Politisi Busuk Ada di Internal Partai

HTI Press – Analis politik dari Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens menilai, permasalahan politisi busuk sebenarnya ada di dalam internal partai, karena proses politik di Indonesia ini kotor, busuk, dan manipulatif.

“Partai kita memang tak peduli integritas, mereka cuma mencari yang mampu bayar saja,” katanya di Depok, Selasa.

Menurut dia, masalah utamanya memang ada di internal partai. Perang melawan politisi busuk tak akan sukses kalau partai sendiri tidak direformasi.

“Partai yang menjadi sumber masalah di (sistem politik) kita. Sistem nomor urut dalam caleg itu kan terkait setoran ke partai oleh setiap bakal calon,” katanya.

Staf pengajar politik di Fisisp UI tersebut lebih lanjut mengatakan, jadi kalau sistem politik saat ini busuk, disusupi politisi busuk, karena memang banyak partai yang juga busuk.

“Kalau ada anggota DPR, dan cukup banyak yang sudah disentuh KPK, yang menerima komisi dalam perumusan RUU, itu hal yang sudah biasa,” katanya.

Dikatakannya komisi itu bagian dari kerja politik. Makanya benar apa yang dikatakan oleh mantan anggota KPU Mulyana W Kusumah ketika berbicara tentang pemerasan oleh BPK, maka yang terjadi adalah “habitual bribery” atau penyuapan yang sudah menjadi kebiasaan.

“Suap sudah jadi bagian dari kerja BPK. DPR juga begitu. Tapi kembali ke partai, ya… komisi yang dicari anggota DPR ujung-ujungnya juga untuk menggemukkan partai kok. Anggota hanya sapi perahan,” katanya.

Boni Hargens lebih lanjut mengatakan, istilah politisi busuk ini tak boleh dibaca parsial, karena proses politik di Indonesia ini kotor, busuk, dan manipulatif.

“Mau orang bersih atau suci kalau sudah masuk bisa menjadi kotor. Maka boleh dibilang hampir semua politisi busuk,” katanya.

“Makanya tak mengejutkan kalau ada preman, bandit, atau koruptor masuk daftar caleg 2009,” tambahnya.*** (ant)

Artikel terkait:

3 comments

  1. aku kopi paste yg penting2

    Sistem nomor urut dalam caleg itu kan terkait setoran ke partai oleh setiap bakal calon,” katanya.

    jadi kalau sistem politik saat ini busuk, disusupi politisi busuk, karena memang banyak partai yang juga busuk

    “Kalau ada anggota DPR, dan cukup banyak yang sudah disentuh KPK, yang menerima komisi dalam perumusan RUU, itu hal yang sudah biasa,

    “Mau orang bersih atau suci kalau sudah masuk bisa menjadi kotor. Maka boleh dibilang hampir semua politisi busuk

    Alurnya=plitisi busuk menjadikan partainya busuk–partai2 busuk jadikan DPRnya busuk–DPRnya buat UU pun UU busuk–kebanyakan UU busuk, negara ini pun membusuk. Rakyat mencium bau busuk itu sangat tajam. mereka ingin ganti yang baru aja. Yang ingin ngutak-utik dalemnya biar baik aja jadi busuk. Subhanallah

  2. Kami sekeluarga dan saudara karib kerabat… telah mengharamkan ikut berpasrtisipasi dalam pemilu baik legislatif ataupun presiden… selama masih masih system demokrasi dan liberlisasi.. kami tidak akan partisipasi… karena haram hukumnya mendukung bandit,.. pelacur dan koruptor…. TUKAH ANDA BAHWA JARINAH SI RATU NRKOBA SEKARNG JADI CALEG…. Amit2 … Ya Allah segeralah datangkan khalifah yang diridfoin Mu..

  3. Kalau sudah begini mau apa lagi?
    Bau busuk sudah menyebar dimana-mana mulai dari politisinya, parpolnya sampai DPRnya.
    Input BUSUK –> Proses BUSUK –> Ouput BUSUK (SUDAH PASTI)
    Masihkah berharap perbaikan dari system yang BUSUK ini?
    Hanya orang …. yang masih berharap pada system ini
    System apa yang baik??? sudah tau dong jawabanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*