Ahad, 27 Juli 2008 DPD I HTI Kalsel bertempat di Graha Abdi Persada komplek perkantoran Gubernur menyelenggarakan Seminar Partai Politik sebagai bentuk edukasi politik kepada ummat dengan mengambil tema ”Partai Politik Islam, antara harapan dan fakta”. Hadir sebagai narasumber yaitu Drs. H. Muslih Amberi, M.Si (Dekan FISIP Unlam) dan Baihaki Al- Munawar (Ketua DPD I HTI Kalsel).
Pada pemaparan materi, pembicara pertama menjelaskan bahwa pada saat ini sebenarnya partai-partai yang menjadi peserta pemilu tidak ada partai politik islam tetapi yang ada partai yang berlabel islam karena partai-partai yang berlabel islam tersebut tidak ada yang murni melandaskan aktifitasnya pada al-quran dan as-sunnah. Beliau juga menegaskan perilaku sebagian aktifis partai politik yang berlabel islam bertentangan dengan islam seperti korupsi, bahkan perilaku permainan uang dikalangan anggota dewan baik dari parpol berlabel islam atau bukan menjadi suatu hal yang lumrah dan beliau menyaksikan sendiri.
Oleh karena itu kedepan harus ada parpol yang benar-benar berjuang untuk kepentingan islam bukan untuk kepentingan golongan. Ada hal Yang menarik dari pernyataan beliau bahwa mustahil untuk bisa menerapkan Syariat Islam secara sempurna tanpa melalui kekuasaan dengan mewujudkan institusi pemerintahan Islam yaitu Khilafah Islamiyah dan mendukung penuh perjuangan Hizbut Tahrir dalam memperjuangkan tegaknya khilafah.
Adapun dari Pembicara kedua menjelaskan bahwa partai politik islam saat ini telah gagal menangkap aspirasi dan harapan ummat, diamping itu juga beliau juga menyatakan perilaku parpol islam tidak jauh beda dengan parpol sekuler. Kegagalan parpol islam tersebut disebabkan karena tidak memiliki fikrah (konsep) dan Thariqoh (Metode) yang jelas serta antara konsep dengan metode tidak nyambung.
Keberadaan partai politik Islam ditengah-tengah umat untuk memperjuangkan syariat Islam adalah sebuah keniscayaan dan partai politik Islam tersebut harus punya visi & misi yang jelas serta harus tegas dalam memperjuangkan penerapan syariat Islam dan berani tampil beda tanpa kenal kompromi dalam kebenaran.
Acara tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat , para ulama dan semakin komplit karena juga dihadiri oleh aktifis beberapa parpol islam peserta pemilu.