HTI-Press. WASHINGTON,SENIN-Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan di bawah 6 persen, pemerintah akan menggunakan pinjaman siaga atau standby loan yang akan diberikan Bank Dunia tahun 2009 sebesar 2 miliar dollar AS.
Bank Dunia telah mengindikasikan kesediannya untuk memberikan pinjaman siaga itu setelah sebelumnya dilobi oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta yang secara khusus mengadakan pertemuan bilateral dengan Managing Director Bank Dunia Jose Daboub, dan Wakil Presiden Bank Dunia untuk Wilayah Asia Timur dan Pasifik, James Adams, di Washington DC, Amerika Serikat, Sabtu pagi hingga sore waktu setempat atau Minggu (12/10) waktu Jakarta.
Dalam Rancangan APBN Tahun 2009, asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia ditetapkan 6,3 persen. Namun, kata Paskah, dengan adanya krisis keuangan di Amerika, asumsi pertumbuhan ekonomi ini akan direvisi dan akan dibicarakan lagi dengan Dewan Perwakilan Rakyat pada Senin (13/10). Pemerintah, lanjut Paskah, akan mengajukan usulan besarnya asumsi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 antara 6,1 persen hingga 6,2 persen. Disamping itu, pemerintah juga akan menyusun skenario terburuk angka pertumbuhan ekonomi tahun 2009 dibawah 6 persen.
Selain akan memberikan pinjaman siaga, Bank Dunia juga akan mengupayakan untuk mengkoordinasikan penggalangan dana sebesar 3 miliar dollar AS dari lembaga keuangan multilateral maupun bilateral untuk membantu Indonesia dalam menghadapi imbas dari krisis pasar keuangan global.
Bank Pembangunan Islam (IDB) juga mengindikasikan kesediannya memberikan pinjaman siaga untuk membantu pemerintah Indonesia dalam menghadapi krisis pasar uang global dan membeli Sukuk yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, tambah Paskah.
Selain akan memberikan pinjaman siaga, jelas Paskah, pada tahun 2009 Bank Dunia juga akan meningkatkan pinjaman program dan refinancing yang sedang berjalan dari semula 1,4 miliar dollar AS menjadi 1,9 miliar dollar AS. Pinjaman siaga dari Bank Dunia ini, ditujukan untuk mengantisipasi krisis, dan kemungkinan terjadinya penurunan pertumbuhan ekonomi pada tahun depan, serta untuk memperkuat pasar domestik.
Kesediaan Bank Dunia dan lembaga keuangan internasional untuk memberikan pinjaman siaga setelah adanya lobi yang dilakukan delegasi RI melalui sejumlah pertemuan bilateral di sela sidang tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia di Washington Amerika, tanggal 10-13 Oktober 2008.
Delegasi Indonesia selain dihadiri para pejabat dari Bappenas, Depkeu, dan Departemen Luar Negeri, juga dihadiri Deputi Gubernur BI Hartadi A. Sarwono. Namun, dia tidak hadir saat jumpa pers dengan wartawan Indonesia di Kedutaan Besar RI di Washington AS.
Menurut Paskah, pada sidang tahunan Dewan Gubernur IMF-Bank Dunia ini, pihaknya berperan sebagai pimpinan delegasi RI. “Pada umumnya, lembaga keuangan internasional memberikan respon positif terhadap langkah-langkah pemerintah Indonesia dalam menghadapi imbas dari krisis pasar keuangan global,” katanya. ***
Artikel terkait:
paman sam ga usah d beri pinjaman dia tdk akan mampu membayarnya nanti.
paman sam.. paman sam.. malang benar nasibmu. insaflah sebelum semuanya lebih parah lagi