HTI-Press. Sebanyak 21 orang meninggal di Pasuruan dalam pembagian zakat Senin (15/9). Hanya untuk memperoleh uang zakat sebesar Rp30 ribu mereka rela mengorbankan dirinya. Mengapa itu bisa terjadi? Apakah begitu miskinnya rakyat kita sehingga tidak ada jalan keluar lain untuk mengatasi berbagai persoalan hidupnya. Berikut petikan wawancara dengan Jubir HTI Ismail Yusanto.
Bagaimana tanggapan Anda terhadap tragedi pembagian zakat di Pasuruan?
Ini adalah sebuah potret yang luar biasa dari kapitalisme di mana ada segelintir orang yang menikmati kekayaan luar biasa sementara lebih banyak lagi orang yang berada di lembah kemiskinan yang luar biasa. Kita lihat, hanya dengan uang Rp30 ribu mereka rela bertaruh nyawa dalam berebut dengan yang lain. Sekaligus ini juga wujud dari ketidakpekaan pemerintah termasuk yang membagikan zakat. Kalau kita baca dari media massa, sebenarnya lolongan minta tolong itu sudah terdengar, tapi mereka terus melanjutkan pembagian zakat. Baru setelah ada yang meninggal baru pembagian itu dihentikan.
Apakah ini mengindikasikan kemiskinan di Indonesia semakin parah?
Iya. Saya kira itu sangat jelas. Dan mereka tidak memiliki jalan keluar mengatasi kemiskinannya. Karena itu begitu ada pembagian Rp30 ribu saja, mereka mau berdesak-desakan, hingga ada yang tewas dan pingsan. Ketika ada yang diwawancara oleh televisi terhadap orang yang ikut dan ditanya apakah akan datang lagi tahun depan. Wanita itu bilang, “Ya.”. Ini menunjukkan seolah mereka memang tidak punya pilihan lagi yang bisa mereka tempuh dalam situasi yang sangat berat ini.
Apakah ini berarti bahwa pernyataan pemerintah telah berhasil mengentaskan kemiskinan itu bohong?
Gagal secara relatif. Dalam arti begini, katakanlah misalnya, kemiskinan turun 1-2 persen. Tapi secara relative jumlah orang miskin di Indonesia itu kan sangat besar. Enam belas persen dari jumlah penduduk Indonesia itu kan besar sekali. Ini juga menunjukkan bahwa selama ini proses pengelolaan zakat yang tidak tepat. Ketika orang yang membagikan zakat itu ditanya kenapa dibagikan secara langsung tidak melalui lembaga yang ada. Dia jawab bahwa dia tidak percaya dengan lembaga yang ada. Ini cermin dari bangsa kita bahwa lembaga apapun itu tidak bersih dari penyimpangan, maniplasi. Oleh karena itu zakat harus dikelola oleh negara dengan penuh amanah, dan tidak seperti sekarang ini dikelola oleh berbagai lembaga yang ada atau dibagikan secara langsung tanpa mengindahkan keselamatan para penerima zakat.
Faktor apa yang menyebabkan kualitas kemiskinan di Indonesia meningkat?
Intinya adalah buruknya distribusi. Kemiskinan itu kan karena ketidaksampaian uang kepada mereka. Kenapa uang tidak sampai kepada mereka, karena distribusi kekayaan yang tidak sampai kepada mereka. Kenapa bisa seperti itu, akrena kapitalisme selalu memenangkan pemilik modal atau pemilik kekuasaan untuk memiliki akses secara lebih besar kepada sumber-sumber kekayaan yang ada. Sementara masyarakat yang jumlahnya mayoritas tidak memiliki akses ke sana. Misalnya, Indonesia ini kan kaya akan sumber kekayaan alam. Tapi kekayaan itu hanya dinikmati oleh perusahaan-perusahaan besar. Rakyat tidak mendapatkan apa-apa. Ketika harga minyak naik, para pengusaha itu bergelimang uang sedangkan rakyat sengsara. Saya dengar ada pengusaha minyak melakukan ibadah umrah, kamar satu malamnya saja berharga Rp 150 juta. Dia berangkat naik pesawat jet pribadi. Ini kan ironis, sementara di tanah air orang sampai mati hanya untuk mendapatkan uang Rp30 ribu.
Bagaimana agar tragedi memilukan ini tidak terjadi lagi ke depan?
Pertama, karena ini konteksnya zakat, tidak bisa tidak zakat itu harus dikelola oleh negara. Ada revisi UU zakat. Di situ harus ada ketentuan imperatif bahwa pemerintah/negara harus mengambil zakat dan membagikannya. Bukan lagi swasta atau individu. Yang kedua, pangkal kemiskinan itu adalah buruknya distribusi. Sistemnya harus diganti dengan yang lebih baik yaitu sistem ekonomi Islam yang dengan itu distribusi kekayaan bisa dilakukan dengan baik. Kekayaan alam dikelola oleh negara dan hasilnya dibagikan kepada rakyat. Kumpulnya uang dengan uang dalam bursa dan praktek ribawi harus dihentikan. Nanti uang akan bertemudengan barang dan jasa sehingga ini bisa menggerakkan ekonomi masyarakat. Yang pada akhirnya uang akan beredar di tengah masyarakat. Yang ketiga, meningkatkan kepedulian kita kepada orang miskin dengan cara yang lebih makruf. Misalnya yang akan membagi itu mendatangi yang diberi. Yang keempat, solidaritas sosial yang ditingkatkan untuk mengatasi banyaknya orang miskin. Lebih dari itu, kita harus kembali kepada sistem yang adil yaitu sistem Islam. (mujiyanto)
astaghfirullah al’azim 3x
sungguh keterlaluan
sungguh biadab
sungguh keji
dinegeri yang kaya ini, rakyat miskin semakin menjadi-jadi
jadi pengemis di negeri sendiri
sementara penguasa yang di beri amanah untuk melayani rakyat justru dari tanggung jawabnya
ya…Allah balaslah para pemimpin kami yang tidak amanah dan abai terhadap urusan rakyatnya dengan kematian yang menyakitkan ya Allah
ya…rasulullah lihatlah umat mu kini
ya…al mu’tashim lihatlah urusan saudaramu se aqidah kini telah diabaikan
ya…abu bakar shiddiq kami rindu padamu
terakhir saya ingatkan kepada saudaraku umat muslim seluruh dunia
ini semua tidak lepas dari agenda politik amerika dengan sistem kapitalisnya
dan satu-satunya solusi hanya dengan syari’ah dan khilafah
Allahu Akbar…!!!
Innalillahi wa inna ialihi rojiun.
Mudah2an Allah menerima amal ibadah dan mengampuni segala dosa para korban meninggal.
Ya Allah… betapa kami tidak bersyukur
ternyata masih banyak saudara kami yang kekurangan
Ya Allah …berikan kami kekuatan untuk bisa berbagi
Ya Allah betapa teriris hati kami melihat saudarA2 kami meregang nyawa demi untuk pertahankan hidup…,
Sementara disisi lain kami saksikan para penguasa kami
bergelimangan kemewahan…seolah tak peduli dengan kami
YAA.. ALLAH TERASA SEMPIT HIDUP KAMI TANPA ISLAM
YAA.. ALLAH KAMI RINDU URUSAN KAMI DIATUR OLEH-MU
YAA.. ALLAH KAMI BERHARAP SYARIAH DAN KHILAFAH SEGERA TEGAK
AMIN.
Astagfirullah…!!! sudah cukup penyiksaan yg telah dilakukan oleh sistem kapitalis di negeri ini..!!! Y Allah di Bulan yang penuh dengan kemulyaan dan di ijabahnya doa…KEMBALIKANLAH NEGERI ISLAM KEMBALI SEPERTI RASUL DAN PARA SAHABAT2NYA…TUNAIKANLAH JANJIMU DAN KEKASIHMU YA RABB..YAITU DENGAN BERDIRINYA KEMBALI DAULAH KHILAFAH ISLAMIYYAH…Umat Merindukan SistemMu…!!!
innalilahiwainailahirojiun…..
Terjadinya tragedi zakat ini seakan akan umat islam sangat miskin, kere dan memprihatinkan….mosi tak percaya ama instansi emang sih benar, karena instansi tak peduli ama hukum islam. bosan juga saya ama sistim dan peraturan di Indonesia ini. mudah-mudahan dengan terjadinya ini ada hikmahnya…. yuk diganti dengan sistim yang benar dari alqur’an dan hadits. yang miskin dan yang kaya harus banyak bersyukur……..
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
Saya tidak sepenuhya sependapat dengan Sekjen HTI, kenapa? Apakah hanya dengan Rp. 30 ribu mereka mau mengorbankan nyawanya? Mustahil. Ini adalah MUSIBAH MURNI. Alasannya:
1. Si Pembayar Zakat (MUZAKI) sudah terbiasa memberi zakat (tiap tahun)2. Ada PIHAK KETIGA yang sengaja melakukan hal-hal yang tak terpuji, seperti: memprovokasi orang lain yang dari luar kampung/daerah untuk datang dan mengantre dalam penerimaan zakat, pihak keaman yang membiarkan kumpulan massa diantrean tersebut, yang seharusnya berinisiatif menjaga keamanan (dan ini sedang dilakukan olah TKP oleh TIM PROPAM Kepolisian JATIM)karena adanya penumpukkan masaa yang berpotensi rusuh, pihak “lain” yang menginginkan gambaran UMAT ISLAM INDONESIA sangat miskin dan jauh dari jangkauan kesejahteraan, sehingga dengan mudah menyudutkan niat baik MUZAKI tersebut dan juga peran ULAMA serta ORMAS ISLAM yang kurang gencar mengupayakan kebangkitan ekonomi umat.
3. Ada keuntungan yang bisa diperoleh buat Pihak Kepolisian (OKNUM) yang ingin naik pangkat dan jabatan dengan mengorbankan orang lain (saya pernah diminta teman untuk membantu dirinya/oknum polisi yang teman kampus, untuk memberi data kasus di PEMDA agar dirinya dapat dipromosikan ke jenjang yang lebih tinggi). Secara Politis, Pemerintah (GOLKAR/DEMOKRAT, menggunakan cara-cara klasik/kuno) mengalihkan satu kasus ke kasus yang lain.
selanjutnya bersambung……..
Ini adalah hal biasa terjadi di kota kami, ya mungkin karena jumlah korbannya banyak maka baru terekspos sekarang. Begini ini kalau sistem yang digunakan salah. Bahkan salah satu korbannya kan tetangga saya, itu ketika melihat jenasahnya saya sampai menangis, bagaima tidak wajahnya udah “penceng” (kalau bahasa di kota saya) dan sulit lagi dikenali bahkan ada yang terjepit di antara besi pagar sehingga tidak bisa bernafas dan akhirnya meninggal. Ya semoga sistem yang salah ini segera diganti dengan sistem Islam. Ayo HTI terus berjuang menegakkan Syariah Islam. Allahu Akbar
HANCURKAN KAPITALISME!!! ALLAHU AKBAR!!!
Hancurkan saja kapitalisme…
ganti dengan solusi Islam…
Allahu Akbar…
Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh…
Mas-mas, mbak-mbak… yang tergambar di stasiun-stasiun televisi itu maksimal hanya 30 menit. Sementara kenyataannya jauh lebih menyedihkan. Saya lihat semua gambar kiriman teman-teman kontributor Pasuruan, Surabaya dan Malang, banyak gambar yang terpaksa tidak kita tayangkan karena sangat mengenaskan. Benar kata teman Surya, bahwa banyak wartawan yang akhirnya mematikan camera dan menghentikan liputan untuk turut menolong para korban. Wong melihat gambar-gambar itu saja saya sampai nangis apalagi yang menyaksikan langsung.
Namun, saya rasa kita perlu menurunkan tensi dan membumi, serta ada yang perlu kita luruskan di sini…
1. Saya rasa urusan niat, apakah riya atau tidak itu bukan urusan kita. Itu urusan Gusti Allah. Rasanya tidak layak kita membicarakan hal itu, dan mempertanyakan niat seseorang. Saya juga marah ketika teman2 saya di ANTV menyepelekan angka 30.000 itu. Mereka bilang, “ngapain ngasih 30.000 jadinya kayak gini.” Ehhh… Pak Haji Syaikhon itu ngeluarin 150 juta loh untuk zakat malnya, sementara kita ngeluarin seratus dua ratus ribu aja susahnya bukan main. Jangan salah… Haji Syaikhon ini orang yang mau melaksanakan perintah Allah…
2. Mengapa keluarga Pak Haji Syaikhon bela-belain memberikan langsung zakat itu? Lah kan di mazhab Syafi’i, kalau ngasih zakat kan juga harus ada ijab qabulnya, dan ada syarat jabat tangan — ingat kan, kalau kita beli kitab di Empang atau di Merdeka, penjualnya ngajak kita salaman — Nah, untuk urusan zakat lebih strick lagi, wong ini urusannya sama fakir miskin dan Allah. Perlu diingat pula, Pasuruan adalah basis NU, Sunni, Syafii. Kalau temen-teman lihat di tayangan televisi yang agak lengkap, saat memberikan uang itu, anaknya haji Syaikhoni selalu bersalaman dengan penerima zakatnya. Saya yakin, kisah tentang Tabiin yang punya kapalan di bahunya karena membagikan harta/bahan makanan sendiri itu juga karena pemahaman ini. Tapi apakah kita bisa menghakimi bahwa Haji Syaikhon riya karena tidak memakai cara sang ulama Tabi’in tadi dengan memberikan langsung sembunyi-sembunyi…? Nei…! Wallahu a’lam bi niyati abdihi…
3. Keluarga Haji Syaikhoni sudah belasan tahun (sejak tahun 1994) memberikan zakat seperti ini. Belasan tahun orang datang ribuan tapi tak ada yang celaka, kecuali tahun lalu ada dua orang yang meninggal karena tergencet juga. Lalu ada apa di balik semua ini? Bukankah musibah itu bisa datang kapan pun juga. Bahwa ini hal yang menyedihkan, saya setuju, bahwa pengamanan kurang, saya juga sepakat, bahwa persiapan panitia kurang, saya juga setuju. Tapi apakah Haji Syaikhon lalu bisa kita hakimi bahwa dia bermaksud beribadah tapi malah berbuat dosa, seperti yang juga ditayangkan oleh media massa? Saya tidak berani mengambil kesimpulan gegabah ini. Apakah Haji Syaikhon sengaja akan membuat 21 orang ini celaka? Apakah ia merencanakan pembantaian ini? Naudzubillahi min dzalik. Bukankah rezeki, jodoh dan ajal itu urusan Allah?
4. Di samping soal ajal dan musibah, memang ada pula faktor manusianya. Rencana pemberian zakat ini memang diumumkan, dan bahkan lewat radio. Banyak yang datang dari luar desa, bahkan mungkin dari luar kecamatan dan kabupaten Pasuruan. Mereka mungkin belum pernah datang sehingga belum berpengalaman dan takut kehabisan jatah zakat. Nah, saya rasa ada faktor ketamakan manusia yang dipicu oleh faktor kemiskinan dan mental. Bukankah Allah mencela orang yang datang untuk meminta-minta? Belum lagi kalau kita membahas kezaliman penguasa yang menaikkan harga BBM, yang membuat mereka semakin miskin dll…
5. Soal mengapa tidak ada polisi saat pembagian zakat itu, Haji Syaikhon cerita ke kami, bahwa dia sebenarnya mau juga minta bantuan polisi, tapi biasanya polisi selalu datang dalam jumlah banyak, bawa banyak orang, plus minta imbalan jasa pengamanan, yang lebih besar dari jumlah anggota yang datang, alias dimark up. Ini penyakit polisi kita dan ini masalah akut. Setiap kali ada pemberitahuan dan minta pengamanan, mereka minta imbalan. Kalau wajar untuk uang rokok ya gak papa lah. Tapi kalau jumlah petugasnya dimarkup dan minta puluhan juta? Ya mending dikasih fakir miskin langsung, kan?
6. Ada juga masalah yang lain, kalau dana zakat itu diberikan ke bazis di tingkat kelurahan, atau kabupaten. Bukankah kita sangat faham, bahwa banyak petugas zakat yang tidak amanah. Saya banyak menulis soal dana zakat mal maupun zakat fitrah dipakai untuk bancakan para pejabat kelurahan, kecamatan, kabupaten, dprd hingga tingkat provinsi, — kalau Baznas saya belum tahu ceritanya –. Waktu saya masih jadi wartawan dulu, setiap tahun saya menulis masalah dana zakat yang dialokasikan untuk THR anggota DPR, ada yang untuk pejabat Departemen Agama, ada yang tidak jelas peruntukannya tahu2 habis… Orang2 di daerah faham juga hal ini, maka banyak di antara mereka yang akhirnya memberikan secara langsung atau membentuk lembaga professional yang layak dipercaya, walaupun kalau meminjam pendapat Syekh Taqiyyuddin An Nabhani, urusan zakat adalah urusan Negara. Tapi bukankah amil yang sekarang ini tidak layak… Nah, salah satu cara yang dilakukan ya langsung beri ke fakir miskin… Repotnya, kalau yang memberikan zakat seperti kita yang hanya wajib mengeluarkan zakat seratus – dua ratus ribu, ya itu persoalan kecil. Tapi kalau orang yang mengeluarkan zakat sampai ratusan juta, terus piye cara yang paling tepat?
7. Terakhir, anak Haji Syaikhon dijadikan tersangka kasus kelalaian yang mengakibatkan kematian orang dan diancam hukuman 5 tahun penjara menurut KUHP. Ini kita juga harus prihatin. Bukankah urusan seperti ini tidak bisa kita hukumi ta’zir apalagi hadd? Saya yakin tak ada unsur kesengajaan di sini, sementara bukankah ketidaksengajaan tidak bisa dihukumi sengaja? Dan yang paling penting lagi, jangan sampai gara-gara kasus musibah zakat Pasuruan ini niat baik para hartawan jadi terhambat, jadi tak mau beramal, jadi tidak membayar kewajiban zakat dan sebagainya karena takut ditangkap dan dihukum polisi….
Wallahu A’lam bish-shawab
Wassalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Al Faqir
sungguh ini adalah bukti kekejaman kapitalisme,kembali, kepada aturan allah dengan menerapkan syariat islam dan tegak nya khilafah adalah solusi buat semua tragedi yang melanda kaum muslim di seluruh dunia Alluhuakbar,,,
kambinghitamkan
penguasa dan sistem ///
Pemerintah kembali hanya mengucapkan prihatin atas insiden pembagian zakat di Pasuruan…sampai kapan prihatin? sementara makin banyak rakyat menderita kemiskinan,kekayaan alam di kelola oleh bangsa asing, rakyat dikorbankan, sadarlah wahai pemerintah, akan sangat berat pertanggung jwaban diakhirat nanti, bagimana anda menjawab ketika masyarakat yg anda pimpin meminta keadilan diakhirat nanti…
yang sangat disanyangkan pernyataan wapres JK, bahwa pemberian zakat ini adalah urusan pribadi sehingga pemerintah “lepas tangan” terhadapmasalah agam yang sifatnya private…..
kesengsaraan rakyat disebabkan pemimpin yang rusak dan bodoh agama
ZAkat akan Bisa ditangani secara pRofesional ketika di serahkan kepada ahlinya dan yang punya otoriter mengelola Zakat, Siapa Itu Baitul Mal Dibawah kekuasaan Amirul Mukminin Kholifah. Kalau itu belum ada,selamanya penyelesaian zakat tidak akan pernah optimal dan sempurna karena amil amil yang ada sekarang sejatinya dia bukan amil sebagaimana dipahami amil yang bertugas dan memiliki kewenangan mengelola zakat, untuk itu tugas utama adalah mewujudkan keberadaan Amirul Mukminin
Duka yang mendalam atas tragedi pasuruan…sampai kapan umat yang selalu jadi korban…di bulan ramadhan yang penuh berkah ini moga Allah menyegerakan tegaknya Daulah Khilafah Rosyidah amin…..
Astagfirullah al’azim
Masa Allah
Sudah saatnya rezim kufur yang menyebabkan sistem sekuler ini semakin subur ini dikubur dan diganti dengan sistem Islam.
kemiskinan ini tidak lain diakibatkan karena tersistem yaitu bercokolnya ideologi kapitalis bahkan dipertahankan oleh para rezim dan orang-orang kapitalis tentunya.
Sudah saatnya umat dan seluruh kaum muslimin menyadari akan hal ini, dan bersatu menegakkan kembali sistem Islam yaitu tegaknya Khilafah yang menerapkan Syariah yang kaffah.
Allahu Akbar!3x
Saya rasa seluruh manusia yang masih bernurani jelas prihatin dengan tragedi ini, Kasus ini juga menjadi pelajaran bagi individu agniya lainnya sebagaimana solusi dari JubirHTI bahwa pihak pemberi yang mendatangi,jangan lagi dikumpulkan di satu tempat. karena kalau sudah berpengalaman pernah menimbulkan korban di tahun sebelumnya, seharusnya seluruh umat Islam merubah cara pembagian yang beresiko ini.Jangan tujuan baik tetapi sembrono secara cara. cukuplah sudah kita menyaksikan peristiwa memilukan ini dan seharusnya siapapun yang punya akses opini mengarahkan masyarakat untuk berderma dengan cara yang ma’ruf (mendatangi bukan di datangi),meskipun demikian secara opini alangkah lebih bijaksana jika seperti kata saudara al faqir kita jangan menghakimi pihak yang khilaf karena niat dia beribadah bukan menambah penderitaan masyarakat, hanya teknis pembagiannya yang kedepan harus kita tolak karena terbukti mudhorat-walau ada petugas keamananpun tak menjamin bisa tertib-.
Pengelolaan zakat oleh negara itu sebagaimana solusi jubir HTI memang akan efektif dalam konteks negara yang menerapkan syariah dan justru menyisakan banyak masalah jika diterapkan sekarang, seperti yang disampaikan oleh saudara al faqir.
Problem pengumpulan dan distribusi zakat ini jadi rumit di tengah penerapan kapitalis yang mencetak budaya korup dan materialistik sehingga dalam konteks inilah justru syariah terlihat nyata ugensinya, penerapan syariah dibutuhkan untuk mengatur negeri ini. Dan marilah dalam momen ramadhan ini kita tingkatkan semangat perjuangan kita di manapun kita berada.Semoga Allah memudahkan perjuangan ini.
berebut uang,nyawa melayang!
pemerintah mandi dan asing duit,rakyat menjerit!
kapitalisme sistem katrok,bikin hidup rakyat jadi keok!
MERDEKA ???????????
MERDEKA ATAU SENGSARA
TERJAJAH DAHULU,TERJAJAH KEMUDIAN(KAPAN MERDEKA HAKIKI INDONESIA ?).THE FREEDOM OF DREAM
Terap….terap…terapkan syariah,tegakkan khilafah sekarang juga!.Takbiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiir
Asslkm..wr.wb segala puji bg allah SWT,shlwt ats bgnda rosulullah SAW. stdknya hal trsbt hrs djadikan sbg nasehat tuk smua kaum mslimin dlm membenahi proses pmbgian zakat secara mnyeluruh dr klngn ats hngga bwah.
bencana bertubi-tubi menimpa bangsa dan ummat ini disebabkan karena belum ada ketaatan komunal kepada Islam dan syariahnya.
solusi terbaik bagi bangsa Indonesia adalah berusaha meningkatkan ketaqwaan masyarakat serta berjuang bersama ummat untuk tegaknya Syariah dan Khilafah di bumi tercinta ini.
Semakin kelihatan borok-borok kapitalisme, yg kaya makin kaya yg miskin biarkan mati saja untuk mengurangi jumlah rakyat miskinkan lumayan itu cara pandang kapitalisme. Mereka adalah tumbal dari kapitalisme. tdak hanya pd saat pembagian zakat saja ka? , BLT juga banyak korban tho! Kita sengsara karena abai terhadap syariah Islam. Jangan tunggu korban yg lebih banyak lagi dan bahwa syariat Zakat tak bisa dipisahkan dg negara anjuran al quran yg memerintahkan supaya harta org kaya diambil oleh Amil zakat/pemerintahan yg menerapkan syariat Islam. OK
Selamt atas rencana pernikahan
Ukhti Yuliana Syafitri (koor Jadwa BKLDK JABAr) dengan Wisnu Sudibyo (Mantan ketua GEMA PEMBEBASAN JABAR).
Keren euy …mudah2an jadi ibadah. dan da’wahnya makin kenceng