HTI-Press. Sedikitnya 20 orang tewas dan 40 lainnya luka-luka ketika bom meledak di sebuah masjid di Pakistan utara, Rabu (10/9) malam. Umat Islam sedang menunaikan ibadah puasa di bulan suci Ramadan, kelompok bersenjata itu melancarkan serangan ketika orang-orang sedang melaksanakan sholat di masjid tersebut.
Siapa sebenarnya pelaku serangan granat ke sebuah masjid di distrik Dir di dekat perbatasan Afghanistan, masih menjadi misteri. Sejauh ini, beberapa media hanya disebut pelakunya adalah “diduga” kelompok militan bersenjata.
Peristiwa itu terjadi Rabu (10/9) ketika masjid sedang penuh jamaah yang sedang salat tarwih. Menurut Bahadur Khan, walikota Distrik Dir yang terletak di North Western Frontier Province (NWFP), tiga buah granat dilemparkan ke dalam masjid dan meledak di barisan kedua dari belakang jamaah yang sedang salat. Selain melempark granat, para pelaku juga melepaskan tembakan membabi buta.
“Pertama, para penyerang melempar granat ke dalam masjid, kemudian melepaskan tembakan dengan menggunakan Kalashnikov ke arah jamaah, ” kata Khan.
Akibatnya, jumlah korban cukup banyak, 20 orang tewas dan 40 lainnya luka-luka. Di antara para korban, terdapat anak-anak. Setelah melakukan aksinya, kelompok bersenjata itu melarikan diri ke pegunungan. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas insiden ini.
Perdana Menteri Pakistan Yousuf Gilani mengutuk serangan itu. Sementara Presiden Asif Ali Zardari menegaskan akan memberangus kelompok-kelompok militan Islam yang berada di dekat perbatasan Pakistan-Aghanistan.
Aparat keamanan Pakistan meyakini serangan ini dilakukan oleh kelompok-kelompok militas Islam itu, mengingat belakangan ini Pakistan bekerjasama dengan AS melakukan operasi militer besar-besaran ke daerah pedalaman Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan, dengan target pada anggota kelompok al-Qaidah dan Taliban.
Namun pasukan AS di Afghanistan juga beberapa kali melakukan serangan sepihak ke wilayah Pakistan yang menyebabkan korban jiwa di kalangan warga sipil. Dan bukan perkara sulit bagi pasukan AS untuk menyelinap ke wilayah Pakistan dan membunuh warga sipil dengan alasan melawan para teroris.
Beberapa waktu lalu, pasukan AS membunuh sedikitnya 15 orang warga Muslim sipil termasuk perempuan dan anak-anak di kawasanWaziristan Selatan, Pakistan.
Pakistan Protes AS
Pada saat yang sama, Kepala Angkatan Bersenjata Pakistan Jenderal Ashfaq Parvez Kayani memprotes serangan udara pasukan AS di Afghanistan ke wilayah Waziristan. Hari Senin kemarin, AS menembakkan misil-misilnya ke sebuah madrasah di kawasan Waziristan Utara yang menewaskan 20 warga Pakistan, termasuk anak-anak dan kaum perempuan.
Jenderal Parvez mengingatkan, serangan AS akan memicu aksi-aksi balas dendam kelompok pejuang di wilayah itu. Ia juga menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan apapun untuk membela kedaulatan negara Pakistan.
“Tidak boleh ada pasukan asing yang melakukan operasi militer di wilayah Pakistan, ” tukasnya.
Jenderal Parvez juga mengatakan, Pakistan dan pasukan AS di Afghanistan tidak punya perjanjian kerjasama untuk melakukan operasi-operasi di perbatasan. Namun Pentagon, lewat juru bicaranya Bryan Whitman mengklaim militer AS dan Pakistan punya kepentingan yang sama dalam perang melawan teroris dan kegiatan terorisme di wilayah itu. (eramuslim/berbagai sumber)
Berita terkait:
disana perang
disini senang///