Kunjungan HTI ke Menko Polhukam: Disintegrasi Tak Bisa Dianggap Remeh

Disintegrasi terhadap suatu negeri tak bisa dianggap remeh. Demikian salah satu pesan yang disampaikan oleh Jubir Hizbut Tahrir Indonesia Ismail Yusanto saat berkunjung ke Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, di Jakarta, Rabu (13/08).

Lebih lanjut, Ismail Yusanto mengatakan bahwa Indonesia secara fisik sudah merdeka, tetapi secara non fisik masih terjajah. Dia juga menjelaskan bahwa kebebasan hakiki itu adalah membebaskan manusia dari penyembahan selain Allah hanya taat pada aturan Allah semata.

Dalam kesempatan itu, Ismail Yusanto menyampaikan bahwa Hizbut Tahrir Indonesia menawarkan syariat Islam sebagai solusi atas persoalan yang menimpa negeri ini. Menurutnya, hal tersebut karena sekularisme telah nyata gagal membawa kemajuan.

Di samping itu, HTI menawarkan ide Khilafah. Karena inti dari khilafah itu tiada lain ialah persatuan dan ukhuwah. Ditambah lagi, perlu adanya kekuatan global untuk menghadang berbagai macam intervensi global.

Rombongan pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia ini diterima langsung oleh Deputi VII Kemenko Polhukam Bidang Koordinasi Komunikasi dan Informasi Irjen Pol. Drs. Doddy Sumantyawan dan Deputi I Kemenko Polhukam Bidang Politik Dalam Negeri Mayjen TNI Uddy Rusdilie, S.H.

Doddy Sumantyawan menghargai kepedulian Hizbut Tahrir Indonesia terhadap persoalan bangsa. Dia pun menyatakan bahwak sikap pemerintah menolak tegas terhadap surat kongres AS, untuk membebaskan dua orang terpidana kasus pengibaran bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM). Ini didasarkan bahwa pemerntah asing tidak dapat mengintervensi hukum pemerintahan lain.

Irjen Doddy Sumantyawan yang pernah menjadi Kapolda Irian Jaya ini mengaku campur asing itu sangat terasa di Papua. Dia juga mengatakan bahwa penjajahan global harus dihadapi dengan kekuatan global.

Sementara itu Deputi I Poldagri Kemenko Polhukam, Mayjen TNI Uddy Rusdilie mengatakan bahwa peran umat Islam terhadap Papua itu amat besar. Ia menyebutkan bahwa Raja Fakfak yang beragama Islam merupakan tokoh Muslim yang mendukung Papua bergabung dengan Indonesia. (fw/nl/li)

8 comments

  1. den nangga al makassary

    Penguasa dan Rakyat harus sepakat tolak intervensi asing dan kembali ke Islam kaffah untuk Indonesia lebih baik…

  2. Alhamdulillah… Ahli Hukm mengerti urgensitas peran Islam dalam percaturan politik di Indonesia… mudah-mudahan ini pertanda Kemenangan Islam semakin dekat… Penetrasi Kekhilafahan ke Nusantara… relatif damai… mudah-mudahan tegaknya Khilafah dibelahan Dunia Islam saat ini… semoga kelak juga semudah dan sedamai… saat masuknya pengaruh Islam ke Bumi Nusantara ini… Amin.. yaa. robbal alamiin..

  3. org_papua_aseli

    Asli pace..!!kita smua harus tolak intervensi asing yang mengancam persatuan umat,dengan kembali menerapkan syariat n tegakkan khilafah biar si AS tra arogan menunjukkan keperkasaannya…
    Selamatkan Papua dengan syariah…:)

  4. syabira fiddin

    Perjuangan penegakan syariat islam takkan bias bila di letakkan oleh suatu organisasi tertentu,tapi harus atas ksadaran seluruh umat islam yang berdiri kokoh d atas landasan & mazhab yang islami..oleh sebab itu kami serukan kepada seluruh umat islam untuk bersama berjuang menegakkan syariah islam d bumi allah. Kuntum khoiru ummah, ukhrija linnas, takmuruuna bil ma’ruf watan hauna anil fahsa’i wal munkar…!!!

  5. serukan terus……..
    kumandangkan terus….
    amar ma’ruf nahi munkar

    Rudi Erawan
    ti Bandung

  6. Telah jelas Serambi yarusalem manokwari adalah rekayasa asing. setelah timor-timor merdeka, papua is the next agenda. dan bisa ganti nama menjadi SERAMBI AUSTRALIA MANOKWARI. krn gak ada keturunan nabi Ya’qub.AS pake koteka. yg ada infidel Aussy

  7. SYARIAT yes…..
    kt dukung saudara kt dipapua.
    mereka tertindas.
    kt harus bantu

  8. sepakat bapak muhammad, saudara muslim kita disana hampir separuh dari populasi masyarakat papua.mari kita tolong mereka dengan syriah dan khilafah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*