Temu Tokoh Alim Ulama Garut Dukung Syariah

Sejak pagi menjelang tepatnya hari sabtu tanggal 26 juli 2008, di pelataran aula MUII Kabupaten Garut sudah tampak hiruk pikuk dengan kesibukan para aktivis yang memasang berbagai atribut Islam, mulai dari panji Islam hingga spanduk untuk keperluan acara yang pada hari itu digelar DPD II Hizbut Tahrir Indonesia Kabupaten Garut.

DPD II Hizbut Tahrir Indonesia Kabupaten Garut pada hari itu menggelar acara Forum Silaturahmi Alim Ulama dan Tokoh Masyarakat bersama Hizbut Tahrir Indonesia dengan mengangkat topik “ Membangun Kesatuan Umat Menuju Tegaknya Syari’ah dan Khilafah “. Acara yang diikuti tidak kurang dari seratus peserta yang didominasi alim ulama dan tokoh masyarakat se kabupaten Garut ini berlangsung khidmat dan penuh semangat ukhuwah Islamiyah yang tampak begitu kental dari para peserta yang hadir. Dalam acara ini panitia menghadirkan pembicara Ustadz Farid Wadji, S.Ip yang merupakan refresentasi dari juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia.

Dalam ceramahnya, Ustadz Farid menyampaikan bagaimana pentingnya persatuan umat dalam menyongsong tegaknya syariah Islam di muka bumi, kenapa harus dengan syari’ah Islam?, karena memang syari’ah Islam lah satu-satunya solusi bagi terbentuknya manusia yang beradab dan sekaligus akan mendapatkan ridla Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat kelak. Kaum Muslim sudah saatnya merapatkan barisan untuk menyongsong kehidupan yang gilang gemilang dengan menerapkan hukum-hukum Allah dalam seluruh aspek kehidupan, dengan diterapkannya syari’ah Islam sudah terbukti hidup dalam kesejahteraan bahkan umat non-Muslim pun merasakan keadilan dan kebaikan dengan diterapkannya hukum Allah ini. Melihat fakta sekarang umat Islam di seluruh dunia begitu dinistakan oleh kaum kuffar yang mengusung berbagai jargon, mulai dari sistem demokrasi yang membuat masyarakat harus berhadapan dengan konflik yang berkepanjangan dan fakta itu bisa kita saksikan dengan mata telanjang di negri ini. Bagaimana hajatan pilkada yang konon bisa menggelontorkan dana miliyaran rupiah bahkan hingga level triliunan rupiah di berbagai daerah di Indonesia selalu berakhir rusuh antar pendukung calon, anehnya lagi pemerintah selalu berkilah ini adalah cara yang demokratis untuk kepentingan masyarakat. Sungguh sebuah ironi di saat masyarakat luas sedang terjerat dengan berbagai kesulitan hidup, mulai dinaikannya harga BBM hingga mengakibatkan melonjaknya berbagai biaya hidup pemerintah dan pejabat negri ini malah asyik dengan berdemokrasi ria. Dengan tidak diterapkannya sistem Islam berbagai budaya rusak pun turut berperan dalam penghancuran generasi umat, kaum muda di berbagai negri kini telah menjadi korban kebobrokan budaya barat yang diusung lewat berbagai media, baik cetak maupun elektronik terus meracuni ke dalam jiwa kaum muda bahkan yang tua, mulai dari fashion, musik hingga life style yang terus mewabah hingga melenakannya, padahal masa depan umat ada di tangan mereka.

Melalui ceramahnya Ustadz Farid juga mengingatkan kepada para peserta yang hadir untuk segera menyatukan visi dan misi umat demi tegaknya syari’ah Islam ini, syari’ah Islam akan lebih efektif jika diterapkan oleh satu institusi yang akan menjembatani berbagai hukum-hukum yang telah ditetapkan Allah SWT dalam firmannya, maupun dalil-dalil syara melalui Rassulluullah SAW. Dengan adanya institusi khilafah inilah Islam sebagai Rahmatan lil’alamiin yang kita harapkan akan terwujud. Dan untuk menerapkan sistem sahih yang di harapkan tentu kita harus bercermin kepada cara-cara yang telah dicontohkan junjungan kita baginda Rasulullah SAW, Untuk menerapkan sisten Islam yang paripurna Rasulullah SAW ketika itu dalam sejarahnya telah mencontohkan dengan membentuk sebuah sistem pemerintahan yang didalamnya mengadopsi segala bentuk hukum syara’ untuk kemudian dijadikan pedoman hidup umatnya. Sistem Islam yang telah diterapkan Rasulullah ini kemudian dilanjutkan oleh para sahabat beliau hingga kemudian dilanjutkan oleh para Khalifah, dan sejarah pun menorehkan tinta emasnya, bagaimana dalam kurun waktu berabad-abad lamanya umat Islam di seantero dunia mendapati kemuliaan hidup di bawah naungan sistem Khilafah Islam. Setelah sistem kekhalifahan Islam yang terakhir luluh lantak di Turki tahun 1924 M yang di rontokan Mustafa Kemal Attaturk bersama kroninya kaum kuffar Barat dengan menebarkan sekularisasi besar besaran, dengan berbagai produk sekulernya seperti,demokrasi kapitalistik hingga berbagai macam budaya yang menghancurkan umat, dan hingga saat ini sekularisasi itu telah menjadi akut hingga umat seperti terkena virus yang tidak dapat disembuhkan. Dengan menyitir sebuah hadits populer yang diriwayatkan Imam Ahmad, Ustad Farid mengajak peserta yang hadir untuk tidak putus asa terhadap Rahmat Allah, karena dalam hadits tersebut kita dikhabarkan dengan akan datangnya kembali sebuah sistem pemerintahan yang sesuai dengan tuntutunan kenabian yang akan mensejahterakan kaum Muslimin di muka bumi, yaitu Khlilafah Islamiyah, tinggal bagaimana kita menyatukan visi dan misi umat Islam, serta mensinergiskan perjuangan hingga titik darah penghabisan untuk menegakan sebuah institusi syari’ah, karena di tangan para ulamalah Islam dan umatnya akan menjadi pionir untuk sebuah kehidupan yang bermartabat ke depanya.

Antusiasme peserta begitu terasa saat acara menginjak pada sesi interaktif, dalam acara yang di moderatori oleh Ustadz Junaidi Ath-Thayibi terasa lebih hidup, selain melontarkan berbagai pertanyaan seputar syari’ah dan Khilafah, para pesrta yang mayoriotas pimpinan pondok pesantren dan berbagai ormas Islam ini juga banyak yang menyampaikan tentang keprihatiannya tentang sistem pemerintahan sekarang yang di nilainya tidak berpihak pada kepentingan umat. Dengan ghirah Islam yang tertanam dalam diri para peserta,atmosfir acara terasa begitu bergelora, karena selain menyampaikan berbagai argumentasi tentang Islam para peserta pun meneriakan pekik takbir mmengagungkan asma Allah hingga memenuhi sudut-sudut ruangan aula MUI yang ketika itu di padati peserta yang sebagian rela berediri untuk mengikuti acara karena seluruh tempat duduk telah penuh terisi.

Menjelang akhir acara, Ustadz Junaidi At-Thayibi yang akrab di panggil Gus Juned ini, mengurai benang merah dari topik bahasan dalam acara ini, yang diantaranya untuk menerapkan sistem Islam yang utuh dalam hidup dan kehidupan, kita sebagai umat Islam yang patuh dan taat dengan sunnah Rasulullah SAW, tidak ada jalan lain selain di tegakkannya Khilafah Islamiyah yang sesuai dengan tuntunan kenabian, dan sistem Khilafah ini tidak akan terwujud jika tidak ada peran serta dari umat Islam itu sendiri, perjuangan seluruh komponen umat Islam adalah satu keniscayaan dalam mencapai cita-cita mulia ini, terlebih para ulama yang merupakan warasatul’anbiya harus menjadi pelopor soliditas perjuangan da’wah Islam, karena ulama adalah panutan bagi umatnya dalam mengemban da’wah yang telah diamanatkan Rasulullah. Hingga akhirnya limit waktu menjelang dzuhurpun tiba, pemandu acara dalam kesempatan ini yang di pegang salah seorang syabab HTI setempat, yaitu Ustadz Efendi mengakhiri forum ulama dan tokoh ini setelah selesai pembacaan do’a oleh Ustadz Ma’ad Asyikin. Sebelum membubarkan diri para peserta menyempatkan beramah tamah hingga fhoto bersama dengan panitia pelaksana dan para pembicara sebagai simbol ukhuwah Islaiyah demi tegaknya syari’ah dan Khilafah.**** ( humas HTI Garut )

3 comments

  1. semoga acara seperti ini semarak diikuti oleh kabupaten2 yang lainya, agar persatuan dan kesatuan pandangan diantara para ulama mempercepat tegaknya aturan allah di bumi ini. Allahuakbar3x

  2. Alhamdulillah, cerah masa depan umat bila ulamanya bergerak bersama untuk kemulyaan islam sebagaimana dicontohkan kanjeng nabi saw. Tegaknya Khilafah hanya oleh kaum muslimin bersama-sama. WW

  3. Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
    Untuk mendukung Syariah Islam secara kaffah/menyeluruh, harus dperhatikan dan dilakukan hal-hal sebagai berikut:
    1. Sistem Politik Islam: keterwakilan kelompok masyarakat dalam suatu Majelis/Dewan; 2. Sistem Perekonomian Islam: mengatur Bank Syariah, Perdagangan Syariah, Pertanian Syariah, Koperasi Syariah, Pasar Modal Syariah, dsb.
    3. Sistem Pendidikan Islam, 4. Sistem Pemerintahan Islam, Sistem Hukum Peradilan Islam, dsb.
    Wawasan ini harus disosialisasikan secara terus menerus, bukan sekedar wacana atau bincang-bincang belaka.
    Penyebaran Isssue ini harus mencapai semua tataran masyarakat, khususnya kaum intelektual muda (kampus) dan juga pesantren. Perlu dipikirkan juga menggaet para birokrat kita dipemerintahan yang masih jauh dari pemahaman sistem pemerintahan islam.
    Saya berharap komentar ini bukan cduma komentar, tapi bersambut juga dengan komentar. Demikian harapan saya. Jazakumullah khoirol jaza.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*