Umat Islam Khasmir Hadapi Ramadhan dengan Penuh Penderitaan

HTI-Press. Berbeda dengan umat Islam lainnya, kaum muslimin di Khasmir menghadapi Ramadhan tahun ini dengan suasana yang masih mecekam akibat terus diberlakukannya larangan keluar rumah oleh Aparat keamanan India. Mereka juga dihantui  dengan langkanya kebutuhan bahan pokok. Penderitaan itu semakin bertambah menyusul blokade ekonomi yang diterapkan oleh masyarakat Hindu menyebabkan suplai produk dan bahan pangan di kawasan ini habis.

“Kami menunggu kedatangan bulan suci Ramadhan seperti pada tahun lalu. Akan tetapi karena perkembangan situasi saat ini dan pemberlakukan larangan keluar rumah, maka Ramadhan tahun ini akan menjadi sangat sulit bagi kami,” kata Reyas Ahmad, warga muslim dari Khasmir Utara  kepada Islamonline.

Seperti diketahui, pemerintah India telah memberlakukan larangan keluar keluar rumah yang sangat ketat sejak 24 Agustus 2008, untuk memblokir demontrasi yang menuntut kemerdekaan Khasmir yang mayoritas berpenduduk umat Islam.

Aparat keamanan India pada Sabtu (30/8) hanya memberikan waktu selama 4 jam kepada penduduk Khasmir untuk membeli seluruh kebutuhan bahan pokok guna persiapan bulan Ramadhan. Setelah empat jam, larangan keluar rumah kembali diterapkan.

Pihak keamanan India juga melarang publikasi sejumlah surat kabar regional serta beberapa koran dari New Delhi dilarang beredar di Khasmir sejak seminggu yang lalu. Televisi lokal  dilarang menanyangkan acara berita dan hanya dibolehkan menanyangkan acara-acara hiburan.

Arif Hussein, dari kota Srinagar, mengeluhkan sikap aparat India yang menjadikan kaum muslimin Khasmir dipenjara dalam rumahnya sendiri. “Kami berharap bulan suci Ramadhan ini akan membawa kedamaian dan kebebasan bagi kita semua,” ujarnya.

Umat muslim Kashmir  berpuasa pada senin (1/9) setelah melihat hilal ramadhan pada Minggu sore. Muslim khasmir menghadapi problem kurangnya komoditas bahan pokok dan kebutuhan pangan akibat blokade umat Hindu terhadap wilayah lembah ini.

“Ketika seluruh umat Islam di dunia menyambut bulan ramadhan dengan kebahagiaan, kami umat muslim di Khasmir menghadapi masalah langkanya kebutuhan bahan pokok,” kata seorang Imam di sebuah masjid di Kupwara, Khasmir.

“Bahkan kami sulit untuk melaksanakan shalat tarawih selama bulan puasa karena larangan aparat keamanan India ini,” tambahnya.

Pada Jumat kemarin, umat Islam di Khasmir dilarang oleh aparat setempat melaksanakan sholat Jumat. Sebagian besar masjid di Khasmir masih disegel dan masyarakat Khasmir dipaksa untuk menutup pintu rumah masing-masing.

Banyak toko di Kota Srinagar terlihat telah kehabisan suplai komoditas perdagangan, karena blokade ekonomi masyarakat Hindu yang melarang masuknya komoditas perdagangan ke Kashmir.

Khasmir dibagi menjadi dua bagian. Sebagian dibawah kendali Pakistan dan sebagian lainnya dikuasai India. Pakistan dan PBB sebenarnya telah mengakui hak penduduk Khasmir untuk menentukan nasib dirinya sendiri, namun opsi ini ditentang oleh New Delhi.[]

Suara Islam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*