orang yang ditangkap di Palembang adalah aktivis Fakta. Bahkan ke-9 tersangka yang ditangkap di Palembang disebutkan sebagai bagian dari Jamaah al-Islamiyah (JI). Padahal sejak awal istilah JI tidak dikenal sebagai nama suatu kelompok tertentu. Istilah ini sangat menyudutkan kelompok-kelompok Islam. Satu-satunya sumber yang menyatakan JI sebagai nama kelompok adalah Sydney Jones, peneliti ICG.

Keempat: sejak peledakan WTC tahun 2001 Bush mendefinisikan teroris sebagai pihak-pihak yang menentang kebijakan AS. “Either you are with us or with terrorists (Anda bersama kami ataukah bersama para teroris),” ujar Bush. Di Indonesia, saat ini sedang ramai penentangan terhadap banyak kepentingan AS, antara lain penghentian Namru 2; isu pengambilalihan (nasionalisasi) aset-aset publik yang notabene dikuasai AS seperti Migas, tambang, dll. Umat Islam dan organisasi Islamlah yang lantang menyuarakan kepentingan rakyat tersebut. Tidak aneh, isu terorisme diangkat kembali untuk meredam mereka.

Selain itu, isu terorisme digunakan oleh pihak asing untuk melemahkan Indonesia; seakan-akan Indonesia tidak aman. Akhirnya, situasi menjadi tidak stabil. Padahal baru saja pada 24-26 Juni 2008 digelar acara Forum Perdamaian Dunia ke-2 (The 2nd World Peace Forum) di Jakarta, yang dihadiri oleh sejumlah pemimpin negara, tokoh agama, politik, pebisnis, cendekiawan, aktivis LSM dan jurnalis dari seluruh dunia. Ini adalah bukti bahwa Indonesia aman dan damai. Sungguh, menjadi tanda tanya ketika tiba-tiba muncul berita tertangkapnya teroris di Palembang.

Sikap Umat Islam

Benarkah kesembilan orang yang ditangkap itu teroris? Tidak jelas. Pernyataan bahwa mereka merupakan jaringan teroris JI hanya sepihak. Pengadilan belum membuktikan, pengakuan dari pihak yang bersangkutan pun tidak ada.

Satu hal yang sudah jelas: dari awal isu ‘perang melawan terorisme’ adalah perang melawan Islam. Karenanya, umat Islam perlu melakukan beberapa hal antara lain:

Selalu cermat dalam menerima berbagai informasi terkait kepentingan Islam dan umatnya.

Menyadari bahwa isu terorisme adalah alat yang digunakan oleh AS dan sekutunya untuk membungkam Islam.

Terus menjalin persatuan dan kesatuan antar berbagai komponen umat Islam sehingga tidak porakporanda dengan adanya isu terorisme tersebut.

Terus istiqamah berjuang menegakkan syariah Islam dan menyatukan umat dalam Khilafah melalui metode yang dicontohkan Nabi saw.: fikriyah (pemikiran), siyasiyah (politik) dan ghayru ‘unfiyah (tanpa kekerasan). []

Wahai kaum Muslim:

Dari serangkaian fakta di atas, jelas bahwa musuh-musuh Islam dari kalangan orang-orang dan negara-negara kafir begitu membenci Islam dan kaum Muslim. Mahabenar Allah SWT yang berfirman:

]قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ اْلآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ[

Telah nyata kebencian dari mulut mereka (orang-orang kafir) dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami) jika saja kalian memahaminya (QS Ali Imran [3]: 118).

Mereka tidak akan pernah berhenti menimbulkan fitnah atas Islam dan kaum Muslim. Namun demikian, agama Allahlah yang bakal memang, sebagaimana firman-Nya:

]لَقَدِ ابْتَغَوُا الْفِتْنَةَ مِنْ قَبْلُ وَقَلَّبُوا لَكَ اْلأُمُورَ حَتَّى جَاءَ الْحَقُّ وَظَهَرَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَارِهُونَ[

Sesungguhnya dari dulu pun mereka telah mencari-cari kekacauan dan membuat pelbagai macam tipudaya untuk (menghancurkan)-mu hingga datang kebenaran (pertolongan Allah) dan menanglah agama Allah, padahal mereka tidak menyukainya. (QS at-Taubah [9]: 48).

Wallahu a’lam bi ash-shawab. []

KOMENTAR:

Pasangan Cagub-Cawagub Soekarwo-Saifullah Yusuf telah menghabiskan dana kampanye Rp 1,3 triliun (Kompas, 8/7/2008).

Sekali lagi, demokrasi itu mahal, namun sering melahirkan para pemimpin yang korup.

12 comments

  1. Terorisme bisa menjadi sebuah hoax dan kenyataan, yang pasti kesemua itu ada dalangnya. Isu terorisme merupakan salah satu taktik mereka dalam menghadang Islam dan isu ini telah menjadi wacana bagi kaum liberalis yang telah disokong dengan kuatnya oleh dalangya tersebut. Kaum liberalis menyebutkan bahwa teroris(me)merupakan bagian dari aksi Islam ‘radikal’ dan tentunya aksi-aksi mereka yang katanya ‘memerangi teroris dan terorisme’ adalah digunakan untuk memojokan Islam sehingga terjadilah pergolakan di antara umat agar menjadi takut kepada Islam yang akhirnya bisa kepada penghadangan tegakknya syariat Islam terlebih lagi tegaknya Khilafah.
    Jadi…sudah jelas terorisme merupakan isu basi tetapi selalu mereka perbaharui. Allah SWT pasti akan menggagalkan lagi rencana mereka.

    Hati-hati, jangan sampai kita termakan oleh isu tersebut.
    ============================================================
    INDONESIA GOES KHILAFAH

  2. WAHAI KAUM MUSLIN SUDAH SANGAT JELAS SIAPA SEBENARNYA TERORIS ITU????? DIALAH AS SANG PENJAJAH……………..

  3. Dalam buku tuntunan sholat yang pernah saya baca, usai membaca do’a tahiyat akhir, ada sebait do’a yang hendaknya kita sispkan, kira-kira begini terjemahnya, “Ya Allah, aku berlindung padaMu dari siksa neraka Jahanam dan siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan fitnah kematian, dan dari kejahatan fitnah dajal.” Lah dajal yang saat ini nyata ada di depan mata adalah kaum kafir yang senantiasa menutup mata kanannya untuk Islam dan membuka mata kirinya untuk senantiasa mengawasi gerak langkah kedzaliman dan makar yang mereka buat sendiri.

  4. Sebenanrnya kita sudah merasa bosan dengan isu terorisme yang selalu menyudutkan umat Islam. Maka dari itu sudah sepatutnyalah kita menyadari bahwa semakin jelas mana yang haq dan yang bathil. Dengan begitu, kita sudah dapat menyaring berbagai informasi yang merupakan propaganda kaum kafir untuk menghancurkan citra Islam. Wahai kaum muslimin, sadarlah bahwa orang kafir sudah menampakan kebenciannya kepada kita!

  5. kaum liberalis memutarbalikkan fakta tentang teroris. hantam liberalis dan teroris sesungguhnya. tegakkan Islam demi keutuhan aqidah umat.

    ALLAHUAKBAR!!!!!

  6. Ada satu yang membuat saya geli ketika nonton tv-one. Saat itu lagi membahas isu Terorisme dengan tayangan secara Live dan dipandu oleh orang yang bernama grace natalie. Ketika mereka menyambangi kantor FAKTA yang juga sekaligus warnet dimana penghuninya sudah divonis sebagai Teroris, dengan begitu meyakinkan seakan-akan memperlihatkan bukti bahwa siempunya rumah adalah Teroris, apa coba yang dijadikan bukti? mereka memperlihatkan kepada pemirsa kepingan VCD bergambar intifada di Palestine, dan golok yang menyerupai pedang. Kok aneh banget kalo sekiranya orang yang punya VCD tragedi palestine bisa masuk kategori Teroris, katanya bisa menyulut kekerasan. hiks.. apa Grace natalie nggak mudeng bahwa Holywood dalam setiap tahunnya bisa memproduksi puluhan Film yang mempertontonkan adegan kekerasan, Siapa yang sebenarnya menyebarkan faham Teroris tersebut..? itulah kebanyakan media yang ada saat ini, selalu menjadi corong bagi kepentingan asing!

    Mungkinkah Hizbut Tahrir punya Stasiun Televisi sendiri? mudah-mudahan para syababnya bisa!

    monggo singgah ke blog ana, klik nama ana, ahlan wa sahlan

  7. siapakah Real Terorisme. Semua sudah tahu siapakah terorisme sesungguhnya

  8. Jeruk koq makan jeruk ???
    Maling koq teriak maling ????
    Teroris koq teriak teroris ???
    So, kaum Muslim apalagi anak muda …
    Ayo perjuangkan Islam, jgn nyante n sibuk mikirin diri sendiri…
    orang Kafir g pernah berhenti berpikir gimana ngehancurin Islam, tapi koq kalian diem z??
    malah terlena n terjebak dalam propaganda mereka apalagi Bab Hedonisme..
    Wake Up!!!

  9. AS LaknatuLLah adalah teroris sebenarnya
    hancurkan

  10. ….dari dulu sampai sekarang issu teroris selalu di ungkit untuk menaikan kredibilitas sebuah intitusi atau ada agenda tersembunyi.
    Saya masih mengingat kata kata Jendral Ryamizard Ryacudu,,,bahwa asing bermain,,,makanya beliau diam saat di minta tanggapannya ttg Teroris itu.
    Kita tahu semua,,SBY naik dan di kenal karena sikapnya yg anti teroris dan keberhasilannya.Sekarang bisa saja issu itu diangkat agar menaikkan popularitasnya yg sudah amat jatuh dan tak tertolong lagi..
    Apalagi di negara yg selalu mengumandangkan issu teroris yaitu AMERIKA sudah Gagal..
    Dunia internasional tidak bodoh akan isu yg di hembuskan SYETAN BUSH,,,,
    Indonesia masih saja mengekor sikap Amerika itu,
    Pernah ada berita yg bikin panas DPR bahwa dalam kabinet Sekarang ada intel asing…semua tidak aneh koq,,lha wong…mereka ada karena Amerika koq,.,
    Duit amerika yg mereka pakai untuk terpilih melalui media massa yg dikuasai..mereka bisa membangun opini.
    Di Philipina pernah terjadi pemberontakan militer terhadap presiden Arroyo….para anggota militer tidak setuju dengan adanya rekayasa pihak pemerintah yg membangun opini teroris dengan harapan mendapat bantuan Amerika,,,nah,,,dari kejadian PHILIPINA kita bisa belajar,,apa yg sebenarnya terjadi……silahkan simpulkan sendiri..

  11. Kita sebagai muslim seharusnya jeli melihat persoalan terorisme yang di hembuskan dari mulut-mulut kafir.setiap ada kejadian terorisme yang dituduh pelakunya selalu islam dan yang lebih menyakitkan orang2 islam ikut2an menghujat agamanya sendiri dan mendukung program kafir laknatullah dalam menghancurkan agama islam melalui isu terorisme.sy sbgai seorang muslim hanya dapat berdoa semoga islam yang kita cintai ini selalu dalam lindungan ALLAH., dan tuhan memberikan ganjaran kepada penghianat islam juga kafir2 laknat.

  12. “Hadis riwayat Jabir ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Perang itu adalah tipu-muslihat. (Shahih Muslim No.3273)” Jika mereka telah memakai tipu muslihat, bukankah kita harus memakai hadis ini juga untuk mereka? Toh, beberapa petinggi negara kita dimasa lalu juga menggunakan ini untuk menghajar as&sekutunya. Jangan mau kalang donk Islam. Mari kita belajar dari Rasullullah SAW dan sejarah bangsa kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*