Hasil pilkada di beberapa wilayah Indonesia menunjukkan trend meningkatnya jumlah yang tidak memilih (golput). Dalam pilkada Jawa Barat di Jawa Barat hanya diikuti 65% rakyat. Ini berarti golput sebesar 35%, mengalahkan pasangan pemenang pilgub Jabar yang 26%. Menurut Lembaga Survei Indonesia, jumlah pemilih golput dalam Pilgub Sumatera Utara sekitar 41% rakyat tidak ikut memilih.Dalam pilgub DKI Jakarta, 39,2% golput. Nilai ini setara dengan 2,25 juta orang pemilih, sementara Fauzi Bowo dipilih 2 juta orang pemilih (35,1%). Untuk pilgub Jawa Tengah angka golput sangat tinggi, mendekati 50%. Sementara tempat lain juga cukup tinggi seperti Kalsel (40%), Sumbar (37 %), Jambi (34 %), Banten 40%, Kepri 46 %..
Tingginya tingkat golput ini sejalan dengan kecendrungan semakin melemahnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada partai politik berdasarkan hasil survey selama ini . Hal ini tercermin dari ketidakpercayaan masyarkat terhadap wakil-wakil partai politik di DPR. Jejak pendapat Kompas (10/3/2008) menggambarkan 68,5 % dari responden menganggap kinerja DPR buruk ; 84% mengatakan DPR tidak serius awasi kerja pemerintah, 52,5 % UU produk DPR tidak memihak kepada rakyat.
Dalam survey terbaru CSIS tentang prilaku pemilih (Juli 2008) tergambar loyalitas pemilih pemilu 2004 untuk memilih kembali partai yang sama pada pemilu 2009 memang cukup beragam. Loyalitas pemilih PKS sangat tinggi. Sebanyak 75,4 persen pemilih yang pada Pemilu 2004 lalu memilih PKS, menyatakan akan kembali memilih PKS pada Pemilu 2009, sedangkan loyalitas pemilih Partai Golkar sebesar 61 persen, diikuti PDIP sebesar 55,1 persen. Sementara loyalitas terhadap PAN, PPP, PD turun secara drastis.
Berkaitan dengan partai Islam, Lembaga Survey Indonesia (oktober 2007) menggambarkan dukungan terhadap dua partai yang dikenal sebagai partai Islam PKS dan PPP cendrung stagnan kalau bukan dikatakan menurun. LSI juga menilai PKS dan PPP justru semakin sekuler.
Namun yang menarik hasil beberapa survey menunjukkan dukungan terhadap syariah Islam meningkat. Survey Roy Morgan Research yang terbaru (Juni 2008) mengatakan : 52 persen rakyat Indonesia menuntut Penerapan Syariah Islam. Hal ini sejalan dengan hasil survey yang dilakukan oleh lembaga lainnya sebelumnya. Hasil survei PPIM UIN Syarif Hidayatullah tahun 2001 dan 2002 (Majalah Tempo, edisi 23-29 Desember 2002). Hasil survei menunjukkan: sebanyak 67% (2002) responden berpendapat bahwa pemerintahan yang berdasarkan syariat Islam adalah yang terbaik bagi Indonesia. Padahal survei sebelumnya (2001) hanya 57,8% responden yang setuju dengan pendapat demikian. Berarti peningkatannya cukup signifikan, yakni sekitar 10%.
Hal ini juga sejalan dengan dengan hasil Survei www.WorldPublicOpinion.org, yang dilaksanakan di empat negara Islam – Indonesia, Pakistan, Mesir, dan Maroko — Desember 2006 sampai Februari 2007, menunjukkan bahwa mayoritas (2/3 responden) menyetujui penyatuan semua negara Islam ke dalam sebuah pemerintahan Islam (khilafah). Hasil survei itu juga – bekerjasama dengan University of Maryland – memperlihatkan bahwa mayoritas responden (sekitar 3/4) setuju dengan upaya untuk mewajibkan syariat Islam di tengah masyarakat, sekalian mencampakkan nilai-nilai Barat dari seluruh negari Islam Khusus untuk Indonesia, survei menunjukkan mayoritas (53%) responden menyetujui pelaksanaan Syariat Islam.
Kita tentu sah-sah saja tidak setuju 100 persen terhadap hasil survey diatas. Tentu saja ada hasil survey lain yang hasilnya berbeda. Termasuk saja sah saja kita mengatakan mengatakan hasil survey belum tentu menunjukkan sepenuhnya kenyataaan yang ada. Namun yang jelas dari berbagai survey ada kecendrungan yang sulit ditolak bahwa masyarakat semakin apatis terhadap demokrasi dan sebaliknya kecendrungan terhadap untuk mendukung syariah semakin meningkat. Artinya, ini bisa menjadi indicator penting.
Kecendrungan diatas bisa jadi menunjukkan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap system demokrasi semakin menurun. Proses politik seperti pilkada bisa jadi dianggap tidak memberikan kebaikan kepada masyarakat. Disamping biaya demokrasi yang mahal , konflik horizontal akibat kisruh pilkada dianggap mengancam kestabilan di tengah masyarakat seperti yang terjadi di Maluku Utara.
Partai Politik yang menjadi aktor utama demokrasi pun semakin tidak dipercaya. Kesetiaan mereka terhadap beberapa partai juga melemah. Partai Politik juga dianggap tidak berpihak kepada rakyat. Kecendrungan parpol yang tidak serius membendung kebijakan yang tidak pro rakyat seperti kenaikan BBM, menjadi point penting. Wakil-wakil parpol pun dianggap memiliki andil besar menggolkan UU yang justru menambah derita rakyat.
Sementara kepercayaan terhadap partai politik yang disebut-sebut berasas Islam juga melemah. Hal ini bisa terjadi karena partai yang berasas Islam juga tidak mencerminkan jati dirinya sebagai benar-benar partai Islam. Kecendrungan partai Islam yang pragmatis dan beberapa anggotanya terlibat skandal juga semakin menurunkan kepercayaan terhadap partai politik Islam yang ikut pemilu. Apalagi ada kecendrungan partai –partai yang berlebel Islam justru semakin mengarah kepada sekuler (Hasil survey LSI 2007).
Namun sebaliknya, dukungan terhadap penerapan syariah Islam justru meningkat. Tentu saja ini menarik. Dukungan terhadap parpol melemah, termasuk ke parpol Islam yang selama ini ikut pemilu, disisi lain kesadaran terhadap syariah Islam meningkat. Hal ini sangat mungkin menunjukkan keberhasilan kelompok Islam yang berjuang bukan lewat pemilu tapi bergerak langsung di tengah masyarakat seperti Hizbut Tahrir yang gencar mengkampanyekan penerapan syariah Islam dan Khilafah. Peran kelompok Islam seperti yang dilaporkan ICG (2008) semakin menguat. Kecendrungan yang dianggap mengkhawatirkan oleh kelompok sekuler.
International Crisis Group (ICG) yang berpusat di Brussels dalam laporan terbarunya mengkhawatirkan meningkatnya pengaruh kelompok yang disebutnya sebagai garis keras (hardline Islamic Groups) di Indonesia. Salah satu yang disoroti ICG adalah FUI (Forum Umat Islam) dan Hizbut Tahrir Indonesia. Menurutnya ICG, Hizbut Tahrir telah memperluas koalisinya beraktifitas bersama kelompok Islam lainnya di FUI (Forum Umat Islam) yang dibentuk tahun 2005. Sejumlah demontrasi massa mendukung RUU anti pornografi, menentang aliran sesat, mendukung larangan terhadap Ahmadiyah dan menentang kenaikan harga BBM dilakukan.
Kecendrungan menguatnya syariah Islam ini semakin membuktikan upaya penyadaran terhadap umat yang dilakukan selama ini telah membuahkan hasil. Hal ini sekaligus membantah anggapan segelintir pihak yang mengatakan bahwa dakwah yang dilakukan di luar parlemen adalah sia-sia dan tidak ada artinya. Ada juga yang dengan sinis mengatakan : hanya bicara dan teriak diluar. Mereka mungkin lupa Rosulullah saw dalam dakwahnya belasan tahun di Makkah juga bermodalkan bicara untuk menyadarkan masyarakat. Rosulullah SAW istiqomah tidak mau terlibat dalam setiap system kufur yang bukan hanya bertentangan dengan perintah Allah SWT tapi juga pasti akan mendatangkan kegagalan.
Tentu saja tidak bisa dikatakan telah berhasil secara sempurna. Namun perjuangan yang terus menerus , istiqomah , dengan tetap berpegang teguh pada thoriqoh (metode) Rosulullah saw, insya Allah akan menghantarkan kepada keberhasilan dakwah yang sejati. Yakni tegaknya syariah dan Khilafah yang mensejahterakan rakyat, menjamin keamanan, baik untuk muslim maupun non muslim.
Hal ini bisa terjadi kalau masyarakat yang sadar akan kewajiban syariah Islam bergerak bersama dengan dukungan ahlul quwwah (yang memiliki kekuatan politik riil seperti militer). Seperti masyarakat madinah yang sadar dan rindu akan Islam, didukung oleh ahlul quwwah madinah dari Aus dan Khazraj, menyambut pemimpin baru, kepala negara yang baru Rosulullah dengan system yang baru yakni Daulah Islam yang menerapkan syariah Islam (Farid Wadjdi)
banyak orang yang “mencibir” gerakan perubahan (revolusi) ekstra-parlementer. padahal faktanya sejarah mengukir, sampai saat ini, tak pernah satupun perubahan terjadi lewat intra-parlementer. apakah mereka (sodara2 di parlemen) bisa membuktikan itu?
Telah nyata kerusakan di bumi ini karena ulah tangan manusia yang seenaknnya membuat hukum dan mengenyampingkan hukum Allah. Manusia tidak akan mudah percaya dengan janji-janji yang tak pernah nyata. apa mau dikata, rakyat akan semakin apatis dan pragmatis.Tidakkah kita tersadar?
rakyat golput bukan hanya karena melemah kepercayaan pak, tapi karena tidak mau ber thogut ria, hanya berhukum kepada Allah tidak menyertakan hukum manusia apa lagi hukum yg di adopsi dari sistem kafir “demokrasi” dalam hidup termasuk dalam mengatur negara
jukum islam telah mengatur segalanya termasuk pengaturan bernegara, majlis syura para sahabat setelah wafatnya rasulullah tidak model begini yg sekarang mereka galakan dengan kata demokrasi islami, syura nya para sahabat tidak mengikut sertakan para kufar duduk bersama dalam menetapkan dalam memutuskan dalam merancang sesuatu untuk kemaslahatan ummat, lihat lah mereka para generasi terbaik ummat ini
Kalau kami lihat akhir-akhir ini menjelang pemilu banyak partai2 yang telah merubah haluannya dan mencari metode alternatif kampanye yang baru dan menarik. untuk itu kami juga mengingatkan kembali khususnya kepada partai-partai islam sebaiknya pilihlah visi dan misi yang baru dan menarik saat ini, contohnya yang lagi ngetrend dikalangan umat islam adalah pembentukkan Sistem Khilafah & Syariah. untuk itu diharapkan semua partai islam dan ormas2nya bisa bersatu untuk mewujudkannya. Insya Allah kami dari Forum Islam Bersatu akan mendukung penuh visi misi yang mulia tersebut. Allahu Akbar.
Menguatnya syariah Islam ini semakin membuktikan upaya penyadaran terhadap umat yang dilakukan selama ini telah membuahkan hasil. Hal ini sekaligus membantah anggapan segelintir pihak yang mengatakan bahwa dakwah yang dilakukan di luar parlemen adalah sia-sia dan tidak ada artinya
Wahai saudara-saudaraku yang berada diparlemen… lebih tegas dan nyaring lagi dengan syariah,jangan malah terjebak dengan pragmatisme politik. buktikan jika kalian menginginkan bahwa parlemen adalah mimbar dakwah,
Subhanallah….tanda2 akan datangnya janji Allah & Rosul-Nya akan segera terwujud..
persatuan umat adlh hal yg urgen demi kemudahan akan izzulislamwalmuslimin..semoga semua elemn islam bersatu padu u, tegaknya Syariah&Khilafah…AllahuAkbar…!!!
Wuikkk!!
SEMANGAT ajah! ALLAHU AKBARR!!
Propaganda, yuuuuk….
Ada yang punya daftarnya orang-orang yang golput, dak? Sekalian dipahamkan ajah maksudnyawh…biar golputnya tidak sia-sia…heheheh
jelas aja golput tambag banyak, bayangkan untuk kampanye aja sepasang calon ada yang mengeluarkan dana 1 trilyun rupiah lebih, ya jelas kalo mereka kepilih paling tidak mereka balik modal dulu. uangnya dari mana ya mesti dari uang rakyat yang dipakai secara sah, tapi disahkan oleh mereka sendiri.ditambah lagi buat keuntungan diri sendiri.
MUI yang melarang Golput harusnya lebih berhati-hati, karena mereka mengharamkan yang harusnya tidak haram.semoga Allah SWT mengampuni mereka yang mengeluarkan fatwa tersebut dan membawa mereka kembali ke jalan yang benar, yaitu Islam Kaffah bukan islam seperti yang diinginkan oleh orang-orang yang beridiologi sekuler maupun sosial
…semoga sudah ada “Aus & Khazraj”-nya umat abad ini…
.
…segerakan istilâmu al-hukmi….
ICG pun sadar yg paling mengkhawtirkan adalah kelompok Islam yg bergerak di luar parlemen, bukan di dalam parlemen.
Gimana mereka ga khawatir buah dakwah kelompok ekstra parlemen ini nyata banget,mereka mnyaksikan langsung arus massa yg turun ke jalan menyikapi kebijakan penguasa yg menzholimi rakyat (baca:tidak sesuai syara’).
Atau saat mereka mnyaksikan seratus ribu lebih massa memenuhi stdion GBK, dan serentak menggelorakan seruan tegakkan Syari’ah dan Khilafah…
Allahuakbar..
*Saksikan Ya Allah mereka adalah hamba2-Mu yg ikhlas berjuang dgn memegang teguh sunnah Rosul-Mu demi tegaknya Kalimat-Mu di setiap jengkal permukaan Bumi-Mu yg suci ini.
Allahumma Yasir wa la tu’asir…Amin
politik adalah aktivitas mulia Rasulullah SAW. Beliau SAW mengemban tugas ini kepada manusia dengan kedalaman, kebersihan, dan kesucian pemikiran dan metode gerakan. Tidak asal populer, karena pertanggungjawabannya nanti dan pasti di hadapan Allah SWT. Jadi jangan sembarangan dong partai Islam, jangan jerumuskan umat ini dengan tingkah kalian yang mengeluarkan UU Penanaman Modal Asing, UU SDA, UU Migas.Pernyataan yg keluar dari lisan kalian yang meridoi pasar bebas dan tidak anti investasi asing itu SUDAH membunuh rakyat kalian sendiri. Eling hey…nanti di hadapan Allah SWT bagaimana lagi dalilnya, awas nanti jika ditanyakan Allah SWT, yg menjawab bukan mulut kalian yang “pintar” itu, tapi….sudah tau kan???
dakwah adalah menyeru kepada kebaikan itu bisa dilakukan dimana saja, yang penting sesuai dengan thariqoh yang pernah ditempuh Rosululloh saw. yaitu tidak bermanis muka terhadap orang orang kafir fasik dzolim dan penegak sistem kufur alias democrazy
Ya Allah jadikanlah pemilu 2009 merupakan pemilu terakhir bagi Indoensia. Jadikan Kami umat islam bersatu dalam titah Mu.
Kita membicarakan politik di indonesia yah?
Bayangkan saja, 5 tahun sudah anggaran untuk pemilu Nasional hingga tingkat RT sekitar Rp. 400 Triliun! Nilai yang sangat Fantastik untuk membentuk dan menciptakan kader-kader Korupsi(tidak semuaaaaa). Nilai sebesar itu rupanya tidak BERKAH. Al A’raaf(7):96. Sangat kasihan sekali rakyat sangat tertipu dan terlantarkan. Semua partai ikut mensukseskan program itu.
Adakah solusinya? Islam punya solusinya!
Masalahnya Mau tidak? Tidak Mau?
Tau tidak, apa Solusinya?