Meningkatnya Pengaruh Ulama Indonesia
Kelompok-kelompok garis keras muslim di Indonesia mendapatkan pengaruh lebih besar atas kebijakan pemerintah, kata sebuah laporan.
Laporan itu, yang dibuat oleh International Crisi Group, melihat pada alasan mengapa pemerintah di bulan lalu mengambil keputusan untuk membatasi aktivitas-aktivitas dari sebuah kelompok muslim minoritas.
Laporan itu mengatakan bahwa loby yang dilakukan secara seksama oleh para ulama garis keras adalah dengan memberikan mereka peranan yang lebih besar dalam politik Negara.
Kelompok-kelompok garis keras tidak mendapat perwakilan yang baik di parlemenm tapi menurut laporan itu mereka menemukan cara menuju kearah itu.
Mereka sudah mampu membangun kontak-kontak dengan birokrat Negara, dan telah menggunakan teknik-teknik klasik masyarakat sipil untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah.
Timing
Sebuah contoh yang diberikan adalah pada isu Ahmadiyah – sebuah kelompok minoritas yang telah ada di Indonesia selama lebih kurang 60 tahun.
Kelompok-kelompok garis keras telah melakukan kampanye melawan kelompok ini sejak tahun 1980an baru sekarang pemerintah mengambil kebijakan.
Timing-nya, menurut laporan itu, adalah sebuah akibat dari meningkatnya pengaruh dari MUI di bawah pemerintahan Presiden SBY – yang didominasi oleh kelompok garis keras – dan juga dari lobi yang sistimatis oleh kelompok-kelompok radikal semacam Hizb ut Tahrir.
Indonesia tidaklah akan menjadi sebuah Saudi Arabia yang baru, kata laporan itu. Tapi dengan adanya pemilu nasional yang direncanakan di awal tahun depan, pengaruh yang meningkat dari kelompok-kelompok itu berarti bahwa SBY terlalu takut dengan opini public untuk berdiri menghadapi mereka. Sumber: BBC News
Inilah yang seharusnya terjadi dari dulu, yakni kebangkitan ‘ulama (pake ‘ain).
.
…bukan kebangkitan orang sakit (ulama pake alif)….