بسم الله الرحمن الرحيم
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Nomor: 137/PU/E/08/08 Jakarta, 8 Sya’ban 1429 H/9 Agustus 2008 M
SIARAN PERS
HIZBUT TAHRIR INDONESIA
TENTANG
DUKUNGAN AS TERHADAP GERAKAN SEPARATIS
Dengan dalih penghormatan pada kebebasan berpendapat, 40 anggota Kongres Amerika Serikat (AS), belum lama ini melayangkan sepucuk surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Mereka meminta agar Presiden membebaskan tanpa syarat dua tokoh gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM), Filep Karma dan Yusak Pakage dari hukuman (Republika, 8 Agustus 2008). Seperti diketahui Filep Karma dan Yusak Pakage pada Mei 2005 dijatuhi hukuman 15 dan 10 tahun penjara. Keduanya terbukti terlibat dalam kasus makar pengibaran bendera Bintang Kejora di Lapangan Trikora, Abepura, Papua pada 1 Desember 2004.
Berkenaan dengan hal itu, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:
1. Surat ke 40 orang anggota Kongres AS itu merupakan bukti yang sangat nyata bukan hanya tentang adanya campur tangan AS terhadap urusan dalam negeri Indonesia, tapi juga adanya dukungan terhadap gerakan separatis OPM. Dengan surat tekanan itu, tidak dapat diartikan lain kecuali bahwa AS memang mendukung OPM, yang itu berarti juga AS menginginkan Papua melepaskan diri dari Indonesia. Dengan demikian, tindakan ini tidak bisa dianggap remeh karena dukungan AS terhadap OPM jelas-jelas akan mengancam kesatuan wilayah Indonesia.
2. Oleh karena itu, diserukan kepada Presiden SBY dan seluruh jajaran pemerintahan untuk menolak dengan tegas tekanan itu dan tetaplah dalam pendirian untuk menghukum tokoh OPM dan menghancurkan gerakan separatis itu sampai ke akar-akarnya. Lebih jauh, diserukan kepada pemerintah untuk menghentikan segala bentuk ketergantungan apalagi komitmen kepada AS. Karena semua itu pasti hanya akan makin menguatkan cengkeraman negara imperialis AS dan makin menjerumuskan Indonesia kedalam pelukan penjajah.
3. Diserukan kepada umat Islam, khususnya di Papua, agar merapatkan barisan dengan umat Islam di seluruh Indonesia untuk menolak rancangan negara Kafir penjajah dalam rangka memisahkan diri dari wilayah Indonesia. Karena tindakan separatis ini merupakan dosa besar di hadapan Allah SWT. Dengan tindakan ini, Anda tidak akan pernah mendapatkan kebaikan sedikit pun, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan memisahkan diri, Anda akan menjadi kelompok minoritas. Setelah itu, Anda akan mengalami nasib yang sama seperti saudara-saudara sesama Muslim Anda di Timor Timur pasca kemerdekaan dari Indonesia. Mereka diusir dari rumah dan negerinya sendiri. Bahkan, sangat mungkin Anda akan mengalami inkuisisi, sebagaimana yang dialami oleh kaum Muslim di Spanyol.
4. Kepada kaum Kristen, baik di Papua maupun di seluruh Indonesia, agar tidak mau dihasut oleh kaum Kafir penjajah sehingga melakukan tindakan sparatis. Karena kaum Kafir penjajah itu tidak pernah peduli terhadap nasib Anda. Yang mereka pedulikan adalah kekayaan alam Papua yang memang melimpah. Dengan lepas dari Indonesia, Anda pun tidak akan luput dari penjajahan, sebagaimana nasib saudara-saudara Anda di Timor Timur. Bahkan, nasib mereka tidak lebih baik, dibanding ketika mereka bersama dengan Indonesia. Hingga kini, mereka pun masih belum merdeka, bahkan untuk disebut negara pun belum layak.
5. Akhirnya, kami menyerukan kepada seluruh rakyat dan para pemimpinnya untuk sungguh-sungguh berjuang bagi tegaknya syariah dan Khilafah karena syariahlah satu-satunya yang dapat menggantikan sistem sekuler yang selama ini telah menghancurkan Indonesia dan membawa negeri ini kedalam pelukan negara penjajah AS. Dan hanya Khilafah pula yang mampu menyatukan negeri-negeri Islam sehingga memiliki kekuatan untuk melindungi diri dari gerakan separatis serta manuver politik negara penjajah yang berusaha terus memecah belah negeri-negeri Islam sebagaimana ditunjukkan dengan dukungan AS terhadap gerakan separatis OPM.
Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia
Muhammad Ismail Yusanto
Hp: 0811119796 Email: ismaily@telkom.net
Gedung Anakida Lantai 7
Jl. Prof. Soepomo Nomer 27, Jakarta Selatan 12790
Telp / Fax : (62-21) 8353253 Fax. (62-21) 8353254
Email : info@al-islam.or.id Websiite : http://www.al-islam.or.id/www.hizbut-tahrir.or.id
Kita memang harus mengakui bahwa rekayasa asing khususnya AS sangat kuat tidak hanya di papua tetapi di daerah yang sedang dilanda konflik lainnya. Ketidaktegasan pemerintah dalam menolak intervensi asing dan menindak para pentolan pemicu konflik yang merupakan antek asing membuat masalah ini tidak pernah selesai malah cenderung semakin membesar. Sudah saatnya kita kembali ke sistem yang terbukti bisa mempersatukan kita seperti yang pernah dipakai oleh Nabi Muhammad SAW dan para Sahabat yaitu Daulah Khilafah. ALLAHU AKBAR!!!!
atur aja deh yang enak, kita dukung
Saatnya Indonesi menujukkan keberanian untuk berani berkata “tidak’ dalams etiap intervensiasing
apapun namanya selama bukan dari alqur’an adalah sebuah bentuk dari kemunduran evolusi manusia dalam hal ini evolusi menuju tinkah laku yang lebih rendah dari binatang sekalipun . Bravo buat hizb yang akan memperbaiki nya dan bravo untuk seluruh anggota2 nya yang konsisten dengan perjuangan mereka
Assalamu’alikum Warahmatullah…
Saya sangat sependapat dengan Bapak Ismail Yusanto, karena Kaum Kafir selalu mencari celah untuk memecah Kaum Muslim, dan sebagimana kita ketahui bahwa Indonesia merupakan tiga besar Muslim terbesar di Dunia.
Wassalam,
Fitriandi Baswedan